PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unit Gawat Darurat (UGD) pada sebuah Puskesmas merupakan salah satu pintu
masuk utama pasien yang membutuhkan pertolongan di Puskesmas.Sebagian besar
pasien yang masuk ke UGD adalah pasien gawat darurat berdasarkan kondisi
sesungguhnya atau berdasarkan persepsi pasien dan keluarganya.UGD harus mampu
memilah dan memberikan pelayanan dengan respon yang cepat dan penanganan yang
tepat pada pasien yang benar-benar dalam kondisi gawat darurat medik.Oleh sebab
itu,UGD memerlukan sebuah pedoman pelayanan yang standar dalam penanganan
pasien gawat darurat sehingga tepat dan cepat dalam upaya penyelamatan jiwa dan
menghindarkan resiko kecacatan yang mungkin terjadi.
Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi ini
disusun berdasarkan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku untuk menjadi
acuan bagi pelayanan UGD dalam berbagai aspek.Pelayanan UGD merupakan
pelayanan yang multidisipli,multiprofesi dan terintegrasi yang bertanggung jawab
dalam pelayanan pasien gawat darurat di UGD,sehingga mutlak diperlukan sebuah
pedoman untuk
un tuk memberikan pelayanan yang standar dan seragam untuk semua pasien
yang atang ke UGD.
Setiap UGD wajib memiliki kemampuan penanganan live saving pada anak dan
dewasa,membuka pelayanan selama 24 jam,mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM)
yang terlatih dan terampil yang dibuktikan dengan sertifikat yang masih
berlaku,mempunyai tim penanggulangan bencana,memiliki waktu tanggap pelayanan
dokter di gawat darurat kurang dari 5 menit setelah pasien datang,mampu mencapai
tingkat kepuasan pelanggan di atas 70% dan tidak menerapkan uang muka pada pasien
yang membutuhkan pelayanan gawat darurat di UGD.
Berbagai perencanaan dan pemenuhan menuju tercapainya standar yang
ditetapkan melalui program kerja UGD Puskesmas Rawat Inap Suakbumi setiap
tahunnnya.Pemenuhan standar dari segi SDM, fasilitas dan mutu pelayanan selalu
merupakan tujuan utama untuk dicapai dalam pelaksanaan pelayanan UGD Puskemas
Rawat Inap Sukabumi.
Pedoman UGD Puskesmas Rawat Inap Sukabumi bertujuan untuk
menyetandarkan pelayanan UGD agar dapat memberikan pelayanan dengan respon
cepat dan penanganan yang tepat.Pedoman ini mengatur jenis pelayanan yang
diselenggarakan UGD,SDM untuk pelayanan dan keterediaan sarana baik fisik,medis
maupun nonmedis, sesuai dengan persyaratan dari Kepmenkes RI
no.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sak it.
2.Tujuan khusus
Menjadi acuan pelayanan triase,skrining,asesmen dan pelayanan,stabilisasi dan
rujukan,pelayanan ambulans,administrasi pelayanan,pendidikan dan pelatihan bagi
pasien dan keluarga,penanganan bencana,discharge planning bagi pasien gawat
darurat baik pasien trauma maupun non trauma.
C.RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Skrining pasien.
2. Asesmen dan pelayanan pasien,meliputi kemampuan bantuan hidup dasar dan
bantuan hidup lanjut untuk life saving,kemampuan stabilisasi pasien dan
kemampuan melakukan rujukan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang sesuai.
3. Pelayanan ambulans
4. Blue code
5. Administrasi pelayanan
6. Pendidikan dan pelatihan bagi staf
D.BATASAN OPERASIONAL
1. Skrining pasien adalah prose menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan
sumber daya puskesmas sejak kontak pertama,baik secara langsung maupun melalui
media komunikasi.
2. Asesmen pasien gawat darurat adalah proses survei sekunder setelah pasien
ditentukan tingkat kegawatdaruratannya melalui proses triase.
3. Pelayanan pasien gawat darurat adalah penatalaksanaan kegawatdaruratan
pasien,meliputi kemampuan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut untuk
life saving,kemampuan stabilisasi pasien dan kemapuan melakukan rujukan dan
/transfer pasien ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang sesuai,serta pelayanan
pasien sesuai dengan kasus/penyakitnya.
4. Pelayanan ambulan adalah pelayanan transportasi pasien dari/ke rumah sakit sesuai
dengan kebutuhan pasien yang ditransportasi dengan menggunakan ambulan
E.LANDASAN HUKUM
Distribusi Ketenagaan
Dokter jaga ditambah 1 orang,dengan cara memanggil dokter umum yang menjabat
struktural bila dalam jam kerja,dan memanggil dokter umum yang sedang tidak
berdinas bila diluar jam kerja.
Perawat jaga ditambah 1 orang bila wabah terjadi pada shift dinas malam.Kepala
jaga memanggil perawat UGD yang sedang tidak berdinas
2. Bila korban jatuh berjumlah 30-50 orang bersamaan
Dokter jaga ditambah 2 orang,dengan cara memanggil dokter umum yang menjabat
structural bila dalam jam kerja,dan memanggil dokter umum yang sedang tidak
berdinas bila diluar jam kerja.
Perawat jaga ditambah 2 orang dengan cara memanggil perawat UGD yang sedang
tidak berdinas.Bila wabah terjadi pada shift dinas malam,perawat jaga ditambah 3
orang.
3. Bila korban jatuh berjumlah lebih dari 50 orang bersamaan
Dokter jaga ditambah 3 orang,dengan cara memanggil dokter umum yang menjabat
structural bila dalam jam kerja,dan memanggil dokter umum yang sedang tidak
berdinas bila diluar jam kerja.Jumlah tenaga tambahan disesuaikan dengan jumlah
korban.
Perawat jaga ditambah 3 orang dengan cara memanggil perawat UGD yang sedang
tidak berdinas.Bila wabah terjadi pada shift dinas malam,perawat jaga ditambah 4
orang,bila diperlukan dapat memanggil perawat diluar perawat UGD.
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
Ambulan atau kendaraan pengantar pasien dapat mencapai depan pintu masuk UGD
dan terlindung dari panas dan hujan,serta memiliki area khusus ambulans yang dapat
menampung lebih dari 2 ambulans.
Semua pintu UGD dapat dilewati brankar pasien dengan susunan ruang telah diatur
sedemikian rupa untuk kelancaran arus pasien dn mencegah terjadinya cross
infection.Area dekontaminasi memiliki alur khusus untuk mencapainya tanpa masuk ke
ruangan UGD,meskipun tidak berada di depan UGD.Ruang Triase yang ada memuat
lebih dari 2 brankar.Penunjang pelayanan UGD seperti pendaftaran UGD,pendaftaran
rawat inap,ruang tunggu,depo obat dan kasir berada dekat dengan UGD.
2.Persyaratan sarana
a.Ruang penerimaan
1) Ruang triase
2) Ruang penyimpanan brankar
3) Ruang tunggu
4) Tempat pendaftaran UGD
5) Tempat pendaftaran rawat inap
6) Ruang penerimaan pasien
7) Apotik dan kasir rawat jalan
b.Ruang tindakan
1) Ruang tindakan
c.Ruang khusus
1) Laboratorium
3.Fasilitas medis
a.Ruang triase
1) Brankar pasien
2) Label pasien untuk kondisi bencana
b.Ruang tindakan
a) Peralatan medis
a) Peralatan medik
a) Peralatan medik
Sebagai sebuah unit yang mandiri dalam pelayanan pasien gawat darurat,secara
umum,UGD Puskesmas Rawat Inap Sukabumi tetap mengacu pada seluruh panduan
pelayanan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi dan berkoordinasi dengan unit/bagian lain di
dalam maupun di luar bagian pelayanan medik. Pelayanan pasien harus dilakukan sesuai
panduan Puskesmas untuk kondisi umum pasien,agar pelayanan dapat seragam bagi semua
pasien yang ada dan terstandar.
Tatalaksana pelayanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi,antara lain :
Setiap pasien UGD diwajibkan mendaftar dan mendapatkan nomor rekam medik.
Pasien atau keluarga diwajibkan melakukan pendaftaran pasien ke Tempat Pendaftaran
Pasien UGD (TPP UGD).
Bagi pasien UGD yang ditetapkan menjalani rawat inap,dokter/perawat UGD akan
mempersilahkan pasien/keluarga pasien ke Tempat Pendaftaran Pasien R awat Inap
(TPPRI) untuk mendaftar atau memanggil petugas TPPRI untuk melaku kan
pendaftaran rawat inap bagi pasien.
3. Pelayanan pasien
a.Anamnesa
c. Pemeriksaan penunjang
Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat jalan,maka dokter jaga akan melakukan
tindakan sesuai kebutuhan pasien,dan memberikan resep.
Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap dan dapat dilakukan rawat inap di
Puskesmas Rawat Inap Sukabumi,maka dokter jaga akan melakukan tindakan sesuai
kegawatannya dan selanjutnya pasien akan dialih rawat kepada DPJP.
6.Observasi Pasien
7.Penanganan resusitasi
a. Resusitasi dilakukan pada pasien dengan henti jantung dan atau henti nafas
b. Resusitassi dilakukan mengacu pada rekomendasi yang dik eluarkan American health
Association tahun 2010.
c. Resusitasi dilakukan dengan cara :
Menilai CAB (circulation,airway,breathing) pada pasien non trauma dan menilai ABC
(airway,breathing,circulation) pada pasien trauma
Circulation : cek nadi karotis dalam waktu kurang dari 10 detik,bila tidak ada segera
dilakukan kompresi dada dan ventilasi (RJP)
Airway : membuka dan membersihkan jalan nafas dengan tanpa alat yaitu headtilt (bila
tidak ada kecurigaaan trauma cervical),chin lift,jaw thrust,atau dengan alat yaitu
oropharingeal tube atau dilakukan intubasi bila diperlukan
Breathing : menilai jalan nafas. Bila tidak bernafas,atau nafas tidak adeku at,diberikan
bantuan nafas tiap 6 detik sekali (pasien dewasa),dan tiap 4 detik sekali (pasien anak)
Cara RJP :
Dewasa Neonatus Infant (1 Anak (1-8
(kurang dari 1 bulan -1 tahun) tahun)
bulan)
Perbandingan 30 : 2 30:2 30:2 30:2
kompresi dada (1 penolong) (1 penolong) (1 penolong)
dan bantuan 15:2 15:2 15:2
nafas (2 penolong) (2 penolong) (2 penolong)
A. Perencanaan
Perencanaan logistik UGD Puskesas Rawat inap Sukabumi dibuat oleh Kepala
UGD dan Kepala Perawat UGD sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang
dilaksanakan di UGD. Perencanaan logistik rutin dibuat harian dan bulanan,sedangkan
perencanaan logistik tidak rutin seperti pengadaan alat baru dibuat tahunan.
B. Pemintaan dan pengadaan
1. Medik
a. Obat-obatan dan alat habis pakai
Pemenuhan obat-obatan dn alat habis pakai stok unit UGD di luar OUDD (one
unit dispensing dose)dengan mengajukan ke Apotik dengan formulir
permintaan.
b. Peralatan medik
Pemenuhan alat medik inventaris dengan mengajukan ke bagian pengadaan
barang dengan formulir permintaan.
c. Laboratorium
Pemenuhan/penggantian alat periksa gula darah,stik periksa dan lancet
periksa,tabung sampel darah dan urine dengan mengajukan permintaan ke
farmasi dengan formulir permintaan.
2. Non medik
a. Formulir rekam medik
Permintaan formulir rekam medik pasien ke unit rekam med ik dan informasi
kesehatan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi dengan formulir permintaan.
b. Logistik non medik
Permintaan logistik non medik ke bagian pengadaan barang meliputi,alat tulis
kantor,bahan rumah tangga (sabun cuci tangan,silet,kantong plastik,isi
staples,baterei,dll.),formulir kebutuhan UGD (surat keterangan dokter,surat
perintah mondok ,surat kematian,formulir permintaan barang,formulir perbaikan
barang,kertas HVS,dll). Pemintaan dengan formulir permintaan.
C. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi perencanaan,permintaan,dan pengadaan logistik rutin
dilakukan harian dan bulanan,sedaangkan logistik tidak rutin dilakukan tahunan.
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) puskesmas adalah suatu sistem dimana
puskesmas membuat asuhan pasien yang lebih aman. Sistem ini meliputi asesmen
resiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya,serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera ynga disebabkan oleh kesalahan
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. Tujuan
1. Umum
Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
2. Khusus
Menjadi acuan pelayanan dengan menitikberatkan enam sasaran keselamatan
paasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi.
C. Sasaran keselamatan pasien
Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut :
Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki dan meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien.
Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan.
Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications)
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert)
Sasaran IV : kepasstian tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi,tepat
prosedur,tepat pasien operasi.
Sasaran V : pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera
karena jatuh.
Sasaran VI : pengurangan risiko pasien jatuh
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera
karena jatuh.
Puskesmas menggunakan sistem SBAR dalam melaporkan kond isi pasin untuk
meningkatkan efektifitas komuniksi antar pemberi layanan,termasuk saat
melakukan serah terima pasien antar ruangan dan antar shift jaga.
Puskesmas konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan dengan cara TULIS,BACA KEMBALI dan KONFIRMASI
ULANG terhadap perintah yang diberikan
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung jawab perawat kepala
jaga.
Setiap hasil nilai kritis harus dilaporkan kepada dokter jaga UGD. Yang
termasuk nilai kritis yang harus segera dilaporkan adalah :
hemoglobin,hematokrit,leukosit trombosit,GDS
Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications)
Yang dimaksud dengan kepastian tepat lokasi,tepat p rosedur,dan tepat pasien operasi
adalah saat akan melakukan tindakan,petugasberkewajiban untuk double check dan
crosscheck lokasi tindakan,SOP yan berlaku serta menanyakan nama serta umur
dengan pertanyaan aktif.
A. Kalibrasi Alat
Setiap alat medis yang ada di UGD harus dilakukan kalibrasi agar hasil yang
diberikan sesuai standar. Adapun jadwal kalibrasi adalah :
Nama alat Jadwal kalibrasi Pelaksanaan
Tensimeter 1 tahun sekali Bagian sarana dan prasarana
EKG 1 tahun sekali Bagian sarana dan prasarana
Timbangan 1 tahun sekali
Oksimetri 1 tahun sekali
Judul indikator Waktu tanggap pelayanan dokter pada pasien gawat darurat
Definisi operasional Waktu yang dibutuhkan sejak pasien triase merah datang ke
UGD sampai diperiksa/ dilayani oleh dokter jaga seharusn ya
< 5 menit
Bagian/unit UGD
Person in charge Kepala bagian UGD
Kebijakan mutu
Rasionalisasi Bila pasien triase merah lebih cepat mendapatkan
Demikianlah pedoman pelayanan gawat darurat ini disusun. Kami mengajak semua
pihak yang bekerja di Puskesmas Rawat Inap Sukabumi untuk dapat bersama-sama membina
dan mengembangkan sistem pelayanan di UGD. Semua pihak,baik tenaga
medis,paramedis,maupun non medis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan gawat
darurat hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah digariskan di dalam pedoman ini.