KAJIAN PUSTAKA
A. Stres
1. Definisi Stres
Semua orang pasti mempunyai masalah yang dapat menimbulkan stres, stres
umum. stres adalah suatu istilah umum yang digunakan psikolog-psikolog untuk
yang mempengaruhi kondisi fisik, mental dan perilaku seseorang. Stres melibatkan
stres untuk menunjuk keadaan seseorang yang tidak mampu mengatasi tuntutan,
keinginan, harapan, atau tekanan dari sekelilingnya yang berakibat pada fisik, mental
11
12
keadaan yang dihasilkan dari interaksi individu dengan lingkungan yang menyangkut
kondisi biologis, psikologis atau psikososial individu tersebut. Ada tiga hal yang
saling keterkaitan dalam terjadinya stres yaitu hal, peristiwa, orang, keadaan sumber
stres (stressor), orang yang mengalami stres (the stressed), dan hubungan antara
kemasyarakatan, tugas atau pekerjaan serta akibat ketegangan antara idealisme dan
realita” (Sulistiawati:2005).
tiga gejala utama yaitu mood, muskuloskeletal (otot rangka), dan visceral (organ
1) Mood: over excited, perasaan bimbang, sulit tidur, mudah bingung dan
lupa, kurang konsentrasi, rasa tidak nyaman dan gelisah, serta gugup.
2) Muskuloskeletal: jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat duduk
tenang; diam dan berdiri ditempat, sakit kepala, otot tegang dan kaku,
bicara gugup, leher menjadi kaku.
3) Visceral: perut mual, mulas dan muntah, degup jantung terganggu,
banyak berkeringat, kepala terasa ringan atau pingsan,
kedinginan/menggigil, wajah menjadi panas dan mulut menjadi
kering.
Menurut beberapa ahli Psikologi terdapat berbagai titik pandang dari berbagai
pendapat yang diutarakan, dibawah ini merupakan beberapa pendekatan stres adalah
sebagai berikut:
13
mempunyai tugas-tugas kuliah dengan tingkat stres yang tinggi akan merasa tegang
dan tidak enak. Kejadian atau lingkungan yang menimbulkan perasaan tegang
tersebut disebut stresor. Stresor dapat meliputi suatu rentang yang luas, seperti: (1).
Kejadian katastropik, contohnya: tsunami dan gempa bumi, (2). Kejadian hidup yang
utama, contohnya: Kehilangan orang yang dicintai atau kehilangan penghasilan, (3).
Keadaan yang kronis, contohnya: menderita penyakit leukemia atau asma yang
menahun.
Stres digambarkan sebagai suatu respon (stres sebagai variabel tergantung). Dalam
konteks ini respon yang dialami seseorang mengandung dua komponen, yaitu:
perilaku, pola pikir, emosi dan perasaan. Komponen fisiologis berupa rangsangan-
rangsangan fisik yang meningkat, seperti: jantung berdebar, mulut menjadi kering,
merasa stres dengan keadaan tersebut, maka yang terjadi adalah perasaannya menjadi
14
gugup. Respon psikologis dan fisiologis ini juga disebut strain atau ketegangan.
transaksional. Di sini stres bukan hanya suatu stimulus atau sebuah respon saja, tetapi
juga suatu proses ketika mahasiswa menjadi agen yang aktif, yang dapat
mempengaruhi stresor melalui strategi perilaku, kognisi dan emosi. Sebagai contoh:
menghadiri acara presentasi penting , maka ia akan sering melihat jam tangannya,
membunyikan klakson motor atau mobilnya dan menjadi marah sesaat; sementara
orang lain dalam kondisi yang sama, tenang-tenang saja bercanda dengan rekan
umumnya mengacu pada perasaan atau reaksi negatif terhadap suatu peristiwa.
Penggolongan Stres Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Kusmiati yang
a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau
rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun,
hormone, atau gas.
c. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang
menimbulkan penyakit.
d. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,
organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f. Stres psikis atau emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan
interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.
perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Dan, baru dirasakan apabila
tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di
dalam penelitiannya yang dikutip oleh Bahsein (2008) membagi proses stres sebagai
berikut :
a. Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres paling ringan, dan biasanya disertai
menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, Namun tanpa disadari cadangan energi
dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula, Merasa senang dengan
pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, Namun tanpa disadari cadangan
b. Stres Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula bersifat positif sebagaimana
diuraikan pada tahap I di atas Mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang
disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak
cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara lain dengan tidur yang cukup
bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami deficit.
Analogi dengan hal ini adalah misalnya handphone (HP) yang sudah lemah harus
kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. Keluhan-
keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II
adalah sebagai berikut : Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa
segar,Merasa mudah lelah sesudah makan siang, Lekas merasa capai menjelang sore
hari, Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort), Detakan
jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar), Otot-otot punggung dan tengkuk
nyata dan mengganggu, yaitu : Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya
keluhan (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare), Ketegangan otot semakin
Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk Mulai masuk tidur (early
insomnia), terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau
bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia),
Koordinasi tubuh terganggu (terasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah
harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres
d. Stres Tahap IV
dengan keluhan-keluhan stres tahap III di atas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit
karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini
terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal
istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul : Untuk bertahan sepanjang hari
saja sudah terasa amat sulit, Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan
mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit, Yang semula
Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan, Daya
konsentrasi dan daya ingat menurun, Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang
e. Stres Tahap V
18
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V
yang ditandai dengan hal-hal berikut : Kelelahan fisik dan mental yang semakin
f. Stres Tahap VI
panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami
stres tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat, meskipun pada
akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran
stres tahap VI ini adalah sebagai berikut :Debaran jantung teramat keras, Susah
bernafas (sesak), badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran, Ketiadaan
lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal
3. Sumber-Sumber Stres
Semua kelompok umur bisa mengalami stres, baik itu bayi, anak-anak,
remaja, orang dewasa maupun manula. Termasuk didalamnya siswa TK, siswa SD,
19
siswa SMP, siswa SMA, maupun mahasiswa. Sumber-sumber stres bisa berubah
seiring dengan pertambahan usia, tetapi kondisi stres bisa terjadi setiap saat dalam
kehidupan. Goodman dan Leroy yang dikutip oleh Misra dan Mckean (2000)
2009 yang mengalami stres akademik bahwa sumber stres akademik yang terbesar
setiap semester adalah berasal dari belajar menghadapi ujian, kompetisi nilai dan
harus mengusai materi dalam waktu yang singkat, serta diantaranya meliputi tekanan
mahasiswa memaknai stres sebagai suatu keadaan yang dihasilkan ketika mahasiswa
dan lingkungan (bertransaksi), baik nyata atau tidak nyata, antara tuntutan situasi dan
Dalam peristiwa stres sekurang-kurangnya ada tiga hal yang saling terkait
yaitu: hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stres (stressor); orang
yang mengalami stres (thestressed) dan hubungan antara keduanya yang merupakan
transaksi (transactions).
Sumber-sumber stres dapat muncul dari dalam diri mahasiswa, keluarga dan
Salah satu penyebab munculnya stres dari dalam diri mahasiswa adalah
melalui penyakit. Penyakit yang diderita menimbulkan tuntutan pada sistem biologis
tersebut tergantung pada keparahan penyakit dan umur individu. Alasannya, pertama:
Kemampuan tubuh untuk menghindari penyakit biasanya lebih baik pada usia muda
dan akan menurun pada usia dewasa, kedua: Pemahaman terhadap penyakit seseorang
akan berubah seiring dengan bertambahnya usia. Misalnya pada anak-anak hanya
kekhawatiran saat ini. Penilaian stres pada mahasiswa yang sakit mencakup kesulitan
saat ini dan kecemasan akan masa depan, seperti kecemasan tentang kemungkinan
Stres muncul dari dalam diri melalui penilaian dari kekuatan motivasional
yang melawan terhadap situasi konflik. Misalnya harus memilih salah satu di antara
dua atau lebih pilihan yang sulit. Konflik adalah sebab utama stres, dorongan konflik
penghindaran.
Kedua kecenderungan ini mencirikan tiga tipe konflik utama: a). Konflik
pendekatan atau pendekatan, terjadi jika seseorang tertarik pada dua tujuan yang
menarik tetapi keduanya tidak cocok, b). Konflik penghindaran atau penghindaran,
terjadi jika seseorang dihadapkan pada pilihan antara dua situasi yang tidak
dihadapkan pada sifat-sifat yang menarik dan tidak menarik dalam suatu situasi atau
tujuan.
oleh pola pikir yang negatif terhadap dirinya, lingkungan dan masalah yang
dihadapinya. Munculnya pikiran negatif berkaitan dengan proses berpikir itu sendiri.
Pengalaman akan stress akan dipersepsikan oleh mahasiswa dan persepsi tersebut
mereka dan membuatnya kronis. Takut merupakan reaksi emosi umum dan termasuk
a). Kaca mata hitam-individu hanya melihat sesuatu secara negatif atas
apapun yang terjadi, b). Tidak menganggap adanya hal yang positif menilai
pengalaman-pengalaman positif bukan hal penting dan menganggapnya hanya
sebatas keberuntungan, c). Membesar-besarkan masalah-melihat hal kecil
yang buruk menjadi lebih buruk dari yang sebenarnya, d).Meramalkan bahwa
hal-hal buruk akan terjadi, yaitu: pembaca pikiran-berpikir bahwa dirinya
mengetahui apa yang individu lain pikirkan dan peramal-berpikir bahwa
dirinya mengetahui apa yang akan terjadi.
22
keadaan emosinya, misalnya menjadi sedih, marah, kecewa dan pada akhirnya
inilah yang menjadi sumber yang menimbulkan stres pada diri mahasiswa. Stres
mempunyai pengaruh tertentu dan dapat menimbulkan stres pada seluruh anggotanya.
Mahasiswa yang juga merupakan salah satu dari anggota keluarga, dapat stres jika
kebutuhan dan kepribadian pada setiap anggota keluarga, hal ini merupakan sumber
masyarakat yang ada di sekelilingnya juga menyediakan banyak sekali sumber stres.
23
d. Stres lingkungan
kebiasaan selalu berpikir negatif. Stresor lingkungan mencakup juga stresor secara
makro seperti faktor lingkungan kampus, lingkungan tempat tinggal, kerugian akibat
teknologi modern dan migrasi Sarafino yang dikutip oleh Kholidah (2009:33).
dari dalam diri mahasiswa sendiri, seperti: penyakit, penilaian mahasiswa terhadap
Menurut Taylor yang dikutip oleh Wangsadjadja (2007) ada beberapa macam
reaksi atau respon terhadap stres, dan reaksi atau respon itu akan berakibat secara
fisiologis, kognitif, emosional dan perilaku. Reaksi atau respon-respon stres pada
a. Respon fisiologis.
Ada banyak respon fisiologis terhadap stres yang melibatkan sistem saraf dan
endokrin. Stres mengakibatkan sistem saraf simpatik menjadi aktif, sehingga tekanan
darah meningkat, detak jantung lebih cepat, konduksi kulit meningkat dan pernafasan
juga bertambah berat. Ini terlihat antara lain ketika mahasiswa dihadapkan pada
24
keadaan yang membuat stres, tiba-tiba wajahnya memucat, berkeringat dingin dan
b. Respon kognitif.
Respon kognitif terhadap stres meliputi hasil-hasil dari proses penilaian dan
kemampuan kontrol mahasiswa. Respon kognitif juga meliputi respon stres yang
dan juga sikap yang sabar, tabah atau penyangkalan. Respon perilaku sebenarnya tak
terbatas, tergantung sifat dari keadaan stres. Dua kategori yang umum dari respon
perilaku adalah melawan stresor (fight) atau melarikan diri dari ancaman (flight).
respon tubuh terhadap bahaya adalah melawan atau lari (fight or flight) sehingga
mahasiswa akan menyerang terhadap ancaman yang dihadapi atau melarikan diri dari
ancaman tersebut.
kognisi, emosi, fisik dan sistem sosial. Stres merupakan respon mahasiswa terhadap
berbagai faktor penyebab stres yang berlangsung lama dan berlarut-larut. Stres dalam
masyarakatnya.
25
dapat disimpulkan bahwa: Respon stres terdiri dari: 1). Respon kognitif, 2). Respon
pada mahasiswa yang difokuskan pada reaksi stres yang meliputi gangguan kognitif,
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stres, yaitu sebagai berikut :
kaku dan kurang memiliki toleransi terhadap perbedaan. Sehingga, sedikit perbedaan
atau sedikit kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya.
Kedua, mahasiswa yang pencemas. Mahasiswa jenis ini sering merasa tidak
aman, cenderung kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu. Inilah yang
Ketiga, mahasiswa yang kurang percaya diri. Mahasiswa jenis ini merasa diri
tidak mampu sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi
berusaha mencari pelarian. Akibatnya, masalah tidak pernah selesai. Selama masalah
cepat terpancing. Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang
mudah meledak-ledak. Akibatnya, banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi.
Kondisi ini tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi. Selain itu
ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai, yang merupakan pintu masuknya
Setiap manusia pasti pernah atau akan bertemu dengan pola-pola reaksi ini
antara lain: jengkel, marah, agresi, gelisah, stres, depresi, suasana hati yang cepat
berubah dan menarik diri dari lingkungan kampus, keluarga, teman atau masyarakat
di sekeliling.
mahasiswa yang rawan terhadap stres , yaitu mahasiswa dengan pribadi yang sangat
hati-hati, mahasiswa yang pencemas, mahasiswa yang kurang percaya diri dan
dengan mengurangi stres yaitu dengan meningkatkan ketiga komponen yang tangguh
diantaranya: a). Komitmen: pengertian tentang tujuan dan arti sesuatu hal yang
pengaruh terhadap situasi kehidupan dan bukannya merasa tidak berdaya atas
Stres merupakan fenomena psikofisik. Stres dialami oleh setiap orang. Stres
dan memicu berjangkitnya sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi,
atau stroke.
Teori tentang stres dapat disimpulkan ke dalam dua variabel pokok, yaitu:
konsep yang lebih spesifik tentang reaksi manusia terhadap stressor, yang dia
tipikal tubuh dalam merespon rasa sakit, ancaman atau stressor lainnya. GAS
terdiri atas tiga tahap, yaitu reaksi alarm, yang terjadi ketika organisme
lingkungan kampus. Stres yang dialami oleh mahasiswa dapat ditimbulkan oleh
berbagai macam sebab, seperti ketatnya persaingan dalam mencapai prestasi pada
teman sebaya dan banyaknya kegiatan-kegiatan baru dapat menambah rasa stres
Penyesuaian dalam kuliah, kehidupan sosial dan tanggung jawab pribadi merupakan
bagian tugas yang juga menakutkan bagi mahasiswa. stresor yang biasanya dihadapi
oleh mahasiswa, yaitu: (1). Tingginya tuntutan akademik Mahasiswa dianggap sudah
dewasa dan perlu belajar mandiri. Tugas-tugas kuliah pun mengandung instruksi
yang kompleks, waktu yang sempit dan kesulitan yang cukup tinggi sehingga situasi
yang terjadi dapat mengancam integritas individu, (2). Perubahan tempat tinggal, dari
yang tinggal bersama orang tua menjadi tinggal bersama orang lain. Misalnya,
kontrak atau tinggal di tempat saudara. Di sini berarti mahasiswa perlu belajar untuk
prioritas kebutuhannya secara tepat, (3). Pergantian teman sebagai akibat dari
29
perpindahan tempat tinggal atau tempat studi, perubahan relasi dari yang bersifat
mencari sahabat baru dan menjajagi kesempatankesempatan baru dalam aktivitas, (4).
Perubahan budaya asal dengan budaya tempat tinggal yang baru. Menyesuaikan
dengan masyarakat sekitar dan norma-norma yang berlaku, (5). Penyesuaian dengan
jurusan yang dipilih. Bagi yang menyukai pilihannya dan merasa cocok serta tidak
berarti. Sementara bagi mahasiswa yang merasa salah jurusan, kurang cocok, merasa
kesulitan dalam mengikuti perkuliahan akan menimbulkan masalah yang besar, (6)
Mulai memikirkan dan mempersiapkan karier yang ingin ditempuh dan mencari
pekerjaan setelah lulus nanti. Stresor yang ada dapat menjadi tekanan hidup dan
memicu stres pada mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
stres pada mahasiswa adalah: Keadaan yang disebabkan oleh stresor, menghasilkan
menguasai keadaan.
B. Olahraga Rekreasi
1. Konsep Olahraga
dengan peristiwa mengolah yaitu mengolah raga atau mengolah jasmani. Selaras
dengan hal itu Giriwijoyo (2007:30) mengatakan bahwa “olahraga adalah serangkaian
gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk
30
yang dikutip oleh Kusnaedi (2007:1) bahwa “Olahraga adalah kegiatan fisik yang
mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau
perjuangan dengan orang lain serta konfrontasi dengan unsur alam”. Selanjutnya
Engkos yang dikutip oleh Kusnaedi (2007:1) menyatakan bahwa “Olahraga adalah
cukup kuat dan tenaganya cukup terlatih, menjadi tangkas untuk melakukan
serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain atau konfrontasi dengan
unsur alam yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kemampuan
dan kesenangan.
2. Olahraga Rekreasi
Olahraga dan rekreasi erat hubungannya, namun jika kata olahraga dan
rekreasi digabungkan akan mengandung kata arti sendiri, oleh karena itu mengenai
31
rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk tujuan rekreasi”. Lebih lanjut
mengungkapkan bahwa:
untuk rekreasi atau wisata, seperti halnya olahraga pendidikan yaitu olahraga untuk
tujuan pendidikan, atau olahraga kesehatan yaitu olahraga untuk tujuan kesehatan
serta olahraga prestasi yaitu olahraga untuk tujuan prestasi. Olahraga wisata adalah
Pelaku olahraga wisata dapat menjadi pelaku aktif, dapat pula menjadi pelaku pasif.
Dalam Konferensi PBB tentang perjalanan dan pariwisata internasional yang dikutip
d. Olahraga rekreasi yang dilakukan gabungan dari ke dua atau ketiga tempat
tersebut.
Adapun menurut Ayinosa (2010), tujuan dari olahraga rekreasi adalah sebagai
berikut :
kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap
manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu
tempat. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya
pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk
hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di
atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai
pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan,
kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik
maupun mental.
Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar
persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan
dengan cara-cara yang berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga
ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi dengan orang lain di
arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah. Kreativitas dapat ditingkatkan
dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat diperkenalkan. Salah
satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam pembentukan karakter/sifat. Telah
rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar
yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin
dan para guru. Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial menurut
dengan usia contoh hiking dilakukan oleh anak usia dewasa bukan dilakukan untuk
anak kecil. untuk anak kecil dapat disesuaikan dengan gerak yang dibutuhkan usia
anak kecil. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa stres dapat diatasi
dengan berbagai cara yang dapat memberikan kesenangan. Penelitian ini ditujukan
35
untuk mengetahui olahraga rekreasi bisa menurunkan tingkat stres sehingga tercapai
tujuan pribadi pada mahasiswa karena olahraga rekreasi merupakan jenis aktivitas
kepuasan.
C. Landasan Teori
Suatu buku yang berjudul Kendalikan Stres Anda dengan penulis Losyk
(2005:43) menyatakan “olahraga atau latihan fisik dapat membantu tubuh kita
terhindar dari produk sampingan yang tercipta dari reaksi stres secara fisik.
Sebenarnya olahraga atau latihan dapat membantu otot-otot kita yang mengalami
menurut (Habib:2010) olahraga rekreasi adalah salah satu cara yang dapat
menurunkan stres. Ada pula Menurut penelitian Kepala Ahli Fisiologi The American
depresi ringan, mengangkat suasana hati dan membantu seseorang untuk berlaku
tenang. Penelitian pada akhir 2004 yang menggunakan metode survey itu
ternyata mampu mengurangi beban stres. Untuk mengetahui olahraga yang mampu
meredakan stres dr. Cedric menganjurkan tiga jenis olahraga yaitu: olahraga yang
bersifat rekreasi, Yoga, dan olahraga Aerobik (Uzi:2010). Menurut Asthri Marisha
Sidharta, S.Psi (2010) bahwa olahraga dapat menjadi sarana katarsis, Katarsis dalam
konteks psikologi diartikan sebagai kegiatan untuk melepaskan keadaan stress yang
berlebihan. Olahraga seringkali dikatakan sebagai aktivitas rekreasi, dan hal ini
memang betul. Di dalam rekreasi, anda bisa melepaskan kepenatan, kejenuhan dan
stress. Jika anda dalam kondisi stress tertentu dan ingin melepaskannya melalui
aktivitas olahraga, anda sudah melakukan katarsis untuk melegakan emosi anda.
kepercayaan diri dan Kemampuan mengatasi stres melalui aktivitas Outbond, bahwa
diri dan mampu mengatasi stres”. Dapat diketahui bahwa outbond merupakan salah
Oleh: Agus Rusdiana, Sumardianto, Yati Ruhayati (2005). Dari hasil penelitian
FPOK UPI. Dan terdapat perbedaan kecemasan antara mahasiswa yang terlibat
Pada Mahasiswa oleh Enik Nur Kholidah (2009). Berdasarkan hasil penelitian dan
Sari DF. Hubungan antara toleransi stres dengan indeks prestasi Mahasiswa
Baru Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Semester dua angkatan 2004.
1. Kelompok Kajian Teori Sport Science yang sudah mapan meliputi kajian:
Sport Medicine, Sport Biomechanics, Sport Psichology, Sport Sociology,
Sport Pedagogy, Sport History, Sport Philosophy;
38
2. Kelompok kajian Teori Sport Science yang baru meliputi: Sport Information,
Sport Politics, Sport Law, Sport Economy, Sport Facilities and Sport
Equipment;
3. Kelompok Kajian Teori Sport Science yang khusus meliputi: Movement
Science, Play Science, Training Science, Instruction Science;
4. Kelompok Kajian Umum Sport Science meliputi: Performance and
Performance Ability in Sport, Music and Movement, Sport and Recreation,
Sport and Health, Sport with Special Groups, Sport and Mass Media,
Agression and Violence in Sport.
Dalam penelitian ini peneliti memiliki acuan dalam teori dalam konteks ilmu
keolahragaan yaitu olahraga dan rekreasi (Sport and Recreation) termasuk kedalam