Anda di halaman 1dari 7

“ GUS JA’FAR “

DISARIAKAN DARI CERAMAH KH.MUSTOFA BISRI

Diantara putra-putra Kyai Saleh Pengasuh Pesantren “ Sabilul Muttaqin “ dan sesepuh
didaerah kami, Gus Ja’far lah yang paling menarik perhatian masyarakat, mungkin Gus Ja’far tidak
sealim saudara-saudaranya, tapi dia mempunyai keistimewaan yang membuat namanya tenar keluar
daerah, malah konon beberapa pejabat tinggi dari pusat memerlukan sowan khusus kerumahnya
setelah berkunjung ke Kyai Saleh.

Kata Kang Roichan ( Yang dekat dengan keluarga dalem ) : Bahkan Kyai Saleh sendiri segan dengan
anaknya yang satu itu.
Kata Kyai.......!!! Gus Ja’far itu lebih tua dari beliau sendiri.

Cerita Pak Alip (Kepada para kawan-kawannya yang sedang membicarakan putra bungsu Kyai Saleh
itu): Saya sendiri tak paham apa maksudnya kok anaknya lebih tua dari beliau itu.

Kata Mas Khusnul ( Tukang sablon yang sering mengikuti pengajian senen siang Kyai Saleh) :Tapi Gus
Ja’far memang luar biasa. Matanya itu lhoooo... sekilas saja beliau melihat kening orang kok langsung
bisa melihat rahasianya yang tersembunyi, kalian lihat ngaaak....???, Sumini anak penjual rujak yang
diterminal lama itu yang dijuluki perawan tua itu, sebelum dilamar orang sebrang.....kan ketemu dengan
Gus Ja’far.

Waktu itu Gus Ja’far bilang : Sum....kulihat kok keningmu bersinar sudah ada yang melamar ya, lhooo..
tak lama kemudian orang sabrang itu datang melamar Sumini.

Timpal Kang Har : Kang kandar juga begitu........!!!!!


Kaliankan mendengar sendiri ketika Gus Ja’far bilang kepada tukang kebun SD Bunut itu. “ Kang saya
lihat hidung sampean kok sudah bengkok, sudah capek menghirup nafas ya...???, lhooooo..... ternyata
besoknya Kang Kandar meninggal.

Sahut Ust.Ainul Yaqin (Juragan MAS) : Yaaaa........ waktu itu saya pikir Gus Ja’far sedang berkelakar,
ngak tahunya beliau sedang membaca tanda pada diri Kang Kandar.

Kata Lek Hamzah (Pemborong yang sudah dari tadi ingin ikut bicara) : Saya malah mengalami sendiri,
waktu itu tidak ada hujan tak ada angin.
Gus Ja’far : Waaaaaaaaah .........sak sampean kok mondol-mondol dapat proyek besar ya..........!?!?!?
Padahal saat itu saku saya justru sedang kempes-kempesnya dan percaya atau tidak, besok harinya saya
memenangkan tender yang diselenggarakan Pemda Tingkat Propensi.
Tanya Pendik (Crew Multimedia Kordes yang sudah tadi asyik mendengarkan) :Apa yang begitu itu
disebut ilmu kasab ya.
Jawab Kang Ulum :Mungkin saja........????.......... Makanya justru saya takut ketemu Gus Ja’far. Takut
dibaca tanda-tanda buruk saya, lalu pikiran saya terganggu.

Maka Ketika kemudian sikap Gus Ja’far berubah masyarakat pun geger terutama para santri
kolong (orang-orang kampung yang ikut mengaji tapi tidak tinggal dipesantren), seperti Kang Roichan
yang selama ini merasa dekat dengan beliau, mula-mula Gus Ja’far menghilang berminggu-minggu
kemudian ketika kembali tahu-tahu sikapnya berubah menjadi manusia biasa, dia sama sekali berhenti
dan tak mau membaca tanda-tanda, tak mau lagi memberikan isyarat-isyarat yang berbau ramalan.

Komentar Kang Thohir (Penuh penyesalan sekali) : Ringkas kata dia benar-benar kehilangan
keistimewaannya, jangan-jangan ilmu beliau hilang pada saat beliau menghilang itu.

Kata Cak Mahek :Apa gerangan yang terjadi pada beliau ya........???,
kemana beliau pergi saat menghilang pun kita tidak tahu..........???

Gerutu Okik :Kalau saja kita tahu kemana pun beliau pergi mungkin kita akan .....????
Apa yang terjadi pada beliau dan mengapa beliau berubah.....???

Ujar Ust.Adzimin Srj : Tapi bagaimana pun ini ada hikmahnya “ Paling tidak kini, kita bisa setiap saat
menemui Gus Ja’far tanpa merasa DEG-DEGKAN dan WAS-WAS, bisa mengikuti pengajian dengan
TULUS IKHLAS mencari ilmu, tidak takut di TEBAK-TEBAK. Maka jika kita ingin mengetahui apa yang
terjadi dengan Gus kita ini, hingga sikapnya berubah dan ilmunya hilang sebaiknya kita langsung saja
menemui beliau.

Begitulah sesuai usulan Ust.Adzimin Srj, pada malam jm’at habis wiridan Shalat Isya’ saat
mana Gus Ja’far PREI ( Libur ) tidak mengajar rombonggan santri kalong sengaja mendatanggi
rumahnya. Kali ini hampir semua anggota ( Pengurus Kordes Bunut ) rombonggan merasa keakraban
Gus Ja’far jauh melebihi yang sudah-sudah, mungkin kini sudah tidak ada lagi sekat berupa rasa
segan WAS-WAS dan TAKUT dibaca tanda-tanda. Setelah mengobrol kesana kemari akhirnya
Ust.Adzimin Srj berterus terang mengungkapkan maksud utama kedatanggan rombongan Pengurus
kordes Bunutwetan.

Ust.Adzimin Srj : “ Gus “.......!!! Disamping silaturrahmi seperti biasa malam ini kami datang dengan
sedikit keperluan KHUSUS......., singkatnya kami penasaran dan sangat ingin tahu latar belakang
perubahan sikap sampean.

Gus Ja’far : “ Perubahan apa...........( Dengan senyum penuh arti ), Sikap yang mana............????
kalian ini ada-ada saja. Saya kok merasa tidak berubah.

Tukas Kang Roichan: “Dulu kan sampean biasa dan suka membaca tanda-tanda orang, kok sekarang
tiba-tiba mak pet, sampean tidak mau lagi membaca. Bahkan diminta pun tidak mau”.
Gus Ja’far : “ ..................Oooooooooh itu....................( Tapi dia tidak sekedar meneruskan bicaranya )”
Diam agak lama, setelah menyeruput kopi didepannya dia melanjutkan.

Gus Ja’far : “Ceritanya paaaanjang “


Dia berkilah membuat kami tidak sabar dan kami diam saja.
Akhirnya Gus Ja’far bertanya : “ Kalian ingat ngaaak, saya lama menghilang....?!?!?!
Membuat kami yakin bahwa dirinya siap-siap untuk bercerita.
( Maka serempak kami menggangguk )

Gus Ja’far : “ Suatu malam saya bemimpi ketemu dengan Almarhum ayah dan saya disuruh mencari
seorang WALI sepuh yang tinggal disebuah desa kecil dilereng gunung yang jaraknya dari sini 200 Km,
kearah selatan namanya KYAI TAWAKAL.
Kata ayah dalam mimpi itu : “ Hanya Kyai-Kyai tertentu yang tahu tentang Kyai yang usianya sudah lebih
100 Tahun ini, santri-santri belajar kebeliau ...PUN...!!!! rata-rata sudah disebut Kyai didaerahnya
masing-masing “.
Terus terang sejak bermimpi itu saya tidak bisa menahan diri untuk berkenalan dan berguru kepada Kyai
Tawakal itu.

Maka dengan diam-diam dan tak pamit siapa-siapa saya pun pergi ketempat yang ditunjukkan
ayah dalam mimpi, dengan niat mencari Barokah dan menimba ilmu beliau.
Ternyata ketika sampai disana hampir semua orang yang saya jumpai mengaku tidak mengenal Kyai
Tawakal. Baru setelah saya seharian melacak kesana kemari ada seorang tua yang memberi petunjuk.

Katanya orang tua: “Cobahlah nak mas ikuti jalan setapak disana itu.........!!!! “ nanti nak mas akan
berjumpa dengan sebuah sungai kecil terus saja nak mas menyebrang, begitu sampai sebrang nak mas
akan melihat gubuk-gubuk kecil dari bambu........naaaah....... kemungkinan besar orang yang nak mas
cari akan nak mas jumpai disana. Digubuk yang terletak ditengah-tengah itulah tinggal seorang yang tua
seperti nak mas gambarkan, orang sini memanggilnya “MBAH JOGO”.
Barang kali itulah yang nak mas sebut Kyai.......siapa tadi....... ???

Gus Ja’far :” Kyai Tawakal “

Katanya orang tua: Yaaaaa... saya yakin itu orangnya.”MBAH JOGO”

Gus Ja’far : Saya pun mengikuti petunjuk orang tua itu, menyebranggi sungai dan menemukan
sekelompok rumah gubuk dari bambu. Digubuk bambu yang terletak ditengah-tengah saya menemukan
Kyai Tawakal alias Mbah Jogo, dan dikelilinggi santri-santri yang rata-rata sudah tua,
saya diterima dengan penuh keramah-ramahan seolah-olah saya sudah merupakan bagian dari pada
mereka dan kalian tahu ternyata penampilan Kyai Tawakal sama sekali tidak mencerminkan seorang
sosoknya sebagai orangtua, tubuhnya tegap, wajahnya berseri-seri, kedua matanya indah memancarkan
kearifan, bicaranya jelas dan teratur hampir semua kalimat yang meluncur dari mulutnya bermuatan
kata-kata hikmah.
Kemudian Gus Ja’far berhenti, menarik nafas panjang lalu kemudian melanjutkan. Hanya ada
satu kata yang membuat saya terkejut dan terganggu “ saya melihat dikening beliau yang tampan dan
tanda yang jelas sekali seolah-olah saya membaca tulisan dengan huruf yang cukup besar dan berbunyi
“ AHLI NERAKA “ ..............Astagfifulloh............???
Belum pernah selama ini saya melihat tanda yang begitu gamblang, saya ingin tidak mempercayai yang
saya lihat ,........pasti saya keliru ........masak seorang Wali beliau berilmu tinggi dan disegani banyak Kyai
yang lain, disulapsebagai seorang ahli neraka, tak mungkin....?!?!?! saya mencoba menyakin-yakinkan
diri saya bahwa itu hanyalah ilusi tapi tak bisa tanda itu terus melekat dikening beliau.
Bahkan belakangan tanda itu semakin jelas ketika beliau habis....... BER-WUDLU,.....gilaaaa....!!!!!!!!!!!
Akhirnya niat saya untuk menimba ilmu kepada beliau secara lisan memang saya sampaikan demikian ,
dalam hati sudah berubah menjadi keinginan untuk menyelidiki dan memecahkan keganjilan ini.

Berberapa hari saya amati prilaku Kyai Tawakal, saya tidak melihat sama sekali hal-hal yang
mencurigakan kegiatan rutinnya sehari-hari tidak begitu berbeda dengan Kyai yang lain: Mengimami
shalat berjama’ah, melakukan shalat-shalat sunnah Dhuha, Tahajut, Witir dan sebagainya dan mengajar
kitab-kitab umumnya, kitab-kitab besar, mujahada, dzikir malam, menemui tamu-tamu dan
semacamnya, kalaupun beliau keluar pada malam-malam tertentu.

Tapi menurut santri-santri yang lama itu pun merupakan kegiatan rutin yang sudah dijalani Kyai
Tawakal sejak mudah. Semacam ..........LELONO BROTO........ kata mereka, baru setelah beberapa
minggu tinggal dipesantren saya mendapat kesempatan atau tepatnya keberanian untuk mengikuti Kyai
Tawakal keluar. Saya pikir inilah kesempatan untuk mendapatkan jawaban atas tanda-tanda yang
selama ini mengganggu saya.

Begitulah pada suatu malam purnama saya melihat Kyai keluar dengan berpakaian rapi, beliau
berbelok ketika kemudian saya ikuti belok, saya kaget ternyata sosoknya tak kelihatan lagi, yang terlihat
justru sebuah warung yang penuh pengunjung, terdengar gelak tawa, ramai sekali dengan binggung
saya mendekati warung terpencil, dengan peneranggan petromak, dua orang wanita masih mudah-
mudah, yang satu lagi agak tua dengan dandanan......yang menor sibuk melayani pelanggan dengan
tertawa genit kesana kemari.
Tak mungkin Kyai mampir kewarung ini, pikir saya “ kewarung biasa saja tidak pantas apalagi warung
yang suasananya memamerkan kemesuman.......”

Kyai Tawakal: “ Mas Ja’far “

Gus Ja’far : Tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara yang tak asing ditelinga saya, memanggil-manggil nama
saya............Masya Alloh...........?
Saya hampir tidak mempercayai pendengaran dan penglihatan saya, memang betul mata saya melihat
Kyai Tawakal melambai-lambaikan tanggannya dari dalam warung .
Aaaaaaah........ dengan kikuk dan pikiran tak karuan saya terpaksa masuk dan menghampiri Kyai yang
duduk santai dipojok warung penuh dengan asap rokok, kedua wanita menor menyambut saya dengan
senyum penuh arti.

Kyai Tawakal menyuruh orang disampinnya untuk bergeser .


Kyai Tawakal : Kasih kawan saya ini tempat sedikit,...!!!
Lalu kepada orang yang ada diwarung Kyai memperkenalkan saya

Kyai Tawakal : Ini kawan saya.....dia baru datang dari daerah yang cukup jauh, cari pengalaman
katanya.....???

Mereka yang duduk dekat serta merta mengulurkan tanggan, menjabat tanggan saya cukup
lama. Sementara yang jauh melambaikan tanggannya. Saya masih sepenuhnya menguasai diri saya
( masih dalam mimpi) ketika tiba-tiba saya dengar Kyai menawari minum.

Kyai Tawakal : Minum yaaaa........???


Gus Ja’far : Saya mengangguk asal mengangguk.......!!!
Kyai Tawakal : Kopi satu lagi ...Yuuu...??
Gus Ja’far : Kata Kyai kepada wanita warung sambil mendorong piring jajan kedekat saya
Kyai Tawakal : Silahkan ini namanya RONDO ROYAL ( Tape Goreng ) kebanggaan warung ini
Gus Ja’far : Lagi-lagi saya hanya menggangguk kepala asal menggangguk . Kyai Tawakal kemudian asyik
kembali dengan kawan-kawannya dan membiarkan saya benggong sendiri, saya masih tak habis pikir
bagaimana mungkin Kyai Tawakal yang terkenal WALIYULLOH dan dihormati para Kyai lain bisa berada
disini, akrab dengan orang-orang beginian, bercanda dengan wanita warung ........aaaah........inikah yang
disebut LELONONG BROTO atau kah ini merupakan dunia lain beliau yang sengaja disembunyikan dari
umatnya.

Gus Ja’far : Tiba-tiba saya seperti mendapat jawaban dari tanda tanya yang selama ini mengganggu saya
dan karenanya saya bersusah payah mengikutinya malam ini....Ooooooh pantas dikeningnya kulihat
tanda itu.........????
Tiba-tiba sikap dan pandangan saya terhadap kebeliau berubah.
Kyai Tawakal :Maaas...... sudah larut malam.
Gus Ja’far : ( Tiba-tiba suara Kyai Tawakal membuyarkan lamunan saya )
Kyai Tawakal : Kita pulang yuuuk ........
Gus Ja’far : Dan tanpa menunggu jawaban saya Kyai membayari minuman dan makanan kami.
Berdiri, melambai kepada semua kemudian keluar seperti kerbau ditotok hidung saya pun mengikutinya.
Ternyata setelah melewati kebun senggon Kyai Tawakal tidak menyusuri jalan-jalan yang tadi kami lalati.
Kyai Tawakal : Biar cepat kita mengambil jalan pintas saja ya.......!!!
Gus Ja’far : (Kami melewati pemotong lalu menerobos hutan dan akhirnya sampai disebuah sungai dan
sekali lagi saya menyaksikan kejadian yang mengoncang kalbu)

Kyai Tawakal berjalan diatas permukaan air sungai seolah0olah diatas jalan biasa saja, dloyor-dloyor
. Sampai disebrang beliau menoleh kearah saya yang masih mberdiri mematung beliau melambai.

Kyai Tawakal : Ayooooo..........( Teriaknya )


Gus Ja’far : Untung saya bisa berenang . Saya pun kemudian berenang menyebranggi sungai yang cukup
lebar, sampai disebrang ternyata Kyai Tawakal sudah duduk-duduk dibawah pohon randu alas
menunggu.
Kyai Tawakal : Kita istirahat sebentar
Gus Ja’far : ( Tanpa menenggok saya yang sibuk berpakaian )
Kyai Tawakal : Kita masih punya waktu Insya Alloh sebelum subuh kita sudah sampai pondok.
Gus Ja’far :Setelah saya ikut duduk disampingnya, tiba-tiba dengan suara berwibawa Kyai berkata
mengejutkan.
Kyai Tawakal :Bagaimana.........kau sudah menemukan apa yang kau cari......?
Apakah kau sudah menemukan pembenar dari tanda yang kau baca....dikening saya.....?
Mengapa kau seperti masih terkejut..... !!!
Apakah kau yang mahir melihat tanda-tanda menjadi ragu terhadap kemahiranmu sendiri.....????
Gus Ja’far :Dingin air sungai rasanya semakin menusuk mendengar rentetan pertanyaa beliau yang
menelanjanggi itu, saya tidak bisa berkata apa-apa........?!?!? beliau yang kemudian terus bicara.

Kyai Tawakal : Anak muda kau tak perlu mencemaskan saya......, hanya karena kau melihat tanda ahli
neraka dikening saya........,kau pun tidak perlu bersusah payah mencari bukri yang menunjukkan bahwa
aku memang pantas masuk neraka. Karena......
PERTAMA : Apa yang kau lihat belum tentu merupakan hasil dari pandangan KALBUMU YANG
BENING.
KEDUA : Kau tak kan tahu sebagaimana NERAKA, SURGA, AKU ADALAH MILIK ALLOH.....
maka terserah kehendak-Nya, apakah IYAH memasukkan diriku kesurga atau keneraka. Untuk
memasukkan hambanya kesurga atau keneraka sebenarnya lho....!!! IA tak punya alasan, Kyai apakah
kau dijamin amalmu masuk surga kelak, atau kau berani MENGATAKAN bahwa orang-orang diwarung
tadi yang kau lihat pandang sebelah mata itu pasti masuk neraka.........???
Kita berbuat baik karena kita ingin diPANDANG baik oleh-Nya.......!!!
Kita ingin berdekat-dekatan dengan-Nya tapi kita tidak berhak menuntut balasan kebaikankita dari-Nya.
Mengapa karena KEBAIKAN KITA PUN BERASAL DARI-NYA,....bukankah begitu.....bukankah
begitu....?!?!?!

Gus Ja’far :Aku hanya bisa menunduk, sementara Kyai Tawakal terus berbicara sambil menepuk-nepuk
dada saya.

Kyai Tawakal :” Kau harus lebih berhati-hati, bila mendapatkan COBAAN ALLOH BERUPA ANUGRAH,
cobaan yang berupa anugrah tidak kalah gawatnya didanding dengan cobaan pendritaan, seperti
mereka yang diwarung tadi kebanyakan mereka orang susah. Orang susah sulit kau bayangkan
bersikap TAKABUR atau UJUB atau sikap-sikap lain yang cenderung membesarkan DIRI SENDIRI.
Berbeda dengan mereka yang mempunyai kemampuan dan kelebihan.
Godaan untuk takabur, sombong dan sebagainya itu datang setiap saat, apalagi bila kemampuan dan
kelebihan itu di akui oleh banyak pihak.

Gus Ja’far : Malam itu saya benar-benar merasa mendapakan pemahaman baru dari apa yang selama
ini.
Kyai Tawakal : Sudah ayo kita pulang ( Tiba-tiba Kyai bangkit ) sebentar lagi shubuh, setelah sembayang
subuh nanti kau boleh pulang.
Gus Ja’far : Saya tidak merasa diusir nyatanya memang saya sudah mendapatkan banyak dari luar biasa
itu, ketika saya ikut bankit saya clig-guan
Kyai Tawakal sudah tak tampak lagidengan binggung saya terus berjalan, ku dengar adzan shubuh
berkumandang dari sebelah surau, tapi bukan dari surau bambu kami. Seperti orang ling-lung saya
datanggi surau itu dengan harapan bisa ketemu dan berjama’ah subuh dengan Kyai Tawakal, tapi
jangankan Kyai Tawakal orang yang mirip beliau pun tak ada, tak seorang pun dari mereka yang berada
disurau itu yang saya kenal.
Baru setelah sembayang seseorang menghampiri saya
Seseorang : Apakah sampeyan Ja’far...???
Gus Ja’far : ( Ketika saya mengiyakan orang itu pun menyerahkan sebuah bungkusan besar yang keras,
ternyata berisi barang-barang milik saya sendiri.
Seseorang : Ini titipan Mbah Jogo, katanya milik sampean
Gus Ja’far : Beliau dimana...??!! ( Tanya saya )
Seseorang : Buru-buru, .....mana saya tahu........??!!??!! Mbah Jogo datang dan pergi semaunya tidak
ada seorang pun yang tau beliau datang dan kemana beliau pergi.....!!!

Begitulah ceritanya dan KYAI TAWAKAL alias MBAH JOGO yang telah berhasil
mengubah sikap saya itu. Gus Ja’far sudah mengakhiri ceritanya tapi kami yang dari tadi suntuk
mendengarkan masih diam tercenggang, sampai Gus Ja’far kembali menawarkan sunguhannya,
silakan.......silakan.......

“ S’moga cerpen ini bermanfaat bagi yang membaca dan dapat mengamalkannya, S’moga kita

dihilangkan penyakit AIDS ( Angku, Iri, Dengki, Sombong )

By : Muhammad Sholeh
“ BACAAN INI BUKAN UNTUK DIJUAL BELIKAN “

Anda mungkin juga menyukai