Makalah Sistem Pernapasan
Makalah Sistem Pernapasan
Kelompok Tutorial 12
Tsuroyya 160110150153
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi Allah SWT, tuhan semesta alam
yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah pada Nabi Besar Muhammad SAW, Rasul
pembawa berkah, penerang bumi dari kegelapan dan seorang refolusioner yang
merubah dunia dan peradaban menjadi lebih baik. Keselamatan dan berkah juga
umatnya yang senantiasa taat dan patuh kepada ajaranya sampai akhir zaman.
Aamiin.
menyelesaikan makalah ini. Salah satu tujuan terselesaikannya tugas ini yaitu
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas pada blok BMS I.
tidak dapat terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak
yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran. Untuk itu dengan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Mekanisme....................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
2.2.1 Faring.....................................................................................................10
2.2.2 Laring...................................................................................................12
ii
2.3.2 Topografi paru tampak belakang...........................................................19
2.4.1 Paru........................................................................................................23
iii
2.12 Kelainan dan Gangguan pada Sistem Pernapasan.........................................56
PEMBAHASAN....................................................................................................71
3.2 Kesimpulan...................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................72
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bapak Nandi datang ke RSHS dengan keluhan sukar tidur karena merasa sulit
bernafas. Beberapa hari belakangan ini bapak Nandi bekerja lembur di ruang
yang dingin. Pasien menceritakan bahwa selama ini dia sering mengalami
1
2
udara topografi
dingin paru-paru!
Penyempita Histologi Jelaskan
histogenesis,
dan
regenerasi
jaringan paru!
Jumlah Fisiologi Jelaskan
berkurang
3
Kesulitan Jelaskan
bernapas mekanisme
pernapasan
secara
internal!
Bagaimana
pengaturan
saraf pada
sistem
pernapasan?
Jelaskan
kapasitas
volume udara
di dalam
paru-paru!
Sebutkan
kelainan
sistem
pernapasan!
1.3 Mekanisme
Jumlah oksigen
Penyempitan
yang diterima
Suhu dingin saluran
oleh tubuh
pernapasan
berkurang
Kesulitan
bernapas
4
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Tulang Hidung (Sumber: Netter Atlas Anatomi manusia edisi 5)
Hidung merupakan salah satu organ penting dalam tubuh karena hidung
eksternal.Hidung bagian eksternal menonjol pada bagian tengah pipi dengan bibir
atas atau filtrum. Struktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:
bagian atas yang disebut akar hidung yang tidak dapat digerakkan, bagian tengah
5
6
merupakan jembatan hidung atau dorsum nasi yang sedikit dapat digerakkan, dan
Hidung bagian luar dibentuk oleh kerangka tulang lunak dan tulang keras
yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat, dan beberapa otot kecil yang berfungsi
atas struktur yang membentang dari os internum di sebelah anterior hingga koana
di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Pintu atau lubang
masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang
konka superior dan konka media yang merupakan bagian dari os etmoid, konka
dinding lateral terdapat empat buah konka. Konka inferior merupakan konka
terbesar dan letaknya paling bawah, yang lebih kecil adalah konka media, konka
superior lebih kecil lagi, dan yang paling kecil adalah konka suprema dan konka
dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan
bagian dari labirin etmoid. Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung
terdapat rongga sempit yang dinamakan meatus. Meatus dibedakan menjadi tiga
bagian berdasarkan letaknya, yaitu meatus inferior, media, dan superior. Dinding
7
inferior merupakan dasar hidung yang dibentuk oleh prosesus palatina os maksila
Dinding superior atau atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior
dan inferior, os nasal, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus
os sphenoid. Sebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kibrosa yang
bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan
Gambar 2.2 Kavitas nasi (Sumber: Netter Atlas Anatomi manusia edisi 5)
dari lubang hidung sampai faring. Dibagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh
septum nasi; lantainya adalah palatum durum, yang memisahkannya dari rongga
mulut; dan sisi lateralnya adalah conchae nasi dan meatus nasi(Dorland, 2002).
8
Bagian dari kavitas nasi yang letaknya di belakang ala nasi, tepat
merupakan bagian anterior rongga hidung yang terletak tepat di sebelah inferior
nares dan di sebelah posterior dibatasi oleh limen nasi. Bagian ini dilapisi oleh
epitel squamosa bertingkat dan dan mengandung rambut (vibrissae) dan kelenjar
Gambar 2.3 Sinus Paranasal (Sumber: Netter Atlas Anatomi Manusia Edisi 5)
tulang-tulang cranium yang berhubungan dengan kavum nasi, yang meliputi sinus
Sinus paranasal terbagi menjadi sisi anterior dan posterior, pada sisi
anterior terdapat sinus frontalis, ethmoidal anterior, dan maxillaris dan bermuara
di meatus media, sedangkan pada sisi superior terdapat sinus sphenoidalis dan
ethmoidales, di dalam massa lateral os ethmoidale, antara cavitas nasi dan orbita.
dalam corpus ossis sphenoidalis dan dapat meluas ke dalam ala major dan ala
bagian inferior dinding lateral cavitas nasi. Atap sinus dibentuk oleh dasar orbita,
dan dasarnya yang sempit, dibentuk oleh bagian alveolar maxilla. Akar gigi atas,
seperti kerucut pada dasar sinus. Masing-masing sinus terbuka ke dalam meatus
10
(ostium) yang terletak lebih tinggi daripada alasnya. Persarafan sinus maxillaris
nervus maxillaris.
melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai
sinus.
2.2 Anatomi laring, faring,dan ruang leher ( Nina Kusuma Hardini 155)
2.2.1 Faring
ototnya terdiri atas muskulus kontriktor .Otot otot konstriktor ini mengelilingi
posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalu dua
dari bagian tengah tepi bawah palatum dan amandel palatinum teretak
3. Laringofaring
12
untuk pernapasan respiratorik dengan batas atas tepi atas epglotis dan
2.2.2 Laring
napas terhadap masuknya makanan atau cairan,Batas batas laring dari atas
kebawah adalah pada cervical ke 3 samapai dengan cervical ke 6.Selain itu batas-
1.Kartilago tyroid
2.Kartilago kornikoid
3.Katilago Arytenoid
4.Kartilago krikoid
ekstrinsik:
1.Membran tirohioid
2.Ligamentum tirohioid
3.Ligamentum tiroepiglotis
4.Ligamnetum tiroepiglotis
14
5.Ligamnetum hioepiglotis
6.Ligamnetum Krikotrakeal
Intrinsik :
1.membran Quadrangularis
2.Ligamentum vestibular
3.Konus elastikus
5.Ligamentum vokalis
mempunyai dua kepala,yang berasal dari fascia pada pectoralis major dan
15
3..Investing layer
menyeluruh mengelilinginya.
manubrium sternum
Superior : menempel pada oksipital protuberence eksternal dan superior nucal line
fascia
Anterior : berkaitan pada prossesus transverse dan tutubh tulang belakang pada
vertebral column
1.Arteri Carotid ( yang membagi dua cabang dalam sheath ke karotid arteri
3.Saraf vagus
sepertiga klavikula bagian medial. Puncak paru bila diproyeksikan akan jatuh
Puncak paru mencapai ujung posterior iga pertama sehingga sama tinggi
Batas anterior paru kanan menuju ke bawah dimulai dari belakang sendi
paru ini terus ke bawah melalui belakang sternum pada ketinggian sendi
memotong iga ke-6 dan ke-8. Batas ini kemudian menuju ke posterior dan medial
batas inferior kira-kira turun dua iga dan bagian fisura obliqus paru kanan
Batas anterior paru kiri hampir sama dengan batas anterior paru kanan.
Namun, pada iga ke-4 paru kiri berdeviasi ke lateral karena terdapat jantung.
Batas bawah paru kiri lebih inferior daripada paru kanan karena paru kanan
Paru kanan terdiri dari tiga lobus.Antara satu lobus dengan lobus
1) Lobus Superior
(1) Segmentum Apicale [SI]
(2) Segmentum Posterius [SII]
(3) Segmentum Anterius [SIII]
2) Lobus Medius
(1) Segmentum Laterale [SIV]
21
Gambar 2.11 Segmentasi Paru Dexter (Sumber: Sobotta Atlas of Human Anatomy)
Anatomy)
2.4.1 Paru
epitel dan lempeng kartilago hyaline.Bronkus dengan ketebalan kurang dari 0.1
lumen, terdapat lipatan mukosa yang timbul akibat dari kontraksi lapisan otot
23
tipis jaringan ikat pleura dan epitel selapis gepeng mesotelium pleura.
(Eroschenko, 2014)
1. Bronkus Intrapulmonal
24
ditunjang dengan lamina propria.Lamina propria dilapisi oleh lapisan tipis otot
saluran bronkus.
jaringan ikat perikondrium. Lempeng kartilago hyalin makin kecil dan letaknya
berjauhan satu sama lain seiring dengan semakin kecilnya bronkus. Pada
dan eosin. (Sumber:Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional edisi 11)
25
2. Bronkiolus Terminalis
silindris bersilia. Bronkus terminalis dikelilingi oleh lamina propria, lapisan otot
3. Bronkus Respiratorius
26
yang dilapisi oleh epitel selapis kuboid.Epitel dikelilingi oleh selapis tipis otot
kedalam paru.
alveoli.Lapisan jaringan ikat tipis menyokong otot polos, serat elastik dari lamina
di duktus alveolaris yaitu berkas otot polo.Berkas otot polos tampak berupa
edisi 11)
4. Alveolus
(Eroschenko, 2014)
sel alveolus selapis gepeng, serat jaringan ikat halus dan fibroblast dan banyak
kapiler yang terdapat pada dinding alveolus ini.Septum yang tipis ini
menyebabkan kapiler terletak dekat dengan sel alveolus gepeng di alveoli yang
berdekatan.
sel alveolus besar yang terselip diantara sel alveolus selapis gepeng di
terdapat berkas tipis serat otot polos, bersambungan dengan lapisan otot yang
Gambar 2.17 Dinding alveolus dan sel alveolus. Pewarnaan: hematoksilin dan eosin.
Pembesaran kuat. (Sumber:Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional edisi 11)
memliki fungsi menjadi sel yang mempunyai fungsi . dengan kata lain
manusia-3)
Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam
kantong yang dibentuk oleh pleura pariestaslis dan pleura viseralis. Kedua paru-
paru sangat lunak, elastis, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam
Gambar 2.18 dan 2.19 (Sumber : Majumdar, 1985& Journal Lab. FKH. IPB 2011)
Gambar 2.20 dan 2.21 (Sumber : Journal Lab. FKH. IPB 2011)
yang dilapisi oleh epitel kuboid pada bagian terminalnya yang terjadi
karena kapasitas pertukaran gas yang masih terbatas antara kapiler dan
semakin dekat dengan epitel pernapasan dan potensi perukaran gas masih
sangat menonjol disamping anyaman kapiler darah. Pada tingkat ini belum
bronchus.
berdiferensiasi menjadi tipe I dan tipe II.Sel alveolar tipe I menutupi lebih
mensekresikan surfaktan.
4. Fase Alveolar (6,5 bulan sampai lahir)
Mulai pada fase akhir kehidupan dalam kandungan berlangsung
Epitel alveoli menipis sehingga terjadi hubungan yang erat dengan kapiler
seluruhnya setelah 8 tahun. Paru terdiri dari 40 tipe sel yang berbeda.Sel
yang melapisi alveoli terutama terdiri dari 2 tipe sel, yaitu pneumosit tipe I
dan tipe II.Tipe I sebagai sel utama alveoli merupakan epitel yang tipis
melapisi dinding alveoli dan berkontak erat dengan sel endotel kapiler,
yang memungkinkan pertukaran gas bias terjadi. Sel tipe II yang lebih
lamellar body. Lamellar body ini disekresikan dengan cara exsocytosis dan
dibuka diluar sel membentuk tubular myelin. Dari sini dihasilkan surfaktan
empat. Selain itu sel tipe II juga berfungsi untuk proliferasi sebagai respon
alveoli, kemidian berkembang menjadi sel. (Prof. Subowo dr., Msc., PhD,
2006).
33
2.6 Organogenesis dan regenerasi pada paru-paru (Iqbal Ibnu Faizal 046)
Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm
Gambar 2.22
n dan akan tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral
esofagus. Endoderm yang berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea
, sedangkan tulang rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim disekit
nas paru-paru.
Mesoderm akan menginduksi tunas paru paru untuk terus tumbuh dan membentuk
dan otot pada paru-paru terbentuk dari mesenkim. Pleura yang membungkus paru-
Perkembangan sistem respirasi manusia. A, tahap tunas paru paru pada embrio 4
minggu. D, sekelompok alveoli dari paru paru dewasa. E, dinding alveolus dari pa
ru paru dewasa
Gambar 2.23
kerusakan jaringannya. Dalam proses penyembuhan bagian bagian yang rusak aka
regenerasi.
35
pertukaran gas dalam jaringan (pernafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-
produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida
untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan
gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk ke dalam
persamaan reaksi :
banyak di atmosfer yaitu 78% ? Berbeda dengan oksigen, nitrogen bersifat inert
atau sulit bereaksi. Nitrogen sudah diambil lewat jalur makanan sebagai protein.
36
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena sudah tidak
2) Faring
Sering disebut tekak ataupun tenggorokan.Merupakan
percakapan
3) Laring
Sering disebut sebagai kotak suara dan juga pangkal
menutup saat kita menelan makanan. Oleh karena itu, kita tidak
38
akan bergetar jika ada udara dari paru-paru. Contohnya pada saat
saluran pernapasan.
2) Bronkus
Bronchi, juga familiar dengan sebutan cabang
sama dengan trakea. Tulang rawan pada bronkus ini tidak teratur,
5) Paru-paru
Familiar dengan sebutan pulmo dan lung.Berada di dalam
(sinister). Paru-paru ini dibatasi oleh otot dan rusuk pada bagian
Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar mauoun secara
tidak sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-
pengaturan saat bernapas, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas
otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya pernapasan yang terjadi
pada saat kita tidur. Dalam pernapasan selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi
perut.
41
menjadi lebih rendah dari tekanan udara luar. Dengan demikian, udara luar masuk
ke dalam paru-paru.
Mekanisme :
Kontraksi antar otot tulang rusuk – tulang rusuk terangkat – rongga dada
sehingga tulang rusuk turun kembali. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada
tekanan udara dalam rongga paru-paru menjadi lebih tinggi dari tekanan udara
Mekanisme :
Relaksasi otot antar tulang rusuk – tulang rusuk turun – rongga dada mengecil –
paru-paru mengecil – tekanan udara dalam paru-paru tinggi – udara keluar dari
paru-paru.
42
Mekanisme :
mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengecil, tekanan udara dalam paru-
Mekanisme :
Pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses
difusi. Proses tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi
melalui membrane sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai
alveolus.
alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler arteri paru-paru. Karena
proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke derah bertekanan
rendah , oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.
44
dan karbondioksida (CO2) yang terjadi antara kapiler darah dan jaringan sel-sel
selanjutnya menuju ke jaringan sel-sel tubuh secara difusi. Hal ini dapat terjadi
akibat dari perbedaan tekanan parsial di dalam darah dan di dalam jaringan sel.
Tekanan parsial oksigen pada darah lebih tinggi daripada di dalam jaringan sel.
Artinya konsentrasi oksigen pada jaringan sel tubuh lebih rendah dibandingkan
dengan oksigen yang berada dalam darah. Tekanan parsial dalam sel dapat lebih
seluler.Oleh karena itu, oksigen dalam darah berdifusi ke jaringan sel-sel tubuh.
HbO2 Hb + O2
45
yang dihasilkan oleh jaringan tubuh berdifusi ke dalam cairan interstitial dan ke
hemoglobin.
CO2 + Hb HbCO2
besar ion hidrogen dari asam karbonat, agar tidak bertambah asam.Pengikatan ion
darah berfungsi sebagai buffer atau larutan penyangga.Lebih tepatnya ion tersebut
paru-paru.
Pada sistem saraf kali ini akan membahas bagaimana rangsangan berjalan
sampai ke otak dalam sistem paru-paru. Saraf yang berfungsi pada sistem
ini akan dibahas bagian pernafasan saja karena berkaitan dengan kasus sistem
pernafasan.
Sistem pernafasan ini dikendalikan oleh saraf nervus vagus. Nervus vagus
ini adalah saraf cranial yang sangat unik karena mengendalikan tidak hanya
didalam kepala saja namin mengendalikan juga seperti saraf pernafasan dan juga
saraf pencernaan. Sistem saraf yang berfungsi dalam pernafasan adalah tipe- tipe
Gambar 2.26 Saraf kranial ke-10: Saraf Vagus (Sumber: Netter’s Head and Neck
Tabel 2.1 Macam-macam Serabut Saraf dan Penjelasannya (Sumber: Netter’s Head and
Saraf
GSA Serat afferent berawal dari Serabut saraf Badan sel saraf dari
Bertanggung jawab
dalam mengatur
lemniscus
trigeminothalamic
untuk membawa
rangsangan sensorik ke
kesadaran.
SVA Serat afferent berawal dari Serat afferent Badan sel saraf dari
lidah.
solitari. inferior X.
abdominal menyediakan
viscera. persyarafan
parasimpatetik thorax
pharyngeal) pharyngeal 4.
merupakan komponen
motorik ke plexus
pharyngeal (otot-otot
pharynx).
vagus menyebabkan
terganggunya otot-otot
larynx.
2.11 Kapasitas volume udara di dalam paru – paru (Wina Meiliza 7001 )
berbeda – beda, tergantung pada ukuran paru – paru, kekuatan benafas, dan cara
51
bernafas. Alat yang digunakan untuk mengetes kapasitas paru – paru disebut
disebut spirometri. Metodenya adalah dengan mencatat volume udara yang masuk
dan keluar dari paru – paru. Umum nya pada orang dewasa, volume paru – paru
berkisar antara 5-6 liter. Bagian kapasitas paru – paru dapat diuraikan sebagai
1. Volume Tidal
Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paru – paru
pada pernafasan normal. Jumlah volume udaranya adalah sebesar 500 ml.
Volume cadangan inspirasi adalah udara yang masih dapat dihirup setelah
juga disebut udara komplementer. Umumnya pada laki – laki sebesar 3.300 ml
cadangan ekspirasi juga disebut udara suplemeter. Pada laki – laki 1.000 ml,
4. Volume Residu
52
Volume residu adalah udara yang masih terdapat di dalam paru – paru
setelah melakukan respirasi sekuat – kuatnya. Kapasitas volume residu pada laki –
5. Kapasitas Inspirasi
saraf ekspirasi biasa hingga pengembangan paru – paru secara maksimal (sekitar
3.500 mililiter). Kapasitas respirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan
pada akhir respirasi biasa. Kapasitasnya berkisar 2.300 mililiter. Kapasitas residu
7. Kapasitas Vital
Kapasitas vital adalah volume udara maksimal yang dapat masuk dan
keluar paru – paru selama sistem pernafasan pada manusia. Kapasitas vital adalah
volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal ditambah lagi dengan
volume cadangan cadangan ekspirasi. Volume kapasitas vital kira – kira 4.600
mililiter.
Kapasitas paru – paru total adalah seluruh udara yang dapat ditampunng oleh paru
– paru. Kapasitas paru – paru total adalah kapasitas vital ditambah dengan volume
2.12 Kelainan dan Gangguan pada Sistem Pernapasan (Gina Aulia Suwandi
151)
Paru – paru merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia
yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh,
sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen terpenuhi. Udara sangat penting bagi
kematian. Itulah peranan penting paru – paru. Cabang trakea yang berada dalam
paru – paru dinamakan bronkus, yang terdiri dari 2 yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini memang mempunyai
tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta
berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan
berbagai penyakit paru – paru. Salah satunya adalah penyakit yang terletak di
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus
lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut
umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.
Hal ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.
meliputi polusi udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi
(RSV, Parainfluenza, Influenza, Adeno) dan infeksi fungi (monilia). Faktor polusi
udara meliputi polusi asap rokok atau uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis.
Sedangkan faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan
55
Gejala yang paling jelas dari bronkitis akut adalah batuk kering dengan
jangka pendek, yang dapat menjadi batuk produktif yang menghasilkan dahak
putih atau kuning. Gejala lainnya dapat menimbulkan mengi dan sesak napas.
Seperti setiap infeksi, dapat juga dikaitkan dengan demam, sakit tenggorokan,
menggigil, sakit dan nyeri, serta merasa kelelahan. Anak-anak berusia kurang dari
lima tahun jarang mengalami batuk produktif, sputumnya biasanya terlihat pada
muntahan yang dihasilkan, dan orang tua akan sering mendengar suara berdebar-
debar di dada.
Gejala yang paling umum dari bronkitis kronis adalah batuk berulang atau
memburuk dan menimbulkan sesak napas. Gejala lain termasuk kelelahan, sakit
tenggorokan, hidung tersumbat dan sakit kepala. Batuk yang parah dapat
menyebabkan nyeri dada dan sianosis, yang merupakan / pewarnaan abu-abu biru
pada kulit. Infeksi berulang dari saluran udara juga merupakan tanda bronkitis
kronis.
2. Asma
1) Defini Asma
Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan
obstruksi reversible dari spasme, edema, dan produksi mucus dan respon yang
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun
ditandai dengan spasme bronkus yang reversibel (spasme dan kontriksi yang lama
topics/topics/asthma
2) Etiologi Asma
reaksi alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap allergen, yakni zat-zat
yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang yang peka. Alergen menyebabkan
alergi pada orang-orang yang peka. Alergen menyebabkan otot saluran nafas
menjadi mengkerut dan selaput lendir menjadi menebal. Selain produksi lendir
yang meningkat, dinding saluran nafas juga menjadi membengkak. Saluran nafas
pun menyempit, sehingga nafas terasa sesak. Alergi yang diderita pada penderita
asma biasanya sudah ada sejak kecil. Asma dapat kambuh apabila penderita
mengalami stres dan hamil merupakan salah satu stress secara psikis dan fisik,
sehingga daya tahan tubuh selama hamil cenderung menurun, daya tahan tubuh
58
yang menurun akan memperbesar kemungkinan tersebar infeksi dan pada keadaan
dan asma non-alergik. Asma alergik yaitu asma yang timbul akibat pemaparan
alergen. Alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dapat
berupa debu, bulu binatang, cuaca dingin, dan sebagainya. Sedangkan asma non-
alergik yaitu asma yang terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi
akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi saluran pernapasa, olahraga yang
3. Pneumoniae
1) Definisi Pneumoniae
diketahui ada sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma,
jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi pada
semua umur, walaupun manifestasi klinik terparah muncul pada anak, orang tua
2) Etiologi Pneumonia
bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Tabel 2.1 memuat daftar mikroorganisme dan
yaitu:
terhirup seperti partikel debu dan bahan-bahan lainnya yang terkumpul di dalam
paru. Beberapa bentuk mekanisme ini antara lain bentuk anatomis saluran napas,
reflex batuk, sistem mukosilier, juga sistem fagositosis yang dilakukan oleh sel-sel
fungsi ini berjalan baik, maka bahan infeksi yang bersifat infeksius dapat
dikeluarkan dari saluran pernapasan, sehingga pada orang sehat tidak akan terjadi
infeksi serius.. Infeksi saluran napas berulang terjadi akibat berbagai komponen
Bila jumlah mereka semakin meningkat dan mencapai suatu konsentrasi yang
cukup, kuman ini kemudian masuk ke saluran napas bawah dan paru, dan akibat
61
saluran anaps akan ikut dengan sekresi saluran napas dan terbawa bersama
3. TBC
(1) Definisi TBC
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
z/_t/Tuberculosis/default.htm
yang berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob, pada
pewarnaan gram maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh
karena itu M. tuberculosis disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Pada
yaitu suatu molekul lain dalam dinding sel M. tuberculosis, yang berperan dalam
interaksi antara inang dan patogen, sehingga M. tuberculosis dapat bertahan hidup
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, napsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih
dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut dapat juga dijumpai pada penyakit paru
selain TB, seperti bronkiektasi, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang
yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa sewaktu-
4. Asfiksia
1) Definisi Asfiksia
kematian (Ilmu Kedokteran Forensik, 1997). Secara klinis keadaan asfiksia sering
2) Etiologi Asfiksia
Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut (Ilmu
paru.
(2) Trauma mekanik yang menyebabkan asfiksia mekanik,
1. Batuk
65
1) Definisi Batuk
Batuk bisa bersifat kering atau basah tergantung dari pada produksi sekrit.
Pola dasar batuk bisa dibagi kepada empat komponen yaitu inspirasi dalam
yang cepat, ekspirasi terhadap glotis yang tertutup, pembukaan glotis secara tiba-
2) Mekanisme Batuk
Menurut Weinberger (2005) batuk bisa diinisiasi sama ada secara volunter
atau refleks. Sebagai refleks pertahanan, ia mempunyai jaras aferen dan eferen.
inspirasi dalam diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma dan kontraksi
penyempitan trakea. Apabila glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antar
atmosfer dan saluran udara disertai penyempitan trakea menghasilkan kadar aliran
udara yang cepat melalui trakea. Hasilnya, tekanan yang tinggi dapat membantu
2.Sesak
1) Definisi Sesak
inspirasi ataupun pengeluaran udara saat ekspirasi, yang disebabkan oleh adanya
bronkeolus/bronkus/trakea/laring.
afferen → proses di susunan saraf pusat (SSP) → saraf efferen → sesak nafas.
2)Mekanisme Sesak
Mekanisme sesak nafas pada PPOK oleh karena kebutuhan ventilasi yang
otot nafas dan kelemahan otot ekstremitas oleh karena efek sistemik,
psikofisik. Dua tujuan untuk mengukur sesak nafas adalah untuk membedakan
pasien sesak nafas yang lebih ringan dan sesak nafas yang lebih berat dan untuk
Salah satu dari kuesioner untuk mengukur derajat sesak nafas adalah skala
Medical Research Council (MRC) yang dikembangkan oleh Fletcher dkk. Skala
ini terdiri atas lima poin. Skala ini berdasarkan satu pandangan tentang tindakan
yang bisa menimbulkan sesak nafas, seperti berjalan. Skala MRC telah terbukti
3. Nyeri Dada
1) Definisi Nyeri Dada
Nyeri dada terjadi dari berbagai penyebab, tetapi yang paling khas dari
67
Terjadinya disfungsi endotel pada arteri coronaria yang dapat terjadi secara
alamiah melalui proses degenerasi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor
untuk membersihkan L D L y a n g b e r a d a d i t u n i k a i n t i m a t e r s e b u t
penimbunan- penimbunan dari lemak tersebut yang nantinya menjadi plak. Plak
terjadi pemecahan glukosa menjadi asamlaktat. Asam laktat itu sendiri yang akan
coronaria.
69
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien : Nandi
Umur : 58 tahun
3.2 Kesimpulan
Bapak Nandi datang ke RSHS dengan keluhan sukar tidur karena sulit
dalam bernafas. Pak Nandi mengalami alergi pada suhu dingin yang menyebabkan
pasien sering sesak nafas kalau udara dingin. Akibat alergi pada suhu dingin, pak
Nandi mengalami penyempitan pada saluran pernafasan dan jumlah oksigen yang
69
70
DAFTAR PUSTAKA
Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Jilid satu. Edisi ke-13. Jakarta: Binarupa
Saunders
halaman 4-120
Faiz omar dan Moffat David. 2004. At a glance series anatomi. Jakarta :
PT Gramedia
70
71
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologipernapasa
n.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23513/6/Chapter
%20II.pdf
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/an-phys-
respiratory system.pdf
Buku Ajar Biologi, Hal : 19, Penerbit : CP. Citra Pustaka, Penulis :
Marino, P. . (2007). The ICU Book (3rd ed.). New York: Lippincott
Jakarta: UI press.
Depdikbu
2015.repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
72
eprints.undip.ac.id/.../FIDA_AMALINA_2201011012...
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4562
repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/.../1/anastesiologi-nazaruddin.pdf