WIRAUSAHA
A. HAKIKAT MOTIVASI
1. Definisi Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu motive yang bearti dorongan,
daya penggerak, atau kekuatan yang terdapat dalam diri organisasi yang
menyebabkan organisasi itu bertindak atau berbuat. Selanjutnya diserap
dari bahasa inggris, yaitu motivation bearti pemberian motif, penimbulan
motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang
menimbulkan dorongan. W.H.Haynes dan J.L.Massie dalam manulang
(2001:165) mengatakan ,”motive is something within the individual which
incities thim to action.” Pengertian ini senada dengan pendapat The Liang
Gie yang menyatakan bahwa motif atau dorongan batin adalah dorongan
yang menjadi pangkal seseorang untuk melakukan sesuatu atau bekerja.
2. Fungsi Motivasi
Sardiman (1990) mengemukakan, pada prinsipnya motivasi mempunyai
tiga fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, dalam arti motivasi penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan oleh wirausahawan
b. Berfungsi sebagai penentu arah perbuatan. Dengan demikian, motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuaannya
c. Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi
untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. Jenis-jenis/Kelompok Motivasi
Motivasi menyelesaikan tugasnya pada wirausahawan program S1 dapat
timbul, baik dalam diri maupun dari luar individu. Hal ini sejalan dengan
pendapat Davies (1978) yang membagi motivasi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mengacu pada faktor-faktor
dari dalam diri individu, baik dalam tugas maupun bagi diri usahawan.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang mengacu pada faktor-faktor
dari luar dan telah ditetapkan pada tugas ataupun pada diri peserta
didik (wirausahawan) oleh dosen atau orang lain.
5. Teori-teori Motivasi
a. Teori Isi (Content Theories)
3. Model Porter-Lawler
Model motivasi Porter-Lawler konsisten dengan dua model sebelumnya ,
yaitu menerima premis bahwa :
a) Kebutuhan akan dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan .
b) Usaha yang dilakukan untuk menacapai suatu tugas ditentukan oleh
nialai balas jasaa yang dihasilkan dari suatu tugas probabilitas
bahwa balas jasa tersebut akan menjadi nyata .
a. Possion
Possion dalam arti sederhana adalah semangat yang besar disertai
emosi yang kuat , hasrat yang membara (burning desire) , sebuah
determinasi untuk mewujudkan suatu tujuan (Gunawan ,2009).Para
usahawan mengawali dan menjalankan usaha dengan pertumbuhan
yang tinggi karena mereka memiliki possion terhadap perkerjaan
dan perusahaannya. Para wira usahawan yang memiliki kesuksesan
tinggi mencintai semua hal yang mereka kerjakan , dan ini
ditunujuakan dalam setiap jalan yang dditempuhnya (Baron dan
shane ,2007).
Oleh karena itu , disebutkan oleh Dessler dan Philips (2008) bahwa
Tenacity merupakan karakter krusial yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Hal ini akan membantu wira usahawan dalam
menciptakan ssuatu yang luar dugaan ketika mengalami kesulitan .
Tenacity merupakan salah satu bentuk motivasi usaha yang
merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
agar seorang wirausaha mampu bertahan ketika menghadapi
kesulitan.
b) Teori X- Teori Y
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dengan teori
eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor merumuskan dua
perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut
disebut teori X dan teori Y.
c) Rancangan pekerjaan
(1) Strategi rancangan pekerjaan awal
Strategi ini merupakan suatu gerakan yang ditujukan untuk
membuat tenaga kerja lebih produktif dengan membuat mereka
mampu mengerjakan sesuatu lebih efisien dan membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih terspesialisasi. Ketika suatu
pekerjaan lebih sederhana dan lebih terspesialisasi, pekerjaan
terebut cenderung membosankan dan kurang memuaskan bagi
individu yang menjalankannya. Akibatnya produktivitas akan
menurun.
Pengayaan kerja
Frederick herzberg menyimpulkan dari risetnya bahwa tingkat
kepuasan dan tingkat ketidakpuasan yang dirasakan oleh
anggota organisasi sebagai hasil melaksanakan semua
pekerjaan adalah dua variabel berbeda. Dua bagian yang
memengaruhi tingkat kepuasan pekerjaan dinamakan faktor
motivasi, sementara bagian yang mempengaruhi ketidakpuasan
kerja adalah faktor pemeliharaan. Faaktor pemeliharaan
berhubungan dengan lingkungan kerja, sedangkan faktor
motivasi berhubungan dengan kerja.
d) Modivikasi perilaku
Strategi keempat untuk memotivasi anggota organisasi adalah
modivikasi perilaku. Modifikasi perilaku dipusatkan pada
pendorongan perilaku yang sesuai sebagai hasil dan konsekuensi
perilaku. Perilaku yang mendatangkan penghargaan cenderung
diulangi, sementara perilaku yang mendatangkan hukuman
cenderung lenyap.
Teori modifikasi perilaku menyatakan bahwa jika seorang
wirausahawan ingin memodifikasi perilaku bawahannya, ia harus
menjamin bahwa konsekuensi yang diinginkan terjadi sebagai akibat
perilaku tersebut. Menurut modifikasi perilaku, pemguatan positif
dan penguatan negatif merupakan penghargaan yang meningkatkan
kemungkinan bahwa perilaku akan terus berkelanjutan.
Penguatan positif adalah konsekuensi yang diinginkan dari perilaku.
Adapun penguatan negatif adalah hilangnya konsekuensi yang tidak
diinginkan dari perilaku hukuman atau penyajian dari konsekuensi
perilaku yang tidak diinginkan atau hilangnya konsekuensi perilaku
yang diinginkan akan menurunkan kemungkinan perilaku tersebut
berkelanjutan. Hal lain yang bisa membuat modifikasi perilaku
berhasil adalah :
(1) memberikan tingkat penghargaan yang berbeda pada karyawan
yang berbeda bergantung pada kualitas hasil kerja mereka.
(2) Memberitahukan karyawan bahwa hal-hal yang mereka
lakukan adalah salah
(3) Menghukum karyawan secara pribadi sehingga tidak
mempermalukannya didepan orang lain.
(4) Senantiasa memberikan penghargaan dan hukuman untuk
menekankan bahwa manajemen serius mengenai usaha
modifikasi perilaku.
Konsep diri wirausahawan satu dengan lain tentunya tidak sama. Hal ini
dipengaruhi oleh hasil belajar dan pengalamnnya. Robbins (1984)
mengatakan bahwa variabel yang mempengaruhi tingkah laku manusia
adalah motivasi, konsep diri, dan belajar. Ketiga variabel itu saling
berkaitan antara aspek satu dengan aspek yang lainnya. Jika seseorang
memiliki konsep diri yang positif, juga cenderung memiliki motivasi yang
tinggi pula. Menurut fauzan (1991), motivasi adalah kondisi psikologis
yang mempunyai kekuatan mendorong manusia untuk melakukan aktivitas
untuk mencapai suatu tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa konsep diri memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap motivasi yang timbul pada wirausahawan tingkat akhir dalam
menyelesaikan tugasnya. Burn (dalam hidayat,2000) mengemukakan
bahwa banyak ahli psikologi meletakkan konsep diri sebagai peran utama
dalam pengintegrasian pribadi dalam memotivasi perilaku dan mencapai
kesehatan mental. Konsep diri secara negatif secara tidak langsung akan
membuat motivasi menurun sebab selalu berpikir bahwa dirinya tidak layak
untuk sukses dan masih banyak pikiran inferior lainnya. Sebaliknya,
dengan konsep diri positif terhadap segala hal yang ditemui meskipun
menghadapi halangan dan ritangan dalam hidupnya. Tidak terkecuali bagi
wirausahawan yang sedang menghadapi kesulitan pada saat menyusun
tugasnya.