“ KERACUNAN OBAT”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
‘‘Keracunan Obat”.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan
keterbatasan materi kami mohon maaf sebesar- besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4
Latar Belakang................................................................................................................ 4
Perumusan Masalah........................................................................................................ 5
Tujuan............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 6
Definisi keracunan obat……………………………………………………….. 6
Jenis-jenis keracunan obat…………………………………………………….. 6
Penyebab keracunan obat……………………………………………………… 7
Penanganan pertama dan selanjutnya…………………………………………. 8
Asuhan keperawatan…………………………………………………………… 12
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 17
Kesimpulan......................................................................................................... 17
Saran................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, mukosa kulit, atau mukosa yang menimbulkan gejala
3
klinis. Keracunan memiliki dampak negatif, baik terhadap kesehatan maupun sosial-
ekonomi. Keracunan akut maupun kronis akan menimbulkan gangguan kesehatan,
misalnya kegagalan pernapasan dan paralisis akibat keracunan insektisida
antikolinesterase, serta gangguan hepar dan gagal ginjal akibat keracunan asetaminofen.
Gangguan kesehatan yang dialami oleh korban keracunan, secara sosial-ekonomi akan
mengakibatkan penderitaan (rasa sakit), penurunan produktivitas dan pendapatan, serta
peningkatan biaya perawatan kesehatan (DiPiro dkk., 2008).
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang di maksudkan untuk di
gunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah
pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Anief,
1991).
Defenisi obat ialah suatu zat yang digunakan untuk mendiagnosa, pengobatan,
melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan.
Meeskipun obat dapat menyembuhkan tetapi terdapat kejadian bahwa seseorang
menderita keracunan obat. Oleh karena itu dapt dikatakan bahwa obat dapat bersifat
sebagai obat dan juga bersifat sebagai racun. Obat akan bersifat sebagai obat bila tepat
digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Apabila
digunakan salah dalam pengobatan atau overdosis akan menimbulkan keracunan. Bila
dosisnya lebih kecil, tidak diperoleh penyembuhan.
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang
yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat
bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai
obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu
yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang
berlebih maka akan menimbulkan keracunan. Dan bila dosisnya kecil maka kita tidak
akan memperoleh penyembuhan (Anief, 1991).
Menurut BPOM pada tahun 2013, di Indonesia terjadi kasus keracunan nasional
yang disebabkan oleh beberapa macam penyebab yaitu binatang, tumbuhan, obat
tradisional, komestika, pestisida, kimia, NAPZA, obat, pencemar lingkungan, makanan,
produk suplemen,minuman, dan campuran. Dimana penyebab terseringnya ialah
keracunan yang disebabkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.
4
Pada negara berkembang angka kematian yang disebabkan oleh keracunan tetap
tinggi dikarenakan beberapa faktor, yaitu kurangnya regulasi terhadap peredaran obat-
obatan dan bahan kimia yang beredar di pasaran, kurangnya pengawasan dan kontrol
terhadap peredaran bahan-bahan beracun, kurangnya penegakan hokum yang ada, dan
akses yang mudah untuk mendapatkan obatobatan dan bahan kimia yang berpotensi
menyebabkan mortalitas dan morbiditas.(Khodabandeh F et al, 2012)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keracunan obat?
2. Apa saja jenis-jenis keracunan obat?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan obat?
4. Apa saja obat yang dapat menyembuhkan keracunan obat?
5. Bagaimana penanganan pertama dan selanjutnya?
6. Bagaimana asuhan keperawatannya?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang definisi keracunan obat
2. Menjelaskan tentang jenis-jenis keracunan obat
3. Menjelaskan tentang penyebab keracunan obat
4. Menjelaskan tentang obat yang dapat menyembuhkan keracunan obat
5. Menjelaskan tentang penanganan pertama dan selanjutnya
6. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Keracunan obat adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena beberapa
faktor seperti miss use (salah penggunaan), miss dose ( salah dosis), salah pemberian
obat, dan lain-lain yang sifatnya tidak sengaja atau disengaja. Sedangkan alergi obat
adalah suatu reaksi yang ditimbulkan oleh tubuh akibat pemberian senyawa asing. Cara
menghindarinya:
1. Kenali tubuh
Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun makanan) maka
ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak terjadi
2. Kenali obat dan makanan
5
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat menebus obat
tentang bagaimana cara penggunaan yang tepat, efek apa yang akan ditimbulkan,
dapatkah menimbulkan alergi bagi kebanyakan orang, dan yang paling penting
bagaimana cara penangannya saat terjadi alergi.
6
sindrom penyakit, oleh karena itu harus diingat adanya kemungkinan
keracunan pada sakit mendadak.
7
fungsi fisiologis enzim, tetapi over dosis besi sulfat dapat menyebabkan disfungsi
berbagai organ yang mengancam jiwa.
Hampir semua obat bisa memicu reaksi yang tidak diinginkan dari tubuh, tapi
tidak semua reaksi termasuk alergi. Alergi obat disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan
tubuh pada obat tertentu. Beberapa jenis obat yang berpotensi memicu reaksi alergi
meliputi:
Aspirin.
Antikonvulsan.
Insulin.
Vaksin.
Tidak semua orang akan mengalami reaksi alergi akibat obat. Para pakar menduga
ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko alergi obat pada seseorang. Faktor-
faktor risiko tersebut meliputi:
Memiliki alergi terhadap obat lain. Contohnya, jika alergi terhadap penisilin,
Anda juga berpotensi untuk mengalami alergi terhadap amoxicillin.
8
Mengidap penyakit yang menyebabkan tubuh rentan terhadap reaksi alergi obat,
misalnya HIV.
3) Berikan oksigen.
9
1) Rangsang muntah jika setelah pasien ditemukan dini setelah
mencerna.(Simpan muntahan untuk pemeriksaan toksikologi).
2) Gunakan bilas lambung jika pasien tuidak sadar atau jika tidak ada
jalan untuk menentukan kapan obat diminum. (jika pasioen tidak
mempunyai rerflek menelan atau batuk, lakukan prosedur ini
hanya setelah inkubasi dengan selang endotrakea dikembungkan
untuk mencegah aspirasi isi lambung)
10
G. Coba untuk mendapat riwayat penggunaan obat (dari orang lain yang ikut
bersama pasien)
H. Masukan pasien ke unit perawatan intensif jika tidak sadar, jika pasien dengan
sengaja takar ajak konsultasi ke sokter psikiatrik bila diperlukan.
E. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian:
1. Kaji tekanan darah, adanya sianosis, status pernapasan, dan status mental
Intervensi:
1. Terapi intravena: memberi dan memantau cairan dan obat intravena (IV)
11
2. Pemantauan neurologis: mengumpuulkan dan menganalisis data pasien untuk
mencegah atau meminimalkan komplikas neurologis
3. Manajemen syok: jantung: meningkatkan keadekuatan perfusi jaringan untuk
pasien yang mengalami gangguan fungsi jantung
4. Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan
mencegah komplikasi
Implementasi:
2. Pengkajian:
1. Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian.
2. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor
presipitasinya.
3. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan khususnya pada mereka yang
tidak mampu berkomunikasi efektif
12
Intervensi:
Implementasi
Implementasi:
13
3. Sering berikan penguatan positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku
yang dapat menurunkan atau mengurangi rasa takut
4. Tetap bersama pasien selama menghadapi situasi baru atau ketika ketika
pasien sangat ketakutan
5. Sering berikan penguatan verbal dan nonverbal yang dapat membantu
menurunkan ketakutan pasien. Hindari kata-kata klise.
6. Peningkatan koping: bantu pasien dalam membangun penilaian yang
objektif terhadap suatu peristiwa
7. Dukung untuk menyatakan perasaan, persepsi, dan ketakutan secara verbal
Intervensi:
Implementasi
14
- Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil, sering dan tingkatan
kepadatannya secara bertahap
2. Kolaboratif: konsulkan dengan ahli diet untuk penyesuaian diet yang
diperlukan
3. Manajemen diare (NIC): konsultasikan pada dokter jika tanda dan gejala
diare menetap
4. Berikan perwatan dengan sikap menerima dan tidak menghakimi
5. Berikan privasi dan keamanan bagi pasien selama eliminasi fekal.
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, mukosa kulit, atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis. Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang di maksudkan untuk di
gunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh
manusia. Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga
orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun.
B. Saran
Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan
penanganan racun berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan
yang cepat dan benar. Petugas kesehatan juga hendaknya melakukan penilaian
terhadap tanda vital seperti jalan nafas/ pernafasan, sirkulasi dan penurunan
kesadaran, sehingga penanganan tindakan resusitasi ABC (Airway, Breathing, and
Circulatory) tidak terlambat dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.alodokter.com/alergi-obat
16
http://www.idmedis.com/2014/03/Toksikologi-dan-cara-Penanganan-penderita-keracunan.html
https://fajrismart.wordpress.com/2011/02/22/keracunan-obat-dan-bahan-kimia-berbahaya
https://www.google.co.id/amp/s/klinikanakonline.com/2016/01/11/jemia-dan-klasifikasi-
keracunan-atau-intoksikasi/amp
http://www.scribd.com/mobile/doc/85461950/KERACUNAN-OBAT
17