Anda di halaman 1dari 28

ASISTEN:NUR ANNISA

PARAMETER BIOLOGI (PLANKTON DAN PERIFITON)

HERLIZA KHAIRANI SAHPUTRI


1804111613
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
SELASA/4/3

LABORATORIUM EKOLOGI DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala berkat dan rahmatnya, sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan hasil praktikum Ekoper yang

berjudul “Parameter Biologi (Plankton dan Perifiton)”

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum

Ekoper dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

praktikum Ekoper selanjutnya.Penulis mengucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Ekoper dan

asisten dosen yang telah memberikan pengarahan selama

melaksanakan praktikum ini.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis

menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat mendukung dari semua pihak untuk

kesempurnaan laporan berikutnya. Semoga laporan bisa

bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru , April 2019

Herliza Khairani S
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ................................ i

DAFTAR ISI ..................................... ii

DAFTAR TABEL ................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................ iv

I. PENDAHULUAN ................................. 1
1.1. Latar belakang ....................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................... 3

III. METODELOGI PRAKTIKUM ...................... 9


3.1. Waktu dan Tempat ..................... 8
3.2. Alat dan Bahan ....................... 8
3.3. Metode Praktikum ..................... 8
3.4. Prosedur Praktikum ................... 9
3.5. Analisis Data ........................ 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................... 12


4.1 Hasil ................................. 12
4.2 Pembahasan ............................ 14

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................ 17


5.1 Kesimpulan ............................ 17
5.2 Saran ................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................. 18

LAMPIRAN ....................................... 20
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.Nilai Kelimpahan Plankton .................... 12


2.Nilai Kelimpahan Plankton .................... 13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan bahan praktikum....................... 21


2. Hasil pengamatan dibawah mikroskop............. 22
3. Dokumentasi.................................... 23
I. PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang

Permukaan bumi secara umum terdiri atas bagian

daratan dan bagian perairan. Kemudian bagian perairan ini

dibedakan lagi menjadiperairan umum dan perairan laut.

Secara keseluruhan kedua habitat perairan ini sangat

menentukan kehidupan manusia karena menyentuh ke segala

aspek.

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk

hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk

hidup. Maka dari itu perlu adanya pengukuran kualitas

suatu perairan guna mengetahui apakah suatu perairan

layak untuk di manfaatkan atau tidak, pengukuran tersebut

dilakukan dengan berbagai parameter,baik itu parameter

fisika, kimia maupun biologi.

Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kualitas air

dengan menggunakan parameter biologi yaitu dengan

menganalisis jumlah kelimpahan plankton dan perifiton

pada suatu perairan.

Perairan yang dimaksud disini adalah perairan di

waduk FPK Universitas Riau.


2

Plankton dapat dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal, ukuran

dll. Pengelompokkan plankton yang paling umum didasarkan

pada cara makannya. Berdasarkan cara makan plankton dapat

dibedakan menjadi saproplankton, fitoplankton, dan

zooplankton. Di perairan, peran plankton tersebut sangat

penting. Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang,

plankton dapat berfungsi sebagai pakan alami yang ramah

lingkungan. Plankton juga dapat digunakan sebagai

indikator kesuburan perairan.

1.2. Tujuan Praktikum.

Adapun tujuan dari praktikum mengenai Parameter

Biologi (Plnkton dan Perifiton) adalah agar mahasiswa

dapat memahami pengaruh dari organisme tersebut pada

suatu perairan serta mengetahui keragaman jenisnya.

Manfaat dari praktikum bisa di aplikasikan kedalam

penilitian lainnya seperti pengukuran kualitas suatu

perairan dan bahan bagi mahasiswa untuk menganalisa

plankton dan perifiton tersebut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Plankton

Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai

arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus

laut.Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di

mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau

berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat

melawan arus.Plankton adalah setiap organisme hanyut (

hewan, tumbuhan, archaea, atau bakteri ) yang menempati

zona pelagik samudera, laut, atau air tawar. Plankton

ditentukan oleh niche ekologi mereka dari pada taksonomi

filogenetik atau klasifikasi.Mereka menyediakan sumber

makanan penting yang lebih besar, lebih dikenal organisme

akuatik seperti ikan dan cetacea. Meskipun banyak spesies

planktik ( atau bagian plankton lihat di Terminologi )

berukuran mikro dalam ukuran, plankton termasuk organisme

meliputi berbagai ukuran, termasuk organisme besar

seperti ubur-ubur (Purnama, A, A, 2011).

Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi

empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton,

bakterioplankton, dan virioplankton. (Irwanto. 2006).


4

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah

tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut.

Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh

mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm

(1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu

bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.

Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan

yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam

laut.Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga

keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya.

(Irwanto. 2006).

Fitoplankton merupakan organisme autotrof utama

dalam kehidupan di laut. Melalui proses fotosintesis yang

dilakukannya, fitoplankton mampu menjadi sumber energi

bagi seluruh biota laut melalui mekanisme rantai makanan.

Walaupun memiliki ukuran yang kecil namun memiliki jumlah

yang banyak sehingga mampu menjadi pondasi dalam piramida

makanan di laut (Sunarto 2008).

Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya

tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan

inorganik,. Zooplankton merupakan anggota plankton yang

bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari

bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir


5

seluruh filum hewan. Zooplankton merupakan komponen

penting dalam ekosistem perairan (Thoha 2007 dalam

Firman dkk. 2012).

Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai

plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun

banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting

dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la

mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya

< 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak

mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesi.

Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai

plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari

0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama

bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang

(Irwanto. 2006).

Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang

sangat kecil kingga yang besar. Dulu orang menggolongkan

plankton dalam tiga kategori berdasarkan ukurannya.

Plankton jaring (netplankton) plankton yang dapat

tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size)

berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton

berukuran lebih besar dari 20 ,um.Nanoplankton plankton

yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um.


6

Atau berukuran 2-20 ,um. Ultrananoplankton plankton yang

berukuran lebih kecil dari 2 µm. ( Azkab, H, M,2010)

Penyebaran plankton di dalam air tidak sama pada

kedalaman yang berbeda. Tidak samanya dengan penyebaran

plankton dalam badan air disebabkan adanya perbedaan

suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya, dan fator-faktor

abiotik lannya. Sehubungan dengan itu maka pengambilan

contoh dan pengukuran kepadatan populasi plankton di

suatu badan air dilakukan pada beberapa kadalaman.Untuk

fiytoplanlton, pengmbilan contoh dan pengukuran kepadatan

populasi dilakukan sampai kedalamn dimana cahaya sampai

di lapisan tersebut (Nontji 2005).

2.2. Perifiton

Perifiton dapat tumbuh pada substrat alami dan

buatan. Berdasarkan substrat menempelnya, perifiton

dibedakan atas epilithic (perifiton yang tumbuh pada

batu), epipelic (perifiton yang tumbuh pada permukaan

sedimen), epiphytic (perifiton yang tumbuh pada batang

dan daun tumbuhan), dan epizoic (perifiton yang tumbuh

pada hewan) (Widdyastuti, 2011).

Komunitas perifiton berpotensi sebagai indikator

ekologis karena perifiton berperan penting sebagai

produsen utama dalam rantai makanan, dapat bertahan pada


7

perairan dengan kecepatan arus yang besar, dan kebanyakan

jenis-jenis perifiton dapat bersifat sensitif atau

toleran terhadap pencemaran, baik terhadap pencemaran

organik maupun logam berat (Sitompul, 2000).

Menurut Graham dan Wilcox(2000), peranan perifiton

di perairan tergenang lebih rendah dari fitoplankton,

sedangkan di perairan mengalir, peranan perifiton lebih

besar,kecuali di perairan yang keruh.

Biggs dan Kilroy (2000) menyatakan bahwa genus

Nitzschia sp.,Navicula sp dan Gomphonema sp. merupakan

perifiton yang memiliki sifat toleran terhadap bahan

pencemar organik. Faktor-faktor yang membatasi

produktivitas primer perifiton diperairan di antaranya

adalah intensitascahaya matahari, suhu, unsur hara dan

biomassa perifiton (Madubun, 2008).

Pengukuran produktivitas perifiton lebih sulit

daripada fitoplankton yang relatif homogen. Perifiton

sangat merekat erat dengan substrat mereka

sehinggapemisahan perifiton yang menempel di batuan

topografi yang permukaannya tidakteratur atau daun yang

rapuh akan sulit dilakukan. Oleh karena itu

penggunaansubstrat buatan seringkali dilakukan untuk

pengamatan kolonisasi perifiton (Azim et al., 2005).


III. METOELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Ekologi Perairan mengenai Parameter

Biologi (Plankton dan Perifiton) dilaksanakan pada

selasa, 26 Maret 2019 pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul

17.00 WIB bertempat di Waduk FPK UNRI dan di Laboratorium

Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan UNRI, Kampus

Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini

seperti pipet tetes, Objek Glass, Cover glass(ukuran 22mm

x 22mm),mikroskop binokuler plankton dan tisu untuk

praktikum di Lab. Ekoper. Sedangkan alat yang digunakan

pada praktikum lapangan yang berlokasi di Waduk FPK UNRI

adalah, Plankton Net, botol sampel, ember ukuran 5 liter,

pipet tetes, Nampan, sikat,corong plastic, penyemprot,

dan penggaris.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air

sampel, larutan Lugol, dan aquades, substrat.

3.3. Metodelogi Praktikum

Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini

adalah langsung ke lokasi untuk mengambil sampel serta


9

melakukan pengukuran dengan diikuti analisis data secara

in situ dan eksitu.

Adapun bebrapa metode lain yang digunakan dalam

praktikum ini yaitu Metode yang digunakan dalam praktikum

ini adalah metode filtrasi/ penyaringan menggunakan

Plankton Net untuk pengambilan sampel plankton, semantara

untuk pengambilan sampel perifiton menggunakan metode

pengerikan pada substrat.

3.4. Prosedur Praktikum

Pengambilan sampel plankton menggunakan metode

filtrasi yaitu dengan menyaring air sampel sebanyak 25L

dengan menggunakan ember ukuran 5L dengan pengulangan

sebanyak 5 kali, air sampel dimasukan kedalam Plankton

Net yang sebelum nya sudah di rangkai(mulai dari mulut,

penyaring, penyumbat hingga ke penampung nya) kemudian

buka penyumbat dan masukan air sampel yang telah di

saring ke dalam botol sampel sebanyak 125 ml.

Kemudian untuk dilanjutkan dengan pengambilan sampel

perifiton dengan terlebih dahulu menentukan substrat yang

ingin di ambil sampel nya, pada praktikum ini batu yang

ditemukan di waduk dipilih sebagai substra yang akan

diambil sampel perifiton nya, kemudian lakukan pengukuran

terhadap permukaan substrat(batu), dan dilanjutkan dengan


10

proses meletakan substrat diatas nampan dan melakukan

pengerikan dengan menggunakan sikat sambil sesekali

disemprot dengan aquades, pengerikan dilakukan menyeluruh

dan satu arah. Kemudian sampel yang terkumpul di dalam

nampan di masukan ke botol sampel dengan menggunakan

corong plastic untuk mencegah tumpahnya air sampel yang

berisi perifiton.

Selanjutnta kedua Sampel tersebut di bawa ke

Laboratorium untuk dilakukan pengamatan langsung di bawah

mikroskop guna memudahkan proses identifikasi jenis

plankton dan perifiton.

Selanjutnya data hasil identifikasi di catat dan

kemudian dilakukan proses perhitungan kelimpahan plankton

dan perifiton.

Untuk mengidentifikasi jenis plankton yang ada

menggunakan alat dan bahan berupa pipet tetes, mikroskop,

kaca gelas, penutup kaca gelas dan sampel. Pipet tetes

di gunakan untuk mengmbil sampel dengan satu tetes di

letekan di kaca gelas lalu di tutup dengan menggunakan

penutup kaca gelas. Setelah itu sampel yang ada pada kaca

gelas di letakan diatas meja mikroskop dengan menggunakan

pembesaran empat puluh kali (40x). kemudian amatilah


11

sampai mendapat lapang pandang agar jenis plankton dapat

di ketahui.

Pada penggunaan Mikroskop untuk menghitung jenis

plankton yang ada menggunakan lapangan pandang dengan

tiga baris dan empat kolom. Pada setiap kolom dan baris

kami menemukan satu atau dua jenis yang ada, begitu pula

di kolom berikutnya. Prosedur ini berlaku juga pada

proses pengamatan perifiton di bawah mikroskop.

3.5. Analisis Data

Data hasil identifikasi plankton dan perifiton di

laboratorium dicatat di dalam buku praktikum dalam bentuk

tabel kemudian di analisis secara deskriptif dan

selanjutnya dibahas dengan mencantumkan literatur yang

berkaitan dengan pembahasan di dalam praktikum kemudian

disimpulkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berikut data hasil pengamatan parameter biologi

(Plankton dan Perifiton):

Tabel 1. Perhitungan Nilai Kelimpahan dan Nilai

Indeks Keragaman Plankton.

Kelimpa
No Juml
Nama Jenis han(ni Pi= pi
ah log pi Log2pi
) ni/N Log2pi
1. Corulla 3 300 0,0731 -1,1360 -3,7737 -0,2758
sp.
2. Scenedesmu 5 500
0,1219 -0,9139 -3,0359 -0,3700
s
cavinatus
3. 3. Tetraspora 10 1000 0,2439 -0,6127 -2,0353 -0,4964
sp.
4. Coelastrum 17 1700 0,4146 -0,3823 -1,2699 -0,5265
Sp.
Vronema 3 300
4 5. 0,0731 -0,1360 -3,7737 -0,2758
canferrica
lum
6. Tribonema 1 10 0,0243 -1,6143 -5,3625 -0,1303
minus
7. Naviculla 2 200 0,0487 -1,3124 -4,3596 -0,2123
sp.
Total 41 N=3416 0,9995 -7,1076 -23,6106 -2,2871

Nilai Indeks Keanekaragaman, indeks keseragaman dan

indeks dominasi Plankton adalah sebagai berikut:

 Nilai indeks keanekaragaman 𝐻 ′ = − ∑𝑠𝑖=1 𝑝𝑖 log 2 𝑝𝑖


13

𝐻 ′ = −(−2,2871)

𝐻 ′ = 2,2871

 Nilai indeks keseragaman 𝐸 = 𝐻 ′ /𝐻𝑚𝑎𝑥

𝐸 = 2,2871/2,8070

𝐸 = 0,8147

 Nilai Dominasi Indeks 𝐶 = ∑𝑠𝑖=1[𝑛𝑖/𝑁]2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶 = ∑𝑠𝑖=1[𝑝𝑖]2


𝑠

𝐶 = ∑[0,9996]2
𝑖=1

𝐶 = 0,2594

Tabel 2. Perhitungan Nilai Kelimpahan dan Nilai

Indeks Keragaman Perifiton.

No Juml Kelimpa
Nama Jenis Pi= pi
ah han(ni) log pi Log2pi
ni/N Log2pi
1. Closterium 12 1000 0,5216 -0,2827 -0,9391 -0,4898
sp.
2. Scenedesmu 2 250 0,1304 -0,8847 -2,9389 -0,3832
s sp.
3. 3. Naviculla 8 667 0,3479 -0,4585 -1,5231 -0,5298
sp.
Total 22 N=1917 0,9999 -1,1085 -5,4011 -1,4028

Nilai Indeks Keanekaragaman, indeks keseragaman dan

indeks dominasi Perifiton adalah sebagai berikut:

 Nilai indeks keanekaragaman 𝐻 ′ = − ∑𝑠𝑖=1 𝑝𝑖 log 2 𝑝𝑖

𝐻 ′ = −(−1,4028)
14

𝐻 ′ = 1,4028

 Nilai indeks keseragaman 𝐸 = 𝐻 ′ /𝐻𝑚𝑎𝑥

𝐸 = 2,2871/2,8070

𝐸 = 0,8147

 Nilai Dominasi Indeks 𝐶 = ∑𝑠𝑖=1[𝑛𝑖/𝑁]2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶 = ∑𝑠𝑖=1[𝑝𝑖]2


𝑠

𝐶 = ∑[0,9999]2
𝑖=1

𝐶 = 0,41

4.2. Pembahasan

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung


Indeks Keanekaragaman (diversity index) jenis, indeks
keseragaman, dan indeks dominasi dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener :

𝑠

𝐻 = − ∑ 𝑝𝑖 log 2 𝑝𝑖
𝑖=1

Keterangan:
𝐻′ = Indeks Diversitas
𝑃𝑖 = Proporsi spesies ke 𝑖 terhadap jumlah total
𝑛𝑖 = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota 𝑖
𝑁 = Jumlah sel/ekor dari taks biota di dalam sampel
15

Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat


diklasifikasikan sebagai berikut (modifikasi Wilhm dan
Dorris (1968) dalam Mason (1971) :
𝐻′ < 1 : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas
rendah(perairannya tercemar berat)
1 < 𝐻 ′ > 3 : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas
sedang(perairannya tercemar ringan)
𝐻 ′ > 1 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas
tinggi(perairannya belum tercemar)

2. Indeks Keseragaman :
𝐸 = 𝐻 ′ /𝐻𝑚𝑎𝑥
 Menurut Mackentum (1969), untuk pertumbuhan optimal
fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran
0,9-3,5 mg/l dan ortofosfat adalah 0,09-1,80 mg/l.
lebih lanjut dijelaskan Bruno et al., (1979 dalam
Sumardianto, 1995) bahwa kandungan ortofosfat yang
optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 0,27-5,51
mg/l, jika kandungannya kurang dari 0,02 mg/l maka
akan menjadi factor pembatas.
 Menurut Raymont (1980) fosfat merupakan salah satu
unsure penting dalam pertumbuhan dan metabolisame
tubuh Diatom.
 Dikemukakan oleh Effendi (2003) bahwa kisaran suhu
yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di
perairan adalah 200-300 C.
 pH dibutuhkan untuk kebutuhan fitoplankton di perairan
yaitu 6,5-8,0 (Pescod, 1973).
16

 Menurut Sachlan (1972), fitoplankton yang hidup pada


kisaran salinitas diatas 20‰ sebagian besar merupakan
plankton dari kelompok Bacllariophyta.

3. Indeks Dominasi
𝑠

𝐶 = ∑[𝑛𝑖/𝑁]2
𝑖=1

Dengan criteria (Odum, 1971) sebagai berikut :


*D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi dan D
mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi.
dengan :
𝐻′ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
𝐸 = Indeks Keseragaman
𝐶 = Indeks Dominasi Simpson
𝑛𝑖 = Jumlah individu genus ke-𝑖
𝑁 = Jumlah total individu seluruh genera
𝐻𝑚𝑎𝑥 = Indeks keanekaragaman maksimum
(= ln 𝑆, dimana 𝑆 = Jumlah Jenis)
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan nilai 𝐻 ′

berada di antara 1 dan 3 maka ini berarti sebaran

individu sedang (keanekaragaman nya sedang) berarti

perairan tersebut mengalami tekanan (gangguan) yang

sedang atau dapat dikatakan struktur komunitas yang ada

sedang.

Berdasarkan nilai dominasi yang di dapat dari perhitungan

data hasil praktikum didapat kan nilai indeks Dominasi

berada diantara 0 dan 1 ini berarti tidak ada jenis yang

mendominasi dalam perairan tersebut.

5.2. Saran

Demi lancarnya kegiatan praktikum, praktikan harus

memahami terlebih dahulu metode dan cara pemakaian alat

dan bahan yang diperlukan sehingga tidak ada waktu yang

terbuang.Dan dalam pengamatan sampel harus disediakan

waktu yang lebih lama agar praktikan lebih tenang dalam

mengamatinya.
DAFTAR PUSTAKA

Azim, M.E., Verdegem, M.C.J., Van Dam, A.A. and


Beveridge, M.C.M., 2005, Periphyton: Ecology,
Exploitation and Management, CABI Publishing, USA,
hal 73-74.

Azkab, H, M,2010, Bahan Ajar Tentang Planktonologi.


Lembaga Penelitian (LIPI). Jakarta.

Biggs, B. J. F., dan Kirloy, C. 2000. Stream Periphyton


Monitoring Manual. Niwa, Christchurch. New Zealand.

Firman,S. 2012.Kelimpahan Zooplankton Di Perairan Laut


Bangka. Jurnal Karya Ilmiah. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kampus Binawidya.
Pekanbaru.
Graham, L.E dan L.W. Wilcox. 2000. Algae. Prentice Hall,
New York.

Irwanto.2006, Penggolongan Plankton.www.irwantoshut.com.


Yogyakarta.
Madubun, U. 2008. Produktivitas Primer Fitoplankton dan
Kaitannya Dengan Unsur Hara dan Cahaya di Perairan
Muara Jaya Teluk Jakarta. Bogor:Institut Pertanian
Bogor.

Nontji,A.2005.Habitat Dan Penyebaran Plankton. Djambatan.


Jakarta.

Purnama, A, A, 2011, Pengertia Plankton.Program


Pascasarjana.Universitas Andalas.

Sitompul, S. 2000. Struktur Komunitas Perifiton di Sungai


Babon Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro.

Sunarto. 2008. Karakteristik Biologi Dan Peranan


Plankton Bagi Ekosistem Laut. Karya Ilmiah.
Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
19

Widdyastuti, R. 2011. Produktivitas Primer Perifiton di


Sungai Ciampea, Desa Ciampea Udik, Bogor Pada Musim
Kemarau 2010. Skripsi IPB. Bogor.
LAMPIRAN
21

Lampiran 1. Alat dan bahan

Air sampel lugol substrat

tisu kalkulator Objek&cover glass

pipet tetes mikroskop Botol sampel

Plankton net Ember 5L Sikat,nampan,penyem


prot aquades dan
corong plastik
22

Lampiran 2. Hasil pengamatan di bawah mikroskop


23

Lampiran 3. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai