KEPERAWATAN MANAJEMEN
“DOKUMENTASI KEPERAWATAN”
Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Ade Irniawati 162303101003
2. Diah Ayu Safitri 162303101027
3. Eno Aprilya Wati 162303101003
4. Fatus 162303101044
5. Lutfi Saidah 162303101069
6. Moch. Ainul Y.T.A.P 162303101075
7. Qoriatul Hidayati 152303101013
8. Cipung Dhayanti 152303101002
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Manajemen kami dengan judul “Dokumentasi keperawatan”.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan
hambatan sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan
semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu
kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kesabaran
dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan selama
penyusunan makalah ini.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal
mungkin, namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil
makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua,
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses profesionalisme bidang keperawatan merupakan proses berubah
jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan keperawatan
sendiri ataupun dari kalangan non keperawatan. Hal ini berarti bahwa perawat
harus mau berubah dan mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan
demikian, perawat harus berani menghadapi konsekuensi-konsekuensi dan
implikasi-implikasi guna menampilkan ciri profesi dalam dirinya, yaitu sebagai
perawat profesional.
Keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan konsep dan terjadi
pergeseran yang sangat penting. Salah satu pergeseran penting yang terjadi dalam
proses profesionalisasi keperawatan adalah dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan. Pada awalnya, penekanan lebih ke arah prosedur, tanpa adanya
penekanan terhadap landasan pengetahuan ilmiah dan metode ilmiah yang bersifat
logis dan sistematis. Sekarang keduanya berjalan seiring yang dikenal sebagai
proses keperawatan. Antara profesionalisme keperawatan dengan dokumentasi
proses keperawatan saling terkait. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan sangatlah penting. Tuntutan profesi adalah dokumentasi keperawatan
yang bertanggung jawab, baik dari aspek etik maupun aspek hukum.
1.3 Tujuan
Tujuan kami mengangkat topik pendekatan model dokumentasi
keperawatan adalah untuk memberikan sedikit pemahaman tentang bagaimana
model dokumentasi keperawatan. Selain itu dengan mempelajari model
dokumentasi keperawatan dapat menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, dan cara
berpikir profesional pada setiap pemberian asuhan keperawatan. Membantu
mahasiswa dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar ataupun
membandingkan antara teori dan praktik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam isi makalah ini adalah:
1.4.1 Dapat memahami pengertian, strandart dan hambatan apa yang dialami
dalam menuliskan dokumentasi keperawatan?
1.4.2 Dapat memahami model-model dokumentasi keperawatan?
1.4.3 Dapat memahami kerugian dan keuntungan dari masing-masing model
dokumentasi keperawatan?
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
a. data awal pasien pasien berupa identitas diri, keluhan yang dirasakan.
b. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan.
c. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan.
d. Rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari rencana tindakan, tujuan,
rencana intervensi serta evaluasi dari tindakan keperawatan.
e. Pendidikan kesehatan kepada pasien.
f. Dokumen parameter pemantauan dan intrvensi keperawatan lainnya.
g. Perkembangan dari hasil yang telah ditetapkan dan yang diharapkan.
h. Evaluasi perencanaan.
i. Rasionalisasi dari proses intervensi jika diperlukan.
j. Sistem rujukan.
k. Persiapan pasien pulang.
Tanda Tangan
Sumber : P : perawat
D : dokter
F : fisioterapi
G : ahli gigi
b. Daftar masalah
Daftar masalah merupakan suatu daftar inventaris masalah yang sudah
dinomori menurut prioritas. Untuk memudahkan mencapainya daftar masalah ini
berada didepan dari catatan medik. Daftar masalah ini bisa mencerminkan
keadaan pasien, masalah-masalah ini diberi nomor sehingga akan memudahkan
bila perlu dirujuk ke masalah tertentu dalam catatan klinik tersebut. Bila masalah
sudah teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut
teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi dan
petugas yang mengidentifikasi masalah tersebut untuk pertama kalinya. Dengan
demikian daftar masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun gambaran dari klien
tersebut, diantaranya adalah :
1) Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar,
kemudian disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah.
2) Daftar masalah ditulis pertama kali oleh tenaga yang pertama bertemu dengan
klien atau orang yang diberi tanggung jawab.
3) Daftar masalah dapat mencakup masalah fisiologis, psikologis, sosio-kultural,
spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan.
4) Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi
tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang menemukan
masalah tersebut.
Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah:
1) Data yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal
identifikasi masalah.
2) Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu
dengan klien ataupun orang yang diberi tanggungjawab untuk menuliskannya.
3) Daftar ini berada pada bagian depan status klien.
4) Tiap masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta nama perawat
yang menemukan masalah tersebut.
1 1. (perawat yang
mengidentifikasi masalah
klien)
a. Perencanaan:
1) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima tugas
2) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
3) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan.
4) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
5) Menerima pasien baru
6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Pengorganisasian dan ketenagaan:
1) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
2) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
asuhan keperawatan.
3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
4) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana lainnya.
6) Melaksanakan asuhan keperawatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan
yang dilakukan.
c. Pengarahan:
1) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas
setiap anggota tim/ pelaksana.
2) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
3) Menerima pujian dari ketua tim.
4) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas atau
membuat kesalahan.
5) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
6) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan:
1) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.
2) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
c. Checklist
Checklist adalah suatu format yang sudah dibuat dengan pertimbangan-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga
memudahkan perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena
hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan
mencentang. Jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas pada data
vital sign.
3.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian yang digunakan dalam kelompok kami adalah
berbentuk tim, yang terdiri dari 2 tim antara lain:
Kepala ruangan : Qoriatul
Dokter : Mochamad Ainul Yaqin T.A.P
Ketua tim 1: Cipung Hidayati
Perawat Tim 1: Ade Irniawati dan fatus
Ketua tim 2: Diah Ayu
Anggota : Eno Aprilya Wati
Pasien: Lutfi Saidah
3.3 Metode
Metode yang digunakan Role Play
3.4 Media
Alat : microfont, meja, kursi, buku, bulpoint
3.5 Mekanisme Kegiatan
3.5.1 Alur Role Play Pendokumentasian Keperawatan
Rumah Sakit Harapan Bunda adalah salah satu rumah sakit yang sudah
menerapkan teknologi computerized nursing documentation. Pada saat
shift pagi di ruang Kenanga, kepala tim 1 (Cipung) menyuruh perawat
Fatus untuk memasukkan tindakan yang telah dilakukan pada pasien Lutfi
yang didiagnosa gastritis di sistem computerized nursing documentation.
Pada saat sedang memasukkan laporan rekam medis tersebut, perawat Ade
memanggil Perawat fatus untuk membantunya memasang catheter pada
pasien lainnya. Padahaal perawat Fatus belum selesai memasukkan alamat
pasien Lutfi di sistem tersebut, sehingga yang tersimpan hanyalah nama
dan nomor registrasi saja. 2 hari kemuadian pasien Lutfi dinyatakan boleh
pulang oleh dokter Ainul. Pada saat ingin membayar biaya rawat inapnya,
pasien Lutfi terkejut karena biaya rumah sakitnya sangatlah mahal,
padahal selama di rawat ia hanya mendapatkan suntikan 3 kali sehari saja
dan tidak mendapatkan tambahan perawatan lainnya. Sedangkan biaya
yang harus ditanggung sebesar Rp 5.250.000,-. Pasien Lutfi pun langsung
menanyakannya pada petugas kasir, pihak kasirpun menjelaskan jika obat
yang didapatkan oleh pasien adalah obat mahal karena obat tersebut adalah
obat untuk mematikan virus TBC, selain itu dalam catatan rekam medis
pasien ada tindakan nebullizer yang diberikan 2 kali sehari selama 3 hari.
Pasien pun menjadi bingung dan bersikeras jika ia tidak mengidap TBC.
Akhirnya pihak kasir menghubungi kepala ruang Kenanga untuk dimintai
keterangan. Beberapa saat kemudian pasien Lutfi diminta untuk datang ke
ruang Kenanga dengan membawa struk pembayaran daan buku rekam
medisnya. Saat tiba di ruang Kenanga kepala ruangan menyambutnya
dengan ramah dan menanyai kembali keluhan pasien, pasien pun
menjelaskan. Akhirnya kepala ruang memanggil kepala tim 1 dan perawat
yang menangani pasien tersebut. Ternyata setelah dirundingkan perawat
Fatus lah yang salah karena tidak memasukkan alamat pasien Lutfi. Selain
itu pihak kasir juga lupa tidak melihat nomor registrasi dari pasien. hal
tersebut membuat pihak kasir salah dalam membaca rekam medis pasien.
3.6 Evaluasi
a. Perawat fatus seharusnya menyelesaikan tugas yang diberikan oleh katim
dengan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam hal registrasi dan dapat
menerima teguran dari katim berhubungan dengan asuhan keperawatan.
b. Kepala Tim sudah mengerjakan perannya yakni mendelegasikan tugas kepada
anggota pelaksana
c. Setelah terjadi kesalahan dalam register, katim memerankan tugasnya yakni
melakukan bimbingan kepada anggota tim, serta memberikan teguran kepada
anggota tim yang melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagai seorang calon tenaga medis khususnya dalam bidang keperawatan
asuhan keperawatan sangatlah harus diperhatikan. Asuhan keperawatan berkaitan
erat dengan dokumentasi keperawatan. Dalam pendokumentasian keperawatan
terdiri dari beberapa macam model, yaitu:
a. Model dokumentasi SOR (source-oriented-record).
b. Model dokumentasi POR (problem-oriented-record).
c. Model dokumentasi POR (progress-oriented-record).
d. Model dokumentasi CBE (charting by exeption).
e. Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation).
f. Model dokumentasi POS (process-oriented-system).
g. Sistem dokumentasi Core.
4.2 Saran
Mahasiswa keperawatan harus belajar memahami tentang model-model
dokumentasi keperawatan dan dapat mengaplikasikannya dalam
pendokumentasian keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
American Nurses Associotion. Intriduce Principle for Documentation Brohure for
Nurses,
Nevada Information. 2010 Findarticles.com.http://findarticles.com/p/articles/mi
qa4102/is 20030/ai n9255514/ [diakses10 Maret, 2019.]
Carrol & Johson. International Journal of Nursing Terminologis and
Classification.
Editorial: Without Border. 2004.
College of Nurses of Ontario. Pratice Standard, Documentation, revised 2008, Pub
No.41001,
Toronto,Canada.2009http//www.cno.org+practice+standar+documentation+revise
d+2008& hl=id&biw=1366&bih=578&ie=UTF-7&source=lnms [diakses 10
maret 2019.]
Deddy Ahmad Sumaedi. Persepsi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di RSUD GJ kota Cirebon. 2010. Depkes RI..
Instrumen Evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta :
Depkes. 2005.
Depkes, Permenkes RI, No. 269/MenKes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis.
Jakarta : Depkes RI. 2008.
Eka Desi Purwanti. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dan
karakteristiknya pada pasien rawat inap dewasa non kebidanan di RS Haji
Jakarta. 2012.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2010
Frelita, G., Situmorang, T.J., & Silitonga, D.S. Joint Commission International
Accreditation Standards for Hospitals, 4 th ed. Oakbrook Terrace, Illinois
60181 U.S.A. 2011.
Gregory,et al. Documentation in Practice. Journal of Nursing Management.
Edition 4.Volume 17. 2008.
Gugerty, B. Maranda, et al. Challenges and Opportunies in Documentation of the
Nursing Care Patient, A Report of the Maryland Nursing Workforce
Commision. Baltimore Documentation Work Group
2007.<http://www.mbon.org/commision2/documentation challages.pdf
[diakses 10 Maret 2019]
Hannessy,Hicks, Hilan & Kawonal. The Training and Development needs of
nurses in Indonesia: paper 3 of 3. 2006. https://www.ncbi.nlm.nih.gov