hingga beranjak dewasa, penyakit kulit itu masih tetap ada. dan juga
penyakit bebalnya tak ketinggalan. bisa dikatakan pemuda abu dzarrin
masih tetap bodoh. itu yang membuat ibundanya selalu memikirkannya .
“sudahlah bu, percaya padaku. nanti jika tiba saatnya Allah SWT akan
merubah diri abu dzarrin secara dhahir dan bahin. tak ada yang sulit
bagi Allah. maka teruslah mendo'akan putramu itu“.
"abu dzarrin, sudah saatnya kau tahu ini. pergilah kamu kearah jawa
timur. Menibalah ilmu disana. suatu saat jika kau bertemu dengan
seseorang tua yg rambut dan janggutnya sdh rata memutih, maka
ikutilah apa yg dia perintah dan arahkan" .
itulah pesan sayyid husein pada putranya abu dzarrin disaat pamit.
abu dzarrin meng-iyakan kata ayahnya. sedang ibundanya ? yah, yang
namanya seorang ibu yang akan ditinggal putranya pergi pastilah
menangis. namun bukan berarti mencegahnya. malah beliau mendo'akan
keberhasilan putranya itu .
yang membedakan beliau dengan wanita2 pada umumnya adalah beliau tak
pernah berhenti untuk berdzikr atau bersholawat atau apapun yang
dibaca berupa pujian-pujian pada Allah . hingga dalam keadaan
memasak atau sibuk lainnya pun beliau tetap berdzikir. seperti saat
mencuci beras saat ini. ditengah tangan beliau sibuk dengan mencuci
beras tersebut , beliau dikagetkan dengan beras itu yang berubah
menjadi emas. wah coba bayangkan, betapa kayanya jika emas itu
dijual. namun apa yang terjadi dg beliau saat melihat emas itu ada
dihadapannya ? beliau menangis ! . beliau berkata :
setelah berpesan seperti itu, sang kyai keluar rumah dan diikuti
abudzarrin. beliau segera melemparkan batu jamrut hijau itu. sangat
jauh beliau melemparkannya .
"nah sekarang kamu sudah tahu apa tugas kamu. kapanpun jika kau
temukan batu itu segera buat rumah dan pesantren disitu" pesan kyai
mahalli.
Setelah itu, tak lama setelah kyai mahalli wafat dan abu dzarrin lah
yg mengganti sebagai pengasuh pondok sidogiri. Tidak jelas
riwayatnya berapa tahun beliau mengasuh pesantren itu. Yg jelas dia
jaga dan rawat baik baik sidogiri. Dia didik semua santri dalam hal
mengajinya. Luar biasa sekali. pondok pun semakin ramai dan jaya
saat diasuh abu dzarrin.
Nah , disaat abu dzarrin mengasuh pesantren sidogiri, disaat waktu
luang beliau sempatkan keluar pondok untuk mencari batu hijau yg
pernah dilemparkan kyai mahalli dulu. Siapa tahu ketemu dan akan
tahu ditanah tempat batu hijau yg ditemukan itulah tempat yg harus
dia bangun pesantren kelak.
tak terasa dia memasuki hutan yang sepi sekali. untunglah saat
memasuki hutan itu masih keadaan siang. dia terus menelusuri jalanan
hutan tersebut. tak terasa dia merasa capek dan beristirahat. disaat
dia duduk dan termenung, dari jauh terlihat sosok orang yang berbaju
putih dan berambut putih datang menghampirinya. jelas abu dzarrin
kaget dan segera bangkit. karena orang itulah seperti yang sudah
dipesankan ayahnya .
"aku tahu ayahmu dan akrab dg beliau. Sudah lah kapan-kapan saja
ceritanya. Kamu sedang apa dihutan ini ?"
Tanya kyai berambut putih itu
Karena pesan ayahnya dulu, abu dzarrin menuruti kata kyai itu.
Beliaupun mau berpamitan .
"sebentar, jangan pergi dulu. Kamu belum aku kasih oleh-oleh dariku.
Ini, terima aku punya sebuah pedang. terimalah".
kata kyai itu sambil memberikan sebilah pedang pada abu dzarrin. dia
pun menerimanya dengan heran, apa maksud kyai itu dengan memberi
sebilah pedang padanya.
"inggih kyai. lalu apa yang mesti saya perbuat dengan pedang ini? "
Akhirnya abu dzarrin dengan rasa ragu menuruti saja apa yang
diperintahkan kyai itu. Coba kalian bayangkan, pedang dari besi dan
panjang dimasukkan ke mulut ? bisa kamu bayangkan kan ?. Namun
karena sebuah perintah dari kyai itu akhirnya dia laksanakan juga.
"ayo teruskan makannya. habis kan semuanya. anggap saja seperti kamu
makan apapun yg kamu suka".
kata kyai itu.
sebenarnya sih tanpa diperintah lagi pasti akan dimakan terus oleh
abu dzarrin. ya emang rasanya enak sih. akhirnya selesai juga abu
dzarrin memakan pedang itu semuanya. Tinggal pegangan pedang itu
yang akan dibuang. Tapi dilarang oleh kyai itu dan disuruh
memakannya sekalian…
ada keanehan yang terjadi pd dirinya setelah makan pedang itu, yaitu
penyakit kulit yang dia derita sejak kecil tiba-tiba sembuh. bahkan
hilang malah. tak berbekas. dia heran melihat itu. sedangkan sang
kyai tadi cuma tersenyum padanya. dan bukan kesembuhan penyakit itu
saja. kini bau badan abu dzarrin tercium wangi pada sekujur
tubuhnya. dan dia rasakan sangat ringan dan sehat sekali.
subhanallah ...
dan sejarah mencatat bahwa abu dzarrin setelah kejadian itu sangat
berubah pesat tak seperti dulu lagi. Meski dia sudah menjadi kyai
dan pengasuh pesantren, tapi yg dia rasakan makin tambah mudah mudah
dalam hal memahami segala kitab kitab yg biasanya dia pelajari.
Banyak yg bilang dia diberikan Allah anugrah dg ilmu ladunni .
bahkan selama berda’wah tidak sedikit dari golongan para jin yang
juga ingin belajar ilmu agama padanya. kita tahu bahwa manusia dan
jin itu sama2 punya kewajiban pada Allah termasuk belajar ilmu
agama. aku jadi teringat kata kyai muhajir saat aku ngaji pada
beliau saat pagi dulu. Belia bilang kalau disetiap pengajiannya
banyak para jin yang ikutan ngaji. Itu lah anugerah dari Allah yg
orang lain gak punya.
Perjalanan yang dirasa sangat asyik dan penuh hikmah itu akhirnya
gak terasa datanglah malam. Lalu beliau kesalah satu mushallah dekat
daerah itu. Dan sekalian bermunajat disitu. singkat cerita disaat
abu dzarrin bermunajat tiba-tiba dia dikejutkan oleh cahaya hijau
yang memancar dihadapannya yang tak jauh dari tempatnya. segera dia
dekati tempat munculnya cahaya tadi. ternyata setelah didekati
terlihat cahaya itu berasal dari batu hijau jamrut yang persis dg
batu yg pernah dilemparkan oleh kyai mahalli , pengasuh pesantren
sidogiri dulu.
NDRESMOPOSTING 2
mengenai sayyidah hasilah. beliau adalah putri dari kyai suryo, kyai
yg berambut putih yg memberi pedang dulu itu. dan suryo itu nama
panggilan karena orang bilang wajahnya seperti matahari atau surya.
beliau itu bin 'amir hasan bin iskandar bin ali akbar bin sulaiman
bin abdurrahman hingga ke sayyid abu bakar baasyaiban dan terus ke
Rasulullah SAW .
terima kasih .