Anda di halaman 1dari 6

PERAN MIKROORGANISME DALAM BIOTEKNOLOGI DAN

DAMPAK PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

OLEH :

VENI DWI PAWESTRI

XII ATP/25

SMK GULA RAJAWALI MADIUN

Jl.Yos Sudarso No. 62-64 Kel. Patihan, Kec. Mangunharjo, Kota Madiun

Tahun pelajaran 2016-2017


PERAN MIKROORGANISME DALAM BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup


(Bakteri, Fungi, Virus dll.) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Beberapa mikroorganisme memiliki
peranan yang dapat menguntungkan apabila kita dapat memanfaatkannya dalam bioteknologi.
Berikut beberapa peranan mikroorganisme dalam bioteknologi.

1. Mikroorganisme Pengubah dan Penghasil Makanan dan Minuman.


Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan, cuka,
dan kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan secara ilmiah
dengan menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas, seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju, dan nata de coco. Proses pembuatan
tempe masih perlu ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena tempe memiliki
kandungan zat gizi tinggi, terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat antara
lain menurunkan kolesterol darah.
Proses fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah suatu makanan dan
minuman. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari suatu
senyawa organik dan menjadi produk organik yang lebih sederhana.
Beberapa jenis mikroorganisme dalam produk makanan dan minuman yakni sebagai
berikut.
a. Pembuatan Tapai.
Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol. Makanan
ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Endomycopsis fibuligera,
Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi. Ragi tersebut
tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih, kayu manis.
b. Pembuatan Tempe.
Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan
makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein
nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus
sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna
menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan
kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
c. Pembuatan Oncom.
Oncom merupakan makanan yang dikenal di kawasan Jawa Barat. Oncom
terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora
sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang
merupakan pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase
protease yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan
bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi ini
juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma
sedap.
d. Pembuatan Keju.
Pada umumnya keju disukai banyak orang. Keju dibuat dari air susu yang
diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan
Streptococcus thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam
susu (asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan
maksud untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses
pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin
untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu
yang harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim
tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak
menjadi asam amino.
e. Pembuatan Asinan Sayuran.
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi
asam. Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan
Pediococcus. Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam
sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi
pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang
difermentasi atau sering dikenal dengan nama “acar”.
2. Mikroorganisme Penghasil Obat.
Mikroorganisme juga dapat membantu di bidang kesehatan yaitu dalam pengobatan,
misalnya digunakan untuk antibiotik dan vaksin. Beberapa produk obat – obatan yang
dibantu oleh mikroorganisme yakni sebagai berikut.
a. Antibiotik.
Antibiotik sebenarnya merupakan suatu zat kimia hasil dari mikroorganisme
yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme lainnya.
Pembuatan antibiotik ini harus dalam lingkungan steril agar terhindar dari
kontaminasi yang mungkin terjadi, sehingga pertumbuhan mikroorganisme yang
diinginkan dapat optimal dan menghasilkan produk yang optimal juga. Contoh
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai antibiotik adalah Jamur
Penicillium menghasilkan antibiotik penisilin, Jamur Cephalosporium menghasilkan
antibiotik sefalosporin yang digunakan untuk obat radang paru – paru dan Jamur
Streptomyces menghasilkan antibiotik streptomisin yang digunakan sebagai obat
TBC.
b. Vaksin
Vaksin telah membantu dalam pencegahan serangan penyakit. Vaksin berasal
dari mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin pada umumnya
dimasukkan dengan suntikan atau oral ke dalam tubuh manusia agar aktif melawan
mikroorganisme tersebut. Contohnya, vaksin disentri, tetanus, dan lain-lain.
Pembuatan Vaksin Hepatitis dibuat dengan memasukkan gen penghasil selubung
protein virus tanpa DNA ke dalam sel khamir (Saccharomyces). Sel Khamir tersebut
akan menghasilkan selubung protein yang digunakan untuk membuat Vaksin
Hepatitis.
3. Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman.
Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah penggunaan
mikroorganisme sebagai pengendali hayati dalam membasmi hama tanaman.
Pengendalian hama dapat digunakan dengan musuh alami, misalnya bakteri di tanah dan
tanaman yaitu Bacillus thuringiensis. Bakteri ini dikembangkan menjadi insektisida
mikrobial, yang menghasilkan protein kristal yang dapat membunuh serangga, yaitu
larva atau ulat serangga.
4. Mikroorganisme yang Berperan dalam Bidang Industri.
a. Sebagai Penghasil Energi.
Minyak bumi dan batu bara semakin lama akan semakin habis karena
merupakan sumber daya alam tidak dapat diperbarui dan cadangannya semakin tipis.
Apabila kebutuhan manusia meningkat apa yang akan terjadi? Saat ini sudah
dikembangkan gas bio sebagai penghasil energi. Gas bio merupakan gas metana yang
diproduksi oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak dengan tangki
fermenter. Kelompok bakteri fermentatif yang digunakan yaitu Streptococci dan
Bacterioides. Kelompok bakteri asetogenik yaitu Methanobacillus dan Desulfovibrio.
Kelompok bakteri metana yaitu Methanobacterium, Methanobacillus dan
Methanococcus.
b. Sebagai Pemisah Logam Berat.
Bakteri Thiobacillus ferroxidans dan Thiobacillus oxidans termasuk
khemolitotrof, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat
pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi berbagai jenis
logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat anorganik, yaitu
besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan
tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari
karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan
logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam tidak bisa
dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.
c. Meningkatkan Produksi Pertanian
Apa manfaat dari bakteri Rhizobium pada tanaman polong? Coba ingat kembali!
Bakteri Rhizobium dan Azotobacter mampu menambat nitrogen sehingga tanaman
akan menjadi subur. Saat ini telah dikembangkan strain (galur) bakteri yang mampu
menambat nitrogen secara efektif yang dinamakan legin. Legin dapat disimpan dan
dibiarkan ke dalam medium untuk dijual. Caranya yaitu dengan menyebarkannya di
ladang dengan tujuan agar tanaman polong dapat bersimbiosis dengan bakteri ini.
d. Pembuatan Plastik.
Plastik yang sering kita gunakan sehari – hari merupakan salah satu produk industri
yang dibantu oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan plastik yaitu Alxaligenes eutrophus dan Aurebasidium pullulans.
DAMPAK PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan


rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Kini
kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan
membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan
dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Beberapa perkembangan bioteknologi di
lingkungan masyarakat yakni sebagai berikut.
1. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi baru
untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.
2. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur
aktif.
3. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin ,
antibiotik, antibodi monoklat, dan interferon.
4. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur jaringan,
fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.
5. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi
etanol (cair) dan metana (gas).
6. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman, antara lain
pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggur.

Penerapan teknologi memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi kehidupan
masyarakat. Beberapa dampak positif dari pengembangan bioteknologi yakni sebagai berikut.
1. Dampak Positif Bagi Masyarakat.
a. Menambah lapangan kerja.
b. Meningkatkan penghasilan masyarakat.
c. Produk bioteknologi dapat meningkatkan kualitas gizi masyarakat dengan harga
terjangkau.
2. Dampak Positif Bagi Lingkungan.
a. Tanaman hasil rekayasa genetika yang tahan terhadap hama serangga bisa
mengurangi pencemaran lingkungan karena tidak dibutuhkan banyak pestisida.
b. Dapat mengurangi pencemaran limbah seperti penggunaan Thiobacillus ferrooxidans
yang berguna memisahkan logam dari bijihnya.
c. Memajukan ketahanan pangan suatu bangsa dengan memproduksi bibit - bibit
unggulan.
d. Dapat memproduksi bibit dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif
singkat.

Selain dampak – dampak positif diatas, pengembangan bioteknologi juga memiliki


dampak negatif yakni sebagai berikut.
1. Dampak terhadap lingkungan.
Limbah yang tidak ditangani secara serius akan mencemari lingkungan sekitarnya.
Misalnya, proses pembuatan tempe, yoghurt, dan oncom akan menghasilkan limbah yang
dapat merugikan bagi kehidupan masyarakat.
2. Dampak terhadap etika.
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hukum
alam dan sulit diterima masyarakat. Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga
membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu.
3. Dampak terhadap kesehatan.
Produk berteknologi seperti minuman keras yang beralkohol dapat mengganggu
kesehatan.
4. Dampak terhadap sosial ekonomi.
Pada masyarakat atau petani kecil perkembangan teknologi di bidang pertanian dan
peternakan sangat merugikan. Misalnya, pada tanaman tembakau, cokelat, kopi, gula,
kelapa, vanili, ginseng dan opium dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman
lain sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Negara dunia ketiga sebagai
penghasil tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian besar. Penggunaan hormon
pertumbuhan hewan pada sapi, dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20 %
niscaya akan menggusur petani kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai