Pura Goa Wijaya Sukun merupakan salah satu dari lima pura yang berada di Kota
Malang, yang merupakan pura teritorial dari Pura Luhur Dwijawarsa yang terletak di daerah
Lesanpuro, Kedungkandang. Pura Goa Wijaya Sukun memiliki jumlah umat sebanyak
sembilan orang yang sebagian besarnya memiliki status seorang janda. Pura Goa Wijaya
memiliki seorang ketua yaitu Pemangku Pura dan pengurus harian yang juga dibantu oleh
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma UM (KMHD UM). Dalam menjalankan aktivitasnya
Pura Goa Sukun melaporkan akuntabilitas keuangan yang dilaporkan oleh Pemangku Pura
setiap bulannya.
2. Siapa yang mengelola atau bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan Pura Goa
Sukun ?
Pengelolaan keuangan harian Pura Goa Wijaya Sukun dilaksanakan oleh pengurus Pura,
sedangkan untuk masalah Keuangan secara keseluruhan dipegang langsung dan
dipertanggungjawabkan oleh Pemangku Pura.
Hal ini dipaparkan langsung oleh Bapak Ruby dalam wawancara berikut :
”Untuk yang bertanggung jawab masalah keuangan harian ya pengurus Pura Goa
Wijaya Sukun, tetapi karena kita tidak mau mengotak-atik masalah keuangan, jadi
diserahkan kepada Pemangku Pura yang nantinya akan melaporkan kondisi keuangan
Pura Goa Wijaya Sukun setiap bulan, apakah itu memang ada saldo, apa minus, yang
jelas akan dilaporkan semuanya, tetapi dalam bentuk laporan lisan, tetapi secara
akuntablenya itu tidak dibuat jadi hanya dilaporkan tanggal sekian, misalkan ada saldo
digunakan dan diambil sekian untuk pembangunan Pura Goa Sukun itu sendiri, tapi
hanya sebatas laporan lisan ke umat yang berjumlah sembilan orang itu tadi”
3. Pendapatan keuangan Pura Goa Wijaya Sukun berasal dari mana saja ?
Pendapatan keuangan Pura Goa Wijaya Sukun berasal dari uang kas pribadi pengurus,
sumbangan dari umat Pura Goa Wijaya Sukun dan bantuan langsung dari Kementerian
Agama Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 30.000.000. Seperti yang sudah dijelaskan di
pertanyaan sebelumnya. Selain itu, pendapatan pura juga berasal dari umat yang
menyumbangkan uangnya setelah ada persembayangan maupun kegiatan yang besar di
pura dan menjadi pemasukan Pura Goa Wijaya Sukun.
b) Liabilitas (kewajiban)
Konsep liabilitas yang sudah diterapkan di Pura Goa Wijaya Sukun yaitu dengan
menerapkan kepercayaan penuh umatnya kepada pengurus dan Pemangku Pura Goa
Wijaya Sukun dan bersikap saling terbuka apa adanya atas berbagai keadaan yang
terjadi. Misalnya : keadaan dari laporan keuangannya.
c) Pertanggungjawaban
Para pengurus dan pemangku pura Goa Wijaya Sukun memberikan tanggung jawab
atas tugasnya dengan membuat laporan pertanggungjawaban setiap akhir bulan untuk
selanjutnya disampaikan secara lisan oleh Pemangku Pura kepada umat Pura Goa
Wijaya Sukun yang berjumlah 9 orang tersebut. Informasi ini disampaikan oleh
Bapak Ruby dalam kutipan wawancara berikut :
”Untuk yang bertanggung jawab masalah keuangan harian ya pengurus Pura
Goa Wijaya Sukun, tetapi karena kita tidak mau mengotak-atik masalah keuangan,
jadi diserahkan kepada Pemangku Pura yang nantinya akan melaporkan kondisi
keuangan Pura Goa Wijaya Sukun setiap bulan”
d) Responsivitas (Responsif)
Pengurus Pura Goa Wijaya Sukun melakukan responsivitas dengan memberikan
kepercayaan penuh kepada umat Pura Gua Wijaya Sukun bahwa mereka benar-benar
memperhatikan kesejahteraan umatnya, dengan cara salah satunya tidak akan
melakukan kecurangan dan penggelapan uang di dalamnya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bapak Ruby dalam kutipan wawancara berikut :
“Jadi ya karena memang umat yang sembilan orang ini sebagian besar janda
semua dan tidak memiliki penerus jadi beliau-beliaunya itu sangat mempercayai kita.
Jadi nggak mungkin lah dengan sembilan orang kita menggelapkan uang 100 ribu,
200 ribu atau berapapun. Jadi apa yang kita dapat dari umat ya itu yang kita
laporkan seperti itu sih”
6. Apakah di Pura Goa Wijaya Sukun memiliki kegiatan-kegiatan yang menggunakan dana
dari pura sendiri ?
Setiap kegiatan yang dilaksanakan di Pura Goa Wiajaya Sukun sesuai dengan dana yang
ada, tidak di paksakan. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan umat, karena
pemasukan di Pura Goa Wijaya Sukun sendiri tidak banyak jadi setiap kegiatan
dilaksanakan sesuai kemampuan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bapak Ruby dalam kutipan wawancara berikut:
“Kalo kita sih punya kegiatan yang juga hari-hari Suci kita seperti Persembayangan
Purnama, Persembanyangan Tilem,Persembayangan hari raya Saraswati, Pagerwesi,
Galungan, Kuningan, tetap sama semua wilayah yang ada di kota sama-sama
melakukan itu semua. Cuman ya itu tadi, kegiatan upacaranya sesuai dengan
kemampuan kita masing-masing, tingkatan upacaranya, jadi kalau misalkan kita Cuma
bisa mempersembahkan satu buah, ya cuman satu buah itu aja, kalo bisa
mempersembahkan bebanten yang besar ya itu yang digunakan, jadi tergantung
kemampuan, jadi tidak harus dipaksa hari raya itu buatnya harus seperti ini, seperti itu,
nggak”
7. Apakah setiap kegiatan yang dilaksanakan di Pura Goa Wijaya Sukun mempunyai
laporan pertanggungjawaban ?
Kegiatan yang dilaksanakan di Pura Goa Wijaya Sukun tidak semua dibuatkan laporan
pertanggungjawaban, hanya kegiatan yang berskala besar saja yang dibuatkan laporan
pertanggungjawaban secara tertulis atau formal. Karena kegiatan yang berskala kecil dan
tidak memiliki panitia hanya dilaporkan secara lisan saja kepada umat pura.
Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Ruby dalam kutipan berikut :
“Tapi kalo misalkan untuk kegiatan-kegiatan besar kita memang punya
laporan pertanggungjawaban seperti Biodalam, ulang tahun pura gitu kita kan menggali
dana bukan dari umat yang dari Sukun saja tapi di kota Malang melalui rekom PHD
kota, itu biasanya kita laporkan laporan itu ke Majelis kita, PHD kota. Jadi umat juga
tau bahwa uang masuk sebesar sekian digunakan untuk pengeluaran belanja bebanten,
kemudian untuk pujian kepada para sulinggih, itu semuanya terpapar di situ semua,
Pertanggungjawabannya dibuat oleh panitia Biodalam”
9. Apakah kegiatan yang dilaksanakan di Pura Goa Wijaya Sukun memakai dana pura
sendiri atau ada donatur yang membantu pelaksanaan kegiatan tersebut ?
Penggunaan dana untuk kegiatan tergantung dari besar atau kecilnya acara tersebut,
karena kalau acaranya cukup besar para panitia acara dan pengurus Pura akan mencari
uang atau dana tambahan dari Umat Hindu lain yang berada di Kota Malang. Karena
Pura Goa Wijaya Sukun termasuk pura yang kecil sehingga membutuhkan bantuan dari
umat hindu lain di Kota Malang jika melaksanakan kegiatan yang skala nya cukup besar,
dan begitu juga jika ada pura lain yang skala nya sama kecilnya dengan Pura Goa Wijaya
Sukun karena lima pura yang terdapat di Kota Malang saling berkaitan atau saling
membantu jika ada yang membutuhkan bantuan.
Seperti yang dijelaskan Bapak Ruby dalam kutipan wawancara berikut :
“He eh, jadi gini misal contohnya di Pura Sukun gitu ya, ada acara ulang
tahun pura, karena disitu umatnya sedikit jadi kita minta donatur umat di Kota, jadi saya
langsung datang ke rumah beliaunya dengan membawa proposal dan ada rekom dari
Majelis Kota kemudian yang namanya orang maturan kan tergantung hati nurani gitu
yah, itu nanti beliau yang ngisi sendiri listnya. Jadi kita cuman merekap dan
menyetorkan ke panitia atau bisa meminta bantuan anak KMHD UM untuk melakukan
donasi. Jadi kita sama-sama ngayah, istilahnya kerja baktilah sama-sama”
STUDI ETNOGRAFI
“PROSES AKUNTABILITAS KEUANGAN DI PURA GOA WIJAYA SUKUN ”
Disusun Oleh :
Novela Netty Parahita NIM (170422620669)
Riya Ismiati NIM (170422620584)