Anda di halaman 1dari 14

Secara umum, tugas juru-ukur (Surveyor)

•Analisa penelitian dan pengambilan keputusan.


Pemilihan metode pengukuran; peralatan; pengikatan titik-titik sudut, dsb.

•Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data.


Melaksanakan pengukuran-pengukuran dan pencatatan data di lapangan.

•Menghitung atau melakukan pemrosesan data.


Melaksanakan hitungan berdasar data yang dicatat untuk menentukan letak,
luas, volume, dsb.

•Pemetaan atau penyajian data.


Menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan peta,
gambar rencana tanah, menggambarkan data dalam bentuk numeris atau hasil
komputer.

•Pemancangan.
Pemasangan tugu dan patok untuk menentukan batas-batas atau pedoman
dalam pekerjaan konstruksi.
Alat pengukur Jarak dan sudut
• Alat pengukur Jarak
– Pita ukur
– Alat optis
Rambu Ukur
•Rambu ukur berskala
•Bahan kayu/aluminium
(bisa dilipat) 05

•Panjang 3 meter
•Untuk mendapatkan besarnya 04
interval pembacaan
•Mengukur jarak tidak langsung
Alat optis (teropong/lensa + bak ukur)
Pengukuran ini dilakukan apabila kesulitan atau tidak dapat melakukan pengukuran
secara langsung.
Selain itu hasilnya lebih cepat dan lebih teliti.

Alat yang dipakai :


•Pesawat/alat ukur
Yaitu sipat datar atau waterpass dan theodolit.
Alat ini menggunakan teropong, bv
pada teropong ada benang (stadia line).
ba

bv= benang vertikal bt


ba= benang atas bb
bt= benang tengah
bb= benang bawah
dengan : bt = (ba + bb) / 2

Lingkaran Pada Lensa Teropong


Ba

E h

Bb
. .
.

Membidik Tempat Yang Datar


dipakai alat waterpass

D = 100 (Ba – Bb)


Dengan :
D = Jarak
Ba = Benang atas
Bb = Benang bawah
D’ L

Membidik Tempat Yang Miring


dipakai alat theodolit

Jarak miring D’ = 100 L’ = 100 . L . cos h


Jarak datar D = D’ . cos h = 100 . L . cos h . cos h
Sehingga :
D = 100 (Ba – Bb) . cos2h
h = helling = (90 - sudut vertikal)
garis arah nivo
garis bidik

skrup penyetel
sumbu 1

Pengukuran Dengan
Alat Optik WATERPASS

Alat ini digunakan untuk jarak jauh. Syarat yang harus dipenuhi :
•Garis bidik harus sejajar garis arah nivo.
•Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu 1.
•Garis mendatar diafragma harus tegak lurus sumbu 1.
.Pesawat ditempatkan pada medan yang mudah.
P P
R B
h

A
Beda tinggi A – B =h
Hasil pembacaan mistar = R h=R–P

Tinggi pesawat =P

Pesawat diletakkan ditengah cara ini paling teliti

R V
h B
A

Beda tinggi A – B h=R–V


.Pesawat di sebelah

V
R
B
h
A
ζ

Beda tinggi A – B h=R–V

Teknik Penyipatan Datar


R2 V2

R3 V3

R1

2
4

Menyipat Datar Memanjang


Dilaksanakan jika titik 1 dan 5 jaraknya jauh, sehingga jarak pandang kabur.
•Contoh mencari beda tinggi antara dua titik ujung :

Titik Pembacaan Mistar belakang (R) Mistar Muka (V)

1 R1 2,435

2 V2 - 0,397

2 R2 1,152 -

3 V3 - 2,758

3 R3 2,153 -

4 V4 - 0,251

4 R4 2,246 -

5 V5 - 0,205

R = 7,986 V = 3,611
Contoh beda tinggi jika perlu diketahui beda tinggi antara titik-titik ujung 1 – 5:

Mistar Mistar Beda Tinggi Beda Tinggi


Titik Pembacaan
Blk (R) Muka (V) (+) (-)

1 R1 2,435 - 2,038
2 V1 - 0,397
2 R2 1,152 - 1,606
3 V2 - 2,758
3 R3 2,153 - 1,902
4 V3 - 0,251
4 R4 2,246 - 2,041
5 V4 - 0,205
5,981 1,606
Beda tinggi titik 1 – 5 = 5,981 – 1,606 = 4,375 meter
•Contoh pencatatan data pengukuran sipat datar memanjang
.
Pemb. Mistar Jarak Beda Tinggi Elevasi
No. Titik
Blk (ba,bt,bb) Muka(ba,bt,bb) m + - Titik keterangan
1,455
1 1,315 + 87.500 Diukur/perkiraan
1,175
1,555 1,885
2 1,390 1,715
1,225 1,545
1,851 1,752
3 1,726 1,592
1,601 1,432
1,325 1,891
4 1,125 1,796
0,925 1,701
1,925 1,000
5 1,800 0,825
1,675 0,650
1,825
6 1,700
1,575
88,000

87,800

87,600

87,400

87,200

87,000
Muka tanah
86,800

86,600

86,400
titik 1 2 3 4
5 6
62.00 65.00 44 75.00 50
Jarak (m)

Elevasi mukatanah 87.500 87.100 86.898 86.828 87.128 87.228

Gambar elevasi dan jarak mendatar

Anda mungkin juga menyukai