Anda di halaman 1dari 1

Putri Aqilah Ramadhani

XI MIPA 2

Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis menceritakan tentang kematian seorang kakek yang
semasa hidupnya berprofesi sebagai garin (penjaga surau) dan lebih dikenal sebagai tukang asah
pisau. Kakek ini menghabiskan hidupnya di surau untuk beribadat kepada Tuhan dan mendapatkan
penghasilan yang sekadarnya saja dari mengasah pisau itu. Sepeninggalan kakek, surau itu tidak lagi
terurus bahkan nyaris roboh karena kayu-kayunya yang diambil oleh orang dan dipakai untuk
keperluan yang lain. Kematian kakek disebabkan oleh dongeng yang diceritakan seorang pembual
bernama Ajo Sidi.

Sebelum meninggal, tokoh ‘Aku’ tengah mendapati Kakek terlihat murung tak seperti biasanya,
akhirnya ia bertanya apa sebab si Kakek bersedih dan berceritalah Kakek kepada tokoh ‘Aku’. Dalam
ceritanya, Kakek dikatakan tanpa secara langsung orang yang terkutuk. Kakek merasa tersinggung
karena menurutnya kehidupan lahir batinnya hanya untuk Allah semata. Ajo Sidi bercerita kepada
Kakek tentang Haji Saleh, yang dikirim Tuhan ke neraka setelah ia mati. Padahal Haji Saleh semasa
hidupnya selalu taat beribadat, sembahyang tiap waktu, kemudian Haji Saleh dan rekan-rekannya di
neraka yang juga selalu beribadah kepada-Nya memprotes Tuhan barangkali Tuhan telah salah
memasukkan mereka ke dalam neraka. Tuhan akhirnya memberitahukan pada Haji Saleh dan
kawanannya bahwa mereka terlalu takut masuk neraka hingga terlalu sibuk untuk beribadat saja
tanpa menghiraukan kehidupan sekitarnya, kehidupan anak dan istri, kehidupan bangsa
negaraIndonesia. Lalu tersentaklah Haji Saleh akibat jawaban Tuhan, takpuas dengan jawaban Tuhan
Haji Saleh bertanya kembali pada malaikat untuk mendapat kepastian apakah salah perbuatan Haji
Saleh selama di dunia saat menyembah Tuhan. Malaikat menjawab bahwa mereka salah karena
terlalu egois.

Selesai bercerita, keesokan harinya istri tokoh Aku memberitakan bahwa Kakek meninggal dan
segeralah Aku pergi ke rumah Ajo Sidi yang ternyata sedang pergi bekerja dan menitipkan kain kafan
tujuh lapis untuk Kakek

Dari cerita Ajo Sidi tersebut, mungkin Kakek penjaga surau merasa tersinggung dan terpukul
sehingga marah dan mengakhiri hidupnya dengan menggoroh lehernya dengan pisau cukur

Anda mungkin juga menyukai