Anda di halaman 1dari 31

A.

PERANCANGAN SISTEM PLUMBING


Sistem peratan plumbing adalah suatu system penyedian atau pengeluaran air ke tempat-
tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang
dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
1. Jenis Peralatan Plambing
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu
kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan
Perlatan tersebut terdiri dari
a. Peralatan untuk penyedian air bersih
b. Peralatan untuk penyedian air panas
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor
d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan.

JANGKA
Fungsi :
Sebagai alat membuat sebuah lingkaran di bidang plat dan
membantu proses pelubangan dalam plat.
Cara kerja:
Pegang alat tancapkan satu kakinya ke pusat lalu putarkan
sehingga membentuk lingkaran.

RIVET
Fungsi :
Untuk memasang paku keling pada komponen yang
hendak kita sambung dengan menggunakan kelingan.
Cara kerja :
Masukkan paku keling pada ujung rivet(tempat paku
keeling) kemudian tembakkan pada komponen yang
hendak kita sambung dengan cara menekannya.
MESIN PELINGKAR
Fungsi :
Sebagai alat untuk melungkungkan plat (benda kerja).
Cara kerja:
Masukkan plat kedalam mesin lalu putarlah alat tersebut
seperti sepeda pancal.

MESIN PEMOTONG
Fungsi:
Sebagai alat pemotong suatu plat dengan ukuran yang di
kehendaki.
Cara kerja:
Masukkan plat pada mesin lalu kencangkan sesuai
ukuran, lalu injak alat pemotong.

OBENG
Fungsi:
Sebagai alat pengecang baut –baut dan bisa sebagai alat
penekan plat.
Cara kerja:
Pegang obeng lalu putarSampai alat tersebut kencang.
ALAT PELIPAT PLAT
Fungsi:
Sebagai alat penekuk sebuah plat sesuai ukuran yang di
kehendaki.
Cara kerja:
Masukkan plat dalam mesin sesuai ukuran yang di
kehendaki, kemudian kencangkan pengencang lalu putar

PALU BESI
Fungsi:
sebagai alat pemukul benda –benda keras.
Cara kerja:
Pukulkan palu ke objek yang di tuju sesuai kemauan.

PALU KARET
Fungsi :
Untuk meratakan permukaan plat di atas landasan besi
Cara Kerja :
pukul benda kerja secara perlahan di atas landasan besi.

GUNTING BELOK KIRI


Fungsi:
sebagai alat pemotong plat (seng) dengan arah ke kiri.
Cara kerja :
Masukkan plat pada gunting lalu tekan gunting dan
potanglah seperlunya.
GUNTING BELOK KANAN
Fungsi:
Sebagai alat pemotong dengan arah ke kanan.
Cara kerja:
Masukkan plat pada gunting lalu tekan gunting dan
potanglah seperlunya.

PAKU KELING
Fungsi:
Sebagai penguat sambungan plat .
Cara kerja;
Masukkan paku keeling ke dalam lubang sambungan lalu
potong sisa patri yang lebih dengan corvet.

LANDASAN BESI
Fungsi :
Sebagai alas atau landasan suatu benda kerja (alas kerja).
Cara kerja:
Letakan benda kerja diatas dan jadikan benda tersebut
sesuai fungsinya.

LANDASAN KAYU
Fungsi: Sebagai landasan saat akan membuat lubang
paku keeling dan saat membuat lubang untuk jalan
pengguntingan plat.
LANDASAN BESI BULAT
Fungsi: Sebagai landasan saat membuat pipa bulat.

PENGGARIS SIKU
Fungsi:
Sebagai alat ukur benda yang mempunyai sudut
(menyikukan).
Cara kerja:
Ukur benda sesuai yang di kehendaki dan gunakan
memebuat sudut 90 derajat.

PENGGARIS BUSUR
Fungsi:
Sebagai alat ukur benda untuk membuat lingkaran.
Cara kerja:
Ukur benda sesuai yang di kehendaki sesuai dengan
kebutuhan.

PENGGORES
Fungsi:
Sebagai alat untuk membuat tanda pada plat.
Cara kerja:
Goresknan alat pada plat sampai kelihatan tanda
goresannya.
PLAT
Fungsi:
Sebagai benda yang dapat di pergunakan untuk membuat
sebuah bentuk yang di inginkan (sesuai kebutuhan).
Cara kerja:
Gunakan benda tersebut menjadi bentuk – bentuk yang
akan dibuat.

PENITIK
Fungsi:
Sebagai alat untuk memperkuat sambungan.
Cara kerja:
Arahkan penitik ke plat yang akan dikerjakan lalu beri
pukulan pada pnitik dangan palu.

SOLDER
Fungsi:
Sebaigai alat pemanas timah pada benda yang hendak
disambung.
Cara kerja:
Panaskan solder kemudian tekankan solder pada timah
diatas benda yang hendak kita sambung, ratakan timah
yang sudah leleh.

KASAK PEMBERSIH
Fungsi:
Sebagai pembersih karat pada plat atau besi dan yang
utama untuk membersihkan solder yang akan dipakai.
Cara kerja:
Kasak pada bagian yang karatan atau perlu dibersihkan
misal sesudah pelnyoderan .
TANG KOMBINASI
Fungsi:
Sebagai alat memotong dan bisa juga untuk
megencangkan mur.
Cara kerja:
Masukkan kawat pada tang lalu potong atau jepit dengan
tekanan dan juga bisa mengencangkan mur dengan cara
mur digapit terus diputar.

TANG PEMOTONG
Fungsi:
Sebagai alat pemotong kawat atau plat .
Cara kerja:
Masukkan plat pada tang kemudian jepit cara kerjanya
seperti gunting sehingga kwat atau plat putus.

GERGAJI BESI
Fungsi:
Sebagai alat pemotong plat dan besi .
Cara kerja:
Gergaji di tempat yang sudah di tandai untuk di potong.

PENJEPIT
Fungsi:
Sebagai alat penjepit bahan kerja plumbing. .
Cara kerja:
Masukkan alat pada penjepit dan gunakan sesuai fungsi
serta keinginan pemakai.
TATAH
Fungsi:
Sebagai alat perobek pada plat. .
Cara kerja:
Tindaskan pada plat yang akan di sobek, lalu pukul pantat
tatah dengan palu.

MESIN DRIP
Fungsi:
Sebagai alat perekat pada sambungan plat.
Cara kerja:
Masukkan plat pada tempat drip, lalu sesuaikan posisi
sambungan plat dengan mesin drip. Kemudian kencangkan
pengunci, operasikan mesin drip.

KIKIR
Fungsi:
Sebagai alat perata untuk meratakan benjolan pada plat
pada besi. .
Cara kerja:
Kikir ratakan pada tempat yang di inginkan, lalu gerakkan
maju mundur.

KIKIR BULAT
Fungsi:
Sebagai penghalus sisa uliran pada bagian dalam pipa
galvanis.

Cara kerja:
Masukkan bagian kikir ke dalam bagian dalam pipa, lalu
gerakkan maju mundur pada tempat yang ingin
dihaluskan.
TIMAH
Fungsi:
Untuk menyambung potongan plat.

PENJEPIT TIMAH
Fungsi:
Sebagai alat bantu untuk menjepit timah dalam proses
penolderan .
Cara kerja:
gunakan sesuai fungsi yang di sebut di atas.

PASTA
Fungsi:
Sebagai pembantu pelelehan timah.
Cara kerja:
Sebelum solder akan dipakai pasta dioleskan pada plat
yang akan disambung.

PENGGARIS
Fungsi:
Sebagai alat pengukuran dan sebagai penarikan garis
lurus.
Cara kerja:
Penggaris ditempelkan ke plat yang akan diukur .
PIPA GALVANIS

Fungsi:
Sebagai benda yang dapat di pergunakan untuk
berbagai kebutuhan instalasi.
Cara kerja:
Gunakan benda tersebut menjadi bentuk – bentuk yang
akan dibuat.

ALAT PENJEPIT PIPA

Fungsi:
Untuk menjepit pipa pada saat dipotong maupun diulir.

Cara kerja:
Longgarkan sedikit penjepit, masukkan pipa, lalu
kencangkan penjepit.

ALAT PEMOTONG PIPA


Fungsi :
alat pemotong pipa
Cara kerja :
masukkan pipa pada alat pemotong tersebut. Rapatkan
pipa tersebut ,dan putar alatnya sampai pipa terpotong.

MINYAK /PELUMAS
Fungsi :
untuk meminyaki pipa pada proses peguliran.
KUAS
Fungsi :
alat untuk membersihkan potongan dan atau serpihan
plat/pipa.

ALAT PENGULIR PIPA


Fungsi :
alat untuk mengulir pipa
Cara kerja :
masukkan pipa pada alat tersebut, putar alatnya sampai
pipa terulir, teteskan minyak setiap 2 – 3 kali putaran ulir.

2. Syarat-Sayarat dan mutu bahan bangunan


Dalam perencanaan pelaksanaan plumbing harus diperhatikan syarat-syarat dari bahan
plambing yaitu:
a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b. Tidak menimbulkan gannguan suara
c. Tidak menimbulkan radiasi
d. Tidak merusak perlengkapan bangunan
e. Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b. Permukaan harus halus dan tahan air
c. Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan yang
dimaksud.
d. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e. Perawatan mudah
f. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC
dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½”
sampai dengan 2” atau 6” untuk bangunan tinggi.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari system pembuangan dari instalasi
dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, bathtub, shower.
3. Air
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau Panas), air
kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Syarat-syarat fisik air minum:
a. Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad Celsius
c. Memenuhi syarat kesehatan
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya
ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang air kecil dan
air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci perlatan dan untuk proses
seperti industry
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur
taman
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah
penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia dihitung rata-rata
perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia
tersebut.
Perhitungan kebutuhan air (m³) rata-rata perhari berdasarkan luas lantai (m²)
Luas lantai total Luas lantai efektif (m²) Orang/pengunjung m³
(m²)
10584 5292 529 53
5641 2820.5 282 28
120000 60000 6000 600
233372 11686 1167 117
152000 76000 7600 7600
80000 40000 4000 400
81291 40645.5 4065 406
200000 100000 10000 1000
79597 39798.5 3980 398
369000 184500 18450 1845
Perhitungan table diatas berdasarkan asumsi : luas lantai efektif 50%, satu person untuk tiap
10 m² luas lantai dan kebutuhan air 50 liter/person/hari.
(sumber : Jurnal Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Rata Rata Pusat Perbelanjaan,
Studi Kasus Sepuluh Pusat Perbelanjan di Kota Surabaya, oleh Mohammad Razif dan Edya
Pitoyo, tahun 2014)

4. System pemipaan plambing


Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air dan
ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu system horizontal dan system
Vertikal.
4.1. Sistem Horizontal
adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirka kebutuhan air
pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat
Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai berikut:
a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya
adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar
air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama
4.2. Sistem Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak digunakan pada
bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung
lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai
dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan
pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan
pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa
mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan.
Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan
system gravitasi/diturunkan secara lansung.

5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan,
perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada
daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu system plambing
air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang
asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan.
b. Pemanas air listrik
c. Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap bangunan untuk
mendapatkan panas matahari.
6. Penyimpanan Air Bersih
Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air. Tangki air adalah
tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari
fibre glass atau plat-plat baja terdiri dari komponen plat yang disusun.
7. Air Buangan/Air Kotor
Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya.
a. Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya.
b. Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran
c. Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
d. Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti
air bekas dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik.
Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter 3”, sampai dengan 6”
dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran.
7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakain, kendaraan,
cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya.

1. Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limmbah
ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan tetapi harus
ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic
tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
a. Air Limbah khusus
Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti
restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan laboratorium.
b. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan
kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan
disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan
ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke
saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan
dibuat table sebagai berikut:
Diameter Luasan Atap Volume
(inci) (m2) (liter/menit
3 (7,62 cm) s.d.-180 255
4(10,16 cm) 385 547
5(12,70 cm) 698 990
6(15,24 cm) 1135 1610
8 2445 3470

Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari
dengan cara sebagai berikut.
Contoh Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500 mm/m2/jam= 5 – 8
liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit = 6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter 6” dengan
kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000 liter/menit, maka air hujan akan
mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” = 8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat
pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas
atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit.

Kebutuhan Peralatan Plambing


1. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15 dengan luas
1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-8 m2//orang. Kebutuhan kloset,
wastafel dan urinal pada bangunan tersebut, sesuai dengan table 1.3 no. 6. Jumlah karyawan
perlantai = 1.400 m2 : (6 -8) m2/orang = 200 orang, yang tterdiri dari karyawan pria = 110
orang dan karyawan wanita = 90 orang.

Sesuai dengan table tersebut kebutuhan:


Kloset karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah
Wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Wastafel karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah
Urenal karyawan pria = kloset = 5 buah
Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan plambing untuk
setiap lantai.

B . Jenis-Jenis Water Closet


Manusia menciptakan berbagai jenis toilet sesuai dengan kebutuhannya. Jenis yang
digunakan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Semua jenis toilet akan memiliki dua
lubang, satu untuk Inlet, satu lagi untuk outlet. Saluran masuk akan terhubung ke saluran air
untuk menyiram air ke mangkuk. Outlet akan terhubung ke drainase. Outlet akan membuang
limbah dari mangkuk ke drainase.
Sifonik.
Pada toilet dengan aksi sifonik, jalur pembuangan air mengapung terisi dengan air
selama masa penyiraman yang memulai tindakan sifonik yang “menarik” material keluar dari
mangkuk toilet sementara air memasuki mangkuk dari tangki melalui jet dan rim “mendorong”
material keluar. Ini secara bersamaan mendorong dan menarik sepenuhnya mengevakuasi
mangkuk di setiap flush.

Wash Down.
Pada toilet wash down, air dari tangki menuangkan ke dalam mangkuk wastafel dan mencuci
material ke bawah outlet. Ini adalah tindakan “mendorong” saja, dan tidak mengevakuasi
mangkuk. Toilet ini memiliki area permukaan air kecil (4″x 5″) di mangkuk yang letaknya jauh
di bagian dalam.
Sebagian besar toilet di AS bertipe sifonik; sedangkan di Eropa banyak toilet yang bertipe wash
down. Sebagian besar toilet di Cina bertipe sifonik namun banyak negara lain di Asia Pasifik
yang bertipe wash down.

Jika Anda memiliki penggunaan berat dan cenderung menyumbat toilet, Anda harus
mempertimbangkan sistem penyiraman kinerja tinggi. Katup siram yang lebih besar
(diameter >2″) mengalirkan air dengan kecepatan dan kekuatan lebih tinggi, dan jalur
pembuangan air yang lebih besar (diameter >2″) sehingga dapat memindahkan sejumlah
besar material tanpa menyumbat aliran air.

Sistem Penyiraman Double Vortex


Sistem Penyiraman Double Vortex menawarkan performa pembilasan maksimum
dengan penggunaan air yang minimum. Desain mangkuknya dapat mendorong air ke depan
dan menciptakan pembilasan yang kuat. Ini juga merupakan sistem penyiraman tanpa
menyilang yang secara efektif membersihkan seluruh interior mangkuk, dan dapat mencegah
terbentuknya kotoran maupun endapan. Desain tanpa bingkai ini membuatnya mudah
dibersihkan karena tidak ada kotoran yang menumpuk dari waktu ke waktu. Sistem ini dikemas
dengan fitur inovatif yang membuatnya ideal untuk rumah tangga yang sibuk dan atau besar,
serta memberikan keuntungan berupa penghematan air.
* Tersedia untuk toilet Acacia Evolution

Sistem Penyiraman Siphon Max


Sistem Penyiraman SiphonMax menawarkan kinerja pembilasan yang tinggi untuk
limbah berat dan ringan. Jalur pembuangan air mangkuk memenuhi air dari 2 saluran air
samping dan memulai aksi sifonik yang kuat untuk mengevakuasi limbah berat dan ringan.
* Tersedia untuk toilet Neo Modern, Nobile, Milano one-piece.

Setiap daerah di negara ini memiliki masalah konservasi air yang berbeda. Penyiraman Dual
pada toilet memberikan penghematan air demi ekologis dan ekonomis. American Standard
menawarkan toilet Double Vortex yang menggunakan 2.6 liter air untuk setengah penyiraman
dan 4 liter untuk penyiraman penuh. Ini setara dengan sekitar 22.776 liter air yang disimpan
dalam satu tahun untuk keluarga yang beranggotakan 4.
* Penghematan air didasarkan pada Penyiraman Toilet Single konvensional versus Double
Vortex.

Tunggal
Toilet “one-piece” sebenarnya terdiri dari enam sampai sepuluh potongan komponen
yang dipahat menjadi sebuah unit yang memiliki tangki dan mangkuk. Hasilnya adalah sebuah
toilet ramping yang dibuat dengan tangan tanpa celah antara tangki dan mangkuk untuk
mengumpulkan kotoran dan bau.

Dobel
Toilet dobel memiliki mangkuk dan tangki terpisah yang dililitkan bersama. Semua
mangkuk American Standard memiliki “bendungan sanitasi”, yang merupakan dermaga
chinaware terangkat di bagian belakang mangkuk tempat tangki dilaut. Daerah yang diangkat
ini berfungsi sebagai bendungan sehingga bahan yang menyinggung dapat dibersihkan dan
tidak akan menumpuk dan menyebabkan bau antara mangkuk dan tangki.
Pertimbangkan Permukaan ComfortClean™. Ini adalah lapisan es yang sangat halus
dengan sifat antimikroba yang diaplikasikan di atas glasir konvensional dan dimasukkan ke
bagian dalam mangkuk. Ini memberi kesan toilet yang sangat halus yang tetap bersih karena
kotoran lebih sulit menempel padanya. Toilet ini juga tetap bersih karena menghambat
pertumbuhan noda dan bau yang menyebabkan bakteri, jamur, dan lumut di permukaan. Ini
tersedia di toilet terbaru American Standard, seperti Acacia Evolution, Milano, Neo Modern,
Concept Nuovo dan Flexio.
American Standard menawarkan berbagai macam model, seperti klasik, modern,
hingga kontemporer. Beberapa favorit modern ada di antara orang seperti Acacia Evolution
dan Neo Modern. Koleksi kontemporer seperti Concept Nuovo sangat bagus untuk
pencampuran & pencocokan dan Compact Codie menyediakan solusi ruang.
Toilet depan padat dan bundar agar sesuai dengan ruang kecil. Toilet yang memanjang
memiliki ruang ekstra di depan untuk menambah kenyamanan. American Standard juga
menawarkan kursi e-bidet dan bidet manual untuk kecocokan dan kompatibilitas 100% pada
toilet American Standard yang telah dipilih sebelumnya.
Banyak orang menemukan bahwa mangkuk yang lebih tinggi lebih nyaman. American
Standard menawarkan pilihan mangkuk “Right Height” untuk sebagian besar model. Ini
memiliki ketinggian antara 400-430mm dari lantai ke toilet, dan didasarkan pada tinggi
ergonomis kursi yang antara 350mm – 510mm, sehingga memudahkan untuk duduk dan
beranjak dari mangkuk toilet, terutama untuk orang tua, ibu hamil dan penyandang cacat fisik.
Toilet datang dalam berbagai ukuran, jadi periksa lebar, kedalaman, dan tinggi ruang
yang tersedia. Sebagian besar toilet terkunci ke lantai dengan ukuran 12″ dari dinding (tidak
termasuk baseboard). Inilah dimensi “kasar”. Ukur dulu untuk memastikan apa yang Anda
butuhkan.
Toilet American Standard sepenuhnya diuji untuk memastikan kualitas unggul dan kinerja
yang tahan lama. Ini termasuk benar-benar pengujian penyiraman setiap mangkuk di pabrik
sebelum dimasukkan ke dalam kotak. Setiap komponen harus sesuai dengan standar ketahanan
produk American Standard.
Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu (Morimura dan
Noerbambang, 2000):
1. Sistem sambungan langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi air bersih dalam gedung langsung
tersambung dengan pipa utama penyedia air bersih. Karena terbatasnya
tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran dimensi pipa serta
cabang dari pipa tersebut, maka sistem ini hanya dapat dipakai untuk
perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. (Wanggay, 2013).
Gambar 2.1 berikut menunjukkan sketsa dari sistem sambungan langsung
yang biasa diinstal pada perumahan.

Gambar 2.1 Sistem Sambungan Langsung


2. Sistem tangki atap
Pada sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di dalam reservoir bawah
yang berada di lantai paling bawah dari bangunan maupun di bawah muka
tanah yang tidak jauh dari bangunan. Kemudian air dipompakan ke atas
menuju tangki atas yang telah terinstalasi di atap bangunan maupun pada
lantai paling atas bangunan. Sistem tangki atap digunakan dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a) Fluktuasi tekanan yang terjadi pada alat plambing tidaklah besar atau
bahkan tidak berarti. Perubahan tekanan yang mungkin terjadi adalah
akibat perubahan tinggi dari muka air di dalam tangki.
b) Pompa pengisi pada sistem tangki atap dapat bekerja secara otomatis.
Pompa biasanya dijalankan dengan alat yang dapat mendeteksi muka
air dalam tangki atap secara otomatis.
c) Perawatan tangki atap sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Menentukan tata letak tangki atas pada sistem ini adalah salah satu hal
terpenting yang harus diperhatikan. Secara umum, tangki atas dapat
dipasang di dalam langit-langit bangunan, pada atap bangunan yang
menggunakan beton atau bahkan dipasang pada suatu konstruksi menara
khusus. Penentuan letak tangki ini berdasarkan jenis alat plambing yang
akan dipasang pada lantai tertinggi bangunan dan tekanan kerja yang
tinggi. Sistem tangki atap ditunjukkan seperti pada gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2

System Tangki Atap

3. Sistem tangki tekan


Di dalam sistem tangki tekan, air
yang ditampung pada reservoir
bawah
dipompakan dalam suatu bejana
tertutup, untuk kemudian
dialirkan ke
dalam sistem distribusi. Secara
rinci prinsip kerja dari sistem ini
adalah air
yang ditampung pada reservoir
bawah dipompakan ke dalam
suatu bejana
tertutup, sehingga udara yang
berada di dalam tangki
terkompresi. Air
dalam bejana tersebut
disambungkan ke dalam sistem
distribusi air dalam
bangunan yang bersangkutan. Pompa yang bekerja pada sistem ini diatur
secara otomatis oleh alat detektor tekanan. Dimana pompa akan berhenti
bekerja bila tekanan bejana telah sampai pada kondisi maksimum yang
ditentukan. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya berkisar antara 1,0
sampai 1,5 kg/cm2 untuk gedung 2 lantai sampai 3 lantai.
Pada sistem tangki tekan ini, udara yang terkompresi akan menekan air ke
dalam sistem distribusi. Tetapi setelah proses yang sama dilakukan
berulang kali, udara pengompresi dapat berkurang. Untuk mengatasi hal
tersebut maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari
tekanan atmosfer dengan menggunakan kompresor. Sketsa dari sistem
tangki tekan ditunjukkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.2

System Tangki Tekan

Ketentuan umum pada sistem penyediaan air bersih


meliputi (BSN, 2005):
a) Kapasitas reservoir air bawah diperhitungkan berdasarkan pada kebutuhan
air per hari
b) Kapasitas tangki air atas diperhitungkan berdasarkan fluktuasi pemakaian
air per hari
c) Pemanas air langsung (instantaneous water heater) harus diperhitungkan
kapasitasnya berdasarkan kebutuhan maksimum alat plambing yang akan
dilayani
d) Pemanas air dengan tangki ditentukan kapasitas tangkinya agar mampu
menyediakan kebutuhan air selama jangka waktu penggunaan air panas
dalam alat plambing yang dilayani, dan kapasitas pemanasnya ditentukan
untuk menaikkan temperatur air dalam tangki tersebut dengan waktu tidak
lebih dari 3 jam.
KENYAMANAN THERMAL
PENGERTIAN KENYAMANAN THERMAL
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia, bukan oleh
benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda
disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan dirinya
terhadap lingkungan thermalnya.
Ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu:

1. Suhu udara
Suhu udara ini erat kaitannya dengan kalor. Kalor tercipta karena adanya perbedaan suhu.
Kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Suhu udara dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu suhu udara normal dan suhu udara rata-rata (MRT = Mean radiant temperature) yang
merupakan suhu rata-rata lingkungan sekitar seseorang. MRT dapat mempengaruhi tubuh
seseorang sebesar 66%. Kenyamanan termal akan tercipta jika perbedaan antara MRT dan
suhu udara normal kurang dari 50. Kenyamanan termal pada manusia adalah pada suhu tubuh
370C dan jika naik sampai 50 atau turun sampai 20 maka akan timbul ketidaknyamanan atau
bahkan kematian. Sedangkan suhu udara lingkungan dikatakan nyaman pada suhu sekitar
250C, diatas 260C maka tubuh manusia sudah berkeringat. Maka dari itu, selain kemampuan
tubuh manusia untuk mempertahankan suhu diperlukan juga pengondisian lingkungan yang
optimal. Seperti penggunaan pakaian yang tebal di daerah dingin atau pemakaian kipas angin
pada daerah yang panas.
2. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Kelembaban udara ini mempengaruhi
pelepasan kalor dari tubuh manusia. Kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan kalor
di dalam tubuh manusia sulit dilepaskan sehingga timbul ketidaknyamanan. Begitupun
dengan kelembaban udara yang rendah akan banyak mengambil kalor dari tubuh sehingga
akan timbul kulit kering dan sebagainya.
3. Kecepatan aliran angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak ini membantu mempercepat
pelepasan kalor pada permukaan kulit seseorang. Angin akan membantu mengangkat uap-uap
air yang menghambat pelepasan kalor. Akan tetapi jika angin ini terlalu kencang maka kalor
yang dilepaskan tubuh menjadi berlebih sehingga akan timbul kondisi kedinginan yang
mengurangi kenyamanan termal.
4. Radiasi matahari
Radiasi matahari sampai ke bumi untuk menghangatkan permukaan bumi. Begitupun pada
suatu bangunan, radiasi matahari akan membuat ruangan terasa hangat. Pada siang hari
radiasi matahari ini melimpah sehingga jika terlalu banyak akan mengakibatkan suhu udara di
dalam ruangan meningkat, sebaliknya pada malam hari radiasi matahari sangat minim
sehingga menimbulkan kedinginan pada tubuh seseorang. Maka dari itu diperlukan
perancangan bangunan yang dapat mengatasi kelebihan dan kekurangan dari efek radiasi
matahari ini.
Keempat aspek tersebut adalah aspek lingkungan, terdapat aspek lain yang merupakan aspek
manusia yaitu:
1. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia pada umumnya menghasilkan kalor yang akan dilepaskan ke lingkungan.
Kalor ini berbeda-beda untuk setiap aktivitas. Aktivitas berat seperti berolahraga,
mengangkat beban dan pekerjaan berat lain yang memerlukan energi yang besar akan
menghasilkan kalor yang besar pula. Sedangkan aktivitas seperti istirahat atau tidur
menghasilkan kalor yang minimum.
2. Pakaian
Kalor yang dilepaskan seseorang ke lingkungan dipengaruhi juga oleh pakaian yang
dikenakan. Ketika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang tipis dan pendek maka
pelepasan kalor akan banyak terjadi. Hal ini biasanya dilakukan di daerah dengan suhu udara
yang tinggi. Sebaliknya jika pakaian yang dipakai adalah pakaian tebal dan panjang maka
pelepasan kalor dari kulit akan minimum. Biasanya pakaian seperti ini dipakai di daerah
dengan suhu rendah.

Untuk dapat mencapai kenyamanan termal maka diperlukan pengondisian udara yang baik.
Pengondisian udara ini bisa secara alami atau buatan. Pengondisian udara ini tergantung dari
kebutuhan di setiap daerah. Untuk daerah tropis maka pengondisian udara yang dibutuhkan
adalah untuk mengurangi kalor yang dalam suatu bangunan sedangkan di daerah dingin maka
pengondisian udara yang dimaksud adalah bertujuan untuk mempertahankan kalor di dalam
ruangan. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, pengondisian udara secara alami adalah
dengan cara memanfaatkan aliran angin dan menghindari radiasi matahari berlebih. Hal ini
dapat dicapai dengan merancang sebuah bangunan dengan memperhatikan arah aliran angin
di lingkungan sekitar dan arah bukaan jendela yang tidak menghadap matahari langsung.
Sedangkan pengondisian udara buatan adalah suatu rekayasa di dalam ruangan dengan
menciptakan aliran udara secara paksa. Hal yang sudah lazim adalah penggunaan kipas angin
atau AC pada ruangan untuk menurunkan suhu di dalam ruangan atau menggunakan heater
untuk menaikkan suhu udara di malam hari. Tentunya pengondisian udara buatan ini
memerlukan energi yang besar sehingga pada perancangan bangunan pengondisian udara
secara alami sangat dioptimalkan.

Pengondisian udara atau penghawaan secara alami dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut:

1. Bukaan jendela atau ventilasi yang baik


Ventilasi adalah suatu celah atau lubang tempat mengalirnya udara untuk tujuan pertukaran
kalor. Ventilasi ini biasanya merupakan bukaan jendela pada suatu bangunan. Arah bukaan
jendela biasanya tergantung dari keadaan iklim suatu daerah dengan memperhatikan arah
radiasi matahari. Pada daerah tropis maka orientasi bangunannya menghindari arah radiasi
matahari langsung. Biasanya untuk keperluan ini dirancang bangunan dengan orientasi Utara-
Selatan, artinya bukaan jendela terdapat di sisi Utara dan Selatan sehingga radiasi matahari
yang masuk melalui bukaan jendela dapat diminimumkan. Bukaan jendela ini berkaitan juga
dengan arah aliran angin. Untuk mendapatkan udara yang sejuk maka arah bukaan jendela
harus searah dengan arah aliran angin. Aliran angin ini akan sangat membantu adanya
konveksi di dalam ruangan sehingga kalor yang ada di dalam suatu ruangan akan dilepaskan
dengan mudah.
2. Perancangan plafon yang tinggi
Plafon yang dirancang dengan ketinggian hingga 3,15 m akan menurunkan suhu ruangan
0,150C (mendesain rumah tropis , Bona Yudha Prasetya). Dengan plafon yang tinggi maka
akan tercipta ruang konveksi yang besar. Udara panas akan cenderung naik ke atas, maka
pada bangunan dengan plafon yang tinggi udara panas akan berkumpul di atas sehingga
aktivitas manusia yang berada di bawah tidak akan terganggu dengan panas. Perancangan
plafon ini akan maksimal jika ditambah perancangan ventilasi di bagian atas ruangan
sehingga udara panas dari bagian atas ruangan akan bersirkulasi dengan udara segar dari luar.
3. Perancangan elemen pembayang pada jendela
Bukaan jendela atau ventilasi merupakan hal yang bersifat permanen karena merupakan
bagian dari rancangan bangunan. Sedangkan untuk pengondisian yang lebih fleksibel sesuai
dengan keperluan aktivitas seseorang maka dibutuhkan elemen pembayang. Elemen
pembayang ini dapat bersifat permanen atau dapat diatur (adjustable). Elemen pembayang
permanen biasanya berupa overhang di luar bangunan atau louver dan light-shelves di atas
jendela. Sedangkan elemen pembayang yang dapat diatur biasanya berupa tenda atau gondola
di luar bangunan atau roller dan curtain yang dipasang di dalam bangunan.
4. Pemilihan material bangunan
Material bangunan biasanya digunakan pada dinding untuk berbagai keperluan. Untuk
meningkatkan kenyamanan termal, misalnya pada bangunan dengan orientasi bukaan jendela
Utara-Selatan maka dinding yang menghadap Timur dan Barat haruslah memiliki material
yang lambat dalam menghantarkan kalor dari radiasi matahari. Sehingga pada malam hari
ketika radiasi matahari minimum, kalor yang merambat melalui dinding akan sampai di
dalam ruangan dan menghangatkan ruangan. Pemilihan material ini bertujuan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara di dalam ruangan.
5. Penanaman vegetasi di sekitar bangunan
Penanaman vegetasi ditujukan untuk memperoleh lebih banyak udara segar di sekitar
bangunan. Vegetasi yang rimbun juga akan menimbulkan efek teduh yang akan
meningkatkan kenyamanan. Vegetasi ini baiknya diletakkan menghadap matahari langsung
agar dapat berfotosintesis secara maksimal dan menghasilkan lebih banyak oksigen yang
akan masuk ke dalam ruangan.
Tabel
RANGKUMAN
WATER SUPPLY DAN PLUMBING

Oleh :
M. Rizal A
M. Saifi
M. Felix
Nathanael JF

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PRODI D3 TEKNIK SIPIL dan BANGUNAN
FEBRUARI
2019

Anda mungkin juga menyukai