Identitas Novel
Judul novel : Robohnya Surau Kami
Penulis : A. A. Navis
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 1956
Jumlah halaman : 152 halaman
Sinopsis Novel
Novel karya A.A. Navis mengisahkan seorang penjaga surau yang mengakhiri hidup
dengan bunuh diri, karena mendapat sindiran dari seorang pembual. Ternyata novel ini cukup
memikat siapapun yang membacanya, karena daya pikat itu saya mencoba mengkajinya dan agar
kajian ini mudah dipahami sehingga perlu memaparkan sinopsis novel Robohnya Surau Kami
tesebut.
Novel Robohnya Surau Kami berisi kisah penjaga surau yang taat beribadah namun
memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Penyebabnya, dia menerima sindiran dari seorang
pembual bahwa hidup tidak diridhoi oleh Allah jika hanya beribadah tetapi meninggalkan amal
kemasyarakatan. Hal ini bermula ketika di suatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris
ambruk. Lalu, dia datang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat
untuk mengutus surau itu. Orang ini disebut sebagai Kakek Garin yang dapat hidup karena
sedekah orang lain, bekerja sebagai pengasah pisau, dan mengisi hidup dengan beribadah.
Dia tidak ngotot bekerja karena hidup sendiri. Hasil kerjanya tidak untuk orang lain,
apalagi untuk anak dan istrinya yang tidak pernah terpikirkan. Suatu ketika datanglah Ajo Sidi
untuk berbincang-bincang dengan penjaga surau itu. Lalu, keduanya terlibat perbincangan yang
mengasyikkan. Akan tetapi, sepulangnya Ajo Sidi, penjaga surau itu murung, sedih, dan kesal.
Dia merasakan, apa yang diceritakan Ajo Sidi itu sebuah ejekan dan sindiran untuk dirinya. Dia
memang tak pernah mengingat anak dan istrinya tetapi dia pun tak memikirkan hidupnya sendiri
sebab dia memang tak ingin kaya atau membuat rumah.
Segala kehidupannya lahir batin diserahkannya kepada Tuhan. Dia tak berusaha
mengusahakan orang lain atau membunuh seekor lalat pun. Dia senantiasa bersujud, bersyukur,
memuji, dan berdoa kepada Tuhannya. Apakah semua ini yang dikerjakannya semuanya salah
dan dibenci Tuhan? Atau dia ini sama seperti Haji Saleh yang di mata manusia tampak taat tetapi
dimata Tuhan dia itu lalai. Akhirnya, kelak ia dimasukkan ke dalam neraka. Penjaga surau itu
begitu memikirkan hal ini dengan segala perasaannya.
Akhirnya, dia tak kuat memikirkan hal itu. Kemudian dia memilih jalan pintas untuk
menjemput kematiannya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau cukur. Kematiannya
sungguh mengejutkan masyarakat di sana. Semua orang berusaha mengurus mayatnya dan
menguburnya. Namun, satu orang tidak begitu peduli atas kematiannya. Dia adalah Ajo Sidi,
yang pada saat semua orang mengantar jenazah penjaga surau, dia tetap pergi untuk bekerja.
Biografi Pengarang
Haji Ali Akbar Navis adalah seorang sastrawan, kritikus budaya, dan politikus Indonesia
asal Sumatera Barat. Ia lahir di Padang Panjang, 17 November 1924 dan wafat pada 22 Maret
2003 di Padang. Ia terkenal karena novel yang berjudul Robohnya Surau Kami. Novel tersebut
pertama kali terbit pada tahun 1956, yang menceritakan dialog Tuhan dengan Haji Saleh,
seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.
A.A. Navis menjadikan menulis sebagai kebutuhan dalam hidup. Baginya, menulis
adalah alat yang membantu mencetuskan ide dan gagasan. Dalam setiap tulisan, ia menganggap
penting untuk mengajukan topik dengan bahasa yang menarik. Namun, demikian, hal yang
paling penting bagi seorang penulis adalah apakah karyanya akan awet atau tidak. Meskipun ada
banyak karya yang bagus, beberapa hanya sebatas tren sementara dan cepat dilupakan. Ia
mengaku menulis dengan satu visi dan bukan mencari popularitas
Analisis Keterkaitan Isi Novel dengan Latar Belakang Pengarang