Anda di halaman 1dari 13

AbuNawas, Remaja Arif di era Milenium

Abu Nawas, Santri Gaul di era millennium


Bertemu Bangsa Jin
1. Hidayah datang dengan tiba-tiba (Kisah perubahan pada diri Yunus)
2. Pusing juga....di mana-mana Togel
3. Bikin perkumpulan
4. Ngaji Yuk
5. Bertemu Bangsa Jin
6. Mereka Juga bisa Takut
7. Piknik Yuk.....
8. Syetan di balik semua Klenik
9. Belajar Bisnis
10. Kiat Sukses Ala Abu Nawas (Kalau gak naik kelas)
11. Belajar Tenaga Dalam

Abu Nawas. Perseteruan melawan Setan Gundul


1. Teman yang Unik
Seperti biasa setiap hari Kamis sore Abu Nawas bersama beberapa sobatnya
mengasuh taman pendidikan Al Quran. Anak-anak kecil tetangga adalah murid-murid
mereka. Tidak banyak jumlah mereka namun mereka tekun mendatangi masjid untuk
belajar mengaji. Tak ketinggalan pula seorang teman baru mereka. Isad selalu hadir
membantu mengajar. Isad adalah tetangga baru mereka yang mengontrak salah satu
rumah Haji Baqir. Ia adalah remaja yang unik, yakni suka pake jubah putih panjang
kayak orang arab, kadang kepalanya ia balut surban putih, persis kayak ustadz dari
tanah Arab. Tentu saja pakaian seperti itu bukan hal lumrah di tengah masyarakat
Baghdad sebab mereka tidak biasa memakai pakaian panjang layaknya daster
tersebut. Tapi itulah Isad, ia tampak cuek dengan apa kata orang.
Sehabis selesai mengajar Yunus dan Abu bertanya kepadanya perihal pakaiannya itu,
”Sad, kok kamu sering pake jubah kenapa sih?” tanya Abu Nawas
“Oh, nggak tahu ya, aku seneng sekali. Kayaknya enak lho orang yang pake
kayak beginian“
“Dulu ceritanya gimana sih sampe kamu kepingin banget pake jubah seperti itu”
“Begini, Dulu Isad ngeliat orang pakai surban putih, kayaknya kok enak banget ya
pakai surban seperti itu. Ya sudah gitu aja, terus Isad minta dibeliin Papa.”
“Cuma itu aja?”
“Ya, sebenarnya Cuma itu, tapi akhirnya aku rasakan dengan pakaian ini aku lebih
enak kalo pas sujud, soalnya pantatku nggak ngecap kayak orang lain yang hanya
pake celana panjang. Pantat mereka keliatan bulat plus kadang-kadang tembus
pakaian dalamnya, eh.. maaf. Lha kalo pakai pakaian seperti ini dijamin aman.“
‚“Oh, begitu rupanya. Kamu nggak kawatir pandangan orang?“
„Maksudmu?“
„Ya kan satu kampung Cuma kamu yang pake pakaian seperti itu. Kesannya ekstrim,
Sad“
„Wah, kalo itu sih bodo amat. Lha orang-orang sekarang ini kan penampilannya
ngikutin orang Yahudi, mendingan aku dong, ngikutin orang arab.“
„Memang benar kamu, Sad. Pakaian seperti itu bukan sekedar buat aksi-aksian Nus.
Pakaian seperti itu fungsinya menghilangkan bentuk tubuh kita, termasuk pantat kita
kan termasuk aurat bagi laki-laki, nah, dengan pakaian model seperti itu bentuk tubuh
kita tidak akan kelihatan. Jadi bukan hanya cewek yang kagak boleh kelihatan
bentuknya. Pantat kita pun tak boleh, biar lebih sempurna menutup aurat“ Jelas Yunus
ikut menimbrung.
„Wah, hebat juga kamu Nus. Tapi, kenapa kamu nggak pakai pakaian seperti
itu?“tanya Abu Nawas
„Memang, tapi gamisku ini kan agak panjang, jadi bisa menutupi pantat. Kamu tuh,
mestinya mulai sekarang ganti baju yang lebih baik untuk sholat“
„Waduh, kan mesti beli..., gimana ya, kasihan ibu nanti aku mintai uang terus“
„Ya jangan minta ibumu, usaha sendiri, Abu Nawas kan banyak akal“ ledek Isad
„Kamu ada ide nggak, Nus?“ tanya Abu pada Yunus
„Cari ide bisnis aja, jualan atau apalah“
„Kita jualan susu kedelai gimana? Laku nggak ya?“ seloroh Abu
„Wah, kita coba saja, siapa tahu laku“ Isad ikut menimpali.
„Ya Betul, nanti kita jual pagi-pagi di hari Ahad, di depan masjid Agung sehabis
orang pulang pengajian“
“Eh, sori banget ya, aku harus pulang. Soalnya aku ada janjian sebelum sholat
maghrib.“
“Ya betul, menjelang maghrib kita jangan keluyuran.” Jawab Abu Nawas
“Memangnya kenapa?” tanya Isad
“Lho kan bangsa jin dan syetan lagi pada gentayangan keluar dari sarangnya” Jawab
Abu Nawas
“Kok kamu tahu Abu?!” tanya Isad
“Lho kan ada di hadits. RAsulullah saw menyuruh kita menutup pintu-pintu dan
jendela sebelum maghrib, juga menyuruh anak-anak kecil agar jangan keluar rumah
di saat itu sampai beberapa lama sesudah maghrib barulah mereka boleh keluar”, jelas
Yunus
“Wah kalian hebat juga, kirain Cuma aku yang tahu masalah itu. Kalian bisa
melihatnya juga ya?” Tanya Isad.
“Mana bisa. Itu kan masalah gaib.” Jawab Abu NAwas
“Lho tapi kenapa aku bisa melihatnya, ya?!” seloroh Isad penasaran
“Apa? Kamu bisa melihatnya?” tanya Abu kaget
“Iya”
“Hahhh………” Yunus dan Abu Nawas hanya bisa melongo. Memang benar-benar
unik teman mereka yang satu ini.

***
Suatu malam Isad bertamu ke rumah Abu Nawas. Mereka ngobrol tentang masalah
agama, maklum Isad ini memang gemar sekali dengan masalah agama. Sampai
akhirnya topik mereka menyinggung masalah dunia makhluk halus.
„Eh, Sad kamu tahu nggak tentang jin khorin“
„Ya sedikit tahu dari Syekh Ahmad juga tahunya. Khorin itu jin pendamping manusia.
Tiap manusia pasti punya jin khorin ini, juga Rasulullah saw, Cuma khorinnya
RAsulullah saw ini masuk islam atas pertolongan Allah. Aku juga, punya khorin yang
aku nggak bakal bisa ngeliat padahal jin yang lain aku bisa lihat.”
“Oh gitu, ya. Berarti kita ini nggak pernah sendirian, ya?”
“Iya, bahkan ada juga malaikat yang mendampingi bukan hanya jin.”
“Wah, seru banget, ternyata kehidupan kita ini tidak sesunyi yang kita bayangkan.
Kok aneh, ya?!”
“Ya, sebenarnya nggak aneh. Mereka yang rajin belajar agama pasti mengerti akan
hal ini kok. Kamu sih males ngaji.” Kata Isad
„He-he ya lah besok aku rajin datang deh, biar khorinku juga pengajian siapa tahu
jadi masuk islam kayak khorinnya Rasulullah.“

„Malam itu Isad dan Abu Nawas masih berbincang asyik di rumah Abu. Menjelang
pulang Isad berpesan pada Abu.
„Nanti bakal ada jin yang datang ke sini“
„Sad, kamu jangan nakut-nakutin begitu“
„Lho, enggak. Bukan maksudku nakut-nakutin kamu“
„Memangnya jin-jin itu suka main ke rumah-rumah orang?“
“Ya, kadang-kadang begitu?”
“Buat apa?”
„Kadang Cuma sekedar ingin tahu saja, atau bertemu jin yang di rumah itu.“
„Aneh“
Repot juga kalo kita tahu tentang perilaku para jin seperti Isad ini. Enakan
nggak bisa ngelihat. Abu Nawas jadi kepikiran, mau apa mereka datang ke rumahku.
Akhirnya ia ingat pesan syetan kepada Abu Hurairah untuk membaca ayat kursi agar
tak diganggu syetan hingga pagi hari. Lucu, juga. Pesan itu dibenarkan oleh
Rasulullah saw meski datangnya dari syetan, padahal kata Rasulullah syetan adalah
pendusta. Akhirnya Abu mengambil Al quran. Ia baca sungguh-sungguh ayat kursi.
He-he mampus luu..
Esok hari ia ketemu Isad. Ia tanyakan perihal tamunya tadi malam yang akan
berkunjung.
“Gimana Sad menurutmu tadi malam jadi datang, nggak?”
„Wah, aneh. Alhamdulillah nggak jadi. Nggak tau kenapa ya kok tiba-tiba ia pergi
entah ke mana, syetannya takut mungkin lihat wajahmu yang manyun. He-hee.“
Ledek Isad sambil tertawa kecil.
“Bukan itu Sad. Ada sebab lain yang lebih penting”
“Apa?”
“Soalnya tadi malem kamu kan sempat kentut di sini. Nah baunya bikin syetan
alergi!” Balas Abu Nawas tak mau kalah.

2. Misteri Bangsa Jin


„Nus, Isad itu kok aneh ya?!,

3. Pusing Juga....di mana-mana Maksiat


Isad sempat heran. Akhir-akhir ini kampung kok kelihatan ada kemajuan pesat. Setiap
sore atau malam hari orang-orang yang biasanya hanya nongkrong dan ngobrol,
sekarang ini tidak lagi begitu. Mereka sering terlihat sibuk membaca. Wah hebat deh
pokoknya.
„Abu, sekarang kampung kita ini hebat ya?! Tiap malam orang-orang rajin membaca.
Rupanya mereka sekarang telah sadar budaya membaca.”
“Wah, sebenarnya apa yang terjadi lebih hebat dari yang kamu kira” jawab Abu
“Lho, kok bisa?”
“Mereka bukan hanya membaca bahkan mereka telah membentuk kelompok belajar”
“Waduh, hebat banget” mimik Isad benar-benar berseri-seri
.“Ada yang lebih hebat lagi dari itu“ tambah Abu lagi
„Apa lagi Bu?“
„Yang mereka pelajari itu bukan sekedar bacaan tapi ilmu matematika.“
„matematika, masak sih?! Buat apa ya setua itu belajar matematika?“
„Buat meramal nomor yang akan keluar nanti malam!“
„O-o“

***
Malam itu sehabis mengaji di rumah Syekh Ahmad, Abu Nawas, Yunus dan Isad
pulang bersama. Mereka berbicara seputar majelis ilmu yang kali ini tak begitu
banyak dihadiri teman-teman mereka.
„Wah, tadi yang mengaji nggak begitu banyak ya?! Pada ke mana ya kok Cuma
sepuluh orang yang datang?“ ujar Yunus
„Ya biasa pasang surut, mungkin lagi pada ada acara lain atau ada halangan.“ Sahut
Isad
„Nggak usah sedih, tadi yang datang nggak seperti yang kita lihat, betul nggak Sad?“
tanya Abu Nawas
„Betul, yang tadi hadir kan nggak Cuma manusia. Ada malaikat dan jin muslim yang
masing-masing jumlahnya jauh lebih banyak kok, jadi nggak usah sedih kalau yang
datang sedikit. Itu kan baru manusia saja…”

***
Nggak Sholat tapi malah Kaya Raya
“Abu, kenapa ya orang-orang yang enggan shalat malah pada sukses dan kaya
hidupnya, ya?” tanya Isad kepada Abu
“Wah, kalau setiap orang kekayaannya sebanding dengan ibadahnya atau imannya
pasti otomatis semua orang akan beriman dan tekun beribadah. Lha manusia kan yang
dicari sekarang ini kebanyakan adalah harta. Nanti nggak ada lagi yang kafir dong!”
jawab Abu Nawas polos
“Lha sekarang kenapa ya mereka yang nggak mau shalat atau yang kafir itu nggak
takut ya, kalau sewaktu-waktu mati lalu mereka mati dalam keadaan seperti itu, ya?”
„Soalnya mereka itu orang materialisme. Hanya mau berbuat kalau hasilnya berupa
materi. Kalau nggak kelihatan ya berarti itu nggak ada.“
„wah ngeri dong, kalau gitu bisa-bisa mereka menganggap Allah itu nggak ada?“
„Ya lama-lama bisa begitu. Tapi sikap mereka yang seperti itu kan sebenarnya karena
mereka ragu-ragu akan kekuasaan dan kehebatan Allah, kalau mereka nggak ragu
pasti mereka takut berbuat begini begitu dan meninggalkan perintahnya pun tak akan
sekali pun berani.“
***
Mimpi Buruk
Suatu malam Abu Yazid bangun dan gelisah. Mendengar gelagat seperti itu
terpaksalah Abu Nawas bangun untuk melihat keadaan adiknya itu.
„Zid, ada apa?“
„Kak, Yazid tadi mimpi buruk“
“JAngan dipikirin, itu datangnya dari syetan, cepat minta perlindungan kepada Allah”
„Tapi Kak...“
„Sudahlah jangan ragu-ragu..., berdoalah kepada Allah, insya Allah tak akan terjadi“
„Tapi Kak....“
„Lho nggak usah tapi-tapi, sudahlah ayo tidur lagi..“
“Yazid mimpi berpisah dengan Kak Abu…..”
“Sudah jangan diceritain, kalo diceritain nanti terjadi beneran…”
“Ya, sudahlah…” kata Abu Yazid sambil membelakangi Kakaknya.
“Nah, begitu..” kata Abu sambil memejamkan mata.
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari mimpi buruk ini, Aku berpisah dengan Kak
Abu karena Kak Abu menikah dengan gadis yang cuantiiik sekali..” gumam Abu
Yazid perlahan
“Hah??!! Cepat kau ralat doamu Yazid!!”Mata abu Nawas membelalak kaget

***
Dalam belaian Syetan
„Kak wajah syetan itu seperti apa, ya?“ tanya Abu Yazid kepada kakaknya Abu
Nawas
„Nanti kalau kau tahu bagaimana wajahnya pasti takut“
„Ah, enggak, aku nggak takut.“
„Bener nih??“
„Sumpah deh Kak“
„Wajahnya serem, berbulu, matanya merah, giginya bertaring, ada tanduk kecil di
kepalanya. Itulah bentuknya yang asli“
„ihh, ngerii juga ya?“
„Nggak usah ngeri. Kamu kan sering tidur sama dia! Kok ngeri“
„Nggak, nggak pernah. Kakak ngaco“
„Setiap kamu nggak mau dibangunin sholat shubuh itu karena syetan tidur bareng
kamu, tau nggak?!!“

**
Syetan Manusia
„Kak, syetan itu apa sih?“
„Syetan itu golongan manusia atau jin yang jahat dan kafir, tidak beriman kepada
Allah“
„Jadi ada juga manusia yang jadi syetan, ya Kak?“
„Ya, manusia kalau dia kafir dan jahat maka ia adalah syetan dari golongan manusia,
sukanya berbuat maksiat dan mengajak berbuat kerusakan.“
„Kalau dari golongan jin bagaiman?“
„Sama saja seperti itu?“
„Hebat mana Kak?“
„Nggak ada yang hebat, mereka takut sama orang beriman, Cuma malah syetan
manusia ini lebih berani.“
„Kok bisa?“
„Kalau jin syetan begitu mendengar ayat-ayat Allah maka dia akan gerah dan
menjauh, apalagi mendengar adzan dia akan bersembunyi“
„Kalau kita mau dijahatin cukup baca ayat-ayat Allah ya Kak?“
„Ya, dengan baca ta’awudz, surat Al Falaq dan An Naas, atau ayat Kursi“
„Kalau syetan manusia gimana Kak?“
„ Nah itulah. Kalau syetan manusia nggak begitu. Mereka nggak mempan denger
ayat-ayat Allah. Kalau kamu bacakan ayat-ayat Allah mereka malah tertawa, mereka
nggak takut kayak syetan jin tadi“
“Jadi gimana Kak?”
“Ya, minta perlindungan dan pertolongan kepada Allah, dengan surat Al Falaq
Annaas, dan kalimat A’uudzu bikalimatillaahi ta-aaammati min syarri maa kholaq”
“Waaah, gawat juga ini manusia”
“Begitulah, manusia itu hatinya bisa lebih keras daripada syetan itu sendiri”

***
Suatu hari di majelis ilmu Syekh Ahmad terjadi dialog tanya jawab antara para murid
dengan Syekh Ahmad.
“Dialog kita kali ini seputar musuh kita yang sejati yaitu syetan. Silakan siapa yang
mau bertanya.”
“Syekh, bagaimana cara syetan menggoda manusia”
“Dengan membangkitkan nafsu-nafsu jeleknya ketika ia menghadapi segala sesuatu,
seperti marah, iri dengki, sombong atau bangga diri, putus asa, kikir, rakus,
termasuk juga malas. Karena itu kalau kalian ada rasa dalam hati sifat-sifat seperti di
atas segera singkirkan cepat-cepat, sebab itu datangnya dari syetan.”
“Cara terbaik menyingkirkan bagaimana Syekh?”
“Segera baca ta’awudz, atau minta perlindungan kepada Allah, kalau memungkinkan
segera berwudlu, sebab syetan itu terbuat dari api karena itu ia akan menjauh dari
orang yang berwudlu.”
“Gimana ya Syekh kalau ada orang rajin shalat tapi masih suka marah-marah?” tanya
Abu Nawas
“Nah, sholat yang benar dan diterima Allah itu akan mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Karena itu perbuatan dan akhlak seseorang sesuai denga kualitas shalatnya.
Kalau masih suka marah-marah ya berarti shalatnya itu kualitasnya masih kurang
meski secara kuantitas sudah mencukupi atau banyak.”
“ Kalau kita sholat, apakah bisa menundukkan nafsu-nafsu jelek tadi?”
“Insya Allah sangat besar artinya.”
“Syekh, bagaimana dengan orang yang kepingin sholat shubuh tapi tidurnya
kesiangan sampai matahari terbit?”
“Kata Rasulullah saw orang itu dikencingi syetan?”
“Hah??Kok ngeri syekh?! Gimana caranya biar nggak dikencingi syetan Syekh?”
“Ya bangunlah ketika adzan Shubuh segera berwudlu.”

***
Mengalahkan Syetan
“Syekh, kenapa ya temen-temen kalau diajak pengajian pada ogah tapi kalau diajak
piknik pada rajin....nggak ada deh satu pun yang ketinggalan kecuali sakit.“ Keluh
Abu Nawas kepada Syekh Ahmad.
„Nggak usah heran Abu. Manusia cenderung enggan untuk berbuat baik padahal ia
tahu bahwa itu baik bagi dirinya. Ia lebih suka melakukan perbuatan-perbuatan yang
sia-sia bahkan dosa.“
„Kok aneh begitu ya Syekh?“
„Sebenarnya nggak aneh. Yang aneh itu justru mereka yang bisa rajin datang ke
pengajian?“
„Lho kok malah kami yang dibilang aneh. Gimana Syekh Ahmad ini?!“
„Begini masalahnya, Syetan itulah di belakang semua masalah tadi itu. Ia akan
berusaha sekuat tenaga dan apa pun akan ia lakukan untuk membelokkan niat baik
seorang manusia agar tak terlaksana dan berganti melakukan perbuatan yang sia- sia
sehingga ia kehilangan kesempatan meraih pahala dan ridlo Allah. Nah kalau manusia
sudah suka melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia maka akan jauh lebih mudah
baginya untuk menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa bahkan nantinya ia akan
menyeret manusia agar kufur kepada Allah.“
„Trus, anehnya kita ini bagaimana?“
“Aneh dalam arti positif. Mereka yang bisa mengalahkan ajakan-ajakan syetan yang
telah membangkitkan rasa malas dan enggan itulah orang yang beruntung. Tidak akan
bisa ia mengalahkan syetan kecuali atas pertolongan Allah.”
„Benarkah Syekh, kita tak akan mampu mengalahkannya?“
„Benar, kalau kalian bisa mengalahkan itu adalah semata-mata karena kasih sayang
Allah kepadamu. Bagaimana bisa engkau mengalahkan dia sedangkan engkau
melihatnya pun tak mampu padahal ia bisa melihatmu, bisa masuk ke aliran darahmu,
bisa membisikkan kejahatan tanpa sedikit pun engkau ketahui. Bagaimana bisa?“

***
Syetan Muntah
„Eh, Yazid kamu udah bismillah belum waktu mau makan?“
„Wah belum Kak“
„Payah kamu, tuh syetan ikut makan sama kamu..“
„Jangan nakut-nakutin gitu dong Kak!“
„Lho, itu Rasulullah saw yang berkata begitu kepada orang yang belum bismillah
waktu makan.“
„Trus giman nih Kak enaknya“
„Kamu ucaokan bismillah sekarang, ucapannya Bismillahi awwaluhu wa akhiirahu.“
„Ok, Bismillahi awwaluhu wa akhiirahu.“
„Nah begitu, alhamdulillah sekarang syetannya muntah-muntah karena bacaan
basmallahmu?“
Darimana Kakak tahu?“
„Itu juga Sabda Rasulullah ketika melihat orang yang lupa baca bismilllah terus baca
bismillah sebelum makannya selesai.“
***
Hamba Allah dan Hamba Syetan
”Syekh, Bagaimana cara agar syetan tidak bisa menguasai dan memperdaya kita?“
tanya Abu Nawas
”Kamu buka Al Qur’an surat Al Hijr, cari di situ ada petunjuk dari Allah.“
”Baik Syekh“
”Kalau sudah ketemu tolong bacakan biar teman-temanmu bisa turut mendengar“
”Ini di ayat 39, Iblis berkata:Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan aku
sesat maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat)
di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-
hambaMu yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: Ini adalah jalan yang
lurus, kewajibanKulah (menjaganya), Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu,
yaitu orang-orang yang sesat.“
” Nah, jelas ada beberapa poin dari ayat di atas yang bisa kita garis bawahi. Yaitu
bahwa Syetan akan selalu menyesatkan manusia sehingga manusia memandang baik
perbuatan-perbuatan maksiatnya. Jadi mereka akan memandang baik meski mereka
berzina, mencuri, meninggalkan shalat, membuka aurat, nggak mau ngaji, dan lain-
lain, itu bagi mereka ’ah paling dosa sedikit saja’, itulah hasil perbuatan syetan. Dan
bakal ada orang yang selamat dari tipu daya syetan, yaitu orang-orang yang ikhlas,
yang berbuat segala sesuatu semata-mata karena Allah saja tiada lain, dan yang
dimaksud Allah dengan hamba-hambaNya adalah semua manusia dan jin yang taat
kepada Allah dan ikhlas dalam taatnya itu. Nah, sekarang terserah kalian, apakah
kalian mau selamat dari penyesatan syetan atau tidak..., kalau ingin selamat
tempuhlah jalan dan petunjukNya, kalau tidak ya silakan jadi hamba syetan... semua
ada resikonya.“
„Masak ada Syekh orang yang mau jadi hamba Syetan?“ tanya Isad
“Lha buktinya kan banyak. Orang yang dikasih tahu jalan yang lurus eeh milih jalan
yang sesat. Mereka itulah hamba-hamba syetan”

***
Syetan benci orang Zuhud
“Syekh, zuhud itu apa sih?” tanya Abu NAwas
“Zuhud itu meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada manfaat, tidak menambah
kedekatan kepada Allah, dan tidak bernilai di sisi Allah walaupun itu halal
dilakukan.” Jawab Syekh Ahmad
“Waduh, susah juga ya Syekh?!”
“Ya mungkin, tapi juga bisa jadi tidak bagi mereka yang benar-benar mencintai Allah.
Segala perbuatan yang tidak menimbulkan ridlo Allah ya buat apa dikerjakan lha
wong tugasnya di dunia ini kan hanya untuk beribadah atau menyembah Allah. Nah
begitulah sebabnya..”
“Kalau begitu susah dong syetan mau menggoda dia?!”
„Ya bisa dibilang begitu, syetan sebel banget sama mereka sebab terhadap perbuatan-
perbuatan mubah pun mereka enggan dan berusaha mencari perbuatan yang
berpahala atau diridloi Allah. Soalnya syetan itu paling seneng sama orang yang suka
berbuat sia-sia, yang nggak ada gunanya, nah kalau bisa diteruskan biar manusia
berbuat yang mubazir dan boros. Kalau sudah begitu maka gampang sekali bagi
syetan untuk menjerumuskan manusia itu ke dalam dosa dan amarah Allah. Karena
itulah Allah mengatakan bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syetan bukan lagi sebatas teman.“
***
Yang Ditakuti Syetan
”Syekh, adakah manusia yang ditakuti syetan?“ tanya Abu Nawas
”Tentu saja, ada seperti Rasulullah saw, juga para sahabat.“
“Maksud Abu di zaman ini…….”
“Insya Allah ada”
“Siapa mereka Syekh?”
“Orang-orang yang berilmu”
“Kenapa begitu?”
”Iman mereka teguh karena ilmunya, lebih teguh daripada ahli ibadah“
„Mengapa bisa begitu“
”Sebagai contoh, ketika seorang syetan bertanya kepada seorang ahli ibadah apakah
Allah mampu memasukkan seluruh isi jagat raya ini ke dalam sebutir telor yang
dibawanya, maka bingunglah si ahli ibadah. Atau ketika syetan membisikkan
kepadanya Alam semesta ini diciptakan oleh Allah kalau begitu siapa yang
menciptakan Allah? Maka goyah pula hatinya. Berbeda dengan orang ’alim
sedikitpun ia tak gentar menghadapi berbagai pertanyaan itu, sebab ia faham akan
sifat-sifat Allah dan yakin benar akan sifat-sifatNya“
„Oh, begitu ya. Lalu mengapa syetan takut kepadanya?“
”Sebab ia senantiasa menyerukan amar ma’ruf naihi mungkar dan selalu memiliki
hujah atau alasan atau dalil atas seruannya itu. Ia selalu memiliki hujah dalam
menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ingin mengelak seruannya ke jalan
lurus tersebut.“

Yang ditakuti Syetan (2)


”Syekh, adakah kisah nyata tentang takutnya syetan pada seorang ‚alim?“ tanya Abu
Nawas penasaran
”Ya, ada di antaranya adalah kisahnya ’Umar Bin Khathab. Begitu teguh iman dan
begitu cerdasnya ’Umar sampai-sampai syetan takut bertemu ’Umar di tengah jalan.
Kalau kelihatan ada ’Umar mau lewat di suatu jalan maka syetan akan lari dari jalan
tadi. Juga pernah Rasulullah saw mengatakan bahwa syetan takut kepada ’Umar
tatkala seorang budak wanita menghentikan nyayian dan tarian-tariannya di depan
orang begitu dilihatnya ’Umar datang ke tempat itu.“
”Masih ada yang lain Syekh“
“Wah kamu ini nggak sabaran banget”
”Biar tuntas dong Syekh“
”Ada lagi kisahnya Imam Ahmad bin Hambal.“
„Wah pasti seru nih“
„Suatu ketika ada seseorang yang kesurupan atau diganggu jin syetan, maka
keluarganya meminta bantuan Imam Ahmad untuk mengusir Jin tersebut. Karena saat
itu Imam Ahmad sedang pergi maka keluarga si sakit hanya meninggalkan pesan saja
karena khawatir akan kesehatan si sakit, untuk itu segeralah ia pulang karena akan
terlalu lama kalau harus menunggu kepulangan Imam Ahmad. Oleh Istri Imam
Ahmad disuruhlah orang tadi untuk membawa sandal Imam Ahmad barangkali syetan
mengenalinya.“
”Lho, kok aneh.“
”Ya memang demikian itu, akhirnya dibawalah pulang sandal sang Imam. Begitu
sampai di rumah sembuhlah si sakit karena syetan itu telah lari ketakutan melihat
sandal Imam Ahmad.“

Yang Dihembuskan syetan (1)


”Sikap pertama yang dihembuskan syetan kepada anak Adam adalah
sombong, atau takabur, atau ’ujub yaitu bangga diri“
„Kenapa bukan yang lain, Syekh?“ tanya Abu Nawas
“Sebab sifat inilah yang telah membuat nenek moyang mereka Iblis dilaknat Allah.
Karena sifat ini pula Iblis menolak printah Allah. Ia merasa tak pantas untuk bersujud
kepada Adam as, sebab ia merasa lebih baik kok malah disuruh bersujud. Karena
itulah jauhilah oleh kalian merasa lebih baik dari orang lain. Saya lebih baik kok
harus begini..., saya lebih taat kok malah menjadi makmum, saya lebih tinggi
sekolahnya kok malah yang disuruh, saya yang lebih paham agama kok, dan
sebaginya-dan sebagainya..., nah ini berbahaya, ingat!“
”Susah juga ya Syekh!“
”Benar, perasaan itu begitu halus ditiupkan syetan, begitu tersembunyi sehingga
sering secara lahir kita biasa-biasa saja padahal nun jauh di dalam lubuk hati tergores
perasaan yang begitu halus, yaitu rasa bangga diri.“
”Apa Syekh, resikonya?“
”Ya bakalan seperti Iblis, yaitu diusir dari surga. Rasulullah telah mengancam bagi
siapa saja yang di hatinya ada rasa sombong meski sekecil apapun tidak akan
diizinkan Allah masuk surga. Sombong di sini yang dimaksud beliau adalah menolak
kebenaran dan meremehkan orang lain. Kira-kira giman kiatnya biar kita nggak
sombong Abu?“
„Waduh, kok jadi tanya sama Abu sih Syekh?“
„Lho kamu kan cerdik mestinya bisa jawab“
„Nah, itu jeratan kesombongan Syekh. Syekh memuji aku cerdik, wah kalau nggak
hati-hati bisa jadi sombong nih. Kalau begitu kita harus serahkan semuanya kepada
Allah, bahwa segala pujian itu hanyalah miliknya semata.“
„Trus apa lagi?“
” Ehmm, ya Allah mengajarkan di surat Al Kahfi bahwa kalau kita meilhat kebaikan
atau sesuatu yang bagus hendaknya mengucapkan masya Allah Laa quwwata illa
billah, jadi semua itu atas kehendak Allah bukan karena kepintaran kita.“
„Benar jawabanmu. Kiat yang lain yaitu ya sesuai hadits tadi, kalau ada kebenaran
hendaknya kita harus mau menerima meski datang dari siapa pun, apakah itu dari
orang yang lebih muda maupun bodoh sekalipun, dan kita tak boleh meremehkan
orang lain. Hidup kita belum berakhir, bisa jadi mereka yang sekarang malas
beribadah nanti mai sebagai syuhada’ kan kita nggak tahu....“
***
Yang Dihembuskan syetan (2)
”Jauhilah oleh kalian, hembusan syetan yang kedua, yaitu rakus“
”Kenapa justru rakus Syekh, bukan yang lain dulu?“
„Sebab sifat itulah yang dihembuskan syetan pertama kali kepada manusia yaitu
kepada Adam dan Hawa“
„Ooo kisah memakan buah larangan itu yan Syekh?!“
„Ya benar sekali. Bisa kalian bayangkan. Adam dan Hawa yang tinggal di surga yang
penuh kenikmatan tak terkira. Semua boleh mereka nikmati, hanya satu yang nggak
boleh, padahal yang lain begitu banyak boleh. Kenikmatan surga yang sempurna itu
pun ternyata masih kurang kalau ada sifat rakus. Sifat inilah yang syetan hembus-
hembuskan kepada Adam dan Hawa hingga mereka dikeluarkan Allah dari surga ke
alam dunia yang fana ini. Adam dan Hawa telah celaka karena sifat ini, karena itu
janganlah kalian memiliki sifat ini. Allah akan menghinakan mereka yang rakus.“
***
Yang Dihembuskan syetan (3)
„Jauhilah pula oleh kalian hembusan syetan yang ketiga, yaitu hasad atau dengki.
Coba kalian ingat-ingat keburukan apa yang pernah ditimbulkan oleh sifat ini?“ Kata
Syekh di suatu kesempatan sesudah shalat maghrib.
”Lho, kok diam semua. Ayo silakan jawab, boleh salah kok.“
Masih juga anak-anak terdiam.
„Nggak tahu Syekh.“ Kata Isad
„Baiklah. Kalian ingat peristiwa pembunuhan yang pertama kali terjadi?“
„Ya kami ingat Syekh. Pembunuhan putra Adam, Qabil terhadap Habil“ Jawab Isad
„Ya benar. Apa yang menyebabkan Qabil ingin membunuh Habil?“
“Dengki” Jawab Abu
“Itulah kemenangan ketiga syetan atas manusia!”
“Wah, jahat bener yang namanya syetan ini!” ujar Isad
”Ya begitulah, ia tak kenal belas kasih dalam menyesatkan dan mencelakakan
manusia. Ingatlah itu. Terus-menerus ia hembuskan kedengkian ke dalam hati Qabil
sampai-sampai ia tega membunuh saudaranya sendiri, sekandung lagi!“
****
TakTik Syetan
Seusai shalat maghrib seperti biasa para pemuda dan remaja berkumpul di serambi
masjid untuk mendengarkan ceramah dan tanya jawab seputar masalah agama oleh
Syekh Ahmad. Sore itu cukup banyak yang hadir.
„Sad sore ini banyak ya yang hadir“
“Iya, ya. Sebenarnya malah lebih banyak lagi kalau kamu tahu, mungkin hampir sama
dengan jumlah manusia yang hadir.”
“Oh maksudmu saudara kita dari golongan jin?!”
“Cocok sekali”
”Alhamdulillah kalau begitu.“
„Ya jangan sampai kita kalah semangat sama mereka“
**
”Baiklah kali ini langsung dibuka kesempatan bertanya, silakan.“
„Begini, Syekh. Mohon dijelaskan bagaimana kiat-kita kita melawan penyesatan
syetan.” Tanya salah seorang yang hadir.
“BAiklah, yang pertama yang perlu difahami dan dicamkan baik-baik adalah bahwa
musuh kita yang sesungguhnya adalah syetan, bukan yang lain. Dialah musuh kita
yang hakiki, atau secara hakekat musuh manusia bukanlah manusia akan tetapi adalah
syetan. Jadi berbagai peristiwa yang etrjadi
4. Masjid yang Terkucilkan…

5. Menyusun Strategi
6. Mulailah peperangan itu…
7. Santai Dulu: Piknik Yuk..
8. Syetan di balik itu semua
9. Strategi melawan mereka
10. GEmpar lagi: Isu Thuyul
11. Berdakwah dari nol
12. Ngaji sedikit-sedikit

Anda mungkin juga menyukai