Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kartika Panca Setiya Ningrum

No absen : 17

Kelas : XI MIPA 5

Resensi Film Ada Cinta di SMA

Identitas Film :

Judul film : Ada Cinta di SMA

Pengarang : Haqi Achmad

Produser : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia

Tahun : 2016

Sutradara : Pattrick Effendy

Perusahaan produksi : Stavision Plus

Penyunting : Aline Justira

Sinematografi : Dicky R Maland

Haqi Achmad lahir di Jakarta, 27 Februari 1990. Pada usia 19 tahun, Haqi memulai perjalanannya sebagai
penulis dengan membuat skenario film televisi. Saat berusia 20 tahun, Haqi menulis skenario film layar
lebar pertamanya, Pocong Juga Pocong (2011). Dalam kurun waktu 5 tahun, Haqi telah menulis 14
skenario film layar lebar seperti Radio Galau FM, Refrain, 3600 Detik, Remember When dan Ada Cinta di
SMA merupakan novel pertamanya.

Film Ada Cinta di SMA mengisahkan tentang 3 orang pelajar tingkat SMA yaitu Iqbal (Iqbal Diafakhri),
Aldi (Alvaro Maldini), dan Kiki (Teuku Rizki), masing-masing dari mereka juga memiliki mimpi yang
berbeda.

Iqbal adalah seorang anak yang selalu dipandang sebelah mata oleh para saudara dan teman-temannya
di sekolah, terutama oleh Ayla yang selalu menganggap dirinya adalah seorang pembuat onar.
Aldi kini sedang bingung mencari seorang bassist untuk melengkapi formasi dalam bandnya. Hal tersebut
agar ia bisa tampil dalam acara lunatic. Selain itu, Aldi juga harus berhadapan dengan seorang bermama
Tara yang selalu bersikap ketus terhadap dirinya.

Sedangkan Kiki kini tidak lagi menjabat sebagai ketua osis, dia berniat ingin serius bermusik, namun
bapaknya selalu melarang dan menghalanginya untuk menggapai mimpinya tersebut. Namun, ia
memiliki seorang teman dekat yaitu Bella, yang selalu ada dan menyemangatinya.

Film ini ceritanya sangat menarik untuk ditonton, terutama oleh kalangan remaja. Film ini bisa membuat
kita mengingat masa-masa sekolah saat SMA. Film ini memgajarkan kita dalam menjalin persahabatan.
Kata-kata dalam film mudah dipahami dan tokoh digambarkan dengan jelas. Hanya saja film ini kurang
cocok untuk anak kecil, kurangnya etika dalam berpakaian kurang cocok dilakukan anak remaja. Terlalu
banyak musikalisasi yang mengurangi nilai alur dalam film tersebut. Meskipun adanya beberapa
kelemahan, film ini sangat menarik untuk ditonton.

Anda mungkin juga menyukai