Pada pengamatan minyak atsiri menggunakan mikroskop. Pada bunga mawar yang
sebelum diberi reagen sudan III sel-sel minyak berwarna merah muda dan jumlahnya banyak,
setelah diberi reagen sudan III sel-sel minyak berwarna merah dan jumlahnya banyak. Pada
bunga melati sel-sel minyak transparan dan jumlahnya banyak, sel-sel minyak berwarna
merah muda yang letakknya ditepi dan jumlahnya banyak. Pada bunga kamboja sel-sel
minyak berwarna kuning emas dan jumlahnya banyak, sel-sel minyak berwarna merah muda
dan jumlahnya banyak. Pada daun sikat botol sel-sel minyak berwarna hijau dan jumlahnya
banyak, sel-sel minyak berwarna merah dan jumlahnya banyak. Pada daun pandan wangi
sel-sel minyak transparan dan jumlahnya banyak, sel-sel minyak berwarna merah dan
jumlahnya banyak. Pada bunga kenanga sel-sel minyak berwarna hijau bening dan
jumlahnya sedikit, sel-sel minyak berwarna merah dan jumlahnya sedikit. Pada daun jeruk
purut sel-sel minyak transparan dan jumlahnya sedikit, sel-sel minyak berwarna merah dan
jumlahnya sedikit. Pada daun sirih sel-sel minyak berwarna hijau tua dan jumlahnya banyak,
sel-sel minyak berwarna merah dan jumlahnya banyak. Pada daun kemangi sel-sel minyak
berwarna kehitaman dan jumlahnya banyak, sel-sel minyak berwarna merah muda dan
jumlahnya sedang.
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri
merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatil), mempunyai rasa getir, dan bau
mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji,
bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau
dibuat secara sintetis. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150
– 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman
yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah
cengkeh dan sereh (Ketaren, 1985).
Pada hasil pengerusan bahan didapatkan larutan dengan bermacam warna, hal tersebut
sesuai teori yang menyatakan bahwa pigmen alam adalah segolongan senyawa yang berasal
dari hewan atau tumbuhan. zat warna alam terbentuk dari kombinasi tiga unsur, yaitu karbon,
hidrogen dan oksigen, tetapi ada beberapa zat warna yang mengandung unsur lain seperti
nitrogen pada indigotin dan magnesium pada klorofil. Jaringan tumbuhan seperti bunga,
batang, kulit, kayu, biji, buah, akar dan kayu mempunyai warna warna karakteristik yang
Adapun jenis – jenis senyawa zat wana alam yang terkandung dalam tumbuhan adalah
klorofil (hijau) pada daun; karoten (kuning oranye) pada umbi dan daun; likopene (merah)
pada bunga dan buah; flavon (kuning) pada bunga, akar dan kayu; antosianin (kuning
kemerahan, merah lembayung) pada buah dan bunga; betalain (kuning merah) menyerupai
antosianin atau flavonoid pada beet merah; xanton (kuning) pada buah mangga (Tranggono,
1990).
Sumber:
Antara, N.S., dan Wartini, M. 2014. Senyawa Aroma dan Citarasa (Aroma and Flavor
Compounds). Bali: Universitas Udayana
Lemmens, R.H.M.J. dan W.N. Soetjipto. 1992. Dye and Tannin Producing Plants. Di dalam
Plant resources of Southeast Asia No.3.Wageningen.The Netherlands.Pudoc/Prosea.
Tranggono dan Sutardi. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.