Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah dengan judul
“Pemberian Obat pada Vagina”
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah.
Penyusun
S
BAB I
PENDAHULUAN
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang
terjadi di dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya
absorpsi obat, distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat
memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan kandungan obatnya seperti
paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif
(menaikkan fungsi atau respon tubuh), subtitutif (sebagai pengganti), efek kemoterapi
(berefek untuk mematikan atau menghambat), restorative ( berefek pada memulihkan fungsi
tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa
diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, penyakit
iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya :
oral, parenteral, rectal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dengan menggunakan
prinsip enam tepat dalam pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis, rute, waktu, dan
dokumentasi.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan kusus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pemberian Obat Melalui Vagina Adalah cara pemberian obat yang melalui vagina. Untuk
bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal. Dan biasanya diberikan pada pasien-
pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan agar merangsang kontraksi.
2.2 Tujuan
Mendapat kan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.
a. Indikasi
Vaginitis, keputihan vagina dan serviks (leher rahim) karena berbagai etiologi, ektropia dan
parsio dan serviks. Servik sebagai hemoestasis setelah biopsy dan pengangkatan polip di
serviks, erosi uretra eksterna dan popiloma uretra kondiloma akuminata. Luka akibat
penggunaan instrument ginekologi untuk mempercepat proses penyembuhan setelah electron
koagulasi.
b. Kontraindikasi
Jangan diberikan pada orang yang mempunyai kecenderungan hipersensitif atau alergi.
Tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Satu ovula dimasukan sedalam mungkin ke dalam vagina setiap hari sebelum tidur selama 1-
2 minggu boleh dipakai sebagai pengobatan tersendiri atau sebagai terapi interval pada
kontensasi. Pamakaian selama masa haid (menstruasi) tidianjurkan.
a. Flagyl Suppositoria
b. Vagistin Suppositoria
c. Albothyl Suppositoria
d. Nistatin Suppositoria
e. Neo Gynoksa Suppositoria
a. Keuntungan
· Proses penyembuhan lebih cepat, dimana jaringan nekrotik dikoagulasi dan kemudian
dikeluarkan
· Mengurangi peradangan
b. Kerugian
Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan dalam vagina berupa bau dan rasa tidak
nyaman.
2. Sarung tangan.
3. Kain Kasa.
4. Kertas tisu.
6. Pengalas.
b. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat.
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu.
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
Catatan: apabila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk krim
yang tertera pada kemasan, renggangkan lipatan labia dan masukkan aplikator kurang lebih
7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat dan lanjutkan sesuai langkah
nomor 8,9,10,11.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat pervagina merupakan cara pemberian obat dengan memesukkan obat melalui
vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks. Tujuan pemberian obat pervaginam mengobati infeksi pada vagina dan
menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina serta mengurangi
peradangan. Pemberian obat perrektum adalah cara memberikan obat dengan memasukkan
obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.Tujuan pemberian obat suppositoria
untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik dan untuk melunakkan feses sehingga
mudah untuk dikeluarkan. Pemberian obat topical cara memberikan obat pada kulit dengan
mengoleskan yang bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-
macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
3.2 Saran
Diharapkan para pembaca makalah ini dapat lebih mengerti tentang apa itu pemberian obat
pervagina, perrektum dan topical sampai prosedur pelaksanaanya dan dapat menerrapkannya
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA