LANDASAN TEORI
Saluran sekunder
Dari saluran primer air disadap oleh saluran-saluran sekunder untuk mengairi
daerah-daerah yang sedapat mungkin dikitari oleh saluran-saluran alam yang
dapat digunakan untuk membuang air hujan dan air yang kelebihan. Jadi luas
petaknya tergantung pada keadaan tanah juga jalan kereta api, jalan raya yang
dapat merupakan batas-batas yang juga dapat sekaligus berfungsi sebagai
saluran inspeksi dari saluran sekunder. Untuk mengairi petak sekunder yang
jauh dari bangunan penyadap, kita gunakan saluran muka supaya tidak perlu
membuat bangunan penyadap. Fungsi utama dari saluran sekunder adalah
membawa air dari saluran primer dan membagikannya ke saluran tersier.
Sedapat mungkin saluran pemberi merupakan saluran punggung sehingga
dengan demikian kita bisa membagi air pada kedua belah sisi. Dalam silangan
dengan jalan raya atau jalan kereta api maupun yang lain sedapat mungkin
sedikit bangunan saja. Biasanya dibutuhkan bangunan terjun atau selokan-
selokan dengan saluran curam.
Saluran tersier
Fungsi utamanya adalah membawa air dari saluran sekunder dan
membagikannya ke petak-petak sawah. dengan luas petak maksimal adalah 150
Ha. Jika saluran tersier disadap dari saluran sekunder yang merupakan saluran
garis tinggi maka saluran tersier dapat mengalirkan air dalam dua arah.
Q1
EFP=
Q2
Keterangan:
Efp : Debit saluran (m3 /dtk)
Q1 : Debit yang sampai ke petak sawah (m3 /dtk)
Q2 : Debit yang masuk ke saluran (m3 /dtk)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Analisis ini untuk memperoleh hasil efisiensi saluran, diperoleh dari perhitungan
debit air yang ke petak sawah dan debit yang masuk ke saluran selanjutnya di bagi antara
debit yang ke petak di bagi debit yang masuk ke saluran.
2. Untuk Mengetahui kebutuhan air tanaman padi
Metode analisis ini digunakan untuk memberikan pembahasan hasil penelitian
yang berupa data kuantitatif sehingga akan diperoleh hasil perhitungan kebutuhan air
untuk tanaman padi. Dengan menggunakan rumus:
CWR = Kc x Eo
Keterangan :
CWR : Kebutuhann air untuk tanaman padi (mm/hari)
Kc : Koeffisien tanaman (mm/hari)
Eo : Evoporasi permukaan air bebas (mm/hari)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing – masing sub variabel yaitu:
Koefisien tanaman padi dan Evaporasi permukaan air selanjutnya kedua variabel
dikalikan maka akan diperoleh hasil kebutuhan air tanaman padi.
FWR = ( CWR + In ) - ER
Keterangan :
FWR : Kebutuhan air dipetak sawah (m3 /dtk)
CWR : Kebutuhan air untuk tanaman padi (mm/hari) In : Infiltrasi (ltr/menit)
ER : Hujan efektif (mm/hari)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing – masing sub variabel yaitu
mengukur infiltrasi di lapangan dan mengihitung hujan efektif digunakan hujan harian
atau bulanan setelah diperoleh dari hasil perhitungan selanjutnya dari hasil perhitungan
dapat diketahui kebutuhan air di petak sawah.
4. Kebutuhan air untuk seluruh areal irigasi dihitung dengan menggunakan rumus :
FWR
PWR=
EFR
Keterangan:
PWR: Kebutuhan air di lahan pertanian (m3 /dtk)
FWR: Kebutuhan air di petak sawah (m3 /dtk)
Efp : Efisiensi saluran irigasi (m3 /dtk)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Analisis ini di gunakan untuk mengetahui kebutuhan air di seluruh areal irigasi,
diperoleh dari hasil perhitungan kebutuhan air di petak sawah di bagi dengan efisiensi
saluran irigasi selanjutnya di kalikan dengan luas areal irigasi maka akan di ketahui hasil
perhitungan kebutuhan air untuk seluruh areal irigasi.