PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kurikulum yang wajib harus
ditempuh oleh mahasiswa program studi Teknik Mesin Politeknik Raflesia. Selain untuk
tentang dunia industri sehingga mahasiswa mempunyai pandangan tentang arah dan tujuan
permasalahan yang terjadi didunia industri dan mampu menumbuhkan ide-ide baru yang
Mahasiswa sebagai insan akademis yang mempelajari ilmu-ilmu dasar dan perekayasaan
sebatas pada teori saja sangat kurang memahami dan mengetahui secara mendalam aktualitas di
lapangan. Sedangkan dalam dunia kerja memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang
memperkenalkan secara nyata akan dunia kerja, sesuai dengan bidang yang ditekuni, sehingga
diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Hal ini dapat dicapai dengan
dikenalkannya segala kelengkapan pada dunia kerja disertai dengan permasalahan yang ada di
dalamnya. Oleh karena itu kemampuan akademis yang dimiliki oleh penulis diharap mampu
merespon secara akurat setiap objek permasalahan yang ada pada ruang lingkup pekerjaan yang
1
Dengan adanya pemikiran tersebut maka, kami memilih Bengkel Bubut 2001 untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, dikarenakan bengkel ini merupakan salah satu bengkel
bubut terkenal dimana pemeliharaan/perawatan alat- alat produksi sangat dibutuhkan demi
Ruang lingkup atau bidang pekerjaan selama praktik kerja lapangan di Bengkel Bubut
2001 yaitu sebagai operator mesin-mesin, yang tugasnya mengoperasikan mesin sesuai dengan
standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Selain mengoperasikan mesin bubut, penulis
Semua bidang pekerjaan selama praktik kerja lapangan, sesuai dengan job sheet yang
Secara umum tujuan diadakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa program
studi Teknik Mesin adalah untuk memberikan bekal pengalaman bekerja bagi mahasiswa sesuai
Secara khusus, tujuan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan- pekerjaan sesuai dengan kompetensi bidang ilmu
2
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan di tempat kerja
Adapun Kegunaan dari Kegiatan Hasil Praktik Kerja Lapangan ini antara lain :
1. Bagi Perusahaan
proyek.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dibangku kuliah dengan kondisi dunia kerja
yang sebenarnya.
Dapat menguji keterampilan pribadi dalam bersosialisasi dan menerapkan ilmu yang
Sebagai sarana mendapatkan pengalaman kerja serta pola pikir lebih maju guna
Sebagai bahan evaluasi laporan hasil magang yang dilakukan mahasiswa agar menjadi
Sebagai media terjalinnya hubungan kerja dengan Perusahaan yang dijadikan tempat
magang.
3
BAB II
Sesuai dengan namanya ,bengkel bubut 2001 ini berdiri pada tahun 2001,pada
awal berdirinya bengkel ini tidak seperti seperti sekarang yang sudah menjadi bengkel bubut
ternama di provinsi bnegkulu,pada awal berdiri bengkel bubut 2001 memiliki sedikit mesin
industri seperti mesin bubut dan mesin-mesin lainya, seiring berjalanya waktu bengkel ini
berkembag dan mulai memperbnyak mesin industry nya ,dan mulai membuka lapangan
kerja bagi lulsan Smk dan sarjana,dan sekarang sudah banyak karyawan yang berkerja di
bengkel tersebut.
Struktur organisasi PD. Sinar Haran Teknik Sebagai Berikut :
PIMPINAN
SATYOKO, S.T
ADRIMISTRASI/SEKRETARIS
FEBI
RISKAN AGUNG
KARYAWAN
4
2.2 Unit Kerja Praktek Kerja Lapangan
a. Derektur
Derektur pada saat ini dijabat oleh bapak SATYOKO ST, yang mempunyai
perusahaan bengkel bubut 2001 dan mendrikan perusahaan terebut dari nol hingga sekarang
Kepala Workshop
Kepala workshop bengkel bubut 2001 di jabati oleh bapak RISKAN dan konstruksi
dan las 2001 Bapak AGUNG mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pegawai –
a. Mengawasi pegawai dalam berkerja agar tidak terjadi pelangaran dalam perkerjaan.
ADM
5
BAB III
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bengkel Bubut 2001 yang beralamatkan di
Jalan Kalimantan, No. 34, Rawa Makmur, Kp. Kelawi, Sungai Serut, Kota Bengkulu, Bengkulu
38118yang di laksanakan pada 23 Juni 2019 sampai dengan 10 Agustus 2019. Kegiatan di hari
pertama penulis adalah pengenalan kepada lingkungan kerja dan mesin-mesin industri dan hari
2001. Mesin-mesin yang di operasikan di bengkel bubut 2001 adalah mesin bubut , potong plat
Sebelum Praktik Kerja Lapangan di laksanakan, yakni pada tanggal 17 Juni2019 penulis
melewati beberapa tahapan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Bengkel Bubut 2001,
Bengkulu yakni :
permohonan kepada pihak bengkel agar dapat diterima sebagai mahasiswa magang di
3. Hari pertama setelah diterima sebagai mahasiswa magang di Bengkel Bubut 2001,
6
4. Hari ke dua (2) Penulis di tugas kan membantu karyawan dalam kegiatan
5. Proses terakhir adalah mengumpulkan laporan hasil PKL sesuai dengan waktu yang
Adapun tugas yang dilakukan selama proses Praktik Kerja Lapangan di Bengkel Bubut
Adapun keterampilan baru yang penulis peroleh selama kegiatan PKL di kantor Inspektorat
antara lain :
2. Penulis dapat mengoperasikan mesin bubut, mesin frais, mesin bor, mesin las, mesin
Untuk mengatasi kendala yang terjadi, penulisbiasanya bertanya kepada karyawan Bengkel
Bubut 2001, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan dapat menjadi ilmu tersendiri bagi
7
penulis sehingga ketika dihadapkan dengan masalah yang sama penulis bisa untuk
memecahkannya sendiri.
Mesin pemotong plat adalah suatu alat pemotong plat yang bekerja dengan prinsipkerja
tersendiri,dikarenakan kemampuan mesin ini dapat memotong profil-profil lengkung tak tentu.
Mesin gergaji pita ini dilengkapi dengan matagergaji yang berbentuk pita melingkar. Mata
gergaji ini diregang diantaradua rol. Rol penggerak dihubungkan dengan power supplai motor
listrik.Motor listrik ini menghasilkan putaran dan sekaligus memutar mata gergaji yang
berbentuk pita. Kedua rol ini mempunyai jarak yang bergunauntuk tempat berlangsungnya
proses pemotongan.
Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual danmesin gullotine
hidrolik . Mesin gullotine manual pemotongan pelatdilakukan dengan tuas penekan yang
dengan sistemhidrolik, sehingga kemampuan potong mesin gullotine hidrolik ini lebihbesar dari
mesin gullotine manual. Mesin gullotin ini hanya mampu untukpemotongan pelat-pelat lurus.
Untuk mesin gullotine manual ketabalanpelat yang dapat dipotong di bawah 0,6 mm dan mesin
8
gullotine hidrolikmampu memotong pelat antara 6-10 mm . Prinsip kerja mesin gullotine
inimenggunakan gaya geser untuk proses pemotongan.Pelat yang dipotong diletakkan pada
landasan pisau tetap dan pisau atasditekan sampai memotong pelat. Untuk mengurai besarnya
gaya gesersewaktu tejadinya proses pemotongan posisi mata pisau atas dimiringkan,sehingga
luas penampang pelat yang dipotong mengecil Prosespemotongan dengan mesin. Gullotine
manual adalah pelat diletakkan diatas meja. Kemudian ukuran pelat yang akan dipotong diatur
denganmemperhatikan ukuran yang ada pada meja. Setelah ukuran yangdiinginkan diatur dengan
tepat maka tuas ditekan dengan menggunakankaki agar pisau memotong pelat-pelat tersebut.
hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalah pompahidraulik yang digerakkan oleh motor
listrik. Mesin gunting hidraulik inidilengkapi dengan program pada panel box control hidraulik.
Denganprogram hidraulik ini pelayanan untuk operasional mesin potong menjadilebih sederhana.
Kemampuan menggunting atau memotong plat denganmesin hidraulik ini sampai mencapai
ketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerjamesin hidraulik ini sama dengan mesin gulotine umumnya.
Hanyapenekan yang digunakan pada mesin ini menggunakan actuator kerjaganda (double acting)
3.3.1Perawatan Alat.
kerusakan sehingga umur unit dapat mencapai umur yangdirekomendasikan oleh pabrik.
9
Tujuan dari perawatan yang disimpulkan menjadi 3 sasaran, yaitu :
1. Agar suatu unit selalu dalam keadaan siaga dan siap pakai (high avaibilitysama dengan
2. Agar suatu unit selalu dalam keadan prima, berdaya guna mekanis yang palingbaik (best
performance).
3. Agar biaya perbaikan unit menjadi lebih hemat (reduce repair cost).Yang menjadi masalah
didalam perawatan / pemeliharaan unit alat berat adalah pengertian mengenai biaya yang
serendah – rendahnya atau se-efisien mungkin.Kebanyakan orang melihat maslah perawatan ini
secara sepotong –sepotongatau hanya melihat biaya awal atau biaya sesaat yang timbul pada
saatdilakukan, tidak melihat secara keseluruhan dan tidak memperhitungkan seluruhbiaya yang
yangdibutuhkan untuk perwatan, dan mereka menganggap hal ini sebagai langkahyang baik
untuk efesien, padahal yang akan terjadi adalah kebalikannya. Dengan menekan biaya perawatan
samapi jauh dibawah titik minimal maka kondisi unit tersebut sangat rentan terhadap kerusakan
dan akan membuat alat tersebut rusak sebelum waktunya sehingga mengakibatkan biaya
perbaikan menjadi lebihtinggi dan tentunya secara keseluruhan mengakibatkan biaya down time,
biaya operasi, dan biaya kepemilikan unit tersebut akan menjadi sangat tinggi. Melihat biaya
perawatan dan biaya perbaikan sebenarnya seperti melihat gunung es dilaut, dimana biaya
perawatan berada dibagian atas permukaan yang bisa dilihat dengan mudah, sedangkan biaya
perbaikan berada dibawah permukaan dan sulit untuk dilihat. Bila kita melihat biaya perawatan
tersebut sebagai komponen biaya perawatan saja dan kita cenderung untuk menekan atau
memperkecil biaya perawatan tersebut, maka kita akan kecewa besar karena dengan
10
memperkecil biaya perawatan maka biaya perbaikan yang berada dibawah permukaan justru
akan berubah menjadi sangat besar. Hal ini terjadi karena dengan memperkecil biaya perawatan,
maka unit akan mudah dan cepat rusak, sehingga biaya perbaikan yang akan timbul menjadi
sangat besar.Dari penjelasan diatas, terlihatlah bahwa perawatan unit alat berat memegang peran
yang sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan mechanical availability dari setiap unit
alat berat, dan perawatan unit alat berat ini haruslah diutamakan, karena dengan perawatan yang
sempurna, maka kerusakn /perbaikan yang tak terguna dari unit alat berat tersebut justru dapat
Solusi yang dapat penulis berikan terhadap permasalahan yang di hadapi yakni :
11
Alat :
1.Mesin Las
2.Mesin Gerinda
3.Mesin Bender
4.Meteran
5.Mesin Bor
6.Palu
7.Penitik
8.Kawat Las
Bahan :
1.Besi Pipa 3’’
2.Plat 1mm
3.Kelem
4.Cat
5.Tiner
6.Kuas
Langkah Kerja :
1.Pemotongan
. Potong besi pipa menjadi beberapa bagian sesuai kebutuhan tergantung dari panjang dan
. Potong plat 1mm sesuai kebutuhan tergantung dari panjang dan diameter knalpot yang akan
dibuat.
2.Roll/pembentukan
. Dalam mengerol atau menggulung plat membutuhkan keahlian dan kosentrasi agar hasil
12
3.Pengeboran
. Bor besi pipa yang telah dipotong seperti yang terlihat digambar.
4.Pemasangan Gaspul
. Pemasangan busa gaspul pada penyaringan knalpot sebelum sebelum kebagian dalam
knalpot (di las) .
13
5.Penyambungan/pengelasan
. Rangkai setiap bagian.
. Setelah semua bagian siap,bagian tersebut disatukan dan kemudian dilas.
. Dianjurkan untuk menggunakan pelindung mata.
6.Menggerinda
. Menghaluskan sisa-sisa pengelasan untuk mendapatkan tekstur yang halus pada permukaan
7.Peroses pengalusan
. Ini proses terpenting sebelum melakukan pengecatan untuk mendapatkan hasil yang
sempurna.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
3. Berinteraksi atau menggeluti dunia usaha bukanlah hal yang mudah ada banyak hal
yang perlu dilakukan agar orang yang akan melakukan hubungan kerja dengan kita
4. Pembelajaran di dunia kerja melalui PKL adalah suatu strategi yang memberi
kepada mahasiswa untuk mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada
pekerjaan yang sesungguhnya sehingga tidak kaget lagi saat benar-benar terjun ke
dunia Industri.
15
3. Meningkatkan sosialisasi ke dunia industri untuk lebih mengetahui perkembangan
terjadi salah informasi yang diterima oleh mahasiswanya ketika mencari industri
5. Memperbanyak kerja sama dengan industri atau instansi, agar mahasiswa dapat lebih
6. Membuat aturan kerja yang jelas yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan
16