Anda di halaman 1dari 13

Bismillah..

semoga yang membuat Kajian SMK ini, yang mengedit video, mengupload, dan yang
terlibat, membaca, serta menyebarkan tulisan ini,, bisa menjadi amal sholeh, mengalir juga
pahalanya untuk kedua orang tua, dan menjadi wasilah penggugur dosa di masa lalu.

SMK (Subuh Menggapai Keberkahan)


Kajian Rutin Ust. Luqman | Sab,24Sep22 / 28Safar1444H

Alhamdulillahi rabbil 'alamin..

Abang kaka yang baik yang dirahmati Allah. Kemarin kita membahas tentang wa’dallah
laa yukallifullahu wa’da. Wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn.

Pertama pagi hari ini, kita bicara tentang “akṡaran-nāsi lā ya'lamụn.” Sebagian besar
orang-orang itu, kata Allah, tidak tau. Tapi pagi ini, saya mau tunjukan lagi sama abang kaka,
sebagian besar orang...

Apa sebagaian besar orang? Pagi ini cuma satu ayat. Coba buka 12:103. Dapat ndak?
Kemarin wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn. Pagi ini abang kaka, liat, apa ayatnya?

َ‫صتَ ِب ُم ۡؤ ِم ِن ۡین‬ َ ِ َّ‫وَ ماَ ا ۡکث َُر الن‬


ۡ ‫اس َو ل ۡ َو حر‬
Wamaa aktsarunnaasi walau harashta bimu’miniin(a);

Apa artinya disitu?

Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman


walaupun engkau sangat menginginkannya.
Jadi, supaya ketemu pembanding. Kalo kemarin Allah pakai bahasa yang halus, “sebagian
besar orang, tidak mengetahui” Itu bahasa, halus. Pagi ini, saya tunjukan ayatnya, Allah pengen
bilang “sebagian besar..?” Bukan tak tau, malah sampai di titik “Tak beriman.” Walaupun engkau
sangat menginginkannya.

Kata-kata walau harashta / hirsun, itu menunjukan keinginan yang AMAT SANGAT
kuat. (wah ada ust. Taqi Malik. Ahlan wa sahlan wa marhaban).

Jadi, 12:103, surah Yusuf ayat 103. Wamaa aktsarunnaas.. dan sebagian besar manusia
itu, laa yu’minun kata Allah, walau harashta. Jadi, udah kita bikinkan masjid, bikin program
pengajian gratis, bagi-bagi bakso, bagi-bagi sembako, bagi-bagi beras, dikasih roti, cek kesehatan
gratis, buka puasa gratis, pasar bahagia, balai saji(?), macam-macam frasa/prasmanan.

SEMUA kita kerjakan. Ayo ke masjid. Yang ndak mau, tetep gak mau. Tak usah jauh-jauh.
Serdam (Pontianak). Sungai Raya Dalam nih, yang hari ini dengan izin Allah didatangi orang dari
Jakarta, dari mana-mana. Orang Serdam tuh banyak tak tau Munzalan nih. Tanya kak Linda, ya
Kak? Banyak..
Antum kira yang umur 40an tahun, 50an tahun tuh pada ke masjid semua? BELUM
TENTU. Banyak juga tua-tua.. Tanya sama ayah, “Ayah, ada gak yang seumur-umur ayah belum
“belok kanan”? Usia 61 belum ke masjid tuh banyak, jangan dikira ndak ada. Ada yang sibuk
investasi lah, sibuk dengan kebun sawit lah kata dia, jadi pengawas ruko. Saya bilang, “Ya Allah..”

Jadi kalo umur 40 masih nakal, memang usia segitu tuh lagi lucu-lucunya. Ayo, siapa yang
di sini sudah di atas 40 tahun? Siapa kawan-kawan antum yang masih 40, tapi lagi “lucu-lucunya”
masih ada gak? Main riba ya iya.. dikasih tau ya ndak mau.. dateng ke masjid ya susah .

Ketemu gak? Ada? Otak kita, berpikir “Umur segini nih, malaikat maut dah, bukan
malaikat rezeki lagi kan?” Tapi ndak, ndak ke masjid dia .

Ngerokok, main gapleh, pergi ke kebun. Tanya, “ngapa masih pergi ke kebun? Nak cari
duit kah? Nak kaya kah?” Tak ada, hobi ya? Kalo nak kaya, rasanya gak gitu-gitu bener.

Kalo mungkin yang hobi gak kebun hobi gak ke masjid, oke lah. Ini kebun jalan, masjid
tak ada. “Ngawas bikin ruko.. gadaikan sertifikat..” batuk-batuk pergi ke bank laa ilaaha illallah.
Saya tuh kadang-kadang nengkok tuh sedih.. Ngebayangkan gitu kalo itu keluarga kita, saudara
kita. Ya tapi itu belum kena mungkin dakwah, belum sampai mungkin. Tapi kita mau nasihatin
pun kadang-kadang takut-takut juga. “Nanti begitu kena ini..” kayak tadi malem saya nonton film
tuh, nonton sekilas itu, anaknya ngasih tau pelan-pelan “Pah..” “Heh, lu belum lahir gua udah
balapan liar” kata ayahnya.

Ibu-ibu, umur-umur udah di atas 40, 50, masih pamer-pamer gelang emas, yah? Nengok
gak yang lucu-lucu kayak gitu? Uhh.. lagi lucu-lucunya itu ibu-ibu gitu. Kalo yang umur-umur 30-
40an sih paling pamer jilbab lah. Merk ini, merk itu. Umur 50an tuh pamer gelang, cincin, kalung.
Kalo anak-anak muda ya handphone. Makanya handphonenya tuh kalo mata (kameranya) tiga
kebalikan, ditungkup. Itu salah satunya ngasih tau.

Sampai ada, pertarungan antara Apple Mania dengan Android Mania. Luar biasa
permainan dan tipuan-tipuan dunia ini. “Dan sebagian besar manusia” kata Allah, berarti kalo
sebagian besar, berapa persen? 50%? Ndak. 52%? 60%? Heem.. Itu kenapa antum paham
sekarang, “Kok yang dateng 4L?” Lu lagi, lu lagi..
Di grup, “Besok kita acara ini..!” Semuanya di grup bilang apa? “Siap!” Begitu pas hari H.
Itu itu aja orangnya. Inilah ayatnya. Terus antum baper gitu? Merajuk? Antum yang bodoh.

Pasti isinya 4L “Lu lagi, lu lagi..” itu itu jak isinya. Gak ada cerita lain. Dalam kebaikan
apapun, begitulah dia. Dan Allah pakai kata-kata “walau harashta bimu’miniin”.

Kata-kata hirsun, menunjukan bahwasannya kalau pun engkau AMAT SANGAT


menginginkannya, sebagian besar tetap tidak beriman. Seolah-olah, Allah sudah blok gitu. “Nih..
yang beriman cuma sedikit. Kau akan kumpul dengan orang-orang yang antik-antik, barang
langka.” Nah gitulah kira-kira.

Punya duit, harusnya kan foya-foya, ini malah sedekah. Ini kan barang antik namanya.
Anak muda, bujang, mau ke masjid (malah diomongin) “Kita tuh bagusnya berzina, main
perempuan, nonton konten p0r**, gitu bagusnya anak muda tuh. Ngapain kita ke masjid muda
muda gini? Enjoy your life bro..! Tah, pergi ke reformasi situ lah.. Nongkrong ke warung kopi
puas-puas, baru kita keren, gaul”

Ada gak orang tua yang nanya “Kau ngapa ke masjid terus? Aliran sesat!” kata dia. Jadi ke
masjid tuh aliran sesat. Warung kopi tuh ndak sesat. Orang tua (macam) apa kayak gini nih. Jadi
anaknya ke masjid dia takut malah. “Kau pacaran lah.. jalan. Kan malam minggu nih..” kata dia.
Hei jawab jujur! Ada gak yang kayak gitu? Banyak...

Jadi anaknya ngapal quran, pakai jilbab panjang, nutup aurat, orang tuh malah bilang
“Kamu teroris kah?”.

Udah miskin, bodoh.

Kau belajar.

Saya dulu awal-awal juga kesal gitu, “kok, gini sih orang-orang?” Tapi begitu nengok ayat
ini (12:103), dah langsung ilang semua nafsu (emosi). Udah, memang Allah takdirkan begitu.
Ndak boleh baper kita. Kerja terus. Gerak terus. Ajak terus orang, baik-baik. Yang mau naik,
yang ndak mau udah gapapa. Mau naik, gak mau, turun baik-baik. Jangan ngalang. Kalu kau
ngalang ya.. salah sorang ketabrak. Kan gitu.

“Walau harashta bimu’miniin” menunjukan hidayah itu MUTLAK milik Allah.


Walaupun sekuat tenaga kita paksa, kita ajak, kita pakai berbagai macam cara. Nah, ini perintah
instruksi kepada penggerak-penggerak kebaikan, penggerak-penggerak dakwah. Antum gak boleh
baper. Apa yang sudah antum mulai, harus antum selesaikan.

“Walau harashta bimu’miniin”, itu menunjukan engkau AMAT SANGAT


menginingkannya. Bersungguh-sungguh kau melakukannya.

Maka teman-teman, ayat ini mengajarkan kepada kita, HASIL itu mutlak milik Allah.
Hasil mutlak urusan Allah. Hidayah 100% dikasih Allah. Jangan pernah antum bilang “Wasilah
kita.. ini Alhamdulillah.. ini karena kerja keras kita, semua orang jadi dapat hidayah” Ndak bisa.
Antum gak bisa claim kayak gitu, dan gak boleh.

“Walau harashta bimu’miniin”, ini mengajarkan di surah Yusuf ini kan, cerita tentang
apa? Tentang abangnya Nabi Yusuf, sepuluh adik beradiknya gak dukung dia. Nabi Yusuf 12 adik
beradik. Bunyamin, Nabi Yusuf, dan sepuluh abang-abangnya. Yang sepuluh memusuhi dia.

Jadi kalo abang, adik-beradiknya baru dua, yang musuhin satu, gak usah lebay. Nabi Yusuf
sepuluh. – Coba tepuk sebelahnya. “Nabi Yusuf sepuluh yang musuhi” –
“Saya ustad, Alhamdulillah ustad, semenjak gerakan dakwah nih, tetangga-tetangga, warga
sekitar, orang-orang, anak-anak muda, udah bergabung sama saya. Tapi saya sedih ustad, abang
kandung saya sendiri, ndak mau join ustad.” Ssstt..!! Kurang piknik ente.

-- Tepuk sebelahnya bilang “Nabi Yusuf SEPULUH yang gak join”

Adik beradik ente berapa? Sampai sepuluh? Kan enggak. Gak sampai selusin kan?

“Oh ustad, anak saya ustad, begini begini.. sedih saya..” Betul sedih. Tapi Nabi Nuh, juga
sama.

Nabi Nuh tuh lebih parah lagi sakitnya temen-temen. Udahlah bikin kapal sendirian di atas
gunung. Kan kena bully. “Di mana-mana orang bikin kapal tuh tepi laut. Ini bikin kapal di atas
gunung!?” Begitu naik, yang naik bukan anaknya, malah binatang-binatang.

Kan seolah-olah gini, kita baca tadaburnya. “Lho, binatang, lebih beriman daripada, anak
sorang”. Apa tak sedih Nabi Nuh. Tapi Allah bilang “innahū laisa min ahlik(a). Itu bukan
keluargamu. Kau dah ngajak kan, Nuh? “irkam ma'ana.” Kan gitu dalam tajwid tuh yang sering
kita hafalkan tuh. Ba sukun ketemu dengan mim, dibacanya irkam ma’ana.

Irkab, ma’ana kan tulisannya?

“Naiklah bersama kami!” Apa kata Kan’an? “sa`āwī ilā jabaliy ya'ṣimunī minal-mā`. Aku
akan naik ke atas gunung yang akan nyelamatkanku (dari banjir)”.

Maka, ayat hari ini, abang-kaka, adalah AYAT PERTARUHAN perjuangan kita semua
dihadapan Allah. “Kau masih jalan gak, walaupun orang tak beriman?”

Itu yang saya bilang BNB tuh, BERTUMBUH, NETES, BUKTIKAN.

Banyak penggerak-penggerak kebaikan hari ini, yang berhenti di tengah jalan, hanya
karena? Tak ada yang join. Antum kira Munzalan nih ujug-ujug langsung ramai gini? Enggak.
2012 tuh sepi. 2013 sepi. Tanah merah, anjing, angsa, yang lewat sini. Belum ada manusia.

Tapi saya bilang waktu itu, “Ndak mungkin lah..” Sabar sabar.. “Berapa tahun ustad
nunggu?” 2012, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19. (8 Tahun). (Antum sudah berapa tahun?) Nah.. tepuk
dadanya.. sabar. Jadi gak perlu curhat lagi abis ini, udah tau antum lebih baik kan? Hehe..
Jauh jauh datang dari Sulawesi, (ke) Masjid Titik Cahaya. Kalo belum 8 tahun? Sabar.

Episode sakit hati, episode dongkol, episode kesal, episode ngerasa kayak kena bualkan.
Uhh.. makanan hari hari udah.. kenyang saya. Lah, waktu dia susah, datang ke sini. “Ada bensin
kah ente?” Saya kasih. “Ada makan ndak buat anak istri?” Saya kasih. Orang yang kita kasih
bensin, kasih makan, bawakan bekal, beras, dll. Justru orang itu yang fitnah kita. Macam mana?

Mantap gak? Wkwk..

Untung waktu itu belum mandaw, belum ada pisau, di rumah saya tuh. Ada pun pisau
dapur. Saya rasa mau saya tebas rasanya waktu itu tuh. Tapi ingat lagi, “Eh, Nabi Muhammad gak
gini dakwahnya..” Sabar.. sabar.. oke. Gapapa.

Sambil berdoa, “Ya Allah.. datangkanlah orang-orang baik yang mau membersamai
dakwah ini. Hadirkan orang-orang sholeh, Ya Allah. Saya yakin pasti ada orang-orang baik yang
mau support. Pasti ada orang-orang baik yang mau kumpul di sini.”

Antum ingat-ingat ayat ini “wamaa aktsarunnaasi walau harashta bimu’miniin.” Coba
antum sekarang tulis/ketik di handphone, sebentar aja. Tuliskan, nama-nama orang, yang
membersamai antum secara sungguh-sungguh. Coba tulis. Bisa dua, tiga. Yang istiqomah. Ada
terus, rutin, bareng-bareng. Suka-sedih, ada terus. Standby. Coba tulis namanya.

Dibangunkan subuh ada, diajak (kebaikan) ini, GAS! Selalu siap. Coba tulis. Ada
“BERAPA RIBU” namanya? (sedikit ustad.) Nah, nyaman?

Saking banyaknya daftar nama itu, sampe bingung antum nuliskan namanya kan? PAHAM
gak maksud saya ini? Apa? “Sedikit”? Oke. Buka, tengok lagi surah 12:103. Betul gak firman
Allah?
-- Belum rapi --

.. Lemah dari segi masaqah. Anak2 zaman sekarang mudah menyerah. Suka yang instan.

MSG

1) Masaqqah = Kurang sungguh-sungguh, gampang nyerah.

Kalo ketemu kesulitan, bukannya dihadapi, malah berhenti. Mudah menyerah, gampang
putus asa. Makanya flexing itu berhasil. “Wow, murah banget!”

Nabi Yusuf tuh orang-orang susah. (Lah kita) dapet nugget, telor dadar, nasi. Dah
sempurna. Ayah ada, orang tua ada, makin sempurna. Notifikasi kalo gak Shopee, tokped.
Masaqqah = Lemah.
2) Syahawat = Umur 24, banyak yg sudah baligh, tapi belum akhil.

Banyak yang usianya, secara bioloigs dia, usianya sekian, tapi psikologinya setengahnya

Memang bening2 anak muda nih, tapi pakai filter. Udah nikah, cerai. Ini kenyataan akhir
zaman dan akhir bulan. Sedih denger kemarin, anak SD kelas 6 aborsi, dihamili sama anak SD
kelas 2. Darimana itu mereka tau? Coba tonton film2 zaman sekarang. Dulu dianggap aib, hari ini
hp iphone, outfit mahal. Entah ngutang atau apa.

Di bioskop, yang tulang lunak tetep punya peran. Secara person kita tak musuhi, tingkah
lakuknya yang kita benci. Seks/gender itu male/female. Sekarang ada ketiga other. Emang ada?

Kemarin viral, mahasiswa jenis kelamin laki-laki nanya, kamu jenis kelaminnya apa?
Netral. Eh, dosen yang disalahkan. Jadi syahawat-nya menyimpang. Salah satu penyebabnya apa?
Makanan. Ditambah bapak bawa duit haram, mamah belanja barang-barang haram. Nah, sempurna
lah nerakanya.

Jadi banyak yang baligh tapi belum akhil.


Gagal paham bedain dunia maya dan dunia nyata. “Tapi temen-temen pada bully aku, gak
bisa gini” Ya Allah, tinggal matikan Facebooknya. “Saya di unfollow ” Saya tuh rasanya nak
muntah minta follback tuh. Terus di screenshot. wah bisa satu minggu itu trending.

3) G = Ghodob = Emosi

Dia lemah dalam mengontrol emosi. Kalo marah meledak-ledak. Kalo emosi sulit memaafkan.

...

Makanya SMK nih tiap Subuh saya kasih. 8 Tahun saya nunggu. C0v1d pula..

Kalo mau belajar jalan anak2 ke masjid munzalan bisa, jadi kalo jatuh gak sakit. (karpetnya
tebal)
Batu bata jangan paksa jadi permata.

Perempuan akhir zaman, dan perempuan akhir bulan.

Hai suami, istrimu bukan khadijah karena kau bukan Muhammad, dan sebaliknya.

MSG itu bener, telor, nugget, micin, mie instan, beuh.. Seks bebas, onani, dll. Disitu dunia
berputar. Cantik, tapi hamil di luar nikah..

Gimana jaganya? Para ayah, pastikan bawa uang halal. Output-nya dua.

1) ketaatan, 2) amal sholeh.

Rezeki halal = proteksi agar tak kena barang/hal haram.

Kadang hari ini belum masuk sudah habis.. wkwk. Karena sudah ada cicilan ini itu,
potongang, ini itu. Maka benteng terakhir REZEKI HALAL.

Motor mobil riba, rumah KPR, riba, bapaknya cari duit syubhat (haram), ibunya belanja
minyak babi, roti tak jelas. Ayam tak disembelih pakai bismillah. Ikut makan ditempat viral yang
gak jelas.

Kebayang jadi apa?


..

Pokoknya viral, ramai, bantai. Terus nanya “apa dosa saya?” Lah..

Ya Allah.. Banyak masih PR kita. Saya tengok restoran gak jelas, berjilbab. gimana coba ngasih
taunya. Pas dikasih tau, “Duit2 aku suka2 aku lah” eh begitu bayar pakai duit kredit.

Makin masuk parit ndak?

Paham kenapa susah dinaseshati? Susah diajak ke majelis ilmu? Susah diajak berbuat
baik? Karena yang masuk ke darah daginnya error juga.

Harta Haram: Outputnya keji (tak nampak. Pelit, hasad, yang dari nafsu, zina, porno) dan
mungkar (terang2an. Mencuri, membunuh, bohong.) Maka dia ACDC. Punya istri hijab, tapi jajan
di luar juga. dan dia punya anak. Maka 4F Fun (happy2) Fashion (Pakaian) Food (ini paling
menyeramkan, karena masuk ke darah daging) Film.

Bunda Uunk gak pernah nanya “mana duit? mana duit” Apa yang dikasih, beliau terima.

Ada suami yg tak bisa megang duit memang, istrinya yang jaga. Maka kebijakan beda2,
tapi perlu konsultasi.
Kesimpulan OUTPUT:

Uang halal: Taat dan amal sholeh. Sukanya berbuat baik

Uang Haram: Zina, prostitusi (selingkuh itu bahasa halus). Bukan chat WA aja, udah
check in lho. Ada istri yang nemu di hotel, dan sebaliknya. Anaknya liat, akhirnya jadi gay.

Bapak mama ada, tapi seperti tak ada. Yatim sebelum waktunya.

Hai laki2 bangun. Introspeksi muhasabah. Maka ayo balik ke masjid. Gapapa sabar2
pelan2. Kalo di kantor ada bahasa “entertaint” tamu, atasan, ustad. Dikira makan durian, padahal
diajak ke tempat itu. Udah mah minta duit, minta perempuan. Ada barang bagus gak? Dikira
cincin, batu, taunya terang2an minta perempuan. Minta pisahkan kamar. Naudzubillah..

Maka seringlah minta perlindungan dan kasih sayang Allah.

Selamat meratapi di hari Sabtu. Hidayah gak ada urusan sama orang hebat.

ABCD, Ajak, bicarakan, contoh, doakan yang baik-baik. Sisanya serahkan pada Allah.

Yuk di share, semoga bermanfaat

Lakukan, Lupakan. Insyaallah, lelahnya lillah.

----

Cari yang baiknya, buang yang buruknya. Jazakumullah khairan katsiran. Barakallhu fikum.

Sumber: https://www.youtube.com/c/MunzalanTV

Follow:

Instagram: https://www.instagram.com/luqmanulhakimpontianak/

Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=pkuuqviSbpg

Instagram: https://www.instagram.com/dnotulen/

Anda mungkin juga menyukai