Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

UNSUR UNSUR NOVEL

OLEH KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. JADRILA PUTRI

2. PUTRI WULAN SARI

3. M. RAFFI HAKIM

4. RESTU GUSMANDA PUTRI

5. VIONA

KELAS XII MIPA 2

SMAN 1 KUBUNG

TP 2022/2023
ROBOHNYA SURAU KAMI

1. SINOPSIS
Cerpen ini menceritakan tentang kisah tragis kematian Kakek penjaga surau di kota kelahiran
tokoh utama itu. Dia - si Kakek, meninggal dengan menggorok lehernya sendiri setelah
mendapat cerita dari Ajo Sidi-si Pembual, tentang Haji Soleh yang masuk neraka walaupun
pekerjaan sehari-harinya beribadah di Masjid, persis yang dilakukan oleh si Kakek.

Haji Soleh dalam cerita Ajo Sidi adalah orang yang rajin beribadah, semua ibadah dari A
sampai Z ia laksanakan semua, dengan tekun.Tapi, saat "hari keputusan", hari ditentukannya
manusia masuk surga atau neraka, Haji Soleh malah dimasukkan ke neraka. Haji Soleh
memprotes Tuhan, mungkin dia alpa pikirnya. 

Tapi, mana mungkin Tuhan alpa, maka dijelaskanlah alasan dia masuk neraka, "kamu tinggal
di tanah Indonesia yang mahakaya raya,tapi, engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak
cucumu teraniyaya semua. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tetapi kau malas. Kau lebih
suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang." 

Merasa tersindir dan tertekan oleh cerita Ajo Sidi, Kakek memutuskan bunuh diri. Dan Ajo
Sidi yang mengetahui kematian Kakek hanya berpesan kepada istrinya untuk membelikan
kain kafan tujuh lapis untuk Kakek, lalu pergi kerja.

2. TEMA
Hubungan manusia dengan tuhannya,dan ketidak pedulian seorang kepala keluarga.
Alasannya:karena kakek hanya fokus dengan ibadahnya kepada tuhan dan tidak
mempedulikan istri dan anaknya.

3. PENOKOHAN DAN WATAK

 Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.


 Ajo Sidi adalah orang yang suka membual,dan cinta kerja.
 Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang
lain pendek akal dan pikirannya, serta terlalu lemah imannya.
 Haji Saleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri (egois).

4. NILAI NILAI

 Nilai moral: orang orang suka minta tolong kepadanya,sedangkan ia tak pernah
meminta imbalan apa apa. nilai moral dalam kutipan diatas adalah mengerjakan
sesuatu dengan ikhlas tanpa pamrih.
 Nilai agama: sudah begitu lama aku berbuat baik beribadah, bertawakal kepada
tuhan.sudah begitu lama aku menyerahkan diriku kepadanya,dan tuhan akan
mengasihi orang yang sabar dan bertawakal. nilai agama dalam kutipan diatas adalah
tampak pada aktaivitasnya dari beribadah dan bertawakal kepada tuhan.
 Nilai sosial: orang laki laki yang meminta tolong memberinya imbalan rokok ,kadang
kadang uang,tapi yang paling sering diterimanya adalah ucapan terima kasih dan
sedikit senyum. nilai sosial tampak pada tindakan memberinya imbalan rokok uang
dan lain lain
 Nilai budaya: kalau beberapa tahu yang lalu tuan datang ke kota kelahiranku dengan
menumpang bis Tuan akan berhenti didekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan
raya arah kebarat. Maka kira kira sekilometer dari pasar akan sampai lah tuan dijalan
kampungku. Pada simpang kecil kekanan simpang yang kelima, membelokkan
kejalan sempit itu. Dan diujung jalan nanti akan tuan temui sebuah surau tua .nilai
budayanya yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang masih tradisional
digambarkan dengan adanya surau tua.

5. ALUR

Alur yang dipakai dalam cerpen Robohnya Surau Kami yaitu alur maju dan mundur,
dikatakan demikian karena benar-benar bertumpu pada kisah sebelumnya, yang oleh tokoh
Aku kisah tersebut diceritakan, dan juga menceritakan tentang sebab meninggalkan seorang
kakek penjaga surau dan kemudian menceritakan kembali

6. LATAR

1)Waktu: “Pada suatu waktu,” kata Ajo Sidi memulai, “..di Akhirat Tuhan Allah memeriksa
orang-orang yang sudah berpulang

2) Tempat: kalau beberapa tahun yang lalu tuan datang kekota kelahiranku dengan
menumpang bis. Tuan akan berhenti didekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah
kebarat. Maka kira kira sekilometer dari pasar akan sampai lah tuan dijalan kampungku. Pada
simpang kecil kekanan simpang yang kelima, membelokkan kejalan sempit itu. Dan diujung
jalan nanti akan tuan temui sebuah surau tua. Didepannya ada kolam ikan yang airnya
mengalir melalui empat buah pancuran mandi .

3) Suasana:(sedih) Tadi subuh kakek kedapatan mati disuraunya dalam keadaan yang
mengerikan sekali.ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur

7. GAYA BAHASA

1) Ungkapan a.biang leladi:penyebab masalah

b. kocar kacir: cerai berai

2) Majas
 Majas Alegori : Menggunakan lambang. Pada bagian tokoh Hj.Saleh dan kehidupan
di akhirat.
 Majas Parabel : Perumpamaan dalam hidup Karena menggundang ajaran agama,
moral dan kebenaran umum dengan menggunakan ibarat.
 Majas Sinisme : Mengingatkan, menasehati, mengejek pembaca, atau masyarakat.
Terdapat pada saat Tuhan menanyakan negeri Hj.Saleh
8. SUDUT PANDANG
(pengarang sebagai tokoh utama)Di dalam cerpen ini pengarang memposisikan dirinya
dalam cerita ini sebagi tokoh utama atau akuan sertaan sebab secara langsung pengarang
terlibat di dalam cerita dan ini terasa pada bagian awal cerita. Selain itu pengarang pun
berperan sebagai tokoh bawahan ketika si kakek bercerita tentang Haji Soleh di depan tokoh
aku.

9. AMANAT

(a) Jangan cepat marah kalau ada orang yang mengejek atau menasehati kita karena
ada perbuatan kita yang kurang layak di hadapan orang lain.

“Marah ? Ya, kalau aku masih muda, tetapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah
lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadahku rusak
karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadah bertawakkal kepada Tuhan .…”

(b) Jangan cepat bangga akan perbuatan baik yang kita lakukan karena hal ini baik di
hadapan manusia tetapi tetap kurang baik di hadapan Tuhan itu. Coba saja tengok
pengalaman tokoh yang bernama Haji Saleh ketika dia disidang di akhirat sana:

“Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di Neraka itu banyak teman-temannya didunia
terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan tambah tak mengerti lagi dengan keadaan
dirinya, karena semua orang-orang yang dilihatnya di Neraka itu tak kurang ibadahnya dari
dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai 14 kali ke Mekkah dan bergelar
Syekh pula

(c) Kita jangan terpesona oleh gelar dan nama besar sebab hal itu akan mencelakakan
diri pemakainya.

(d) Jangan menyia-nyiakan apa yang kamu miliki, untuk itu cermati sabda Tuhan
dalam cerpen ini:

, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua, sedangkan
harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau
lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri
yang kaya raya, tapi kau malas, kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak
mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya
beramal disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin .

(e) Jangan mementingkan diri sendiri, seperti yang disabdakan Tuhan

Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk
neraka, karena itu kau taat bersembahyang, tapi engkau melupakan kehidupan kaummu
sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar kacir
selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau didunia
berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikitpun.”

Anda mungkin juga menyukai