Proses Penguapan
Penguapan (Evaporation) adalah proses perubahan fase cair menjadi uap, proses ini berlangsung jika
dalam zat cair (nira) diberikan energi panas,sehingga akan terjadi perbedaan suhu yang merupakan
daya dorong dalam proses penguapan. Tujuan dari penguapan adalah menguapkan sebagian air ( ±
80%) dari dalam nira encer hasil stasiun pemurnian, sehingga diperoleh nira kental dengan
konsentrasi yang mendekati jenuh ( 32 ºBe,brix 64% ) dengan biaya semurah-murahnya dan
kehilangan gula sekecil-kecilnya. Proses penguapan air dalam nira dilakukan dalam dua tahap yaitu :
1. Menguapkan untuk memekatkan nira sampai mendekati jenuh. Tahap ini dilakukan di stasiun
pengupan.
2. Penguapan lanjut untuk menaikkan konsentrasi sampai melewati titik jenuhnya dan akan terbentuk
kristal. Tahap ini dilaksanakan pada sistem kristalisasi (Soejardi 1985).
Dalam badan penguapan, selisih suhu antara bahan pemanas dan nira yang dipanaskan merupakan
daya dorong (driving force) terjadinya penguapan, yang berarti juga kecepatan penguapan, semakin
besar selisih suhu tersebut akan semakin besar pula panas yang dipindahkan.
Suhu tertinggi nira yang diperkenankan ( < 126 ºC ) merupakan suhu dimana kerusakan sakarosa
tidak terjadi sedangkan suhu terendah sesuai dengan hampa terendah yang dapat dicapai oleh
pembuatan hampa, pada umumnya tekanan pada hampa ± 53 cmHg.
Di dalam proses penguapan yang dilaksanakan secara seri, di badan I s/d badan terakhir tekanannya
semakin rendah (gradasi tekanan dan suhu) dalam kondisi yang terjadi dengan sendirinya (karena
kesetimbangan alam), yang mana gradasi tekanan dan suhu besarnya dipengaruhi oleh kondisi di
badan penguapan.
Demikian juga % brix nira dari badan pertama ke badan berikutnya akan semakin tinggi, sehingga
titik didih nira akan semakin tinggi pula. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dari komponen nira
maka titik didihnya dibuat rendah dengan jalan membuat tekanan pada badan penguap dibawah
tekanan 1 atmosfir (hampa).
Di PG Rejo Agung Baru mempunyai dua seri badan penguapan yaitu Evaporator Barat (Pan IA & IB
(Voor Cooker), IC, IIB, IIIB, IVB, VB) dan Evaporator Timur (IIA, IIIT, IVT, VT, dan VIT). Proses
pengoperasian penguapan dengan cara Pre-Quadruple Effect dan Pre-Quinntiple Effect dimana
masing-masing untuk bagian Evaporator Barat dan Timur terdapat 4 Badan Penguapan, dengan
voor cooker bertindak menjadi pemanas pendahuluan bagi 2 seri badan selanjutnya,dan juga
masing-masing untuk bagian Evaporator Barat dan Timur terdapat 5 badan penguapan,dengan voor
cooker bertindah menjadi Badan I dan ada satu badan pada tiap seri yang tidak dioperasikan dan
dijadikan sebagai cadangan apabaila sewaktu-waktu ada perbaikan, pembersihan atauapun
kerusakan.
Tabel 33. Spesifikasi Evaporator Timur Uraian
Brix NE = 13
Brix NK = 60
Tekanan Ube = 1,7 kg/ cm2
Suhu NE = 105°C
= 0,16 kg/cm2
Jumlah penurunan tekanan = 1,54 kg/cm2
C = 0,918 kcal/kg.c
suhu NM = 35°C
= 1,271921949 kg/cm2
= 108,4019219°C
= 1,0 kg/cm2
= 1,687150661 kg/cm2
= 101,3171507°C
= 5,8128493°C
= 0,7 kg/cm2
Dari steam table didapatkan :
= 2,359276119 kg/cm2
= 92,31927612°C
= 7,310723881°C
Uap nira BP IV
9,5𝑋1,51
a.) P4 = 0,7 −
50
= 0,4 kg/cm2
= 4,25 kg/cm2
= 80,14°C
= 9,82°C
Uap nira BP V
9𝑥1.51
a.) P5 = 0,4 − 50
= 0,1 kg/cm2
= 62,83°C
= 13,06°C
= 262500 kg/jam
13
G.Uni = 262500 (1 − )
60
= 205625 Kg/jam
(75−35)
Kebutuhan Bleeding PP I = 250𝑥1000𝑥0,918 539,49
= 17175,25117 kg/jam
(105−75)
Kebutuhan Bleeding PP II = 250𝑥1000𝑥0,918 539,49
= 12881,43838 kg/jam
e.) Koefisien Penguapan Spesifik Rumus Dessin dengan nilai koefisien penguapan spesifiknya pada
angka denominator 12000
(100−15,15)𝑥(115,17−55)
KPs Voor Cooker =
1200
= 4,25
(100−21,56)𝑥(107,13−55)
KPs Badan II = 1200
= 3,41
(100−26,33)𝑥(99,63−55)
KPs Badan III = 1200
= 2,74
(100−31,97)𝑥(89,96−55)
KPs Badan IV = 1200
= 1,98
(100−48,55)𝑥(75,89−55)
KPs Badan V = 1200
= 0,89
f.) Luas Pemanas Dibutuhkan
65170,35
Voor Cooker =4,25𝑥6,6768
= 2263.170098 m2
35133,66
Badan II =
3,41𝑥5,812
= 1772.669591 m2
35133,66
Badan III =
2,74𝑥7,310
= 1753.103714 m2
35133,66
Badan IV =
1,98𝑥9,82
= 1804.227331 m2
35133,66
Badan V =
0,86𝑥13,06
= 3001.771004 m2
Total Pemanas : 10594.94174 m2 : 10595 m2
Total BP Timur : 7240 + 1100 (V.Cooker untuk 2 jalur)
: 8340 m2
Total BP Barat : 4350 + 1100 (V.Cooker untuk 2 jalur)
: 5450 m2
Total BP Total : BP Timur + BP Barat
: 8340 + 5450
: 13790 m2
Maka badan penguapan yang terpasang di PG. Rejo Agung Baru untuk kapasitas 6000 TCD sudah
mencukupi proses penguapan.
3. Operasi Penguapan
a) Pengoperasian Evaporator
1.) Persiapan badan penguap
a. Buka afsluiter uap nira yang akan masuk ke badan yang bersangkutan maupun yang
keluar, tutup afsluiter by passnya untuk badan-badan penguap yang akan dioperasikan.
Sedang untuk badan yang diserepkan, tutup afsluiter nira yang masuk maupun yang keluar
dan buka afsluiter by passnya.
b. Vakumkan badan IV sehingga mencapai tekanan 62- 64 cmHg vacuum dengan
membuka afsluiter induk yang menghubungkan ke kondensor.
c. Buka afsluiter-afsluiter buangan gas yang tak mengembun disetiap badan penguap
yang beroperasi, buka afsluiter induk, yang menghubungkan kondensor.
d. Buka afsluiter air embun disetiap badan penguap yang beroperasi ke masing-masing
pompa air embun.
e. Buka afsluiter pipa pengimbang vacuum dari badan akhir yang beroperasi ke pompa
nira kental.
f. Jalankan masing-masing pompa air embun dan jalankan pelan – pelan pompa nira
kental.
g. Hubungkan saluran nira masing-masing badan dengan membuka afsluiter permukaan
nira pengeluaran nira sehingga semua badan dalam keadaan vacuum.
4. Kondensor
Bejana pengembunan berfungsi untuk mengembunkan uap nira dari badan terakhir. Dalam
bejana pengembunan terjadi peristiwa perubahan uap menjadi embun. Peristiwa ini mengakibatkan
terjadinya pengecilan volume uap, sehingga menyebabkan kekosongan ruang atau vacuum dalam
kondensor. Karena kondensor berhubungan dengan badan penguapan, maka dalam badan penguapan
terjadi vacuum pula. Pengembunan terjadi apabila uap jenuh pada suhu tertentu bersinggungan dengan
bahan yang mempunyai suhu lebih rendah. Adapun pemberian air injeksi dimaksudkan untuk
mendinginkan uap sehingga terjadi peristiwa pengembunan. Kondensor di PG. Rejo Agung Baru memiliki
spesifikasi seperti berikut :
Uraian Keterangan
c. Kerak zat organic (peletin, blendol, protein dan lipida) karena pengaruh suhu tinggi hingga terjadi
koagulasi.
d. Silikat (SiO2) disebabkan sebagian besar karena suhu tinggi, terjadi koagulasi dan konsentrasi yang
kelewat jenuh selama penguapan. Kelarutan SiO2 menurun karena adanya kenaikkan brix nira.
e. Pengerakan karena ion garam yang berbeda antara badan pertama dan badan terakhir, pada badan
pertama endapan besi dapat larut dalam N, asam garam ini adalah Fe-phospat. Sedang dalam badan
terakhir kerak besi hanya dapat larut dengan menggunakan asam yang lebih kuat karena besi sudah
terikat oleh silikat.
Pembersihan kerak di PG. Rejo Agung Baru dilakukan dengan cara Chemis dan Mekanis :
1.) Chemis merupakan pembersihan dengan jalan memasak larutan Caustic soda dengan kadar NaOH
90-96% dalam badan penguap hingga mendidih selama ± 4 jam, kemudian dilanjutkan perendaman, lalu
di tap dan dibilas dengan air. Adapun dosis yang digunakan adalah 600 kg dari badan akhir kemudian
berlanjut kebadan lain nya.
2.) Mekanis merupakan pembersihan dengan jalan dilakukan penyekrapan yang menggunakan tenaga
manusia, dengan menggunakan alat sekrap.
6. Troubleshooting
Tidak tercapainya kepekatan (ºBe) nira kental sesuai dengan yang diinginkan sehingga
mengakibatkan lamanya proses kristalisasi. Hal tersebut diatas disebabkan antara lain :
a. Menurunnya tekanan uap bekas yang dapat mengakibatkan tekanan disetiap badan badan berubah,
sehingga jumlah panas yang ditransferkan menurun. Hal ini dapat diatasi dengan menjaga keajegan
giling. Keajegan giling dipengaruhi oleh steam chest, kapasitas gilng, brix gilingan akhir, beban turbine
alternator, dan tekanan uap baru dari ketel.
b. Gangguan vacuum yang yang diakibatkan oleh kebocoran perpipaan uap, suhu air injeksi, distribusi
vacuum masing-masing badan penguap.
c. Pengeluaran air embun tidak lancar sehingga pipa pemanas tertutup oleh air embun dan luas
pemanas menjadi berkurang, maka yang diperhatikan adalah selalu mengontrol tarikan pompa air
embun.
d. Pengaruh adanya kerak sehingga transfer panas dari uap ke nira terhambat. Cara mengatasi yaitu
dengan menjadwal sekrap, sekrap harus disesuaikan dengan kondisi evaporator.
e. Pengeluaran gas tidak terembunkan (Amoniak) kurang lancar karena bocor atau buntu. Hal tersebut
dapat diatasi dengan cara mengatur bukaan valve amoniak dan menjaga kelancaran pengeluaran gas
amoniak.