Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM INDUK

MANAJEMEN FASILITAS DAN


KESELAMATAN

UPT BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

CILILIN

2018
I. PENDAHULUAN

Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya
perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain. Makin
besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek manajemen risiko
ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak
pada pencapaian tujuan , sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur
yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang tidak
diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand AS/NZS
4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO 31000:2009.
ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan ISO/IEC
31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko di dunia ini
merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan
ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI,
maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga
efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan
terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.

II. LATAR BELAKANG


Sarana pelayanan Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap
para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola menerapkan upaya-upaya Manajemen risiko.
Sistem manajemen risiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan batasan
sebagai berikut, yaitu manajemen resiko merupakan bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja yang aman,
efisien dan produktif.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan tersebut,
yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan fasilitas, dan
sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut jelas
mengancam jiwa bagi kehidupan para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.
Sarana pelayanan kesehatan ini mempunyai karakteristik khusus yang dapat
meningkatkan peluang kecelakaan. Misalkan pemakaian tegel licin untuk lantai yang berada
di ruang terbuka sehingga bila terkena air atau hujan akan licin sehingga menimbulkan
kecelakaan pada penggunanya, pemeriksaan kabel listrik yang kurang sehingga terjadi
kegagalan fungsi yang menyebabkan terganggunya pelayanan yang diberikan ke pasien, dan
masih banyak kejadian yang berhubungan dengan fasilitas atau lingkungan rumah sakit.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen risiko di
tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 rumah
sakit lebih efektif, efesien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen resiko di rumah sakit
baik bagi pengelola maupun karyawan rumah sakit.

III. TUJUAN
3.1 Tujuan Umum
Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi bahaya
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin.
3.2 Tujuan Khusus,
Mengelola risiko-risiko di lingkungan pelayanan pasien dan tempat staf bekerja, yang
meliputi :
a. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit;
b. Bahan Berbahaya dan beracun serta limabanya;
c. Manajemen Bencana;
d. Pengamanan Kebakaran;
e. Peralatan Medis;
f. Sistem Utilitas.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
4.1 Identifikasi Risiko
1. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
IDENTIFIKASI BAHAYA
KEAMANAN LINGKUNGAN RS a. Penculikan Bayi
b. Penyanderaan
c. Kehilangan barang milik pasien dan
keluarga
d. Kehilangan kendaraan bermotor
e. Kehilangan sarana prasarana RS
KEAMANAN PASIEN, a. Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
PENGUNJUNG DAN b. Terpeleset di kamar mandi
KARYAWAN c. Tersengat listrik
d. Keselamatan saat ada renovasi atau
pembangunan
e. Petugas medis yang tertusuk jarum

2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta Limbahnya


IDENTIFIKASI BAHAYA
BAHAN BERACUN BERBAHAYA a. Penanganan B3 yang salah
b. Penyimpanan B3 tidak pada
tempatnya
c. B3 yang tidak diberi label
d. Tidak memakai APD saat penanganan
B3.

3. Bencana

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


INSIDEN WABAH DAN BENCANA a. Wabah penyakit
b. Gempa bumi
c. Kebocoran gas
d. Ledakan bom
e. Tanah longsor
f. Kecelakaan transportasi

4. Kebakaran

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


INSIDEN KEBAKARAN a. Hubungan pendek arus listrik
b. Ledakan gas
c. Kebocoran gas
d. Ledakan kompor gas
e. Percikan api dari colokan listrik
f. Kebakaran akibat punting rokok

5. Peralatan Medis

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


PERALATAN MEDIS a. Kesalahan pembacaan hasil pada alat
medis karena belum terkalibrasi
b. Kesalahan penggunaan alat karena
belum terkalibrasi
c. Kesalahan penggunaan alat medis
yang baru karena belum dilakukan
pelatihan alat baru.

6. Sistem Utilitas

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


SISTEM UTILITAS a. Pemadaman listrik
b. Kerusakan/meledaknya pompa air
c. Saluran air / IPAL mampet
d. Kerusakan telepon
e. Kebocoran gas
f. Meledaknya tabung gas medis
g. Meledaknya sistem gas sentral

4.2 Analisa Risiko

1. Analisa Risiko Berdasarkan Tingkat Bahaya

SKOR KETERANGAN
1 Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien,
pengunjung atau karwayan RS dan tidak
menimbulkan dampak dalam
pelayanan kesehatan
2 Kegagalan dapat mempengaruhi proses
pelayanan kesehatan tetapi menimbulkan
kerugian minor
3 Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih
besar terhadap pasien,pengunjung atau
karyawan RS
4 Kegagalan menyebabkan kematian atau
kecacatan

2. Analisa Risiko Berdasarkan Tingkat Probabilitas

SKOR KETERANGAN
1 Hampir tidak pernah (remote) jarang terjadi
(dapat terjadi dalam > 5 sampai 30 tahun)
2 Jarang (uncommon) kemungkinan akan
muncul (dapat terjadi dalam > 2 sampai 5
tahun)
3 Kadang-kadang (occasional), kemungkinan
akan muncul (dapat terjadi beberapa kali
dalam 1 sampai 2 tahun)
4 Sering ( frequent), hampir sering muncul
dalam waktu relatif singkat (mungkin terjadi
beberapa kali dalam 1 tahun)

3. Analisa Risiko Fasilitas dan Lingkungan di RSUD Cililin

RISIKO TINGKAT TINGKAT SKOR


BAHAYA PROBABILITAS TOTAL
(SKOR) (SKOR)

KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT


Penculikan Bayi 4 1 4
Penyanderaan 4 1 4
Kehilangan barang milik pasien dan 3 4 12
keluarga
Kehilangan kendaraan bermotor 3 2 6
Kehilangan sarana prasarana RS 3 2 6
Keselamatan saat ada 4 1 4
renovasi/pembangunan
Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga 4 2 8
Terpeleset di kamar mandi 2 2 4
Tersengat listrik 4 1 4
Petugas medis yang tertusuk jarum 3 3 9
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Penanganan B3 yang salah 2 4 8
Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya 2 2 4
B3 yang tidak diberi label 2 4 8
Tidak memakai APD saat penanganan B3 2 4 8
BENCANA
Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Tanah longsor 4 2 8
Kecelakaan transportasi 4 1 4
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus listrik 4 1 4
Ledakan gas 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan kompor gas 4 1 4
Percikan api dari colokan listrik 4 1 4
Kebakaran akibat punting rokok 4 1 4
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan hasil 4 2 8
pada alat medis karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat 4 2 8
karena belum terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat 4 2 8
medis yang baru karena belum dilakukan
pelatihan alat baru.
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 4 8
Kerusakan/meledaknya pompa air 2 2 4
Saluran air / IPAL mampet 2 1 2
Kerusakan telepon 2 4 8
Kebocoran gas 4 1 4
Meledaknya tabung gas medis 4 1 4
Meledaknya sistem gas sentral 4 1 4

4.3 Evaluasi Risiko


Evaluasi risiko dilihat dari analisa resiko yang dilakukan sehingga dapat dibuatkan
suatu prioritas penanganan resiko sebagai berikut:
NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Petugas medis yang tertusuk jarum
3 B3 yang tidak diberi label
4 Tidak memakai APD saat penanganan B3
5 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
6 Kerusakan telepon
7 Pemadaman listrik
8 Penanganan B3 yang salah
9 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis karena belum terkalibrasi
10 Kesalahan penggunaan alat karena belum terkalibrasi
11 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru karena belum dilakukan pelatihan alat
baru.
12 Tanah longsor
13 Kehilangan sarana prasarana RS
14 Kehilangan kendaraan bermotor
15 Penculikan Bayi
16 Penyanderaan
17 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
18 Terpeleset di kamar mandi
19 Tersengat listrik
20 Wabah penyakit
21 Gempa bumi
22 Kebocoran gas
23 Ledakan bom
24 Kecelakaan transportasi
25 Hubungan pendek arus listrik
26 Ledakan gas
27 Kebocoran gas
28 Ledakan kompor gas
29 Percikan api dari colokan listrik
30 Kebakaran akibat puntung rokok
31 Kerusakan/meledaknya pompa air
32 Saluran air / IPAL mampet
33 Kebocoran gas
34 Meledaknya tabung gas medis
35 Meledaknya sistem gas sentral
36 Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya

4.4 Tata Kelola Risiko


1. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
keamanan lingkungan RS adalah:
a. Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman keamanan
seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan bayi, Tempat parkir untuk
mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat beresiko lainnya.
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
c. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk penunggu pasien rawat inap
dan tamu di RS
d. Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
e. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di Rumah
Sakit.
g. Merawat taman di lingkungan RS
h. Memperbaiki Bangunan warung-warung yang disewa di Rumah Sakit
i. Merperbaiki lantai di Rumah Sakit yang telah rusak
j. Memperbaiki jalan yang tidak rata di area parkiran
k. Melakukan pemeriksaan HbsAg pada petugas medis RSUD Cililin dan melakukan
vaksinasi Hepatitis B
2. Bahan dan Limbah Berbahaya
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
Bahan dan Limbah Berbahaya adalah:
a. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3
b. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua unit.
c. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada unit-unit
yang menggunakan bahan tersebut.
d. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan kebiasaan
penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3.

3. Bencana
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
keadaan darurat bencana adalah:
a. Membentuk Tim Siaga Bencana.
b. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana.
c. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit.
d. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan keluar,
jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah dan gambar arah
evakuasi di setiap gedung.
e. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.
4. Kebakaran
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
kebakaran adalah:
a. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di ruang
khusus.
b. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
c. Melakukan Patroli Asap secara rutin
d. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan merokok.
e. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan kebakaran,
misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan tempat perawatan
Intensif.
f. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
g. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
h. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan. Pengendalian
Kebakaran.
i. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.
5. Peralatan Medis
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
Sarana dan Prasarana adalah:
a. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru.
6. Sistem Utilitas
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
sistem utilisasi adalah:
a. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan sistem
gas medis.
b. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman agar tidak
terjatuh.
c. Membuat SPO penggunaan dan pemeliharaan genset
d. Menyediakan APD di ruang genset
4.5 Diklat Manajemen Risiko
Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada pegawai
RSUD CILILIN baik medis maupun non medis tentang pentingnya manajemen risiko,
pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang mungkin terjadi akibat risiko yang
ada. Diklat manajemen risiko akan diadakan setiap tahun sekali pada bulan ke tujuh.

4.6 Pelaporan Insiden


Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah satu
unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke TIM K3RS yang
nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian tersebut. Hasil investigasi dan
evaluasi akan dijadikan acuan penyusunan program berikutnya dan disampaikan ke kepala
UPT BLUD RSUD Cililin.

V. Sasaran
5.1 Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
a. Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman keamanan
seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan bayi, Tempat parkir untuk
mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat beresiko lainnya terlaksana 100
% dalam waktu 3 bulan.
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
c. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung pasien rawat
inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
d. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien, seperti pegangan di
setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur dengan penahan pada
tepinya dll ) terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
e. Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
f. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
g. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di Rumah
Sakit terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
5.2 Bahan dan Limbah Berbahaya
a. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
b. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua unit.
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
c. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada unit-unit
yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
d. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan kebiasaan
penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
e. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan evakuasi,
penanganan limbah dan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
5.3 Bencana
a. Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
b. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
c. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
d. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan keluar,
jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah dan gambar arah
evakuasi di setiap gedung terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
e. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
5.4 Kebakaran
a. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di ruang
khusus terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
b. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
c. Melakukan Patroli Asap secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
d. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan merokok
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
e. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan kebakaran,
misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan tempat perawatan
Intensif terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
f. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran dan gempa terlaksana 100
% dalam waktu 3 bulan.
g. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran terlaksana 100
% dalam waktu 3 bulan.
h. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan dan pengendalian
Kebakaran terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
i. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
5.5 Peralatan Medis
a. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
b. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
5.6 Sistem Utilitas
a. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan sistem
gas medis terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
b. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman agar tidak
terjatuh terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

VI. Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

VII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi program kerja dilakukan setiap 3 bulan sekali.
VIII. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling lambat 1
minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling lambat 1 minggu setelah
laporan diterima.

Bandung Barat, Juli 2018

Menyetujui, Mengetahui, Hormat kami,


Kepala UPT BLUD RSUD Cililin Kepala Penunjang Medik Kepala IPSRS
Kabupaten Bandung Barat UPT BLUD RSUD Cililin UPT BLUD RSUD Cililin

Dr. Achmad Oktorudy, MARS M. Budi Firmardani, Hayun Somantri AmKL


NIP. 196610082005021001 Sp.PK NIP.
NIP.197303232005011014
LAMPIRAN
JADWAL PROGRAM MFK

A. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit


NO KEGIATAN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
Penambahan
CCTV pada area-
area yang berisiko
terjadinya
ancaman
1 keamanan
Pemeriksaan dan
pemeliharaan
2 CCTV
Pemberlakuan
pemakaian tanda
pengenal (badge)
untuk pengunjung
pasien rawat inap,
penunggu pasien
rawat inap, dan
3 tamu di RS
Melengkapi
sumber listrik
4 dengan penutup.
Menyediakan rol
hole pada ram/
5 jalan miring
Melakukan
monitoring dan
evaluasi Renovasi
dan Pembangunan
Gedung di Rumah
6 Sakit
Merawat taman di
7 lingkungan RS
Memperbaiki
Bangunan
warung-warung
yang disewa di
8 Rumah Sakit
Merperbaiki
lantai di Rumah
Sakit yang telah
9 rusak
Memperbaiki
jalan yang tidak
rata di area
10 parkiran
Melakukan
11 pemeriksaan
HbsAg pada
petugas medis
RSUD Cililin
dan melakukan
vaksinasi
Hepatitis B
B. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Pembuatan tempat
khusus untuk
1 penyimpanan B3
Sosialisasi
mengenai prosedur
penyimpanan dan
pengelolaan B3 ke
2 semua unit
Melengkapi
MSDS/LDKB B3
serta
didokumentasikan
dan dibagikan
kepada unit-unit
yang
menggunakan
3 bahan tersebut
Penyediaan APD
pada setiap unit
yang memiliki B3
dan menerapkan
kebiasaan
penggunaan APD
bagi petugas
4 menggunakan B3
C. MANAJEMEN BENCANA
Membentuk Tim
1 Siaga Bencana
Membuat standar
prosedur
operasional
tentang
pencegahan dan
penanggulangan
2 bencana
Melakukan
pelatihan siaga
bencana dan
evakuasi ( Jadwal
pelatihan, peserta,
pelaporan), yang
melibatkan semua
unsur di Rumah
3 Sakit
Menyediakan
fasilitas : rambu –
rambu penunjuk
arah lokasi
pelayanan, jalan
keluar, jalan
masuk, arah
evakuasi bencana,
pintu emergency,
denah dan gambar
arah evakuasi di
4 setiap gedung
Melakukan
simulasi keadaan
5 darurat bencana
D. PROTEKSI KEBAKARAN
Menyediakan
APAR yang
mencukupi
kwalitas dan
kwantitasnya,
terutama di ruang
1 khusus
Melakukan
pemliharaan
APAR secara
2 berkala
Melakukan Patroli
3 Asap secara rutin
Melakukan
pemasangan
larangan merokok
dan penegakan
aturan larangan
4 merokok
Mengusulkan alat
deteksi asap/ api
pada tempat –
tempat yang rawan
kebakaran,
misalnya,
laboratorium,
Instalasi
Gizi/Dapur,
Radiologi dan
tempat perawatan
5 Intensif
Pemasangan arah
dan denah
evakuasi bencana
6 kebakaran
Melakukan
sosialisasi
7 mengenai
pencegahan,
pengendalian
kebakaran
Membentuk Tim
di masing –
masing ruangan
untuk pencegahan.
Pengendalian
8 Kebakaran
Melakukan
simulasi
kebakaran dan
keadaan darurat
bencana secara
9 berkesinambungan
E. PERALATAN MEDIS
Melakukan
Kalibrasi alat
1 secara berkala
Membuat dan
menerapkan SPO
tentang pengunaan
peralatan medis
2 tenaga medis
F. SISTEM UTILITAS
Melakukan
pemantauan secara
rutin pompa sumur
air, panel-panel
listrik, dan sistem
1 gas medis
Penempatan gas
medis (tabung) di
ruangan khusus
dan diberikan
pengaman agar
2 tidak terjatuh
Membuat SPO
penggunaan dan
pemeliharaan
3 genset
Menyediakan
APD di ruang
4 genset

KET:

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai