Tumor pada glotis mencegah penutupan glotis selama berbicara yang akan
menyebabkan suara serak atau perubahan suara. Tumor supraglotis dapat
menyebabkan nyeri pada tenggorok (terutama saat menelan), aspirasi saat menelan,
sensasi benda asing di tenggorok, massa leher, atau nyeri yang menjalar ke telinga
melalui nervus vagus dan glosofaringeus. Tumor subglotis dapat tidak
menunjukkan manifestasi klinis sampai lesi tumbuh dan mengonstruksi jalan napas.
D. Patofisiologi
Karsinoma sel skuamosa adalah tumor ganas paling sering menyerang
laring, yang timbul dari membran pelapis saluran pernapasan. Metastasis kanker
epiglotis tidak lazim terjadi karena aliran limfatik yang jarang berasal dari pita
suara (plika vokalis). Kanker di laring akan menyebar lebih cepat karena
terdapat banyak pembuluh limfe. Penyakit metastasis dapat dipalpasi sebagai
masa leher. Metastasis jauh juga dapat terjadi di paru.
(Pathway terlampir)
E. Penatalaksanaan Medis
Kanker laring terjadi pada 2 sampai 3% keganasan. Perawatan klien
dengan kanker laring memberikan tantangan unik pada perawat karena
deformitas fungsional sering terjadi akibat gangguan ini dan terapinya. Tumor
jinak dan ganas stadium dini dapat diterapi dengan bedah terbatas dan klien
dapat sembuh dengan sedikit penurunan fungsi. Tumor lanjut membutuhkan
terapi ekstensif, meliputi bedah, radiasi dan kemoterapi. Jika dibutuhkan
laringektomi total, pascaoperasi klien tidak dapat berbicara, bernafas lewat
mulut atau hidung dan makan secara normal. Pembuatan trakeostomi permanen
akibat bedah akan menghasilkan efek yang buruk pada kemampuan fungsional
klien dan kualitas hidupnya.
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Prevalensi kejadian lebih tinggi pada laki-laki (5:1), pada usia dewasa 59
tahun.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang dengan keluhan serak, sulit menelan, nyeri tenggorok.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
-Adanya benjolan di leher
-Asimetri leher
b. Palpasi
-Nyeri tekan pada leher
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laringoskop
Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.
b. Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan
metastasis di paru.
c. CT-Scan
Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan
tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening
leher.
d. Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik
yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik :
trakeostomi
Bersihan jalan napas tidak efektif NOC NIC
berhubungan dengan obstruksi
• Respiratory status : ventilation Airway suction
jalan napas
Pastikan kebutuhan tracheal suctioning
• Respiratory status : airway patency
Batasan karakteristik : Bunyi nafas stridor sebelum di suction ,
KRITERIA HASIL : setelah di suction bunyi nafas bersih
• Sputum dalam jumlah yang
Informasikan pada klien dan keluarga
berlebihan • Mendemonstrasikan batuk efektif dan
tentang suctioning
• Suara napas tambahan (stridor) suara napas yang bersih, tidak ada
Minta klien napas dalam sebelum
• Kesulitan berbicara atau sianosis dan dispneu (mampu
dilakukan suctioning
mengeluarkan suara mengeluarkan sputum mampu )
Gunkan alat yang steril setiap melakukan
• Frekuensi pernapasan 22x/menit • Menunjukkan jalan napas yang paten
tindakan
(frekuensi pernapasan normal, tidak ada
Airway Managemen
suara napas abnormal)
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
• Mampu mengidentifikasi dan mencegah ventilasi
faktor yang dapat menghambat jalan Lakukan fisioterapi dada bila perlu
napas Auskultasi suara napas, catat bila ada
suara tambahan
Hambatan komunikasi verbal b.d NOC NIC
hambatan fisik : trakeostomi
• Anxiety self control • Communication Enhancement : Speech
Deficit
• Coping
Gunakan penerjemah, jika diperlukan
Batasan karakteristik :
• Sensory function Berikan satu kalimat simpel setiap
Berkomunikasi dengan bertemu, jika diperlukan
KRITERIA HASIL :
menggunakan bahasa tubuh Konsultasikan dengan dokter kebutuhan
(menggerakan bibir, tangan, dan • Komunikasi : penerimaan, interpretasi, terapi wicara
anggukan kepala ) ekspresi pesan
Dorong pasien untuk berkomunikasi
Terpasang kanul trakheostomi
• Komunikasi ekspresif (kesulitan secara perlahan dan untuk mengulangi
berbicara) : ekspresi pesan verbal dan permintaan
atau non verbal yang bermakna.
Dengarkan dengan penuh perhatian
• Komunikasi reseptif (kesulitan
Berdiri di depan pasien ketika berbicara
mendengar) : penerimaan komunikasi
dan interpretasi pesan verbal dan atau Gunakan kartu baca. Kertas, pensil,
non verbal. bahasa tubuh, gambar, daftar kosa kata
bahasa asing, komputer, dll. Untuk
• Gerakan terkoordinasi : mampu memfasilitasi komunikasi dua arah yang
mengkoordinasi gerakan dalam optimal
menggunakan isyarat.
Ajarkan bicara dari esophagus, jika
• Mampu mengkomunikasikan kebutuhan diperlukan
dengan lingkungan sosial.
Beri anjuran kepada pasien dan keluarga
tentang penggunaan alat bantu biacara
Nurarif, Amin Huda, & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA
NIC-NOC. Jakarta. Medi Action Publishing
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sistem Ke Sel Edisi 8. Jakarta: EGC.
Pathway
Faktor predisposisi
Ca. Laring