Anda di halaman 1dari 3

TITI SEKAR PRISTINA

XII IPS 1 (37)

Membuat Esai dari Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Di dalam cerita pendek “Robohnya Surau Kami” terdapat berbagai macam nilai-nilai
kehidupan jika kita dapat mencermatinya. Sekilas dongeng ini hanya gurauan yang tak
memiliki kebenaran dalam alur atau latar yang diceritakan pengarang. Namun menurut
saya, cerita pendek ini adalah pengalaman pribadi dari sang pengarang tersebut.
Dengan membuat beberapa tokoh sebagai pendukung untuk mencapai keselarasan
cerita, terlihat jelas bahwa di dalam cerita yang pengarang buat tersirat tentang
kegundahan dalam dirinya terhadap perilaku masyarakat di kampung halamannya
ataupun suatu lingkungan yang pengarang amati dalam lingkup agama,sosial dan
sastra. Sejatinya ini adalah fenomena yang hadir pada masyarakat tradisional
khususnya pada masa ini.

“Robohnya Surau Kami” menceritakan tentang kehidupan seorang kakek yang hidup
seorang diri. Kakek tersebut tinggal di sebuah surau tua dan menjadi garin atau
penjaga surau. Beliau menghabiskan sisa waktu hidupnya untuk beribadah dan
membersihkan surau. Para warga di kampung tersebut juga mengenal beliau sebagai
pengasah pisau yang handal, dan dari sedekah atau imbalan mengasahkan pisau itulah
beliau dapat bertahan hidup disana.
Suatu ketika ada seseorang bernama Ajo Sidi datang untuk bercerita kepada sang
kakek. Ajo Sidi sendiri disini dikenal sebagai tukang ejek dan pembual. Banyak warga
yang sudah termakan omongannya dan menjadi peleo atau buah bibir di kampung
tersebut.

Bualan Ajo Sidi kali ini menceritakan tentang seseorang yang bernama Haji Soleh.
Semasa hidupnya Haji Soleh ini sangatlah taat beragama dan hampir tidak ada jeda
dalam langkahnya untuk mengucap asma Allah. Ketaatan ibadahnya selama ia hidup
membuat rasa percaya diri Haji Soleh tinggi, ia yakin bahwa ia masuk surga sebagai
imbalan atas kedisiplinannya beribadah di dunia dahulu. Namun siapa sangka, dirinya
malah dimasukan ke neraka oleh Allah SWT. Haji Soleh pun bertanya-tanya tentang
kesalahan apa yang ia buat semasa hidup dan membuat dia sekarang terjerumus ke
neraka. Seingatnya dulu ketika masih hidup dia tidak pernah sekali pun berbuat
jahat,dia tidak pernah terbujuk oleh rayuan setan,dan dia mengisi detiknya dengan
asma-asma Allah. Tapi mengapa sekarang ketika hari pembalasan tiba, dirinya malah
dijebloskan ke dalam api neraka? Pertanyaan itu yang selalu mengulang dan
mengulang dalam benaknya, sehingga ia memutuskan untuk memprotes Allah tentang
keadilan dan kebenaran janji-janjinya. setelah beberapa saat, bertemulah Haji Soleh
dan Tuhan, namun pernyataan yang dilontarkan Tuhan terhadap pertanyaan yang
diungkapkan Haji Soleh sangat mengejutkan dan sekaligus menyadarkan akan
kesalahannya semasa hidup. Tuhan menjawab bahwa hidup yang diberikannya adalah
untuk keserasian dan keseimbangan, bukan berat pada satu sisi dan sisi yang lain di
lupakan.

Setelah cerita dari Ajo Sidi itu selesai, perasaan kesal dan menyesal bercampur pada
hati sang kakek pada saat itu. Kakek merasa bahwa cerita tersebut mungkin diilhami
oleh dirinya. Kakek hanya bisa diam dengan lautnya yang makin murung, ia tak
mengerti apa yang harus dilakukan untuk menutup kesalahannya ketika usianya sudah
larut di makan kesunyian. Dan kakek memutuskan untuk membalas segala sesalnya
dengan membunuh diri.

“Robohnya Surau Kami” menjelaskan alam sebagai suatu bentuk titipan Tuhan yang
semestinya dimanfaatkan dan dijaga secara bijak untuk anak cucu kita dalam
meneruskan hidup kelak. Dalam cerita pendek ini, dunia itu di ibaratkan keserasian
antara manusia dengan yang lain, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
Dunia mencakup segala relasi yang mutlak ada di dalamnya. Manusia satu sama lain
diciptakan untuk saling mengingat dan diingat, dan untuk menjadi petanda dan penanda
bagi saudaranya dalam setiap langkah yang mereka jalani dalam hidupnya.
Cerita “Robohnya Surau Kami” ini tidak luntur ditelan zaman, karena persoalan di
dalamnya abadi dalam kehidupan manusia itu sendiri, yang mengajarkan suatu bentuk
kesadaran akan beragama dan berkehidupan, menguak segala macam bentuk
kekurangan manusia dalam segi alam, dunia, dan yang ilahi.

Anda mungkin juga menyukai