Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh ( Nurarif, & Kusuma 2013).
Tumor Intra Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya (Lukman, 2014).

2. Etiologi/Faktor Resiko/Faktor Predisposisi


Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis. Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan
terjadinya tumor, antara lain (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013):
1) Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau memerlukan
aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi.
Bahan kimia ini dapat merupakan bahan alami atau bahan
sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar lingkungan yang terdapat
di mana saja, berasal dari pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan
atau mesin lain (jelaga dan ter) dan terkenal sebagai suatu karsinogen bagi
hewan maupun manusia. Berbagai karsinogen lain antara lainnikel arsen,
aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni,hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam makanan yang
dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan DNA sehingga
menyebabkan neoplasia usus, payudara atau tumor lainnya.
2) Hormon: hormone adalah zat yang dibentuk oleh bagian tubuh tertentu dalam
jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lain serta memiliki pengaruh
terhadap aktivitas sel-sel tubuh. Hormone dihasilkan diotak (bagian
hipotalamus dan hipofisis) maupun diluar otak (pancreas, kelenjar tiroid,
adrenal, dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut mengeluarkan hormone
kemudian hormone akan masuk kedalam aliran darah menuju organ tujuan
tempat hormone tersebut bekerja. Salah satu contoh hormone adalah hormone
esterogen, dimana hormone ini kalau untuk wanita berfungsi untuk
melancarkan menstruasi, untuk mengantar perkembangan seksual,
pertumbuhan payudara serta berhubungan dengan kehamilan. Tetapi kalau
tubuh memproduksi hormone ini secara berlebihan bisa menyebabkan sel
kanker.
3) Gaya hidup: kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan
yang kurang berserat Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari
lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan
risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
4) Parasit: parasit schistososma hematogen yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler
5) Genetik: apabila ada anggota keluarga atau orang tua yang memiliki riwayat
kanker, maka anaknya beresiko dua kali lipat terjadinya kanker atau tumor
karena penyakit ini sifatnya menurun. Maka, Anda harus menjalani tes genetik
untuk pencegahan lebih lanjut. Meski begitu, dengan memiliki mutasi genetik
yang diturunkan bukan berarti anda akan terkena penyakit ini.
6) Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan. (Nurarif & Kusuma,

2013).

3. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi ganetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang menimbulkan
peningkatan aktivitas, onkogen, perubahan gen yang mengatur apoptosis, dan
inaktivasi gen supresor tumor sehingga sel terpacu untuk terus berpoliferasi,
kehilangan kendali terhadap poliferasi sel, kehilangan kemampuan menghentikan
siklus sel, dan kemampuan apoptosis. (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013).
Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus berkembang
atau membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel baru, sehingga
menimbulkan benjolan yang membentuk jaringan baru (tumor/neoplasma). Sel-sel
neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk
oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.
Sel-sel yang abnormal kemudian menjadi parasit dalam tubuh, yang terjadi adalah
fagosit nutrisi oleh sel abnormal tersebut. Hal ini menyebabkan sel normal
mengalami kekurangan nutrisi. Asupan nutrisi ke organ berkurang dan
menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh meningkat dan asupan nutrisi
menurun. Yang terjadi adalah lemah, lesu dan kelelahan. Massa jaringan fibrosis
mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak
menginvasinya dan menyebabkan pembengkakan yang menekan saraf nyeri pada
jaringan dan menyebabkan nyeri. Tumor yang semakin membesar menyebabkan
penekanan pada organ sekitar abdomen. (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013).
Fungsi fisiologis dapat mengalami gangguan akibat obstruksi atau penekanan.
Tumor yang semakin membesar dapat menghentikan motilitas usus sehingga
mengakibatkan obstruksi usus. Tumor ini kemudian dapat menekan uretra dan
menyebabkan obstruksi uretra yang menyebabkan retensi urin. Gejala lain yang
dapat ditemukan antara lain: hematuria, dysuria, polakisuria, oliguria, dan anuria.
Ketika tumor tumbuh di permukaan tubuh, tumor dapat mengikis melalui
permukaan, memecah pertahanan alami kulit yang utuh dan membrane mukosa
serta memberikan bagian untuk pintu masuk mikroorganisme. Sel neoplastik
mengalihkan nutrisi untuk digunakan sendiri sehingga menyebabkan perubahan
yang mengurangi napsu makan pasien. Pada tahap awal penyakit ini,
perubahan metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan kadar glukosa serum,
yang menghasilkan umpan balik negative dan mengakibatkan anoreksia
(kehilangan nafsu makan). Selain itu, tumor menyekresikan zat yang menurunkan
nafsu makan dengan mengubah rasa dan bau sehingga menimbulkan rasa penuh
lebih dini. Pada banyak kasus, penurunan berat badan yang cepat dan tidak
dijelaskan merupakan menifestasi pertama. (LeMone, P dkk. 2015)
Ketika masa jaringan fibrosis menginvasi jaringan lain, sel yang abnormal
juga menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan
pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa
ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada
bagian tubuh yang lain. Metastasis yang ditularkan melalui darah atau limfe
memungkinkan tumor baru untuk terbentuk dalam organ yang jauh. Kemampuan
tumor untuk bermetastasis dengan cara intravasasi sel maligna melalui dinding di
dalam darah atau limfe dan masuk kedalam sirkulasi darah. Salah satunya adalah
bermetastase ke sumsum tulang belakang yang menyebabkan gangguan
hematopoiesis (LeMone, P dkk. 2016).
4. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis dari Tumor Intra Abdomen menurut Sjamsuhidajat
(2013) adalah:
a. Hiperplasia adalah peristiwa meningkatnya jumlah sel yang terjadi pada organ
tertentu akibat peningkatan proses mitosis.
b. Teraba massa yang padat dan menetap diabdomen
c. Kadang tampak hipervaskulari (pembuluh darah secara abnormal terlihat
disekitar tumor)
d. Abdomen membesar dan mengkilat karena adanya massa
e. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe
f. Nyeri
g. Anoreksia, mual, muntah
h. Penurunan berat badan secara terus menerus
i. Mudah lelah
j. Gangguan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
k. Perut terasa penuh seperti sesudah makan banyak
l. Ketidakmampuan mengeluarkan BAB dan BAK
5. Pemeriksaan Penunjang
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi
meliputi (LeMone, P dkk. 2015).
a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau
oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar
jaringan;dapat,mencakup penggunaan bahan kontras
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima,digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatuke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil
g. USG
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat apa yang ada didalam abdomen
dengan cara bagian tubuh yang diperiksa akan dioleskan gel, dan kemudian
dokter akan menggerakkan stik pengontrol bernama transduser di atas bagian
tubuh tersebut. Transduser ini akan mengirimkan gelombang suara frekuensi
tinggi ke organ-organ maupun cairan tubuh yang ada di area tersebut.
Gelombang suara ini kemudian akan memantul kembali berupa sinyal listrik ke
mesin yang akan mengubahnya menjadi gambar. Anda bisa melihat gambar
organ dalam tubuh anda di layar monitor.
6. Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan Tumor Intra Abdomen adalah:
a. perdarahan
b. Ileus: adalah menurunnya pergerakan pada saluran pencernaan sehingga
menyebabkan penumpukan zat makanan sehingga terjadinya obtruksi
pada usus.
c. kebocoran anastomosis: karena terjadinya obstruksi pada usus makan
akan menyembakan penumpukan pada usus dan bisa menyebabkan
kebocoran usus.
d. Gangguan nutrisi: sel-sel tumor yang terus menerus mengalami
penggandaan akan menjadi parasit didalam tubuh dan memakan zat-zat
makanan yang kita makan sehingga nutrisi untuk tubuh tidak tercukupi
sehingga terjadinya hambatan tumbuh kembang.
7. Penatalaksanaan Keperawatan
Apabila keadaan sel tumor sudah metastase atau keadaan pasien sudah
semakin memburuk ini bisa menyebabkan terjadinya sesak napas karena abdomen
yang semakin hari semakin membesar akan menghambat gerakan diafragma.
Tindakan keperawatan yang bisa kita lakukan adalah dengan pemberian oksigen
sesuai dengan intruksi dokter.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada pasien Tumor Intra Abdomen menurut LeMone,
P. dkk (2015) adalah sebagai berikut:
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utamadan digunakan baik untuk
pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor tanpa biopsy dan tidak ada
bukti metastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi
untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif.
b. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel tumor,
mengurangi ukuran tumor, meredakan nyeri dan meredakan obstruksi
c. Kemoterapi
Kemoterapi melibatkan penggunaan obat sitotoksik untuk menyembuhkan
kanker cairan dan padat, untuk menurunkan ukuran tumor, penunjang untuk
pembedahan atau terapi radiasi, atau untuk mencegah atau menangani
metastasis yang dicurigai. Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi
tambahan untuk reseksi tumor.
9. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a. Thorax dan pernafasan
 Inspeksi
Bentuk dada : simetris
Irama pernafasan : reguler
Retraksi dinding dada : terdapat retraksi dinding dada
Tipe pernafasan : Pernafasan perut
 Palpasi
Vocal fremitus : tidak ada
Massa/nyeri : tidak ada
 Auskultasi
Suara nafas : vesikuler
Suara tambahan : tidak ada
 Perkusi : sonor
b. Jantung
 Palpasi:
Ictus cordis : tidak teraba
 Perskusi
Pembesaran jantung : tidak ada
 Auskultasi : S1 S2 tunggal
c. Abdomen
 Inspeksi
Perut simetris/tidak : abdomen tidak simetris
Abdomen membesar/tidak : abdomen membesar
Luka/tidak : tidak
 Palpasi
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Nyeri tekan : ada nyeri tekan
 Auskultasi : peristaltic 4x / menit
 Perkusi : dullness
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d adanya tumor intra abdomen
b. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mencerna makanan
c. Hambatan mobilitas fisik b/d nyeri
d. Anxietas b/d perubahan status kesehatan
e. Gangguan pola istirahat/tidur b/d nyeri
f. Resiko infeksi b/d tindakan pembedahan
g. Gangguan eleminasi b/d proses penyakit
h. Ketidak efektipan pola nafas b/d penekanan diafrakma
i. Gangguan citra tubuh b/d perubahan bentuk tubuh
j. Kerusakan integritas kulit b/d tindakan pembedahan (laparatomy)
3) Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawata NOC NIC
n
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri yang
b/d adanya keperawatan selama …..×24 komperhensif meliputi lokasi,
tumor intra jam, diharapkan pasien karakteristik, awitan dan durasi,
abdomen menunjukkan pengendalian frekuensi, kualitas, intensitas atau
nyeri, dengan kriteria hasil : keparahan nyeri, dan faktor
 Mengenali awitan nyeri presipitasinya.
 Menggunakan tindakan 2. Observasi isyarat nonverbal
pencegahan ketidaknyamanan, khususnya
 Melaporkan nyeri dapat pada mereka yang tidak mampu
dikendalikan berkomunikasi efektif.

 Ekspresi wajah pasien rileks. 3. Monitor tanda-tanda vital

 Mempertahankan tingkat 4. Lakukan perubahan posisi,

nyeri atau nyeri berkurang mesase punggung, dan relaksasi

 Skala nyeri 0 5. Berikan posisi yang nyaman


6. Berikan informasi tentang nyeri,
 Tanda-tanda vital dalam
seperti penyebab nyeri, berapa
batas normal
lama akan berlangsung, dan
 Tekanan darah : 120/80
antisipasi ketidaknyamanan
mmHg
akibat prosedur.
 Nadi : 60-100 x/menit
7. Ajarkan teknik nonfarmakologi
 Pernapasan : 16-20 x/menit
(misalnya relaksasi, terapi music,
 Suhu : 36,5 – 37,5 °C
distraksi, kompres hangat atau
dingin dan mesase) sebelum,
setelah, dan, jika memungkinkan,
selama aktifitas yang
menimbulkan nyeri.
8. Tingkatkan istirahat pasien
9. Kolaborasikan untuk pemberian
analgesik sesuai intruksi dokter.

Ketidakefekti Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang berat badan secara


fan nutrisi keperawatan selama …..×24 berkala
kurang dari jam, diharapkan pasien tidak 2. Monitor adanya mual dan muntah
mengalami gangguan pola
kebutuhan 3. Monitor kalori dan intake nutrisi
tidur, dengan kriteria hasil :
tubuh b/d 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
1. Asupan gizi 3 → 5
ketidakmamp menentukan jumlah kalori dan
2. Asupan makanan 3 → 5
uan mencerna nutrisi yang dibutuhkan
3. Energi 3 → 5
makanan 4. Hasrat/keinginan untuk makan
3→5
5. Intake nutrisi 3 → 5
6. Rasio berat badan 3 → 5
7. Mual 3 → 5
8. Muntah 3 → 5
9. Inkontinensia urin 3 → 5
10. Inkontinensia usus 3 → 5
11. Polaeliminasi 3 → 5
12. Kemudahan BAB 3 → 5
Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV
mobilitas keperawatan selama …..×24 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
fisik b/d jam, diharapkan pasien tidak tentang rencana ambulasi sesuai
mengalami gangguan pola
nyeri dengan kebutuhan
tidur, dengan kriteria hasil :
3. Latih pasien dalam pemenuhan
1. Keseimbangan 2-5
ADLs secara mandiri sesuai
2. Gerakan otot 2-5
kemampuan
3. Gerakan sendi 2-
4. Berjalan 2-5
4. Dampingi dan bantu klien saat

5. Bergerak dengan mudah 2-5 mobilisasi dan bantu penuhi


kebutuhan ADLs
5. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1.1.Pantau
Pantau
polapola
tidurtidur
pasienpasien
dan catat
dan catat hu
pola tidur keperawatan selama …..×24 hubungan
faktor-faktor
faktor-faktor
yang dapat mengganggu
yang po
berhubungan jam, diharapkan pasien tidak dapat
pasienmengganggu pola tidur
dengan nyeri mengalami gangguan pola tidur, 2.pasien
Monitor/catat kebutuhan tidur pasien set
dengan kriteria hasil : 2. Monitor/catat
dan jam kebutuhan tidur
1. Jumlah jam tidur dalam batas 3.pasien
Instruksikan
setiap harikeluarga
dan jam untuk memonito
normal (7-9 jam/hari) 3. Instruksikan
pasien keluarga untuk
2. Pola tidur, kualitas dalam 4.memonitor
Berikan tidur
waktupasien
tidur siang, jika diperluka
batas normal 4. Berikan
memenuhi
waktu
kebutuhan
tidur siang,
tidur. jika
3. Perasaan segar sesudah tidur 5.diperlukan
Berikan posisi
untukyang memenuhi
nyaman
4. Pasien tidak mengalami 6.kebutuhan
Ajarkantidur.
pasien dan orang terdekat
kesulitan tidur 5. Berikan
faktor posisi yang nyaman
5. Pasien tetap terjaga pada 6. Ajarkan pasien dan orang terdekat
malam hari tentang faktor lain yang dapat
menyebabkan gangguan pola
tidur.
7. Diskusikan dengan pasien dan
keluarga tentang teknik tidur
pasien
8. Ciptakan lingkungan yang
nyaman
9. Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat
10. Kolaborasi dalam pemberian obat
tidur
10. WOC (Web Of Caution)
BAB III
GAMBARAN KASUS

1. Hasil Pengkajian
A. Informasi Umum
Nama Klien : An. M
Tempat/TGL L : Dumai, 22 April 2014
Usia : 4 tahun, 7 bulan
Nama Ayah : Tn. Sairnoto
Nama Ibu : Jayanti
Agama : Islam
Diagnosa Medis: TIA (Tumor Intra Abdomen)
B. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Orang tua pasien mengatakan perut pasien sering sakit pada saat malam
hari dan orang tua juga mengatakan perut pasien semakin hari semakin
membesar.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada saat lahir diabdomen bagian atas pasien terdapat benjolan sebesar
kelereng yang teraba padat dan terpiksasi dan telah dioperasi pada umur
1 minggu.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua pasien mengatakan pasien masuk rumah sakit dumai dengan
keluhan pasien menangis dan menyebutkan bahwa perutnya sakit terus
dan perut membesar. Pasien kemudian di rujuk ke RS.AA pada bulan
januari 2019 untuk melakukan pemeriksaan lanjut, setelah dilakukan
pemeriksaan Radiologi (CT Scan, Fhoto Thorax, USG Abdomen)
pasien terdiagnosis Tumor Intra Abdomen (TIA). Pasien rencana
operasi rabu 13 februari 2019.
C. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Prenatal
Orang tua pasien mengatakan selama kehamilan atau saat mengandung
pasien ibu selalu sakit gigi dan pada usia 5 minggu kehamilan ibu mual
tetapi tidak ada muntah.
b. Masa Intranatal
Ibu pasien mengatakan saat partus pasien lahir dengan cukup bulan 36
minggu dengan persalinan normal. Pasien lahir dengan kepala terlebih
dahulu (tidak sungsang) dan tidak ada lilitan talipusar. Pasien lahiran di
praktek bidan dengan BBLR 3500 gr.
c. Masa Postnatal
Ibu pasien mengatakan setelah partus tidak ada perdarahan yang
berlebihan.
D. Riwayat alergi
Orang tua pasien mengatakan pasien tidak ada riwayat alergi obat dan
alergi makanan
E. Riwayat Operasi
Pasien pernah dioperasi dibagian abdomen atas karena adanya
massa/benjolan dari lahir sebesar kelereng.
F. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan imunisasi pasien lengkap dan pada saat lahir
langsung mendapatkan Vitamin K.
G. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga Ibu Keluarga Ayah
Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

X : Meninggal

Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan pasien.
H. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh: Pasien diasuh oleh orang tua
b. Hubungan dengan anggota keluarga: Anak kandung
c. Hubungan dengan teman sebaya: orang tua mengatakan pasien bisa
berteman dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal.
I. Kebutuhan Dasar
1. Makanan kesukaan dan tidak disukai:
a. Alat makan yang digunakan: pasien sudah bisa makan sendiri dengan
tangan maupun memakai sendok.
b. Pola Makan: orang tua mengatakan pola makan pasien pada saat ini
lancer
c. Makanan kesukaan: orang tua mengatakan kalau pasien suka makan
bakso.
d. Makanan tidak disukai: tidak ada
e. Kebiasaan buruk: orang tua mengatakan kalau pasien susah berhenti
makan bakso dan kalau tidak dibelikan pasien menangis terus dan
selalu meminta bakso.
2. Pola tidur/jam: pada saat malam hari terkadang pasien tidak bisa tidur
karena merasakan sakit dibagian perut.
3. Mandi: pasien sudah bisa mandi secara mandiri dengan bersih
4. Aktivitas bermain: orang tua pasien mengatakan tidak ada hambatan untuk
melakukan aktivitas bermain sehari-hari
5. Eleminasi: orang tua pasien mengatakan BAK dan BAK pasien lancar.
J. Keadaan Kesehatan
1. Status nutrisi
a. BB (Berat Badan) : 14.2 Kg
b. TB (Tinggi Badan) : 92 cm
c. LK (Lingkar Kepala) : 45 cm
d. LILA(Lingkar Kepala Lengan Atas): 14 cm
2. Status Cairan:
a. BAB: selama dirawat dirumah sakit pasien belum ada BAB
b. BAK: lancar
c. Minum: dalam sehari pasien minum 600 ml
d. Terapi IV: pasien belum terpasang infuse
3. Obat-obatan: pasien belum diberikan terapi obat
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil laboratorium:
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Pemeriksaan
06-02-2019 Darah lengkap:
1. Hemoglobin 13.7 g/dl 12.0-16.0
2. Leukosit 9.17 10^3/ul 4.80-10.80
3. Trombosit 296 10^3/ul 150-450
4. Eritrosit 4.88 10^6/ul 4.20-5.40
5. Hematokrit 40.0 % 37.0-47.0
6. MCV 82.0 Fl 79.0-99.0
7. MCH 28.1 Pg 27.0-31.0
8. MCHC 34.3 g/dl 33.0-37.0
9. RDW-CV 13. 4 % 11.5-14.5
10. RDW-SD 40.0 Fl 35.0-47.0
11. PDW 10.7 Fl 9.0-13.0
12. MPV 9.9 Fl 7.2-11.1
13. P-LCR 23.5 % 15.0-25.0
Hitung Jenis
1. Basofil 0.3 % 0-1
2. Eosinofil 1.1 % 2.0-4.0
3. Neutrofil 63.3 % 50-70
4. Limfosit 28.9 % 25.0-40.0
5. Monosit 6.4 % 2.0-8.0
HEMOSTASIS
PT INR
1. PT 13.3 Detik 11.6-14.5
2. INR 0.98 <1.2
3. APTT 35.1 Detik 28.6-42.2
KIMIA KLINIK
1. Albumin 4.5 g/dl 3.4-5.0
Radiologi:
CT Scan abdomen tanpa dan dengan kontras:
Hepar : ukuran normal, struktur parenkim normal, vascular hepar normal,
ductus biliaris intra dan ekstra hepatal normal, nodul (-)
Vesika felea: ukuran normal, dinding normal, batu (-), sludge (-)
Pancreas: ukuran normal tidak tampak gambaran massa
Lien: ukukuran normal, vena lienalis normal
Tampak gambaran massa kistik, bentuk bulat, bata tegas dengan ukuran
12,22x14,60x13,79 cm pada cavum abdomen.
Tidak ada cairan bebas diabdomen
Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe para aorta
Kesan:
Tumor Kistik Intra Abdomen
Ec: suspect mesenterial cyst

Foto Thorax
Cor: besar dan bentuk normal
Pulmo: corakan bronkovaskuler normal, infiltrate (-)
Kesan:
Cor: dalam batas normal
Pulmo: tidak tampak kelainan
K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran Composmentis E4V5M6 = 15
b. Tanda-tanda vital:
TD: 86/45 mmHg
HR: 85 x/menit
RR: 26 x/menit
T : 36.5°c
c. Integument:
Warna kulit: kulit bewarna normal (sawo matang), kulit lembab dan
bertektur halus, Turgor kulit elastic
d. Kepala dan leher : bentuk kepala simetris, tidak ada pembengkakakn
atau massa dikepala. Tidak ada kaku kuduk, leher bisa digerakkan
tanpa tahanan kekiri dan kekanan, trakea normal, tidak ada teraba
pembesaran kelenjar tiroid
e. Mata: mata simetris kiri dan kanan,tidak ada strabismus, tidak ada
pembengkakan dilelopak mata, pergerakan bola mata normal,
ketajaman pandang normal. Konjungtiva anemis, skelera normal,
reflex pupil +2/+2, kornea normal.
f. Muka, hidung, dan rongga mulut: muka simetris, mata sejajar dengan
pinna, mampu berekspresi sesuai dengan keadaan, lipatan nasolabia
semetris. Hidung normal, lubunag hidung paten kiri dan kanan, mampu
membedakan bau, tidak ada nyeri tekan disinus. Rongga mulut normal,
tidak ada sariawan, tidak ada bibir pecah-pecah, lidah normal, tidak
ada cadel, tidak ada bau mulut. Gigi sudah lengkap, ada karies gigi
disemua gigi depan atas dan gigi geraham bawah kiri dan kanan
berlubang. Kualitas suara baik (nyaring)
g. Thorax dan paru: dada simetris kiri dan kanan, tidak ada terlihat dan
teraba massa didada, nipple sejajar, retraksi dinding dada simetris,
pernapasan vesikuler, taktil premitus teraba.
h. Abdomen:
Inspeksi: ada bekas luka operasi di bagian abdomen atas sepanjang 6
cm, tidak tampak massa, tidak ada luka, perut tampak membuncit
(tidak simetris), Stria alba terlihat, tidak ada kelainan warna kulit
Palpasi: nyeri tekan disemua kuadran ditepi pusar, teraba massa padat
dan terpiksasi, hepar tidak teraba karena abdomen membesar, lingkar
perut 51cm.
Perkusi: saat diperkusi abdomen terdengar
Auskultasi: bising usus 12x/menit
L. FUNGSI SARAF KRANIAL
NK Syaraf Kranial Temuan

I Olfaktorius Mampu mengenal dan membedakan jenis


bau-bauan

II Optikus Ketajaman dan luas lapang pandang baik

III Okulomotorius Mampu mengangkat kelopak mata keatas,


mengatur gerakan mata kesamping kiri atas,
samping kanan atas, samping kiri dan
samping kanan bawah

IV Troklearis Mengatur gerakan mata ke kiri kebawah

V Trigeminus Mampu untuk mengunyah makanan

VI Abdusen Mampu mengatur gerakan mata ke samping


kanan

VII Fasialis Mampu mengekspresikan wajah, seperti


tersenyum, mengerutkan dahi

VIII Vestibulokoklearis Implus pendengaran baik

IX Glosofaringeus Pengecepan rasa manis, asin, pahit, asam


baik

X Vagus Reflek muntah (+)

XI Aksesorius Mampu memutar kepala ke samping dan


bagian atas

XII Hipoglosus Mampu mengatur pergerakan otot lidah


M. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
Hasil pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
berdasarkan umur 55 bulan
No Pemeriksaan Jenis Ya Tidak
keterlambatan
1 Dapatkah anak mengayuh Gerak kasar √
sepeda roda tiga sejauh
sedikitnya 3 meter?
2 Setelah makan, apakah Sosialisa dan √
anak mencuci tangan dan kemandirian
mengeringkan tangan
dengan baik sehingga anda
tidak perlu
mengulanginya?
3 Minta anak berdiri satu Gerak kasar √
kaki tanpa berpegangan.
Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak
kesempatan melakukannya
3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan
keseimbangan dalam waktu
2 detik atau lebih?
4 Anak mampu bermain Sosialisasi dan √
petak umpet, ular naga, kemandirian
atau permainan laiinya
dimana ia ikut bermain
mengikuti aturan main
5 Dapatkah anak Sosialisasi dan √
mengenakan celana, baju kemandirian
atau kaos kaki tanpa
dibantu
6 Dapatkah anak Bicara dan √
menyebutkan nama bahasa
lengkapnya tanpa dibantu
7 Dapatkah anak Bicara dan √
menyebutkan nama orang bahasa
tua dan saudaranya
8 Apakah anak sudah bisa Gerak halus √
menuliskan namanya
dengan benar

N. PEMERIKSAAN REFLEKS
NO REFLEKS TEMUAN

1 Biseps Adanya fleksi ringan dari siku, reflek (+)

2 Triseps Adanya Estensi ringan dari siku, reflek (+)

3 Brakhioradialis Adanya fleksi supinasi pergelangan tangan


serta ekstensi ringan, reflek (+)

4 Patela Refleks patela (+)

5 Achiles Refleks archiles (+)

6 Babinski Reflex babinski (-)


O. ANALISA DATA
NO DATA PASIEN ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 Ds: orang tua Genetik, hormone, Nyeri akut
mengatakan pada saat parasit, bahan kimia, gaya
malam hari pasien hidup yang tidak sehat
sering terbangun karena
perut anak sering sakit Terbentuknya sel-sel yang
P: Pasien mengeluhkan abnormal yang tidak
nyeri lebih sering pada dibutuhkan oleh tubuh
saat malam hari
Q: Nyeri dirasakan Membentuk jaringan baru
seperti diremas-remas dalam tubuh sehingga
dan ditusuk-tusuk terbentuknya benjolan
R: lokasi nyeri
diabdomen disemua Nyeri akut
kuadran
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan
berulang-ulang dengan
durasi ± 15 menit
Do: perut tanpak
membuncit dan tegang,
nyeri tekan disemua
kuadran
TTV:
TD: 86/45mmHg
HR:85 x/m
RR:26 x/m
T: 36°C
2 Ds: orang tua pasien Parasit, hormon, gaya Ketidakseimbangan
mengatakan pasien hidup, genetik nutrisi kurang dari
banyak makan tetapi kebutuhan tubuh
makin hari makin kurus Pertumbuhan sel yang
Do: abnormal
BB: 14.2kg
TB: 92cm Pembengkakan pada
14.2 abdomen
IMT: =16.9
0.84
underweigt (17.3) Tumor pada abdomen
Konjungtiva anemis (parasit)
Berat badan pasien
turun 2 kg selama sakit Memakan nutrisi didalam
tubuh

Nutri untuk tubuh tidak


tercukupi

BB turun (badan menjadi


kurus)

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

3 Ds: orang tua Genetik, hormone, Gangguan pola


mengatakan pasien parasit, bahan kimia, gaya tidur
sering terbangun hidup yang tidak sehat
dimalam hari karena
sakit dibagian perut. Terbentuknya sel-sel yang
Do: abnormal yang tidak
P: Pasien mengeluhkan dibutuhkan oleh tubuh
nyeri lebih sering pada
saat malam hari Membentuk jaringan baru
Q: Nyeri dirasakan dalam tubuh sehingga
seperti diremas-remas terbentuknya benjolan
dan ditusuk-tusuk
R: lokasi nyeri Pasien merasa nyeri
diabdomen disemua
kuadran Sering terbangun pada
S: Skala nyeri 6 saat malam hari
T: Nyeri dirasakan
berulang-ulang dengan Gangguan pola tidur
durasi ± 15 menit
TD: 86/45mmHg
HR:85 x/m
RR:26 x/m
T: 36°C

P. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (tumor intra abdomen)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status
hipermetabolik berkenaan dengan tumor
3. Gangguan pola tidur b.d nyeri
4. Anxietas b.d perubahan status kesehatan
Q. INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Aktivitas:
tindakan
1. Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan secara komprehensif
diharapkan Kriteria termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Hasil:
frekuensi, kualitas dan
1. Pasien bisa faktor presipitasi
mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
nyeri
3. Ajarkan tentang teknik non
2. Pasien mampu farmakologi: napas dalam,
menunjukkan kompres hangat/dingin
lokasi nyeri 4. Tingkatkan istirahat
5. Monitor tanda-tanda vital
3. Pasien mampu
6. Kolaborasi pemberian
melaporkan analgesik
nyeri
2 Ketidakseimbangan Setelah melakukan Nutrision Management
1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari tindakan
makanan
kebutuhan tubuh keperawatan
2. Kolaborasi dengan ahli
diharapkan
gizi untuk menentukan
Kriteria hasil:
jumlah kalori dan nutrisi
1. Adanya
yang dibutuhkan pasien
peningkatan
3. Anjurkan pasien untuk
berat badan
meningkatkan intake Fe
sesuai dengan
4. Anjurkan pasien untuk
tujuan
meningkatkan protein dan
2. Berat badan
vitamin C
ideal sesuai
5. Monitor jumlah nutrisi
dengan tinggi
dan kandungan kalori
badan
6. Berikan informasi tentang
3. Mampu kebutuhan nutrisi
mengidentifikasi 7. Ajurkan klien makan
kebutuhan sedikit tapi sering
nutrisi 8. Kaji kemempuan pasien
4. Tidak ada tanda- untuk mendapatkan nutrisi
tanda malnutrisi yang dibutuhkan
5. Menunjukkkan Nutrition Monitoring
peningkatan 1. BB pasien dalam batas
fungsi normal
pengecapan dari 2. Monitor adanya
menelan penurunan berat badan
6. Tidak terjadi 3. Monitor tipe dan jumlah
penurunan berat aktivitas yang bisa
badan yang dilakukan
berarti 4. Monitor lingkungan
selama makan
5. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
6. Monitor mual muntah
7. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
8. Monitor kalori dan intake
nutrisi
3 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Ciptakan lingkungan yang
tidur tindakan nyaman
keperawatan 2. Atasi masalah nyeri
diharapkan dengan terapi
Kriteria hasil: nonfarmakologis dengan
1. Pasien mampu cara mengajarkan teknik
tidur dengan relaksasi nafas dalam
nyenyak pada 3. Ajarkan keluarga cara
saat malam hari untuk meminimalisir
nyeri seperti
mengkompres daerah
yang sakit dan
memberikan usapan yang
lembut
4. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat
tidur
R. IMPLEMENTASI
Pasien : An.M
Diagnosa : Nyeri akut
HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI SOAP
Senin/11-02-2019 1. Memonitor TTV pasien S: Orang tua pasien
Jam : 21.00 wib TD: 86/45mmHg mengatakan sakit
HR:85 x/m berkurang apabila perut
RR:26 x/m pasien diberikan minyak
T: 36°C angin sambil diusap dan
2. Mengkaji skala nyeri dikompres dengan air
P: Pasien mengeluhkan nyeri biasa
lebih sering pada saat malam O: TTV
hari TD: 90/59mmHg
Q: Nyeri dirasakan seperti HR:88 x/m
diremas-remas dan ditusuk- RR:25 x/m
tusuk T: 36.5°C
R: lokasi nyeri diabdomen A: Nyeri akut
disemua kuadran P:
S: Skala nyeri 6 1. Selalu pantau keadaan
T: Nyeri dirasakan berulang- pasien (TTV)
ulang dengan durasi ± 15 2. Apabila nyeri berlanjut
menit dan tidak tertahankan
3. Mengajarkan keluarga dan lagi beritahukan
pasien untuk melakukan kedokter untuk
tarek nafas dalam apabila kolaborasi pemberian
sakitnya terasa analgetik.
4. Menyarankan ke orang tua 3. Pasien rencana pasang
pasien untuk memberikan infus
minyak angin kebagian 4. Pasien rencana operasi
abdomen sambil diusap hari rabu tanggal 13-
dengan lembut pasien 02-2019
apabila sakitnya terasa. 5. Kolaborasi untuk
5. Menyarankan keorang tua pemberian analgetik
untuk mengompres dengan
air biasa untuk mengurangi
rasa sakit

Rabu, 13-02-2019 1. Memonitor TTV pasien S: orang tua pasien


Jam: 08.00 wib TD: 90/50mmHg mengatakan pasien masih
HR:80 x/m terbangun pada saat
RR:23 x/m malam karena sakit
T: 36.7°C dibagian perut tetapi
durasinya tidak selama
malam sebelumnya
karena ibu pasien
mengusap perut pasien
dengan minyak angin dan
mengkompres dengan air
biasa
O:
1. TTV:
TD: 87/50mmHg
HR:79 x/m
RR:25 x/m
T: 36.0°C
2. Pasien ceria dan
tampak bermain
dengan pasien sekamar
3. Pasien terpasang infuse
ditangan sebelah kiri
dengan cairan NaCl
0.9%
4. Pasien batal operasi
karena ruangan PICU
penuh
A: Nyeri akut
P: Pasien rencana pulang
dan kontrol/masuk RS
dihari senin 18-02-2019

Pasien : An.M
Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI SOAP
Senin, 11-02-2019 1. Memonitor TTV pasien S: orang tua pasien
Jam: 21.00 TD: 86/45mmHg mengatakan mengerti dan
HR:85 x/m akan menerapkan saran
RR:26 x/m yang diberikan
T: 36°C O:
2. Mengkaji apakah pasien 1. pasien mengatakan
ada alergi makanan : pasien suka makan bakso
tidak ada alergi makanan 14.2
2. IMT: =16.9
3. Mengkaji makanan yang 0.84

disukai pasien: pasien (underweight)

paling suka makan bakso A: Ketidakseimbangan

4. Memberikan/menyarankan nutrisi kurang dari

keorang tua pasien untuk kebutuhan tubuh


memberikan makanan P: observasi intake dan
sehat terlebih dahulu output pasien
seperti makanan yang
tinggi serat dan banyak
mengandung air.
Menyarankan ke keluarga
untuk jangan memberikan
bakso, makanan yang
dibakar, makanan yang
diawetkan terlebih dahulu.
5. Mengkaji BB,TB dan
menghitung IMT pasien
berdasarkan kategori dan
ambang status gizi anak
berdasarkan Kemenkes RI
Rabu, 13-02-2019 1. Memonitor TTV pasien S: Orang tua mengatakan
Jam: 08.00 wib TD: 98/55mmHg pasien meminta bakso
HR:85 x/m dan terus menangis.
RR:27 x/m O: TTV
T: 36.5°C Belum ada peningkatan
2. Mengkaji BB,TB dan BB
menghitung IMT pasien Memberikan penkes sblm
berdasarkan kategori dan pasien pulang
ambang status gizi anak Up infus
berdasarkan Kemenkes RI A: Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
P: Pasien pulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara asuhan
keperawatan teori dengan asuhan keperawatan kasus pasien tumor intra abdomen.
Pada teori dijelaskan penyebab dari tumor intra abdomen ini adalah genetik, gaya
hidup, parasit, hormon, dari kasus kemungkinan penyebab pasien terkena TIA
adalah pengaruh hormone yang meningkat dan gaya hidup karena orang tua
pasien mengatakan pasien sering makan bakso. Dikasus tidak ditemukan keluarga
yang memiliki riwayat kanker. Adapun tanda gejala yang ditemui pada pasien
sangat sesuai dengan teori adalah teraba massa yang padat dan menetap
diabdomen, abdomen membesar, nyeri, penurunan berat badan. Adapun diagnosa
keperawatan yang ditemui dikasus yang sama dengan diagnosa teori adalah nyeri,
nutrisi kurang dari kebutuhan dan gangguan pola tidur.
Intervensi dari asuhan keperawatan secara teori dan kasus sangat sama
karena diagnosa yang diangkat sama dan teori maupun kasus menggunakan nanda
nic noc untuk memberikan intervensi walaupun tidak semua intervensi pada teori
diberikan kepada pasien. Dari segi implementasi, teori hanya memaparkan sampai
intervensi. Sedangkan askep kasus dilakukan hingga implementasi sesuai dengan
rencana intervensi yang telah dibuat sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa askep secara teori dan askep kasus memiliki
persamaan dari pengkajian, riwayat penyakit, analisa data, diagnosa, intervensi
dan implementasi serta evaluasinya.

BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Tumor intra abdomen merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh
sel-sel yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh didalam rongga perut.
Penyebabnya secara pasti belum diketahui tetapi ada beberapa faktor pemicu
diantaranya genetic, gaya hidup yang tidak sehat, terpapar dengan zat kimia dll.
Tanda gejalanya hiperplasia, teraba massa yang padat dan menetap diabdomen.
Kadang tampak hipervaskulari (pembuluh darah secara abnormal terlihat disekitar
tumor), abdomen membesar dan mengkilat karena adanya massa, nyeri anoreksia,
mual, muntah, penurunan berat badan secara terus menerus, mudah lelah,
gangguan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, perut terasa penuh seperti
sesudah makan banyak, ketidakmampuan mengeluarkan BAB dan BAK, dll.
DAFTAR PUSTAKA

LeMone, Burke, & Bauldoff, (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa.
Jakarta: EGC
Nurarif & Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Sjamsuhidajat, R. dkk. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai