Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : ENDANG WINDRAYATI

Hari/ tanggal : 1 vovember 2018

NIM : N520184094

Judul Jurnal : JURNAL TINDAKAN PEMBERIAN NEBULIZER

1. IDENTITA PASIEN
Inisial Klien : Ny I

Diagnosa Medis : ASMA Bronchial

No. reg : 137847

2. PENGKAJIAN
DS: Klien mengatakan sesak nafas sejak tadi sore, batuk berdahak tidak
produktif,memiliki riwayat Asma,kambuh jika terpapar udara dingin
dan kelelahan
DO:
Hasil pemeriksaan fisik paru-paru
Inspeksi Frekuensi napas klien 30 kali/ menit; reguler;
dyspnea,
ada gerakan otot bantu pernapasan saat klien
bernapas cuping hidung
pengembangan dinding dada tidak maksimal.
Palpasi Ekspansi paru kanan dan kiri sama
Perkusi Terdengar sono
Auskultasi Terdengar suara wheezing
Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
Bronchospasme

3. TINDAKAN
Tindakan keperawatan yang dilakukan
Melakukan nebulizer dengan pemberian obat bronkodilator flexotide 0.5
mg dan flamicort 0,5 mg dengan nebulizer

Prinsip-prinsip tindakan
Nebulizer merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih
karena bukanlah tidakan invasif. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer,
seperti menyiapkan alat-alat dan bahan (mesin nebulizer dan masker,
obat), klien diposisikan fowler/duduk. Suara nafas, denyut nadi, status
respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan.
Ajarkan klien cara menghirup yang benar.

Bahaya yang dapat terjadi


a. Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan.
b. Mual.
c. Muntah.
d. Tremor.
e. Bronkospasme.
f. Takikardi
g. Terjadi iritasi selaput lendir
Hasil yang didapat dan maknanya
S: Klien mengatakan sesak nafas berkurang setelah diberikan obat
dengan nebulizer
O:Auskultasi suara nafas vesikuler, RR= 20x/menit, usaha nafas
berkurang, tidak dyspnea, dahak keluar
A: Masalah teratasi
P: Anjurkan pasien untuk batuk efektif, minum air putih hangat.

Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi


diagnosa di atas (mandiri dan kolaboratif)
a. Pemeriksaan suara napas.
b. Memposisikan semifowler/fowler.
c. Melakukan fisioterapi dada.
Pemberian bronkodilator.

Evaluasi diri
Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan nebulizer, akan
lebih baik jika cuci tangan terlebih dahulu. Membersihkan masker
oksigen dengan kapas alkohol, membuang sisa obat dan
membersihkan wadah dalam nebulizer dengan air hangat dan sabun.
Suara nafas, denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur
sebelum dan sesudah tindakan

4. ANALISIS
Dasar pemikiran
Secara umum pengertian Asma adalah suatu keadaan dimana
saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan sehingga terjadi
gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, akan
ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan nafas. Hasil akhir dari semua itu adalah
penyempitan rongga saluran napas. Akibatnya menjadi sesak napas,
batuk keras bila paru mulai berusaha untuk membersihkan diri, keluar
dahak yang kental bersama batuk, terdengar suara napas yang berbunyi
yang timbul apabila udara dipaksakan melalui saluran napas yang sempit.
Suara napas tersebut dapat sampai terdengar keras terutama saat
mengeluarkan napas.
Serangan asma bronkial ini dapat berlangsung dari beberapa jam
sampai berhari-hari dengan gejala klinik yang bervariasi dari yang ringan
(merasa berat di dada, batuk-batuk) dan masih dapat bekerja ringan yang
akhirnya dapat hilang sendiri tanpa diobati.
Gejala yang berat dapat berupa napas sangat sesak, otot-otot daerah dada
berkontraksi sehingga sela-sela iganya menjadi cekung, berkeringat
banyak seperti orang yang bekerja keras, kesulitan berbicara karena
tenaga hanya untuk berusaha bernapas, posisi duduk lebih melegakan
napas daripada tidur meskipun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini
berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang serius.
Yang paling ditakutkan adalah bila proses pertukaran gas O2 dan
CO2 pada alveolus terganggu suplainya untuk organ tubuh yang vital
(tertutama otak) yang sangat sensitif untuk hal ini, akibatnya adalah:
muka menjadi pucat, telapak tangan dan kaki menjadi dingin, bibir dan
jari kuku kebiruan, gelisah dan kesadaran menurun sehingga perlu
penanganan cepat terkait airways pasien dengan asma salah satunya
dengan membebaskan jalan nafas dengan pemberian obat
bronkodilator yang diberikan secara inhalasi.

Analisa Tindakan Keperawatan


Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan secret,
mengobati peradangan saluran napas atas, melegakan saluran napas.
Terapi nebulizer dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya
(seperti paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah, dosis yg
rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik,
pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga
aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau oral,
udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat
membantu mengeluarkan sekresi bronchus.
Perawat langsung menyiapkan alat-alat untuk nebulizer seperti alat
nebulizer, masker oksigen disambungkan dengan selang pada mesin
nebulizer, obat yang dimasukkan flexotide 0.5mg dan flamicort 0,5 mg).
Sakelar dalam mesin nebuliser dihubungkan dengan sumber listrik. Ny.I.
diposisikan fowler, (salbutamol) 2,5 mg dan fermicort 0,5 mg), kemudian
dimasukkan dalam tabung di dalam nebuliser. Memasang masker
oksigen pada klien, kemudian menekan tombol on.
Maka uap obat akan mengalir dari mesin nebuliser ke masker oksigen
dan akhirnya akan dihirup oleh klien. Perawat mengajarkan cara
menghirup yang benar. Setelah obat habis, nebulizer dimatikan dan
klien kembali memakai kanul oksigen. Ketika hendak melakukan
nebuliser, perawat cuci tangan terlebih dahulu, dan menggunakan
sarung tangan, paling tidak sarung tangan bersih. Wadah nebulizer
untuk cairan obat tidak dibersihkan. Wadah dalam nebulizer sebaiknya
dibersihkan setelah dipakai, yaitu dengan membuang sisa obatnya,
dibersihkan dengan air panas dan sabun setelah dipakai, dibersihkan
dengan disinfektan setiap 24 jam bila penggunaan setiap hari.
Perawat juga hanya mengkaji frekuensi nafas, dan suara napas
sebelum dan sesudah tindakan.
REFERENSI

Tim Editor. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : Indeks
Jakarta.

Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Nanda. Nursing Diagnoses Definitions and Classification 2012-2014. Wiley-


Balckwell.

Tim editor. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Alih bahasa, Andry Hartono.
Jakarta : EGC.

Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. – Ed. 3 -. Jakarta:
Erlangga.

Asih, Niluh Gede Yasmin. 2008. Keperawatan Medikal Bedah : klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernafasan.Jakarta : Salemba Medika.

Chrisanthus W P. Jurnal “Efektifitas Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum


untuk Penemuan BTA pada Pasien TB Paru”.

Anda mungkin juga menyukai