Anda di halaman 1dari 1

SINOPSIS KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI

Oleh: Sarno Arbara

Identitas Buku
Judul : Robohnya Surau Kami
Penulis : A.A. Navis
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1994
Tempat Terbit : Jakarta Pusat
No ISBN : 9794030465

Kumpulan Cerpen Robohnya Surau Kami ini Sepulangnya berbincang dengan Ajo Sidi,
menceritakan suatu tempat di mana ada sebuah penjaga surau itu murung, sedih, dan kesal. Dia
surau tua yang nyaris ambruk. Kemudian datanglah merasakan apa yang diceritakan Ajo Sidi itu sebuah
seseorang kakek dengan keikhlasan hatinya dan ejekan dan sindiran untuk dirinya. Dia memang
izin dari masyarakat setempat untuk menjadi garin tidak pernah mengingat anak dan istrinya, tetapi dia
atau penjaga surau tersebut. pun tidak pernah memikirkan hidupnya sendiri
Meskipun kakek dapat hidup karena sedekah sebab memang tak ingin kaya atau membuat rumah.
orang lain, tetapi ada hal pokok yang membuatnya Segala kehidupannya lahir batin diserahkannya
dapat bertahan, yaitu dia mau bekerja sebagai kepada Tuhan. Dia tak berusaha menyusahkan
pengasah pisau. Dari pekerjaannya inilah dia dapat orang lain atau membunuh seekor lalat pun. Dia
mengais rejeki, apakah itu berupa uang, makanan, senantiasa bersujud, bersyukur, memuji, dan berdoa
kue-kue, atau rokok. Kehidupan kakek ini sangat kepada Tuhan.Kakek penjaga surau begitu
monoton. Dia hanya mengasah pisau, menerima memikirkan hal itu dengan segala perasaannya.
imbalan, membersihkan dan merawat surau, Akhirnya, dia tertekan dan tidak kuat memikirkan
beribadah di surau, dan bekerja hanya untuk hal itu. Kemudian dia lebih memilih jalan pintas
keperluannya sendiri. Hasil pekerjaannya itu tidak untuk menjemput kematiannya dengan cara
untuk orang lain, apalagi untuk anak dan istrinya menggorok lehernya dengan pisau cukur.
yang tidak pernah terpikirkan. Kematiannya mengenaskan dan mengejutkan
Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk masyarakat sekitar. Semua orang berusaha
berbincang-bincang dengan penjaga surau itu. Ajo mengurus jenazahnya dan menguburnya, kecuali
sidi adalah seorang pembual yang datang kepada satu orang saja yang tidak begitu peduli atas
kakek sebelum penjaga surau itu meninggal. Lalu, kematian sang kakek. Dialah Ajo Sidi, yang pada
keduanya terlibat dalam sebuah perbincangan. saat semua orang mengantar jenazah penjaga surau,
Pada perbincangan itu, Ajo sidi mengisahkan dia tetap pergi bekerja. Ajo Sidi yang mengetahui
tentang kejadian Haji Saleh di akhirat ketika dia kematian kakek hanya berpesan kepada istrinya
dimasukkan ke dalam neraka. Haji Saleh tidak untuk membelikan kain kafan tujuh lapis untuk
menerimanya karena Haji Saleh merasa dia adalah kakek, dia pergi bekerja.
seorang yang rajin beribadah. Tak sekalipun Haji Seperti rumah yang ditinggal penghuninya,
Saleh meninggalkan kewajiban Tuhan. Bahkan surau yang dulunya digunakan untuk beribadah itu
setiap waktunya hanya untuk menyembah Tuhan. kini hanya dipakai untuk sekadar bermain anak-
Kemudian Haji Saleh datang menuntut kepada anak. Tidak ada lagi panggilan adzan, sholat
Tuhan atas semua apa yang dia kerjakan. Ternyata berjamaah, dan lantunan ayat-ayat suci Al-quran.
apa yang dikerjakan itu justru salah. Haji Saleh Bahkan jika ada ibu-ibu yang membutuhkan kayu
tidak seharusnya hanya mementingkan dirinya bakar, tak segan-segan mengambil salah satu bagian
sendiri untuk beribadah dan sembahyang setiap dari tiang-tiang surau yang mulai lapuk dan hampir
waktunya demi masuk surga dan melupakan roboh. Tak ada lagi yang mau peduli terhadap surau
kewajibannya kepada anak dan isrtinya sehingga tempat beribadah itu. Itulah pemandangan yang bisa
jatuh dalam kemelaratan. Itu yang membuat Haji dilihat dari surau seorang kakek setelah dia
Saleh dimasukkan neraka. Padahal di dunia ini meninggal.
hidup berkaum, bersaudara, tetapi Haji Saleh tidak ***
memedulikan mereka sedikit pun.

Anda mungkin juga menyukai