***
Suatu malam Isad bertamu ke rumah Abu Nawas. Mereka ngobrol tentang masalah
agama, maklum Isad ini memang gemar sekali dengan masalah agama. Sampai
akhirnya topik mereka menyinggung masalah dunia makhluk halus.
„Eh, Sad kamu tahu nggak tentang jin khorin“
„Ya sedikit tahu dari Syekh Ahmad juga tahunya. Khorin itu jin pendamping manusia.
Tiap manusia pasti punya jin khorin ini, juga Rasulullah saw, Cuma khorinnya
RAsulullah saw ini masuk islam atas pertolongan Allah. Aku juga, punya khorin yang
aku nggak bakal bisa ngeliat padahal jin yang lain aku bisa lihat.”
“Oh gitu, ya. Berarti kita ini nggak pernah sendirian, ya?”
“Iya, bahkan ada juga malaikat yang mendampingi bukan hanya jin.”
“Wah, seru banget, ternyata kehidupan kita ini tidak sesunyi yang kita bayangkan.
Kok aneh, ya?!”
“Ya, sebenarnya nggak aneh. Mereka yang rajin belajar agama pasti mengerti akan
hal ini kok. Kamu sih males ngaji.” Kata Isad
„He-he ya lah besok aku rajin datang deh, biar khorinku juga pengajian siapa tahu
jadi masuk islam kayak khorinnya Rasulullah.“
„Malam itu Isad dan Abu Nawas masih berbincang asyik di rumah Abu. Menjelang
pulang Isad berpesan pada Abu.
„Nanti bakal ada jin yang datang ke sini“
„Sad, kamu jangan nakut-nakutin begitu“
„Lho, enggak. Bukan maksudku nakut-nakutin kamu“
„Memangnya jin-jin itu suka main ke rumah-rumah orang?“
“Ya, kadang-kadang begitu?”
“Buat apa?”
„Kadang Cuma sekedar ingin tahu saja, atau bertemu jin yang di rumah itu.“
„Aneh“
Repot juga kalo kita tahu tentang perilaku para jin seperti Isad ini. Enakan
nggak bisa ngelihat. Abu Nawas jadi kepikiran, mau apa mereka datang ke rumahku.
Akhirnya ia ingat pesan syetan kepada Abu Hurairah untuk membaca ayat kursi agar
tak diganggu syetan hingga pagi hari. Lucu, juga. Pesan itu dibenarkan oleh
Rasulullah saw meski datangnya dari syetan, padahal kata Rasulullah syetan adalah
pendusta. Akhirnya Abu mengambil Al quran. Ia baca sungguh-sungguh ayat kursi.
He-he mampus luu..
Esok hari ia ketemu Isad. Ia tanyakan perihal tamunya tadi malam yang akan
berkunjung.
“Gimana Sad menurutmu tadi malam jadi datang, nggak?”
„Wah, aneh. Alhamdulillah nggak jadi. Nggak tau kenapa ya kok tiba-tiba ia pergi
entah ke mana, syetannya takut mungkin lihat wajahmu yang manyun. He-hee.“
Ledek Isad sambil tertawa kecil.
“Bukan itu Sad. Ada sebab lain yang lebih penting”
“Apa?”
“Soalnya tadi malem kamu kan sempat kentut di sini. Nah baunya bikin syetan
alergi!” Balas Abu Nawas tak mau kalah.
***
Malam itu sehabis mengaji di rumah Syekh Ahmad, Abu Nawas, Yunus dan Isad
pulang bersama. Mereka berbicara seputar majelis ilmu yang kali ini tak begitu
banyak dihadiri teman-teman mereka.
„Wah, tadi yang mengaji nggak begitu banyak ya?! Pada ke mana ya kok Cuma
sepuluh orang yang datang?“ ujar Yunus
„Ya biasa pasang surut, mungkin lagi pada ada acara lain atau ada halangan.“ Sahut
Isad
„Nggak usah sedih, tadi yang datang nggak seperti yang kita lihat, betul nggak Sad?“
tanya Abu Nawas
„Betul, yang tadi hadir kan nggak Cuma manusia. Ada malaikat dan jin muslim yang
masing-masing jumlahnya jauh lebih banyak kok, jadi nggak usah sedih kalau yang
datang sedikit. Itu kan baru manusia saja…”
***
Nggak Sholat tapi malah Kaya Raya
“Abu, kenapa ya orang-orang yang enggan shalat malah pada sukses dan kaya
hidupnya, ya?” tanya Isad kepada Abu
“Wah, kalau setiap orang kekayaannya sebanding dengan ibadahnya atau imannya
pasti otomatis semua orang akan beriman dan tekun beribadah. Lha manusia kan yang
dicari sekarang ini kebanyakan adalah harta. Nanti nggak ada lagi yang kafir dong!”
jawab Abu Nawas polos
“Lha sekarang kenapa ya mereka yang nggak mau shalat atau yang kafir itu nggak
takut ya, kalau sewaktu-waktu mati lalu mereka mati dalam keadaan seperti itu, ya?”
„Soalnya mereka itu orang materialisme. Hanya mau berbuat kalau hasilnya berupa
materi. Kalau nggak kelihatan ya berarti itu nggak ada.“
„wah ngeri dong, kalau gitu bisa-bisa mereka menganggap Allah itu nggak ada?“
„Ya lama-lama bisa begitu. Tapi sikap mereka yang seperti itu kan sebenarnya karena
mereka ragu-ragu akan kekuasaan dan kehebatan Allah, kalau mereka nggak ragu
pasti mereka takut berbuat begini begitu dan meninggalkan perintahnya pun tak akan
sekali pun berani.“
***
Mimpi Buruk
Suatu malam Abu Yazid bangun dan gelisah. Mendengar gelagat seperti itu
terpaksalah Abu Nawas bangun untuk melihat keadaan adiknya itu.
„Zid, ada apa?“
„Kak, Yazid tadi mimpi buruk“
“JAngan dipikirin, itu datangnya dari syetan, cepat minta perlindungan kepada Allah”
„Tapi Kak...“
„Sudahlah jangan ragu-ragu..., berdoalah kepada Allah, insya Allah tak akan terjadi“
„Tapi Kak....“
„Lho nggak usah tapi-tapi, sudahlah ayo tidur lagi..“
“Yazid mimpi berpisah dengan Kak Abu…..”
“Sudah jangan diceritain, kalo diceritain nanti terjadi beneran…”
“Ya, sudahlah…” kata Abu Yazid sambil membelakangi Kakaknya.
“Nah, begitu..” kata Abu sambil memejamkan mata.
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari mimpi buruk ini, Aku berpisah dengan Kak
Abu karena Kak Abu menikah dengan gadis yang cuantiiik sekali..” gumam Abu
Yazid perlahan
“Hah??!! Cepat kau ralat doamu Yazid!!”Mata abu Nawas membelalak kaget
***
Dalam belaian Syetan
„Kak wajah syetan itu seperti apa, ya?“ tanya Abu Yazid kepada kakaknya Abu
Nawas
„Nanti kalau kau tahu bagaimana wajahnya pasti takut“
„Ah, enggak, aku nggak takut.“
„Bener nih??“
„Sumpah deh Kak“
„Wajahnya serem, berbulu, matanya merah, giginya bertaring, ada tanduk kecil di
kepalanya. Itulah bentuknya yang asli“
„ihh, ngerii juga ya?“
„Nggak usah ngeri. Kamu kan sering tidur sama dia! Kok ngeri“
„Nggak, nggak pernah. Kakak ngaco“
„Setiap kamu nggak mau dibangunin sholat shubuh itu karena syetan tidur bareng
kamu, tau nggak?!!“
**
Syetan Manusia
„Kak, syetan itu apa sih?“
„Syetan itu golongan manusia atau jin yang jahat dan kafir, tidak beriman kepada
Allah“
„Jadi ada juga manusia yang jadi syetan, ya Kak?“
„Ya, manusia kalau dia kafir dan jahat maka ia adalah syetan dari golongan manusia,
sukanya berbuat maksiat dan mengajak berbuat kerusakan.“
„Kalau dari golongan jin bagaiman?“
„Sama saja seperti itu?“
„Hebat mana Kak?“
„Nggak ada yang hebat, mereka takut sama orang beriman, Cuma malah syetan
manusia ini lebih berani.“
„Kok bisa?“
„Kalau jin syetan begitu mendengar ayat-ayat Allah maka dia akan gerah dan
menjauh, apalagi mendengar adzan dia akan bersembunyi“
„Kalau kita mau dijahatin cukup baca ayat-ayat Allah ya Kak?“
„Ya, dengan baca ta’awudz, surat Al Falaq dan An Naas, atau ayat Kursi“
„Kalau syetan manusia gimana Kak?“
„ Nah itulah. Kalau syetan manusia nggak begitu. Mereka nggak mempan denger
ayat-ayat Allah. Kalau kamu bacakan ayat-ayat Allah mereka malah tertawa, mereka
nggak takut kayak syetan jin tadi“
“Jadi gimana Kak?”
“Ya, minta perlindungan dan pertolongan kepada Allah, dengan surat Al Falaq
Annaas, dan kalimat A’uudzu bikalimatillaahi ta-aaammati min syarri maa kholaq”
“Waaah, gawat juga ini manusia”
“Begitulah, manusia itu hatinya bisa lebih keras daripada syetan itu sendiri”
***
Suatu hari di majelis ilmu Syekh Ahmad terjadi dialog tanya jawab antara para murid
dengan Syekh Ahmad.
“Dialog kita kali ini seputar musuh kita yang sejati yaitu syetan. Silakan siapa yang
mau bertanya.”
“Syekh, bagaimana cara syetan menggoda manusia”
“Dengan membangkitkan nafsu-nafsu jeleknya ketika ia menghadapi segala sesuatu,
seperti marah, iri dengki, sombong atau bangga diri, putus asa, kikir, rakus,
termasuk juga malas. Karena itu kalau kalian ada rasa dalam hati sifat-sifat seperti di
atas segera singkirkan cepat-cepat, sebab itu datangnya dari syetan.”
“Cara terbaik menyingkirkan bagaimana Syekh?”
“Segera baca ta’awudz, atau minta perlindungan kepada Allah, kalau memungkinkan
segera berwudlu, sebab syetan itu terbuat dari api karena itu ia akan menjauh dari
orang yang berwudlu.”
“Gimana ya Syekh kalau ada orang rajin shalat tapi masih suka marah-marah?” tanya
Abu Nawas
“Nah, sholat yang benar dan diterima Allah itu akan mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Karena itu perbuatan dan akhlak seseorang sesuai denga kualitas shalatnya.
Kalau masih suka marah-marah ya berarti shalatnya itu kualitasnya masih kurang
meski secara kuantitas sudah mencukupi atau banyak.”
“ Kalau kita sholat, apakah bisa menundukkan nafsu-nafsu jelek tadi?”
“Insya Allah sangat besar artinya.”
“Syekh, bagaimana dengan orang yang kepingin sholat shubuh tapi tidurnya
kesiangan sampai matahari terbit?”
“Kata Rasulullah saw orang itu dikencingi syetan?”
“Hah??Kok ngeri syekh?! Gimana caranya biar nggak dikencingi syetan Syekh?”
“Ya bangunlah ketika adzan Shubuh segera berwudlu.”
***
Mengalahkan Syetan
“Syekh, kenapa ya temen-temen kalau diajak pengajian pada ogah tapi kalau diajak
piknik pada rajin....nggak ada deh satu pun yang ketinggalan kecuali sakit.“ Keluh
Abu Nawas kepada Syekh Ahmad.
„Nggak usah heran Abu. Manusia cenderung enggan untuk berbuat baik padahal ia
tahu bahwa itu baik bagi dirinya. Ia lebih suka melakukan perbuatan-perbuatan yang
sia-sia bahkan dosa.“
„Kok aneh begitu ya Syekh?“
„Sebenarnya nggak aneh. Yang aneh itu justru mereka yang bisa rajin datang ke
pengajian?“
„Lho kok malah kami yang dibilang aneh. Gimana Syekh Ahmad ini?!“
„Begini masalahnya, Syetan itulah di belakang semua masalah tadi itu. Ia akan
berusaha sekuat tenaga dan apa pun akan ia lakukan untuk membelokkan niat baik
seorang manusia agar tak terlaksana dan berganti melakukan perbuatan yang sia- sia
sehingga ia kehilangan kesempatan meraih pahala dan ridlo Allah. Nah kalau manusia
sudah suka melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia maka akan jauh lebih mudah
baginya untuk menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa bahkan nantinya ia akan
menyeret manusia agar kufur kepada Allah.“
„Trus, anehnya kita ini bagaimana?“
“Aneh dalam arti positif. Mereka yang bisa mengalahkan ajakan-ajakan syetan yang
telah membangkitkan rasa malas dan enggan itulah orang yang beruntung. Tidak akan
bisa ia mengalahkan syetan kecuali atas pertolongan Allah.”
„Benarkah Syekh, kita tak akan mampu mengalahkannya?“
„Benar, kalau kalian bisa mengalahkan itu adalah semata-mata karena kasih sayang
Allah kepadamu. Bagaimana bisa engkau mengalahkan dia sedangkan engkau
melihatnya pun tak mampu padahal ia bisa melihatmu, bisa masuk ke aliran darahmu,
bisa membisikkan kejahatan tanpa sedikit pun engkau ketahui. Bagaimana bisa?“
***
Syetan Muntah
„Eh, Yazid kamu udah bismillah belum waktu mau makan?“
„Wah belum Kak“
„Payah kamu, tuh syetan ikut makan sama kamu..“
„Jangan nakut-nakutin gitu dong Kak!“
„Lho, itu Rasulullah saw yang berkata begitu kepada orang yang belum bismillah
waktu makan.“
„Trus giman nih Kak enaknya“
„Kamu ucaokan bismillah sekarang, ucapannya Bismillahi awwaluhu wa akhiirahu.“
„Ok, Bismillahi awwaluhu wa akhiirahu.“
„Nah begitu, alhamdulillah sekarang syetannya muntah-muntah karena bacaan
basmallahmu?“
Darimana Kakak tahu?“
„Itu juga Sabda Rasulullah ketika melihat orang yang lupa baca bismilllah terus baca
bismillah sebelum makannya selesai.“
***
Hamba Allah dan Hamba Syetan
”Syekh, Bagaimana cara agar syetan tidak bisa menguasai dan memperdaya kita?“
tanya Abu Nawas
”Kamu buka Al Qur’an surat Al Hijr, cari di situ ada petunjuk dari Allah.“
”Baik Syekh“
”Kalau sudah ketemu tolong bacakan biar teman-temanmu bisa turut mendengar“
”Ini di ayat 39, Iblis berkata:Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan aku
sesat maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat)
di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-
hambaMu yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: Ini adalah jalan yang
lurus, kewajibanKulah (menjaganya), Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu,
yaitu orang-orang yang sesat.“
” Nah, jelas ada beberapa poin dari ayat di atas yang bisa kita garis bawahi. Yaitu
bahwa Syetan akan selalu menyesatkan manusia sehingga manusia memandang baik
perbuatan-perbuatan maksiatnya. Jadi mereka akan memandang baik meski mereka
berzina, mencuri, meninggalkan shalat, membuka aurat, nggak mau ngaji, dan lain-
lain, itu bagi mereka ’ah paling dosa sedikit saja’, itulah hasil perbuatan syetan. Dan
bakal ada orang yang selamat dari tipu daya syetan, yaitu orang-orang yang ikhlas,
yang berbuat segala sesuatu semata-mata karena Allah saja tiada lain, dan yang
dimaksud Allah dengan hamba-hambaNya adalah semua manusia dan jin yang taat
kepada Allah dan ikhlas dalam taatnya itu. Nah, sekarang terserah kalian, apakah
kalian mau selamat dari penyesatan syetan atau tidak..., kalau ingin selamat
tempuhlah jalan dan petunjukNya, kalau tidak ya silakan jadi hamba syetan... semua
ada resikonya.“
„Masak ada Syekh orang yang mau jadi hamba Syetan?“ tanya Isad
“Lha buktinya kan banyak. Orang yang dikasih tahu jalan yang lurus eeh milih jalan
yang sesat. Mereka itulah hamba-hamba syetan”
***
Syetan benci orang Zuhud
“Syekh, zuhud itu apa sih?” tanya Abu NAwas
“Zuhud itu meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada manfaat, tidak menambah
kedekatan kepada Allah, dan tidak bernilai di sisi Allah walaupun itu halal
dilakukan.” Jawab Syekh Ahmad
“Waduh, susah juga ya Syekh?!”
“Ya mungkin, tapi juga bisa jadi tidak bagi mereka yang benar-benar mencintai Allah.
Segala perbuatan yang tidak menimbulkan ridlo Allah ya buat apa dikerjakan lha
wong tugasnya di dunia ini kan hanya untuk beribadah atau menyembah Allah. Nah
begitulah sebabnya..”
“Kalau begitu susah dong syetan mau menggoda dia?!”
„Ya bisa dibilang begitu, syetan sebel banget sama mereka sebab terhadap perbuatan-
perbuatan mubah pun mereka enggan dan berusaha mencari perbuatan yang
berpahala atau diridloi Allah. Soalnya syetan itu paling seneng sama orang yang suka
berbuat sia-sia, yang nggak ada gunanya, nah kalau bisa diteruskan biar manusia
berbuat yang mubazir dan boros. Kalau sudah begitu maka gampang sekali bagi
syetan untuk menjerumuskan manusia itu ke dalam dosa dan amarah Allah. Karena
itulah Allah mengatakan bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syetan bukan lagi sebatas teman.“
***
Yang Ditakuti Syetan
”Syekh, adakah manusia yang ditakuti syetan?“ tanya Abu Nawas
”Tentu saja, ada seperti Rasulullah saw, juga para sahabat.“
“Maksud Abu di zaman ini…….”
“Insya Allah ada”
“Siapa mereka Syekh?”
“Orang-orang yang berilmu”
“Kenapa begitu?”
”Iman mereka teguh karena ilmunya, lebih teguh daripada ahli ibadah“
„Mengapa bisa begitu“
”Sebagai contoh, ketika seorang syetan bertanya kepada seorang ahli ibadah apakah
Allah mampu memasukkan seluruh isi jagat raya ini ke dalam sebutir telor yang
dibawanya, maka bingunglah si ahli ibadah. Atau ketika syetan membisikkan
kepadanya Alam semesta ini diciptakan oleh Allah kalau begitu siapa yang
menciptakan Allah? Maka goyah pula hatinya. Berbeda dengan orang ’alim
sedikitpun ia tak gentar menghadapi berbagai pertanyaan itu, sebab ia faham akan
sifat-sifat Allah dan yakin benar akan sifat-sifatNya“
„Oh, begitu ya. Lalu mengapa syetan takut kepadanya?“
”Sebab ia senantiasa menyerukan amar ma’ruf naihi mungkar dan selalu memiliki
hujah atau alasan atau dalil atas seruannya itu. Ia selalu memiliki hujah dalam
menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ingin mengelak seruannya ke jalan
lurus tersebut.“
5. Menyusun Strategi
6. Mulailah peperangan itu…
7. Santai Dulu: Piknik Yuk..
8. Syetan di balik itu semua
9. Strategi melawan mereka
10. GEmpar lagi: Isu Thuyul
11. Berdakwah dari nol
12. Ngaji sedikit-sedikit