Anda di halaman 1dari 3

Nama : Duta A Pellondou

“Robohnya Surau Kami”

Disuatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk.Hanya seseorang yang
dating kesana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat,surau
itu hingga kini masih tegak berdiri.Orang itulah yang menjaga dan merawatnya.
Kelak orang ini disebut Garin.
Meskipun orang ini dapat hidup karena sedekah orang lain, tetapi ada yang paling
pokok yang membuatnya bias bertahan, yait dia yang mau bekerja sebagai
pengasah pisau. Dari pekrjaan inilah dia dapat mengais rejeki, apakah itu berupa
uang, makanan, kue-kue atau rokok. Kehidupan orang ini hanya mengasah pisau,
menerima imbalan, membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau dan
bekerja hanya keperluannya sendiri. Dia tidak ngotot bekerja karena dia hidup
sendiri. Hasil kerjanya tidak untuk orang lain, apalagi untuk anak dan istrinya yang
tidak pernah terpikirkan. Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang –
bincang dengan penjaga surau itu. Lalu, keduanya telibat perbincangan. Akan
tetapi, sepulangnya Ajo Sidi, penjaga surau yang kerap disapa kakek itu murung,
sedih, dan kesal. Karena dia merasakan, apa yang diceritakan Ajo Sidi di sebuah
ejekan dan sindiran untuk dirinya. Ajo Sidi bercerita sebyah kisah tentang Haji
Saleh. Haji Saleh adalah orang yang rajin beribadah menyembah Tuhan. Ia begitu
yakin ia akan masuk ke surga. Namun Tuhan Maha Tau dan Maha Adil, Haji Saleh
yang begitu rajin beribadah di masukan kedalam neraka. Kesalahan terbesarnya
adalah ia terlalu mementikan dirinya sendiri. Ia takut masuk neraka, karena itu ia
bersembayang. Tapi ia melupakan kehidupan kaumnya, melupan anak istrinya,
sehingga mereka kocar-kacir selamanya. Ia terlalu egoistis. Padahal di dunia kita
berkaum, bersaudara semuanya, tapi ia tidak memperdulikan itu sedikitpun.
Crita ini yang membuat kakek tersindir dan merasa dirinya murung. Kakek
memang tak pernah mengingat anak dan isterinya tetpi Ia pun tidak memikirkan
dirnya sendiri sebab dia memang tak ingin kaya atau membuat rumah. Segala
kehidupannya lahir batim diserahkan kepada Tuhannya. Di tak berusaha
menguasakan orang lain atau membunuh seekor lalat pun.
Dia senantiasa bersujud, bersyukur, memuji dan berdoa kepada Tuhannya. Apakah
semua ini yang di kerjakannya semuanya salah dan di benci Tuhan? Atau dia ini
sama seperti Haji Saleh yang dimata manusia tampak taat tetapi dimata Tuhan dia
itu lalai. Akhirnya, kelak ia dimasukan kedalam neraka. Penjaga surau itu begitu
memikirkan hall ini dengan segala perasaannya. Akhirnya dia tak kuat memikirkan
hal itu. Kemudian dia memilih jalan pintas untuk menjemput kematiannya dengan
cara menggorok lehernya dengan pisau cukur.
Kematiannya sungguh mengejutkan masyarakat disana. Semua orang berusaha
mengurus mayatnya dan menguburnya. Kecuali satu orang saja yang tidak begitu
peduli atas kematiannya. Dialah Ajo Sidi, yang pada saat semu orang mengantar
jenazah penjaga surau dia tetap pergi bekrja.

*Nilai yang terkandung dalam cerpen “ ROBOHNYA SURAU KAMI “


Adalah nilai SOSIAL yakni kita harus hidup dalam kondisi yang harmonis dengan
masyarakat lain dan tak lupa tolong menolong serta nilai RELIGIUS yaitu agar
kita tak lupa beribadah kepada Tuhan sembari berbuat kasih pada sesama.

Anda mungkin juga menyukai