Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Unit Gawat Darurat (UGD) pada sebuah Puskesmas merupakan salah satu pintu
masuk utama pasien yang membutuhkan pertolongan di Puskesmas.Sebagian besar
 pasien yang masuk ke UGD adalah pasien gawat darurat berdasarkan kondisi
sesungguhnya atau berdasarkan persepsi pasien dan keluarganya.UGD harus mampu
memilah dan memberikan pelayanan dengan respon yang cepat dan penanganan yang
tepat pada pasien yang benar-benar dalam kondisi gawat darurat medik.Oleh sebab
itu,UGD memerlukan sebuah pedoman pelayanan yang standar dalam penanganan
 pasien gawat darurat sehingga tepat dan cepat dalam upaya penyelamatan jiwa dan
menghindarkan resiko kecacatan yang mungkin terjadi.
Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi ini
disusun berdasarkan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku untuk menjadi
acuan bagi pelayanan UGD dalam berbagai aspek.Pelayanan UGD merupakan
 pelayanan yang multidisipli,multiprofesi dan terintegrasi yang bertanggung jawab
dalam pelayanan pasien gawat darurat di UGD,sehingga mutlak diperlukan sebuah
 pedoman untuk
un tuk memberikan pelayanan yang standar dan seragam untuk semua pasien
yang atang ke UGD.
Setiap UGD wajib memiliki kemampuan penanganan live saving pada anak dan
dewasa,membuka pelayanan selama 24 jam,mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM)
yang terlatih dan terampil yang dibuktikan dengan sertifikat yang masih
 berlaku,mempunyai tim penanggulangan bencana,memiliki waktu tanggap pelayanan
dokter di gawat darurat kurang dari 5 menit setelah pasien datang,mampu mencapai
tingkat kepuasan pelanggan di atas 70% dan tidak menerapkan uang muka pada pasien
yang membutuhkan pelayanan gawat darurat di UGD.
Berbagai perencanaan dan pemenuhan menuju tercapainya standar yang
ditetapkan melalui program kerja UGD Puskesmas Rawat Inap Suakbumi setiap
tahunnnya.Pemenuhan standar dari segi SDM, fasilitas dan mutu pelayanan selalu
merupakan tujuan utama untuk dicapai dalam pelaksanaan pelayanan UGD Puskemas
Rawat Inap Sukabumi.
Pedoman UGD Puskesmas Rawat Inap Sukabumi bertujuan untuk
menyetandarkan pelayanan UGD agar dapat memberikan pelayanan dengan respon
cepat dan penanganan yang tepat.Pedoman ini mengatur jenis pelayanan yang
diselenggarakan UGD,SDM untuk pelayanan dan keterediaan sarana baik fisik,medis
maupun nonmedis, sesuai dengan persyaratan dari Kepmenkes RI
no.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sak it.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 1


Adapun petunjuk teknis untuk tiap pelayanan akan diatur khusus pada panduan
 pelayanan yang sesuai dan
d an terintegrasi secara menyeluruh dengan pelayanan unit-unit
lainnya di Puskesmas Rawat Inap Sukabumi,serta dituangkan dalam bentuk Standar
Prosedur Operasional yang sesuai untuk Puskesmas Rawat Inap Sukabumi,sehingga
 pelayanan UGD akan berfokus pada penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
lebih lanjut.
B.TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan umum
Menjadi acuan pelayanan Unit Gawat Darurat dalam fungsinya untuk usaha
 penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut ( life and limb saving)
 bagi pasien gawat darurat.

2.Tujuan khusus
Menjadi acuan pelayanan triase,skrining,asesmen dan pelayanan,stabilisasi dan
rujukan,pelayanan ambulans,administrasi pelayanan,pendidikan dan pelatihan bagi
 pasien dan keluarga,penanganan bencana,discharge planning bagi pasien gawat
darurat baik pasien trauma maupun non trauma.
C.RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Skrining pasien.
2. Asesmen dan pelayanan pasien,meliputi kemampuan bantuan hidup dasar dan
 bantuan hidup lanjut untuk life saving,kemampuan stabilisasi pasien dan
kemampuan melakukan rujukan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang sesuai.
3. Pelayanan ambulans
4. Blue code
5. Administrasi pelayanan
6. Pendidikan dan pelatihan bagi staf

D.BATASAN OPERASIONAL
1. Skrining pasien adalah prose menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan
sumber daya puskesmas sejak kontak pertama,baik secara langsung maupun melalui
media komunikasi.
2. Asesmen pasien gawat darurat adalah proses survei sekunder setelah pasien
ditentukan tingkat kegawatdaruratannya melalui proses triase.
3. Pelayanan pasien gawat darurat adalah penatalaksanaan kegawatdaruratan
 pasien,meliputi kemampuan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut untuk
life saving,kemampuan stabilisasi pasien dan kemapuan melakukan rujukan dan
/transfer pasien ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang sesuai,serta pelayanan
 pasien sesuai dengan kasus/penyakitnya.
4. Pelayanan ambulan adalah pelayanan transportasi pasien dari/ke rumah sakit sesuai
dengan kebutuhan pasien yang ditransportasi dengan menggunakan ambulan

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 2


emergensi,ambulan transport atau ambulan jemputan,serta petugas yang sesuai
untuk pendampingan.
5. Blue code adalah penanganan kegawat daruratan pada pasien atau pengunjung
 puskesmas yang mengalami henti nafas dengan/tanpa henti jantung.
6. Administrasi pelayanan adalah pelayanan administrasi pasien unit gawat
darurat,meliputi pasien admisi,pencatatan pelayanan secara kontinyu pada rekam
medik pasien dan pembebanan pelayanan pasien selama di unit gawat darurat.
7. Pendidikan dan pelatihan bagi staf adalah proses pendidikan dan pelatihan bagi staf
klinis dan non klinis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kegawatdaruratan.

E.LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik


kedokteran.
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentang Standar Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis.
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

No Jenis Tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah


Formal
1 Kepala Unit Gawat S1/Profesi ACLS/ATLS/PPGD 1
Darurat Kedokteran
Umum
2 Wakil Kepala Unit Minimal D3 BLS/PPGD/BTCLS dengan 1
Gawat Darurat Keperawatan minimal pengalaman kerja 2
tahun di UGD
3 Dokter Jaga S1/Profesi ATLS/ACLS 5
Kedokteran
Umum
4 Perawat Pelaksana Minimal D3 BLS/PPGD/BTCLS 6
Keperawatan
5 Pekarya (Pembantu Minimal SLTA Pendidikan/Pelatihan 1
 perawat) sebagai pembantu perawat di
Puskesmas Rawat Inap
Sukabumi

Distribusi Ketenagaan

1. Dokter umum dengan pelatihan kegawatdaruratan


Terdiri dari 3 orang dokter UGD penuh waktu dan 1 orang paruh waktu
Terdiri dari 4 orang dokter klinik umum.
2. Perawat dengan pelatihan kegawatdaruratan
Terdiri dari 1 orang perawat S1,6 orang perawat D3.
3.  Non Medis
Terdiri dari 1 orang tenaga sopir ambulan jemputan dan 2 orang tenaga portir
Kebersihan,keuangan,keamanan,dll,berkoordinasi dengan unit/bagian lain dalam
Puskesmas Rawat Inap Sukabumi.
B. Pengaturan Jaga

Jam jaga di Unit Gawat Darurat adalah seba gai berikut :


Dinas pagi : 07.30 –  14.00 wib
Dinas siang : 14.00  –  20.30 wib
Dinas Malam : 21.00  –  08.00 wib
Untuk dokter UGD, hari Dinas Malam, Minggu dan hari libur besar,oncall.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 4


Pengaturan jaga staf Unit Gawat Darurat on site adalah sebagai berikut:
Dinas Pagi :
Minimal 1 orang dokter di UGD , 2 orang perawat,termasuk perawat kepala,1 orang sopir
ambulan jemputan,minimal 1 orang portir.
Dinas siang /sore :
Minimal 1 orang dokter di UGD , 2 orang perawat,minimal 1 orang sopir ambulan
 jemputan,minimal 1 orang portir.
Dinas malam :
Terdiri dari 2 orang perawat,minimal 1 orang sopir ambulan jemputan,minimal 1 orang
 portir.
Pengaturan dinas pada saat wabah

1.Bila korban jatuh berjumlah 15-30 orang bersamaan

 Dokter jaga ditambah 1 orang,dengan cara memanggil dokter umum yang menjabat
struktural bila dalam jam kerja,dan memanggil dokter umum yang sedang tidak
 berdinas bila diluar jam kerja.
 Perawat jaga ditambah 1 orang bila wabah terjadi pada shift dinas malam.Kepala
 jaga memanggil perawat UGD yang sedang tidak berdinas
2. Bila korban jatuh berjumlah 30-50 orang bersamaan
 Dokter jaga ditambah 2 orang,dengan cara memanggil dokter umum yang menjabat
structural bila dalam jam kerja,dan memanggil dokter umum yang sedang tidak
 berdinas bila diluar jam kerja.
 Perawat jaga ditambah 2 orang dengan cara memanggil perawat UGD yang sedang
tidak berdinas.Bila wabah terjadi pada shift dinas malam,perawat jaga ditambah 3
orang.
3. Bila korban jatuh berjumlah lebih dari 50 orang bersamaan
 Dokter jaga ditambah 3 orang,dengan cara memanggil dokter umum yang menjabat
structural bila dalam jam kerja,dan memanggil dokter umum yang sedang tidak
 berdinas bila diluar jam kerja.Jumlah tenaga tambahan disesuaikan dengan jumlah
korban.
 Perawat jaga ditambah 3 orang dengan cara memanggil perawat UGD yang sedang
tidak berdinas.Bila wabah terjadi pada shift dinas malam,perawat jaga ditambah 4
orang,bila diperlukan dapat memanggil perawat diluar perawat UGD.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 5


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Denah ruang UGD Puskesmas Rawat Inap terlampir dibawah.

B. STANDAR FASILITAS

Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Repu blik Indonesia


 No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah
Sakit,standar fasilitas unit gawat darurat adalah sebagai berikut :

1.Persyaratan fisik bangunan.

Luas bangunan UGD disesuaikan dengan beban kerja Puskesmas dan


memperhitungkan kemungkinan penanganan korban masal. Lokasi UGD berada di
 bagian depan Puskesmas yang mudah dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda
yang jelas dari dalam dan luar Puskesmas,dimana alur masuk pasien,jenasah dan
kendaraan.

Ambulan atau kendaraan pengantar pasien dapat mencapai depan pintu masuk UGD
dan terlindung dari panas dan hujan,serta memiliki area khusus ambulans yang dapat
menampung lebih dari 2 ambulans.

Semua pintu UGD dapat dilewati brankar pasien dengan susunan ruang telah diatur
sedemikian rupa untuk kelancaran arus pasien dn mencegah terjadinya cross
infection.Area dekontaminasi memiliki alur khusus untuk mencapainya tanpa masuk ke
ruangan UGD,meskipun tidak berada di depan UGD.Ruang Triase yang ada memuat
lebih dari 2 brankar.Penunjang pelayanan UGD seperti pendaftaran UGD,pendaftaran
rawat inap,ruang tunggu,depo obat dan kasir berada dekat dengan UGD.

2.Persyaratan sarana

a.Ruang penerimaan

1) Ruang triase
2) Ruang penyimpanan brankar
3) Ruang tunggu
4) Tempat pendaftaran UGD
5) Tempat pendaftaran rawat inap
6) Ruang penerimaan pasien
7) Apotik dan kasir rawat jalan

 b.Ruang tindakan

1) Ruang tindakan

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 6


2) Ruang triase hijau (klinik umum)
3) Ruang tindakan bedah,non bedah/medical dan kebidanan

c.Ruang khusus

1) Laboratorium

d.Ruang penunjang pelayanan

2) Ruang istirahat dokter


3) Ruang istirahat petugas
4) Toilet pasien
5) Toilet petugas
6) Ruang janitor
7) Tempat linen bersih
8) Pantry petugas
9) Pantry pasien observasi

3.Fasilitas medis

a.Ruang triase

1) Brankar pasien
2) Label pasien untuk kondisi bencana

 b.Ruang tindakan

Obat-obatan dan alat habis pakai:

 Cairan infus koloid dan kristaloid di nurse station


 Cairan infus dextrose 40 %,10 % dan 5 % di nurse station
 Epinefrin ,kortkosteroid,aminofilin,ATS,TT di nurse station
 Masker di nurse station
 Sarung tangan disposible di nurse station
 Sarung tangan steril di troly tindakan dan troly infus

1.Ruang tindakan bedah

a) Peralatan medis

 Brankar tindakan mobile dapat menyesuaikan kebutuhan,dapat lebih dari 2 buah


 Set infus,tersedia lebih dari 10 set di Lemari Nurse Station
 Kauter 1 buah
 Tiang infus di tiap brankar dan mobile di ruang UGD,lebih dari 4 buah
 Lampu tindakan tersedia 2 buah
 Thermometer,stetoskop,tersedia lebih dari 1 buah di nurse station
 Bidai tersedia berbagai ukuran lebih dari 1 buah
 Suction,tersedia 2 buah

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 7


 b) Obat-obatan dan alat habis pakai

 Analgetik,ATS,vaksin anti rabies tersedia di nurse station


 Antiseptik ,cairan kristaloid,lidokain 2 %,alat-alat
antiseptik,benang,jarum,sarung tangan disposable,sarung tangan steril tersedia di
troly tindakan
 Masker dan handscoen tersedia di nurse station

2.Ruang tindakan medik

a) Peralatan medik

 Set kumbah lambung


 EKG,kursi periksa,tempat tidur,nebulizer,suction,tiang infuse di tiap brankar
 Oksigen transport di tiap ruang dan tiang infuse di tiap brankar
 Syringe pump,infusion pump,set otoskop dan lampu kepala di lemari nurse
station

 b) Obat-obatan dan alat habis pakai

 cairan infus koloid di nurse station


 cairan infus kristaloid di nurse station
 cairan infus dextrose 40%,10% dan 5% di nurse station
 Adrenalin,sulfas atrofin,lidokain 2%,norepineprin di kotak emergency
 Kortikosteroid,aminofilin,ATS,TT,anti konvulsi di nurse station
 Masker di nurse station
 Sarung tangan disposible di troly emergency dan nurse station
 Sarung tangan steril di troly tindakan dan troky infus

3.Ruang tindakan kebidanan

a) Peralatan medik

 Set partus 1 buah di lemari alat steril


 Set resusitasi,laenec dan suction bayi baru lahir di troly emergency
 Tiang infuse,tempat tidur,suction bayi tersedia di UGD

Peralatan kebidanan lainnya : meja ginekologi,meja partus,vaccum set,forcep


set,doppler bergabung dengan pelayanan ruang kebidanan Puskesmas rawat inap
Sukabumi.

 b) Obat-obatan dan bahan habis pakai

 Uterotonika tersedia di nurse station

c.Ruang penunjang medik

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 8


Ruang laboratorium dan sterilisasi bergabung pada unit masing-masing dan bisa diakses
dalam 24 jam.

d.Alat penunjang non medik

Alat penunjang non medik yang tersedia adalah sebagai berikut:

1) Handphone GSM,untuk kebutuhan menelphone dokter jaga, recheck penelepon


ambulans jemputan.
2) Alat-alat pantry,terpisah antara pantry pasien observasi dan staf UGD.
3) Alat administrasi : komputer,printer,papan tulis dan alat-alat kantor sesuai kebutuhan.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 9


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Sebagai sebuah unit yang mandiri dalam pelayanan pasien gawat darurat,secara
umum,UGD Puskesmas Rawat Inap Sukabumi tetap mengacu pada seluruh panduan
 pelayanan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi dan berkoordinasi dengan unit/bagian lain di
dalam maupun di luar bagian pelayanan medik. Pelayanan pasien harus dilakukan sesuai
 panduan Puskesmas untuk kondisi umum pasien,agar pelayanan dapat seragam bagi semua
 pasien yang ada dan terstandar.

Tatalaksana pelayanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi,antara lain :

1. Skrining kontak pertama


a. Skrining kontak pertama di UGD dilakukan oleh petugas porter sebelum memasuki
UGD dan ruang triase
 b. Skrining secara visual,yaitu dengan mengamati:
 Cara berjalan pasien,apakah cara berjalan tidak normal atau memakai alat bantu
 Keadaan umum pasien,apakah sesak nafas,pucat,kebiruan/sianosis
 Ekspresi wajah,apakah pasien kesakitan,keringat dingin
c. Skrining berikutnya dilakukan dengan sistem triase,dilakukan oleh p erawat triase UGD
1. Triase
a) Triase dilakukan berdasarkan tingkat kegawatan dengan memberi kode warna
 b) Setelah perawat menentukan triase,pasien ditransfer ke UGD sesuai dengan
triasenya
c) Triase juga dilakukan di poliklinik umum,poliklinik gigi dan kia kalau triase
level 1 dan 2 pasien ditransfer ke UGD.
2. Pendaftaran pasien UGD
a. Pendaftaran pasien UGD(registrasi)

Setiap pasien UGD diwajibkan mendaftar dan mendapatkan nomor rekam medik.
Pasien atau keluarga diwajibkan melakukan pendaftaran pasien ke Tempat Pendaftaran
Pasien UGD (TPP UGD).

 b. Pendaftaran rawat inap UGD (admisi)

Bagi pasien UGD yang ditetapkan menjalani rawat inap,dokter/perawat UGD akan
mempersilahkan pasien/keluarga pasien ke Tempat Pendaftaran Pasien R awat Inap
(TPPRI) untuk mendaftar atau memanggil petugas TPPRI untuk melaku kan
 pendaftaran rawat inap bagi pasien.

3. Pelayanan pasien

Pelayanan pasien di UGD meliputi :

a.Anamnesa

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 10


Anamnesa dilakukan oleh dokter jaga meliputi: keluhan utama,kronologis
 penyakit,gejala penyerta,faktor yang memperberat dan memperingan,dan riwayat
 penyakit sebelumnya.Anamnesa dapat dilakukan autoanamnesa dan alloanamnesa.

 b.Pemeriksaan fisik meliputi :

- Keadaan umum pasien : dokter memeriksa kondisi pasien meliputi kesadaran


menggunakan skala glasgow coma scale,apakah pasien tampak sesak,tampak
sianosis.

- Tanda vital meliputi :

 Tekanan darah : pengukuran menggunakan tensimeter/sphygmomanometer


  Nadi : meraba denyut nadi radialis,kecuali pada pasien neonatus diraba denyut
nadi brachialis.Hitung frekuensi selama 1 menit, nilai isi dan tegangan (kuat
atau lemah),irama (teratur atau tidak)
 RR/Respiratory rate :hitung frekuensi nafas selama 1 menit
 Suhu : pengukuran suhu dilakukan dengan meletakkan thermometer di aksila
selama 5 menit atau menggunakan termometer digital.
 SaO2 : saturasi oksigen perifer diukur dengan pulse oksimetri

- Pemeriksaan fisik umum meliputi :

1.Pemeriksaan kepala meliputi :

 Pemeriksaan mata dilakukan dengan inspeksi apakah ada sklera


ikterik,konjungtiva anemis,ukuran pupil,isokor atau tidak,reflek cahaya.
 Pemeriksaan THT secara sekilas :menilai tenggorok,besar tonsil,adakah secret
keluar dari telinga
 Pada bayi diraba UUB,cekung atau datar atau menonjol

2.Pemeriksaan leher meliputi :

 Meraba kelenjar leher,membesar atau tidak


 Pengukuran JVP apabila diperlukan
 Meraba tiroid,membesar atau tidak

3.Pemeriksaan dada :dilakukan dengan inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi

4.Pemeriksaan perut : dilakukan dengan inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi

5.Pemeriksaan ekstreemitas : dokter akan memeriksa kekuatan muskulus,apabila


diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis.

c. Pemeriksaan penunjang

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 11


Apabila dibutuhkan,dokter jaga dapat meminta pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di UGD adalah GDS dan
EKG.Selain itu,pemeriksaan darah,urin,specimen dilakukan di laboratorium. Setelah
itu,dokter jaga akan memutuskan apakah pasien akan dirawat inap atau bisa rawat
 jalan. Bila dirawat inap,bisa dirawat di Puskesmas Rawat Inap Sukabumi atau harus
dirujuk ke RS lain,sesuai dengan sumber daya Puskesmas. Bila pasien rawat inap,n
selanjutnya pasien akan dilakukan tindakan sesuai instruksi dokter jaga.

d. Pasien rawat jalan

Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat jalan,maka dokter jaga akan melakukan
tindakan sesuai kebutuhan pasien,dan memberikan resep.

e.Pasien rawat inap

Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap dan dapat dilakukan rawat inap di
Puskesmas Rawat Inap Sukabumi,maka dokter jaga akan melakukan tindakan sesuai
kegawatannya dan selanjutnya pasien akan dialih rawat kepada DPJP.

5.Pelayanan rujukan dan transportasi

Diatur dalam kebijakan pelayanan ambulan

6.Observasi Pasien

Pasien yang harus dilakukan observasi adalah :

a. Pasien yang mendapat terapi di UGD


Setelah pasien mendapat,pasien harus diobservasi selama 30 men it. Hal-hal yang
diobservasi adalah :tekanan darah,nadi dan skor nyeri. Observasi dilakukan tiap 15
menit. Setiap observasi didokumentasikan di lembar observasi UGD. Setelah observasi
30 menit :
 Bila pasien tidak ada perubahan skor nyeri,pasien disarankan dirawat inap dan dialih
rawat inap dan dialih rawat DPJP.
 Bila ada perubahan skor,atau nyeri hilang,passien dapat rawat jalan.
 b. Pasien yang menunggu kamar / ruangan siap
Observasi pada passien yang menunggu ruangan siap,dilakukan sampai
ruangan siap dan pasien ditransfer ke ruangan tersebut. Hal-hal yang harus diobservasi
adalah : tekanan darah,nadi dan keluhan pasien. Untuk pasien triase Merah,observasi
dilakukan tiap 10 menit dengan memasang monitor. Untuk pasien triase
kuning,observasi dilakukan tiap 1 jam sekali dan didokumentasikan di lembar
observasi UGD.
c. Pasien gawat darurat pasca resusitasi yang kondisi medisn ya belum layak ditransfer ke
ruang rawat inap.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 12


Pasien yang setelah dilakukan resusitasi tetapi kondisinya belum stabil,harus
dilakukan observasi sampai kondisi stabil dan layak transfer. Hal-hal yang harus
diobservasi adalah : tekanan darah,nadi,RR,saturasi oksigen. Observasi dilakukan tiap 5
menit dengan memasang monitor dan didokumentasikan di lembar observasi UGD.

7.Penanganan resusitasi

a. Resusitasi dilakukan pada pasien dengan henti jantung dan atau henti nafas
 b. Resusitassi dilakukan mengacu pada rekomendasi yang dik eluarkan American health
Association tahun 2010.
c. Resusitasi dilakukan dengan cara :
 Menilai CAB (circulation,airway,breathing) pada pasien non trauma dan menilai ABC
(airway,breathing,circulation) pada pasien trauma
 Circulation : cek nadi karotis dalam waktu kurang dari 10 detik,bila tidak ada segera
dilakukan kompresi dada dan ventilasi (RJP)
 Airway : membuka dan membersihkan jalan nafas dengan tanpa alat yaitu headtilt (bila
tidak ada kecurigaaan trauma cervical),chin lift,jaw thrust,atau dengan alat yaitu
oropharingeal tube atau dilakukan intubasi bila diperlukan
 Breathing : menilai jalan nafas. Bila tidak bernafas,atau nafas tidak adeku at,diberikan
 bantuan nafas tiap 6 detik sekali (pasien dewasa),dan tiap 4 detik sekali (pasien anak)
 Cara RJP :
Dewasa Neonatus Infant (1 Anak (1-8
(kurang dari 1  bulan -1 tahun) tahun)
 bulan)
Perbandingan 30 : 2 30:2 30:2 30:2
kompresi dada (1 penolong) (1 penolong) (1 penolong)
dan bantuan 15:2 15:2 15:2
nafas (2 penolong) (2 penolong) (2 penolong)

Lokasi Separuh bawah Tepat di Tepat di Separuh bawah


sternum  bawah garis  bawah garis sternum
 putting susu  putting susu
Kedalaman Minimal 5 cm 1/3 tebal dada Minimal 4 cm Minimal 5 cm
Kecepatan Minimal 100 x / Minimal 100 x Minimal 100 x Minimal 100 x
mnt / mnt / mnt / mnt
Tangan 2 tangan 2 jari 2 jari 1 atau 2 tangan
direngkuhkan

 RJP dihentikan bila :

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 13


- Teraba nadi karotis dan atau ada usaha nafas dari pasien, pasien kembali ke keadaan
 pasien usaha nafas spontan.
- RJP sudah dilakukan minimal 10 menit dan hasil rekam jantung masih asistole.

 RJP tidak perlu dilakukan bila :


- Ada permintaan dari penderita atau keluarga inti yang berhak secara sah dan
ditandatangani oleh penderita atau keluarga penderita.
- Henti jantung terjadi pada penyakit dengan stadium akhir yang telah mendapat
 pengobatan secara optimal.
- Pada neonatus atau bayi dengan kelainan yang memiliki angka mortalitas tinggi,
misalnya bayi sangat prematur, anensefali atau kelainan kromosom.
d. Setiap tindakan resusitasi didokumentasikan pada lembar resusitasi UGD.
e. Blue Code :
 Blue Code adalah suatu system yang diaktifkan bila ada kegawat henti jantung dan
atau henti nafas di ruangan di Puskesmas.
 Tim Blue Code terdiri dari 1 dokter jaga UGD, 1 perawat UGD, dan 1 perawat jaga
ruangan.
 Blue Code mengacu pada ACLS

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 14


BAB V
LOGISTIK

A. Perencanaan
Perencanaan logistik UGD Puskesas Rawat inap Sukabumi dibuat oleh Kepala
UGD dan Kepala Perawat UGD sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang
dilaksanakan di UGD. Perencanaan logistik rutin dibuat harian dan bulanan,sedangkan
 perencanaan logistik tidak rutin seperti pengadaan alat baru dibuat tahunan.
B. Pemintaan dan pengadaan
1. Medik
a. Obat-obatan dan alat habis pakai
Pemenuhan obat-obatan dn alat habis pakai stok unit UGD di luar OUDD (one
unit dispensing dose)dengan mengajukan ke Apotik dengan formulir
 permintaan.
 b. Peralatan medik
Pemenuhan alat medik inventaris dengan mengajukan ke bagian pengadaan
 barang dengan formulir permintaan.
c. Laboratorium
Pemenuhan/penggantian alat periksa gula darah,stik periksa dan lancet
 periksa,tabung sampel darah dan urine dengan mengajukan permintaan ke
farmasi dengan formulir permintaan.
2.  Non medik
a. Formulir rekam medik
Permintaan formulir rekam medik pasien ke unit rekam med ik dan informasi
kesehatan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi dengan formulir permintaan.
 b. Logistik non medik
Permintaan logistik non medik ke bagian pengadaan barang meliputi,alat tulis
kantor,bahan rumah tangga (sabun cuci tangan,silet,kantong plastik,isi
staples,baterei,dll.),formulir kebutuhan UGD (surat keterangan dokter,surat
 perintah mondok ,surat kematian,formulir permintaan barang,formulir perbaikan
 barang,kertas HVS,dll). Pemintaan dengan formulir permintaan.
C. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi perencanaan,permintaan,dan pengadaan logistik rutin
dilakukan harian dan bulanan,sedaangkan logistik tidak rutin dilakukan tahunan.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 15


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) puskesmas adalah suatu sistem dimana
 puskesmas membuat asuhan pasien yang lebih aman. Sistem ini meliputi asesmen
resiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
 pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya,serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera ynga disebabkan oleh kesalahan
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. Tujuan
1. Umum
Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
2. Khusus
Menjadi acuan pelayanan dengan menitikberatkan enam sasaran keselamatan
 paasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi.
C. Sasaran keselamatan pasien
Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut :
Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki dan meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien.
Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan.
Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications)
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert)
Sasaran IV : kepasstian tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi,tepat
 prosedur,tepat pasien operasi.
Sasaran V : pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera
karena jatuh.
Sasaran VI : pengurangan risiko pasien jatuh
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera
karena jatuh.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 16


D. Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di UGD
Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien
Identifikasi pasien di UGD dilakukan dengan :
 Setiap pasien rawat inap harus dipasang gelang identitas asien oleh perawat
UGD.
 Prosedur identifikasi pasien harus menggunakan pertanyaan aktif.
 Pertanyaan identifikasi minimal menggunakan 2 item yaitu n ama dan tanggal
lahir. Jika pasien tidak bisa menyebutkan tanggal lahirnya akan ditanyakan
alamatnya. Jika pasien tidak bisa menyebutkan nama,tanggal lahir,alamatnya
maka akan ditanyakan nama ibu dari pasien.
 Dalam keadaan pasien tidak dapat menjawab pertanyaan karena kondisinya
saat petugas identifikasi,maka sebelum melakukan tindakan petugas harus
melihat gelang identitas pasien dan dicocokkan oleh 2 orang petugas.
 Prosedur identifikasi rwat jalan dengan menggunakan nama dan alamat pasien
dicocokkan dengan rekam medis pasien / nomor rekam medis pasien.
 Passien diidentifikasi sebelum pemberian obat,sebelum pengambilan darah dan
specimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis serta sebelum dilakukan
tindakan/prosedur
 Puskesmas rawat inap Sukabumi menggunakan gelang identifikasi warna
merah muda untuk wanita,biru muda untuk pria,kuning untuk resiko
 jatuh,merah untuk pasiesn alergi,ungu untuk Do Not Resusitate (DNR).
 Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di UGD,petugas tetap harus memperhatikan data pada
gelang identifikasi pasien.

Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif

 Puskesmas menggunakan sistem SBAR dalam melaporkan kond isi pasin untuk
meningkatkan efektifitas komuniksi antar pemberi layanan,termasuk saat
melakukan serah terima pasien antar ruangan dan antar shift jaga.
 Puskesmas konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan dengan cara TULIS,BACA KEMBALI dan KONFIRMASI
ULANG terhadap perintah yang diberikan
 Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung jawab perawat kepala
 jaga.
 Setiap hasil nilai kritis harus dilaporkan kepada dokter jaga UGD. Yang
termasuk nilai kritis yang harus segera dilaporkan adalah :
hemoglobin,hematokrit,leukosit trombosit,GDS

Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications)

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 17


Obat-obatan yang perlu diwaspadai di UGD meliputi :

1. Obat golongan narkotik


Obat-oabatan golongan narkotikabdisimpan di lemari dengan pintu dan kunci
ganda di nurse statio ddengan penggunaannya atas indikasi berdasarkan instruksi
dokter UGD atau konsulen dengan sepengetahuan dokter UGD. Obat narkotik yang
tersedia di UGD : diazepam.
2. Obat LASA (look alike,sound alike)
Obat-obatan LASA disimpan dalam kotak obat di lemari nurse station secara
terpisah. Penggunaannya atas indikasi berdasarkan instruksi dokter UGD atau
konsulen dengan cara do cara double check,yaitu perawat yang mengambil obat
LASA harus membaca sekali lagi apakah nama obat yang diambil sesuai dengan
instruksi dokter,bila sudah sesuai perawat harus menunjukan obat tersebut kepada
 perawat lain untuk membaca ulang bahwa obat yang diambil sudah sesuai dengan
instruksi dokter.

Sasaran IV: kepastian tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi

Yang dimaksud dengan kepastian tepat lokasi,tepat p rosedur,dan tepat pasien operasi
adalah saat akan melakukan tindakan,petugasberkewajiban untuk double check dan
crosscheck lokasi tindakan,SOP yan berlaku serta menanyakan nama serta umur
dengan pertanyaan aktif.

Sasaran V : pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

 Kebersihan tangan / cuci tangan yang dilakukan di UGD adalahcuci tangan


sosial dan procedural.
 Kebersihan tangan dilakukan saat 5 moments yaitu sebelum kontak dengan
 pasien,setelah kontak dengan pasien,sebelum melakukan tindakan
aseptic,setelah memegang darah dan cairan tubuh pasien,setelah kontak dengan
lingkungan pasien
 Kebersihan tangan dengan air mengalir bila tangan terlihat kotor
 Kebersihan tangan dengan hand rub berbasis alkohol bila tangan terlihat bersih

Sasaran VI : pengurangan resiko pasien jatuh

Assesment resiko jatuh dilakukan di UGD secara visual,dilakukan intervensi dan


dikaji ulang di ruang perawatan. Pemasangan gelang resiko jatuh dilakukan di ruang
 perawatan.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 18


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Penanganan kecelakaan kerja


Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan berangkat
dari rumah ke tempat kerja,kejadian di tempat kerja,dan dalam perjalanan dari tempat
kerja ke rumah. Bila terjadi kecelakaan kerja,karyawan yang bersangkutan melaporkan
kepada kepala unit kerja dan kepala unit kerja melaporkan kepada bagian SDM paling
lambat dalam waktu 2 x 24 jam. Penanganan kecelakaan akibat kerja dilaksanakan di
UGD Puskemas Rawt Inap Sukabumi. Apabila kecelakaan terjadi di luar Puskesmas
Raawat Inap Sukabumi,maka penanganan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
terdekat.

B. Penggunaan alat pelindung diri (APD)


Penggunaan APD di UGD dilaksanakan sebagai berikut :
Jenis tindakan APD yang digunakan
Pasang infus/vena seksi/nfus umbilikal Sarung tangan steril
Pasang NGT/kumbah lambung Sarung tangan bersih,masker
Pasang DC Sarung tangan steril,masker
Rawat luka/hecting/hecting aff Sarung tangan steril,masker
Evakuasi benda asing THT/mata Sarung tangan bersih,masker
Suction Sarung tangan bersih,masker
Reposisi luksasi TMJ Sarung tangan bersih,masker
Tampon epistaksis Sarung tangan bersih,masker
Rectal toucher/vaginal toucher Sarung tangan,masker
Dekontaminasi pasien Sarung tangan,masker,gogle,gown boot
Rawat jenazah Srung tangan ,masker
C. Program pemeriksaan kesehatan
1. Pemeriksaan kesehatan khusus
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum karyawan bekerja di Puskesmas
Rawat Inap Sukabumi meliputi pemeriksaa fisik,laboratorium darah,urine
rutin,Hbsag,kehamilan (khusus wanita)
2. Pemeriksan kesehatan berkala
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan setelah karyawan bekerja di Puskesmas
Rawat Inap Sukabumi dan dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan derajat
kesehatan setingi-tingginya serta menilai pengaruh dari pekerjaan terhadap status
kesehatan karyawan. Pemeriksaan ini dilakukan rutin setiap tahun sekali.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 19


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Kalibrasi Alat
Setiap alat medis yang ada di UGD harus dilakukan kalibrasi agar hasil yang
diberikan sesuai standar. Adapun jadwal kalibrasi adalah :
 Nama alat Jadwal kalibrasi Pelaksanaan
Tensimeter 1 tahun sekali Bagian sarana dan prasarana
EKG 1 tahun sekali Bagian sarana dan prasarana
Timbangan 1 tahun sekali
Oksimetri 1 tahun sekali

B. Preventif pemeliharaan alat


Dalam rangka mendapatkan hasil yang akurat dalam setiap pengukuran
menggunakan alat medis, setiap alat medis harus dilakukan pengujian berkala.
Petugas UGD akan membuat permintaan pengujian berkala ke bagian sarana dan
 prasarana sesuai jadwal dan bergilir. Setiap kegiatan pemeliharaan alat harus
didokumentasikan di kartu pemeliharaan alat. Jadwal pemeliharaan alat :
Alat medis Jadwal pemeliharaan alat
Tensimeter 3 bulan
Oksimetri 3 bulan
Timbangan 1 tahun

C. Pendidikan dan pelatihan staf


Dalam memberikan pelayanan yang bermutu, seluruh petugas UGD harus
mendapatkan pendidikan dan pelatihan secara teratur dan berkelanjutan.
Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan baik pelatihan internal maupun eksternal.
Pelatihan eksternal dijadwalkan sesuai dengan jadwal pelatihan di luar Puskesmas.
Sedangkan pelatihan internal diadakan di dalam Puskesmas dan dijadwalkan
 bekerjasama dengan bagian diklat Puskemas.
Pelatihan Peserta Jadwal pelatihan
BTCLS/PPGD Perawat, bidan Setiap 3 tahun
ACLS/ATLS/PPGD Dokter jaga Setiap 3 tahun
Pelatihan/seminar Dokter jaga, perawat,bidan Menyesuaikan
kedokteran berkelanjutan
Manajemen ruangan Ka bag, Wa ka bag Setiap 3 tahun
BHD Dokter, perawat,bidan,petugas Setiap 2 tahun
non medis
Blue code Dokter,perawat Setiap 2 tahun
K3 Seluruh staf UGD Setip tahun

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 20


D. Indikator mutu pelayanan
Indikator mutu yang diukur di UGD adalah :

Judul indikator Sertifikasi kegawatdaruratan pemberi layanan di UGD


Definisi operasional Ketersediaan sertifikat pelatihan
BLS/PPGD/ATLS/ACLS/BTCLS staf klinis yang masih
 berlaku
Bagian/unit UGD
Person in charge Keoala bagian
Kebijakan mutu
Rasionalisasi Dengan adanya sertifikasi kegawatdaruratan yang masih
 berlaku maka akan meningkatkan mutu pelayanan di UGD
Formula kalkulasi Jumlah pemberi layanan yang memiliki sertifikat
Jumlah seluruh pemberi layanan X 100%
 Numerator Jumlah pemberi layanan yang memiliki sertifikat
Denomirator Jumlah seluruh pemberi layanan
Kriteria inklusi Seluruh staf klinis
Kriteria eksklusi Seluruh staf non klinis,perawat pindahan dari unit lain kurang
dari 6 bulan
Metodologi Retrospektif
 pengumpulan data
Sumber data Diklat
Waktu pelaporan
Frekuensi pelaporan 6 bulan
Target kinerja 100 %
Jumlah sample Total populasi
Area monitoring UGD
Rencana komunikasi Rapat bulanan
ke staf
Referensi

Judul indikator Waktu tanggap pelayanan dokter pada pasien gawat darurat
Definisi operasional Waktu yang dibutuhkan sejak pasien triase merah datang ke
UGD sampai diperiksa/ dilayani oleh dokter jaga seharusn ya
< 5 menit
Bagian/unit UGD
Person in charge Kepala bagian UGD
Kebijakan mutu
Rasionalisasi Bila pasien triase merah lebih cepat mendapatkan

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 21


 penanganan,maka keberhasilan penanganan akan lebih tinggi,
meningkatkan pelayanan UGD dan mengurangi complain
 pasien
Formula kalkulasi Jumlah pasien triase merah yang diperiksa < 5 menit
Jumlah pasien triase merah X 100%
 Numerator Jumlah pasien triase merah yang diperiksa < 5 menit
Denomirator Jumlah seluruh pasien triase merah
Kriteria inklusi Seluruh pasien triase merah
Kriteria eksklusi Pasien DOA
Metodologi Retrospektif
 pengumpulan data
Sumber data Lembar pemeriksaan dokter UGD
Waktu pelaporan
Frekuensi pelaporan 1 bulan
Target kinerja 100 %
Jumlah sample Sampling
Area monitoring UGD
Rencana komunikasi Rapat bulanan
ke staf
Referensi

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 22


BAB IX
PENUTUP

Demikianlah pedoman pelayanan gawat darurat ini disusun. Kami mengajak semua
 pihak yang bekerja di Puskesmas Rawat Inap Sukabumi untuk dapat bersama-sama membina
dan mengembangkan sistem pelayanan di UGD. Semua pihak,baik tenaga
medis,paramedis,maupun non medis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan gawat
darurat hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah digariskan di dalam pedoman ini.

Pedoman Unit Gawat Darurat Puskesmas Rawat Inap Sukabumi Page 23

Anda mungkin juga menyukai