Anda di halaman 1dari 27

Referat

Kontraksi Braxton Hicks

Pembimbing :
Dr. Eddi.Sp.OG

Disusun oleh :
Michaela Vania Tanua!a "##.$%#&.$##'

(EP)*+TER))* (,+*+( (E-+D)*)* D)* ()*D*G)*


/)(,T
)(,T)S (EDO(TER)* *+VERS+T
*+VERS+ T)S (R+STE* (R+D) 0)1)*)
0)1)*)
PER+ODE 2 )PR+, $%#3 4 #% 5*+ $%#3
RS) DR ES*)0)* )*T)R+(S) 5)()RT)
 Braxton Hicks Contraction adalah 6ontra6si palsu !ang teradi saat rahim mengencang dan
mengen
mengendu
durr lagi
lagi secara
secara tida6
tida6 beratu
beraturan
ran77 rasan!a
rasan!a men!er
men!erupa
upaii 6ram
6ram menstru
menstruasi.
asi. Braxton
 Braxton Hicks
Contraction sudah
Contraction sudah teradi sea6 minggu 6e89 6ehamilan7 tapi biasan!a baru dirasa6an )nda pada
a6hir masa
asa 6ehami
amilan
lan. -eberapa ada !ang tida6 pernah merasa
rasa6
6an Braxton Hicks
Contraction sela
selam
ma masa
asa 6eham
ehamil
ilan
an77 sem
sementa
entara
ra lain
lainn
n!a men
mendapa
dapat6
t6an
an Braxton
 Braxton Hicks
Contraction dengan
dengan fre6uen
fre6uensi
si !ang
!ang sema6i
sema6in
n sering
sering saat mende6
mende6ati
ati masa melahir
melahir6an
6an.. -ah6an
-ah6an
6adang Braxton
6adang Braxton Hicks Contraction n!aris tida6 bisa dibeda6an dengan 6ontra6si asli.

-raton
-raton ;ic6s 1ontraction
1ontraction atau ;is Palsu 8 Sebelum
Sebelum menemui
menemui tanda8tanda
tanda8tanda persalinan
persalinan !ang
sesungguhn!a7 mung6in a6an berhadapan dengan n!eri persalinan palsu !ang di6enal
di6enal dengan nama
6ontra6si -raton ;ic6s atau his palsu. ;al ini merupa6an cara tubuh anda mempersiap6an diri
untu6 menghadapi tanda8tanda persalinan !ang ses ungguhn!a.

 6ontra6si !ang dirasa6an merupa6an tanda8tanda persalinan !ang sesungguhn!a7 bedan!a . / "false'
labour untu6 6ontra6si braton hic6s sedang6an T "true' labour
labour untu6 6ontra6si persalinan.
#. Sebera
Seberapa
pa serin
sering
g 6ont
6ontra6
ra6si
si tera
teradi
di
 /: 6ontra6si tida6 beraturan dan ara6n!a tida6 sema6in mende6at.

 T: 6ontra6si teradi dalam inter<al !ang teratur dan sema6in lama ara6n!a sema6in de6at.
$. 6ontra
6ontra6si
6si berh
berhenti
enti 6eti6a
6eti6a berger
bergera6 
a6 
 / : 6ontra6si mung6in berhenti 6eti6a bergera67 beristirahat ataupun merubah posisi tubuh.

 T : 6ontra6si terus berlangsung 6eti6a bergera67 beristirahat7 ataupun merubah posisi tubuh.
2. Sebe
Sebera
raba
ba 6ua
6uatt 6ont
6ontra
ra6s
6sii
 / : 6ontra6si biasan!a lemah dan tida6 bertambah 6uat7 atau mung6in a=aln!a 6uat namun
 berangsur8angsur melemah.
 T : 6ontra6si terus8menerus bertambah 6uat.
>. bagi
bagian
an man
manaa meras
merasa6
a6an
an sa6
sa6it
it
 / : 6ontra6si biasan!a han!a terasa di perut atau panggul saa.

 T : 6ontra6si terasa mulai dari punggung bagian ba=ah menalar 6e perut7 atau sebali6n!a.

Etiologi
Tuuan utama dari 6ontra6si adalah mempersiap6an otot8otot uterus untu6 6ontra6si seati dan untu6 
menelang persalinan. Pada 6ontra6si seati7 selain mempengaruhi uterus7 6ontra6si tersebut a6an
mempengaru
mempengaruhi
hi cer<i sehingga ser<i menadi
menadi memende6
memende6 dan meregang menelang
menelang persainan.
persainan.
Sedang6an pada 6ontra6si -raton his hal tersebut tida6 teradi.
Terdapat beberapa hal !ang menadi pemicu timbuln!a 6ontra6si -raton ;is:
). Dehidrasi
Dehidrasi dapat membuat spasme pada otot sehingga menimbul6an 6ontra6si. Penanganan
dehidrasi !ang ade6uat dapat mereda6an 6ontra6si -raton ;is.
-. )6ti<itas seperti olahraga7 beralan atau belari
1. Mengang6at beban !ang berat
D. -a!i dalam 6andungan !ang sangat a6tif bergera6 
E. Sentuhan pada )bdomen
/. -erhubungan se6sual
G. /ull -ladder 
;. Stres !ang berlebihan

(elahiran ba!i prematur dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas perinatal7 di negara mau
seperti )meri6a Seri6at dan +nggris persalinan prematur adalah pen!ebab tertinggi ang6a morbiditas
dan mortalitas perinatal7 dimana 6ompli6asi !ang dia6ibat6an oleh persalinan pretem lebih dari #%?
dari seluruh 6ehamilan oleh 6arena itu persalinan prematur merupa6an hal !ang patut mendapat
 perhatian 6husus mengenai penatala6sanaann!a disamping upa!a pencegahann!a. #8##

Tuuan penanganan persalinan dan 6elahiran prematur adalah untu6 mencegah dan menghenti6an
teradin!a 6ontra6si uterus dengan obat8obatan to6oliti6 sampai 6ehamilan seaterm mung6in atau
sampai anin mempun!ai maturitas paru !ang dinggap cu6up mampu untu6 hidup di luar 6andungan.
0alaupun 6emung6inan obat to6oliti6 han!a berhasil sementara7 tetapi penundaan ini penting untu6 
memberi6an 6esempatan untu6 pemberian 6orti6osteroid untu6 merangsang pematangan paru8  paru.#8
27&

Pemberian to6oliti6 untu6 mencegah teradin!a persalinan prematur menimbul6an masalah


seperti 6apan saat memulai pemberian to6oliti67 apa6ah to6oliti6 sudah dapat diberi6an begitu ada
tanda8tanda teradin!a 6ontra6si uterus sebelum 6ehamilan aterm =alaupun belum dapat dibeda6an
apa6ah ini 6ontra6si !ang memang suatu 6ontra6si !ang menandai suatu persalinan atau han!a
6ontra6si palsu.27&79

Dengan demi6ian pema6aian to6oliti6 masih merupa6an alan terbai6 untu6 menunda persalinan
 prematur termasu6 menurun6an ang6a morbiditas dan mortalitas perinatal. Pemilihan obat8obatan
to6oliti6 golongan mana !ang a6an diguna6an haruslah didasar6an pada efisiensi obat7 6eamanan
terhadap ibu dan anin serta pengetahuan !ang elas tentang suatu preparat !ang a6an diguna6an. @7##

II. MEKANISME KERJA OBAT-OBAT TOKOLITIK 

-erbagai macam obat telah diguna6an untu6 mene6an 6ontra6si uterus7 termasu6 di dalamn!a  β 
agonis, calcium channel blockers, prostaglandin synthetase inhibitor, magnesium sulfat, antagonis
receptor oxytocin.#827A8#27#&7#37$#7$>

(alsium pada sel m!ometrium berasal dari intraseluler maupun e6straseluler dimana sebagian besar 
6alsium !ang diguna6an sel m!ometrium untu6 ber6ontra6si berasal dari 6onsentrasi 6alsium
intraseluler. Pening6atan 6alsium intraseluler dari berbagai macam me6anisme !ang berbeda dan
 beri6atan dengan calmodulin dan memulai a6ti<asi dari calcium-dependent myosin light chain kinase
(CDM!"#

#
Me6anisme 6era dari obat8obat tersebut dapat dilihat pada gambar di ba=ah ini :
Sub grup dari obat8obat to6oliti6 be6era dengan cara !ang berbeda8beda untu6 menghambat
teradin!a 6ontra6si uterus7 ini teradi melalui me6anisme persalinan !ang spesifi6 "antagonis
o6sitosin7 penghambat prostaglandin' atau melalui a6si non spesifi6 pada 6ontra6tilitas sel "B agonis ,
magnesium sulfat dan penghambat 6alsium'. #

III. INDIKASI PENGGUNAAN TOKOLITIK 

Persalinan prematur merupa6an pen!ebab utama dari morbiditas dan mortalitas perinatal. Obat8obat
to6oliti6 sangat efe6tif dalam menurun6an ang6a persalinan !ang sepertin!a a6an teradi dalam$>
sampai >A am7 tetapi tida6 a6an menurun6an seluruh resi6o a6ibat persalinan prematur. $7#&7$#

Pertimbangan untu6 memberi6an terapi to6oliti6 pada =anita !ang pernah mengalami persalinan
 prematur 6eti6a ada perlun!a untu6 menunda persalinan prematur seperti : $7#&7$#
#. 6eti6a a6an meruu6 pasien 6e tempat ruu6an untu6 lebih mendapat6an pela!anan !ang
sempurna.
$. untu6 pemberian terapi 6orti6osteroid selama >A am untu6 pematangan paru.

I. RASIONALISASI PENGGUNAAN TOKOLITIK 

Dalam usaha untu6 mencegah 6elahiran prematur dan se6uelen!a7 6linisi !ang mera=at persalinan
 prematur harus tetap mengingat resi6o dan 6ompli6asi dari terapi to6oliti6. Pengalaman dengan obat8
obatan ini telah mengaar6an 6ita bah=a obat ini harus diguna6an secara hati8hati dan han!a dengan
 pasien !ang mengalami persalinan prematur. Poin8poin penting untu6 diingat dalam penggunaan
rasional terapi to6oliti6 antara lain: #>

#. Pasti6an pasien benar8benar mengalami ancaman persalinan prematur 6arena obat ini merupa6an
obat !ang berbaha!a dan poten. Terapi penurunan 6ontra6si uterus dengan terapi to6oliti6 secara
 parenteral dan oral harus dila6u6an =alaupun ini tida6 menurun6an insiden persalinan prematur 
atau 6elahiran prematur7 dan uga tida6 mening6at6an luaran perinatal. Obat ini uga membuat
ibu dan anin terpapar dengan resi6o8resi6o !ang sebenarn!a tida6 perlu 6arena itu pasti6an
resi6o terapi lebih 6ecil dibanding6an 6euntungann!a.
$. Pasien !ang menerima to6oliti6 harus dia=asi 6etat7 terutama pada saat terapi intra<ena.
Pening6atan mendada6 berat badan harian dapat menadi tanda a=al bah=a pasien mengalami
retensi cairan. +nta6e dan output harus dicatat7 6adar ele6trolit7 glu6osa7 magnesium dan tanda
<ital harus dia=asi 6etat. Tanda8tanda 6linis adan!a edema pulmonal harus dilihat ada tida6n!a
setiap hari.
2. (eseimbangan cairan harus hati8hati dia=asi untu6 mencegah edema pulmonal7 !ang merupa6an
satu dari 6ompli6asi !ang paling serius dan berbaha!a dari terapi to6oliti6. Pasien dengan terapi
intra<ena harus dibatasi cairann!a untu6 mengindari o<erhidrasi. Sebagian besar 6asus edema
 pulmonal bersifat iatrogeni6. Pembatasan cairan harus dila6u6an dengan cermat. 1airan intra
<ena harus berupa ringer la6tat atau larutan normal saline. +nta6e oral dan intra<ena total harus
dia=asi dengan cermat. Menga=asi inta6e cairan total a6an mengurangi resi6o edema pulmonal.
>. Mengetahui 6apan harus menghenti6an to6oliti6. *!eri dada7 nafas pende67 adalah tanda8tanda
6linis edema pulmonal7 dan atau te6anan pada dada7 harus dianggap sebagai indi6asi untu6 
menghenti6an terapi. (eti6a perlu dan memung6in6an7 ruu6 pasien 6e pusat 6esehatan tersier 
 i6a ditemui 6asus diluar tempat tersebut.
&. Den!ut nadi ibu harus diperi6sa hati8hati7 terutama pada pasien !ang menerima obat8obat B8
adrenergi6 agonis parenteral. Den!ut nadi ibu bertahan pada C#$% m merupa6an hal !ang
 berbaha!a dan indi6asi bah=a pasien menerima terlalu ban!a6 obat to6oliti6 dan berada dalam
resi6o !ang signfi6an. *amun7 den!ut nadi !ang 6urang dari A%menit mengindi6asi6an bah=a
 pasien tida6 meng6onsumsi obatn!a atau tida6 cu6up dosisn!a7 atau tida6 lagi efe6tif.
9. Mere6a !ang mera=at pasien8pasien ini harus sangat terbiasa dengan obat8obat to6oliti6 dalam
 umlah !ang terbatas. Me6anisme a6si7 farma6ologi7 dosis7 dan resi6o harus dipahami dengan
 elas tida6 han!a oleh do6ter dan bidan7 namun uga pera=at !ang menangani pasien.
3. +nfe6si dan abruptio plasenta harus dipertimbang6an sebagai pen!ebab persalinan prematur !ang
resisten atau tida6 dapat diela66an. Pada situasi ini7 e<aluasi ultrasonografi !ang rinci harus
diguna6an untu6 memeri6sa anin dan plasenta serta menge<aluasi pematangan paru anin.
A. Penggunaan terapi to6oliti6 pemeliharaan mengguna6an B agonis !ang lama setelah to6oliti6 
intra<ena telah terbu6ti tida6 efe6tif dalam mengurangi insiden berulangn!a persalinan prematur 
atau insiden 6elahiran prematur atau memperpanang inter<al menuu 6elahiran. Penggunaan
obat8obatan to6oliti6 oral !ang lama seperti nifedipin atau terbutalin masih menadi 6ontro<ersi
@. Persalinan prematur !ang dialami oleh sebagian besar pasien dapat di6ontrol melalui terapi
intra<ena dalam =a6tu $>8>A am. saha6an untu6 dapat menghenti6an terapi intra<ena sebisa
mung6in. Pasien dengan dilatasi ser<i6s lanut atau persalinan prematur resisten mung6in
membutuh6an dilanut6ann!a terapi tersebut. Terapi to6oliti6 !ang lama7 bai6 per oral maupun
intra<ena merupa6an hal !ang dapat dila6u6an7 bermanfaat dan aman. *amun pasien harus
diobser<asi 6etat untu6 efe6 samping dan 6aaompli6asin!a.
#%. Pasien sering6ali gagal to6oliti6 dan melahir6an. Pasien !ang melahir6an selagi menerima
terapi to6oliti6 atau segera setelah dihenti6an pema6aiann!a a6an mengalami pening6atan resi6o
untu6 teradin!a perdarahan postpartum men!ang6ut obat !ang diguna6an7 sehingga 6ita harus
siap dengan 6emung6inan atonia uteri.
##. 5i6a pasien diberi6an terapi to6oliti67 ma6a uga diberi6an 6orti6osteroid untu6 mempercepat
 pematangan paru anin.
#$. (eti6a perlu dila6u6an tirah baring untu6 antepartum !ang lama dan ra=at inap untu6 to6oliti67
6enali stress !ang a6an dialami pasien. Pasien ini auh dari 6eluarga7 rumah7 pe6eraan dan ga!a
hidup. Tim perinatal memain6an peranan penting dalam membantu pasien ini menghadapi dan
 beradaptasi terhadap aspe6 psi6ososial dari pera=atan !ang diteriman!a.

. PERANAN ! AGONIS SEBAGAI TOKOLITIK 

)gonis beta merupa6an obat !ang sering diguna6an dan terbu6ti efe6tif menurun6an teradin!a
 persalinan dalam $>7 >A am dan 3 hari terapi dibanding plasebo. B )gonis adalah golongan to6oliti6 
!ang secara stru6tur sama dengan 6ate6olamin endogen7 epinefrin dan nor8epinefrin. Obat ini be6era
dengan merangsang reseptor B
adrenergi6 pada uterus. +souprine adalah obat pertama dari golongan ini !ang diguna6an sebagai
to6oliti6 6urang lebih >& tahun !ang lalu. #7#&

Terbutalin dan Ritodrin se6arang !ang paling ban!a6 diguna6an sebagai to6oliti6 pada golongan
ini di )meri6a Seri6at dibanding6an dengan ;eoprenalin7 /enoterol7 Salbutamol dan lain8lain7
tetapi han!a Ritodrin !ang dire6omendasi6an oleh /D) sebagai to6oliti6 dari golongan ini. #797A7##7#&7#9

A. "ar#akokin$tik 

Metabolisme obat to6oliti6 dari golongan B adrenergi6 agonis ini berbeda dengan 6ate6olamin
endogen. Ritodrin dan Terbutalin die6sresi melalui urin setelah dimetabolisme di hati. #&
Ritodrin dan Terbutalin di6etahui dapat menembus plasenta dengan cepat dan mengindu6si
stimulasi B )drenergi6 pada fetus. (onsentrasi pada fetus F 2%? lebih rendah dibanding dengan
6onsentrasi maternal setelah $ am pemberian secara intra <ena7 tetapi menadi sama setelah periode
!ang lebih lama. Pada pemberian !ang 6onstan melalui intra<ena Ritodrin dan Terbutalin a6an
mencapai dosis terapi dengan =a6tu paruh 98@ menit. Setelah pemberian intra<ena tida6 dilanut6an
=a6tu paruhn!a mening6at mencapai $7& am. Pada pemberian intramus6uler 6onsentrasi optimal
Ritodrin dicapai dalam =a6tu #% menit dan menurun seban!a6 &%? dalam $ am. Terbutalin secara
cepat diabsorbsi dengan pemberian sub6utan %7$&mg dengan =a6tu paruh 3 menit. Pemberian oral
Ritodrin pada ara6 !ang optimal a6an teradi penurunan $%? dalam > am pada 6onsentrasi
 plasma.#&

B. Kontrain%ikasi %an P$n&&'naan K(inik 

Obat to6oliti6 dari golongan B )gonis ini dapat diberi6an melalui parenteral atau oral. Terapi
 pertama 6ali harus melalui intra <ena !ang didasar6an pada puls ibu7 te6anan darah dan a6ti<itas
uterus. -eri6ut adalah 6ontraindi6asi penggunaan to6oliti6 golongan B )drenergi6: 97#%7##7#&7#37#A

Maternal :

 Pen!a6it antung

 Diabetes melitus !ang tida6 ter6ontrol


 PE- dan e6lampsia

 ;ipertiroid

 Perdarahan ante partum

/etal :

 Ga=at anin

 (orioamnionitis

 5anin mati

 +GR  

Pemberian dosis obat haruslah mulai dari dosis ter6ecil dengan pening6atan setiap #&82% menit
sesuai dengan 6eperluan untu6 menghambat 6ontra6si uterus. Den!ut nadi ibu tida6 boleh lebih dari
#2% m dan 6ita harus men!esuai6an dosis to6oliti6 i6a efe6 samping timbul. #&

Ritodrin biasan!a diberi6an intra<ena dengan dosis a=al &%8#%%Hgm dan diting6at6an &%Hgm
setiap #&8$% menit sampai 6ontra6si uterus berhenti7 dengan dosis ma6simum 2&%Hgm. -eberapa
 peneliti telah mengguna6an Ritodrin intra mus6uler dengan dosis &8#% mg setiap $8> am. Terapi oral
!ang dianur6an adalah #% mg setiap $ am atau $% mg setiap > am selama $>8>A am dengan dosis
tida6 boleh melebihi #$% mghari. A7#&
Dosis Terbutalin dianur6an $7&Hgm setiap $% menit sampai 6ontra6si uterus berhenti atau dosis
maimum seban!a6 $% Hgm tercapai. Terbutalin dapat diberi6an sub6utan dengan dosis $&% Hg
setiap 2 am. Terapi oral sudah harus diberi6an seban!a6 $7&8&mg setiap $8> am paling lambat dalam
$>8>A am.A7#&

Setelah ancaman persalinan prematur dapat dihenti6an se6urang86urangn!a # am7 to6oliti6 dapat
diturun6an pada inter<al $% menit sampai dosis efe6tif terendah !ang dicapai dan dipelihara selama
#$ am. 2% menit sebelum menghenti6an
 pemberian terapi intra <ena terapi oral sudah harus diberi6an dan diulang setiap $8> am salama $>8
>A am.A7#&

). E*$k-$*$k T$r+a%a, I'

Efe68efe6 terhadap ibu dan 6ompli6asi86ompli6asi penggunaan terapi B 4 adrenergi6 agonis


 ban!a6 ditemu6an dan lebih sering teradi daripada efe68efe6 terhadap fetus maupun neonatus.
Terdapat informasi !ang bertentangan apa6ah efe68efe6 ini lebih sering teradi pada penggunaan
ritodrin atau terbutalin. Secara umum7 tida6 ada perbedaan efe6 samping antara Ritodrin dengan
terbutalin7 6ecuali bah=a terbutalin oral men!ebab6an perubahan signifi6an pada toleransi glu6osa
ibu7 sedang6an ritodrin oral tida6 menimbul6an efe6 demi6ian. #&

-eri6ut adalah efe68efe6 maternal a6ibat terapi to6oliti6 dengan golongan B8)drenergi6 agonis :
#7A8##7#&7#97#@

/isiologi :

 )gitasi

 Sa6it 6epala

 Mual

 Muntah

 Demam

 ;alusinasi
Metaboli6 :

 ;iperglisemia

 Diabeti6 6etoasidosis
 ;iperinsulinemia

 ;iperla6tasidemia

 ;ipo6alemia

 ;ipo6alsemia

5antung :

 Edema pulmonum

 Ta6i6ardi

 Palpitasi

 ;ipotensi

 Gagal antung

 )ritmia7 dll

D. E*$k T$r+a%a, Janin %an N$onat's

Efe6 fetal B8adrenergi6 agonis lebih 6ecil dibanding efe6 maternaln!a. 0alaupun teradi
 perpindahan obat ini secara cepat melalui plasenta !ang men!ebab6an timbuln!a efe6 fetal dan
neonatal7 6eban!a6an fetus dapat mentoleransin!a tanpa timbul masalah maupun 6ompli6asi. #&

5arang dilapor6an adan!a efe6 signifi6an dan 6ompli6asi B8adrenergi6 agonis terhadap fetus dan
neonatus. Efe6 samping terhadap neonatus paling sering ditemu6an bila ibu mendapat terapi B8
adrenergi6 agonis intra<ena !ang lama dan melahir6an sebelum 6adar obat dalam darahn!a turun.
0alaupun hal ini dulu sering teradi7 namun saat ini sudah arang ditemu6an. #&

-eri6ut adalah efe68efe6 Terhadap /etus dan *eonetus a6ibat terapi to6oliti6 dengan golongan B8
)drenergi6 agonis :#7A7@7##7#&7#9

/etal :

 Ta6i6ardi

 )ritmia

 +s6emi6 otot antung

 ;ipertropi otot antung

 Gagal antung

 ;iperglisemia

 ;iperinsulinemia

 *eonatal :

 Ta6i6ardi

 ;ipo6alsemia

 ;iperbilirubinemia

 ;ipogli6emi

 ;ipotensi
 )ritmia

-elum ada laporan mengenai efe6 terhadap )PG)R s6or. ;al !ang paling penting7 follo= up
 ang6a panang pada ana68ana6 !ang terpapar ritodrin tida6 menunu66an efe6 buru6 terhadap
 pertumbuhan.#&
Penggunaan 6linis beta8adrenergi6 secara luas selama >& tahun belum memasti6an adan!a efe68
efe6 signifi6an terhadap fetus dan neonatus. #&

I. PERANAN OBAT ANTI IN"LAMASI NON STEROID SEBAGAI

TOKOLITIK 

Prostaglandin sebagai salah satu pencetus proses persalinan "6ontra6si uterus' !ang penting ma6a
 para peneliti menganggap bah=a prostaglandin s!nthetase inhibitor dalam hal ini Obat )nti
+nflamasi *on Steroid "O)+*S' dapat diguna6an sebagai to6oliti6. Salah satu obat8obat golongan ini
!ang dapat dipa6ai to6oliti6 adalah

+ndomethacin. #7A7#%7##7#@7$%

A. "ar#akokin$tik 

O)+*S be6era primer sebagai penghambat c!cloo!genase. +ndomethacin adalah obat dari
golongan ini !ang memili6i potensi untu6 diguna6an sebagai to6oliti6. Obat ini dimetabolisme di
hati dan die6s6resi melalui urin. #@
+ndomethacin secara cepat dapat menembus plasenta7 dalam $ am 6adar dalam darah ba!i &%?
dari 6adar dalam darah ibu dan a6an menadi sama dalam 9 am. 0a6tu paruh indomethacin pada
fetus adalah #>73 am !ang lebih lama dibanding pada ibu !ang han!a $7$ am7 hal inilah !ang dapat
menga6ibat6an gangguan hati ada fetus. #@

B. Kontrain%ikasi %an P$n&&'naan K(inik 

+ndomethacin dapat dapat diberi6an peroral atau peranal7 dosis !ang diguna6an sebagai terapi
 pada persalinan prematur adalah #&%82%% mghari7 dengan dosis a=al adalah #%%8$%% mg peranal
atau &%8#%% mg peroral dan 6emudian $&8&% mg setiap >89 am. Setelah pemberian dosis a=al 6adar 
optimal dicapai dalam #8$ am !ang dapat dicapai oleh pemberian dengan cara peranal. #@

+ndomethacin di6ontraindi6asi6an untu6 ibu8ibu !ang menderita 6erusa6an ginal7 hati7 asma7
oligohidramnion7 ul6us pepti6um dan alergi.@8##7#A7#@7$#

). E*$k-$*$k T$r+a%a, I'

-ila dibanding6an dengan magnesium sulfat atau ritodrin7 efe6 samping maternal indomethacin
lebih minimal dan arang teradi. (emung6inan efe6 !ang paling sering teradi adalah iritasi
gastrointestinal termasu6 mual7 sa6it lambung7 heartburn7 dan muntah !ang ber6aitan dengan terapi
oral obat ini. )ntasida dapat membantu bila geala8geala ini teradi. )6an tetapi7 6eban!a6an pasien
dapat mentoleransi indomethacin oral dan han!a mengalami sedi6it efe6 samping. #97#@

(arena aspirin dapat berefe6 pada perdarahan7 ,ent d66 meneliti efe6 pema6aian indomethacin
sebagai to6oliti6 terhadap sistim 6oagulasi ibu7 dan men!impul6an bah=a tida6 ada efe6 terhadap
 proses 6oagulasi. )6an tetapi7 teradi perubahan !ang menonol dan bersifat a6ut pada masa
 perdarahan ibu7 sehingga mening6at6an resi6o teradin!a perdarahan !ang ban!a6 saat persalinan.
-ila seorang =anita melahir6an 6eti6a masih dalam terapi obat tersebut atau i6a mempun!ai
indi6asi fetal maupun maternal untu6 tinda6an operasi7 ma6a do6ter harus memeri6sa =a6tu
 perdarahan dan mengenali adan!a resi6o perdarahan. 0alaupun perdarahan postpartum termasu6 
resi6o maternal7 efe6 samping ini arang teradi 6arena 6adar obat dalam darah menurun dengan
cepat 6eti6a obat dihenti6an. 97##7#A7#@

Terapi indomethacin !ang lama dapat men!ebab6an gangguan fungsi ginaal pada ibu. +ntera6si
serius dapat teradi bila obat diberi6an bersama dengan golongan aminogli6osid. Pemantauan fungsi
ginal dianur6an bila obat !ang potensial nefroto6si6 diguna6an bersamaan atau segera setelah
 penggunaan indomethacin.

0a6tu rata8rata pemulihan fungsi ginal adalah & hari. Timbuln!a insufisiensi ginal a6ut pada ibu
mung6in berhubungan dengan 6ombinasi antara perubahan aliran darah ginal dengan adan!a
restri6si cairan.#@
+ndomethacin !ang diguna6an bersama8sama B blo6er men!ebab6an hipertensi !ang berat pada
ibu. -agaimana me6anisme O)+*S ini men!ebab6an hipertensi tida6 di6etahui7 tetapi perlu hati8hati
dan dihindari pema6aiann!a pada =anita8=anita dengan pree6lampsi. +ndomethacin uga bersifat
antipireti6. Penggunaann!a dapat menutupi demam !ang timbul a6ibat 6orioamnionitis sub6linis.
Perdarahan re6tal dapat teradi a6ibat pemberian berulang indomethacin suppositoria7 terapi oral
setelah dosis a=al dapat mencegah efe6 samping tersebut pada ibu7 sedang6an pemberian sacara
 perre6tal dapat mencegah efe6 samping pada s!stem gastrointestinal pada ibu. Pemberian
indomethacin secara <aginal pada penderita dengan selaput 6etuban !ang masih inta6 sudah
dila6u6an dan tida6 menunu66an timbuln!a 6ompli6asi. 1ara pemberian ini tida6 dianur6an
terutama pada pasien dengan pecahn!a 6etuban sebelum =a6tu. -u6ti e6sperimental pada binatang
 percobaan menunu66an bah=a indomethacin tida6 berefe6 terhadap o6sigenasi fetal atau aliran
darah fetal8maternal. Perfusi uteroplasenta uga tida6 terganggu7 demi6ian pula te6anan darah dan
den!ut antung ibu. Penggunaan indomethacin selama lebih dari 3 hari7 ber6aitan dengan timbuln!a
depresi7 pusing7 dan psi6osis dan sering sa6it 6epala. @7#37#@

D. E*$k T$r+a%a, Janin %an N$onat's

+ndomethacin telah ditemu6an ber6aitan dengan adan!a morbiditas pada ba!i baru lahir7 terutama
 i6a terapi to6oliti6 tida6 berhasil dan ba!i dilahir6an prematur atau obat diguna6an lebih dari $ hari.
,aporan8laporan ini dan lainn!a menunu66an bah=a bila terapi indomethacin ini melebihi >A am7
ma6a teradi pening6atan resi6o bagi neonatus untu6 mengalami entero6olitis ne6roti6ans7
 perdarahan intra<entri6uler7 pening6atan resi6o displasia bron6hopulmoner7 gagal napas7 disfungsi
ginal7 dan insiden !ang lebih tinggi untu6 teradin!a penutupan du6tus arteriosus !ang dini a6ibat
indomethacin setelah lahir. (onstri6si du6tus arteriosus7
oligohidramnion7 merupa6an efe6 samping !ang paling serius ber6aitan dengan penggunaan obat
ini.#7@7##7#A8$%

+ndomethacin telah dicurigai men!ebab6an 6onstri6si du6tus arteriosus fetal7 6onstri6si parsial
du6tus a6ibat indomethacin belum dido6umentasi6an oleh beberapa peneliti7 =alaupun penelitian
!ang lain telah menemu6an 6eadiann!a !ang tern!ata cu6up sering mende6ati &%?. (onstri6si
du6tus pada neonatus bersifat re<ersibel dan a6an hilang bila terapi indomethacin dihenti6an.
Sema6in ban!a6 bu6ti !ang menunu66an bah=a 6onstri6si du6tus arang teradi sebelum 2>
minggu7 tetapi fre6uensin!a mening6at seiring bertambahn!a usia 6ehamilan. 0alaupun dosis efe6tif 
ter6ecil !ang diguna6an7 6onstri6si du6tus tida6 bergantung pada 6adar obat dalam serum fetal.
Penutupan prematur du6tus arteriosus dapat men!ebab6an hipertensi pulmonal primer pada neonatus
!ang dapat bera6ibat fatal.#7#@

-ila persalinan teradi dalam >A am sea6 pemberian indomethacin atau terapi melebihi >A
 am7 a6an men!ebab6an pening6atan resi6o morbiditas neonatal. +ndomethacin dan penghambat
sintetase prostaglandin lainn!a termasu6 +buprofen bersifat mela=an efe6 hambatan prostaglandin
terhadap hormon antidiureti6 !ang a6an menga6ibat6an ber6urangn!a urin output anin dan <olume
cairan amnion. Obat ini dapat 6urang atau sama efe6n!a terhadap 6onstri6si du6tus dan <olume
cairan amnion. #7#A7#@

Sama seperti seluruh obat !ang diberi6an pada ibu7 ahli neonatologi dan do6ter ana6 harus
=aspada terhadap ba!i baru lahir !ang terpapar dengan indomethacin dan harus dipertimbang6an
efe6 obat terutama pada ba!i prematur. (arena resi6o utama !ang berupa hipertensi pulmonal pada
 ba!i baru lahir setelah to6oliti6 indomethacin mening6at dengan terapi !ang memanang7 tampa6n!a
 bia6sana untu6 membatasi penggunaann!a hingga $>8>A am untu6 menghindari atau mengurangi
insiden 6ompli6asi !ang teradi pada anin dan neonatus. 5uga dire6omendasi6an bah=a terapi han!a
terbatas pada usia 6ehamilan 2$82> minggu. #7#@

E. OAINS Lain S$a&ai Toko(itik 

Seperti !ang 6ita 6etahui O)+*S be6era primer sebagai penghambat c!cloo!genase "1OI'
!ang mempun!ai $ tipe !aitu 1OI8# dan 1OI8$. +ndomethacin adalah O)+*S !ang be6era pada
6edua tipe ini.#7$$
Pada manusia pening6atan 6adar 1OI tipe $ di!a6ini lebih berma6na terhadap teradin!a
 persalinan prematur dibanding 1OI tipe #. @7$2 1ontoh obat8obat !ang dapat diguna6an sebagai
to6oliti6 dari golongan ini adalah *imesulid dan 1elecoib. #7 $$

 *imesulid dapat dipa6ai sebagai to6oliti6 tetapi uga dapat men!ebab6an teradin!a gagal
ginal stadium a6hir pada manusia sehingga hal inilah !ang membatasi penggunaann!a. $$
Sedang6an celecoib dengan dosis &%7 #%7 # mg6gbb dapat diguna6an sebagai to6oliti6 !ang
dapat menunda persalinan dibanding6an tanpa celecoib dengan efe6 samping penutupan dini dari
du6tus arteriosus !ang lebih 6ecil dibanding indomethacin. $$

II. PERANAN MAGNESIUM SUL"AT M&SO /0 SEBAGAI TOKOLITIK 


MgSO> sudah lama di6enal dan dipa6ai sebagai anti 6eang pada penderita pree6lamsia sebagai
anti 6eang !ang uga bersifat sebagai to6oliti6. Di )meri6a Seri6at obat ini dipa6ai sebagai obat
to6oliti6 utama 6arena murah7 mudah cara pema6aiann!a dan resi6o terhadap sistem 6ardio<as6uler 
!ang rendah serta han!a menghasil6an efe6 samping !ang minimal terhadap ibu7 anin dan neonatal.
(erugian terbesar !ang signifi6an dari penggunaan magnesium sulfat sebagai obat to6oliti6 adalah
harus diberi6an secara parenteral. ;all "#@&@' pada pengamatann!a menemu6an teradin!a hambatan
6ontra6si uterus hampir 6omplit pada 6adar serum MgSO > antara A8#% mEJl. Rusu "#@99' adalah
orang pertama !ang mema6ai MgSO > sebagai to6oliti6. #7&7$27$> dan (iss dan SKo6e "#@3&' melapor6an
 penggunaan MgSO> intra<ena sebagai to6oliti6. $>

A. "ar#akokin$tik 

5umlah total magnesium dalam tubuh manusia adalah $>gr !ang sebagian besar terdapat pada
tulang dan ruang intraseluler dan han!a #? pada e6straseluler. (onsentrasi magnesium pada serum
=anita normal ber6isar antara #7A2 mEJl dan turun menadi #72@ mEJl pada =anita hamil. &7##7$2

Magnesium di6eluar6an dari tubuh melalui ginal oleh 6arena itu 6onsentrasi magnesium plasma
ditentu6an oleh umlah pemberian melalui infus dan 6ecepatan filtrasi glomerulus. $2

MgSO> mempun!ai dua cara !ang memung6in6ann!a be6era sebagai to6oliti6 !ang pertama
 pening6atan 6adar MgSO> menurun6an pelepasan asetil6olin oleh motor and plates  pada
neuromuskular $unction sehingga mencegah masu6n!a 6alsium7 cara !ang 6edua MgSO >  berperan
sebagai antagonis 6alsium pada sel dan

e6strasel. @7##7#97$27$&

B. Kontrain%ikasi %an P$n&&'naan K(inik 

+nto6si6asi MgSO> dapat dihindari dengan memasti6an bah=a pengeluaran urin memadai7 refle6s
 patella ada dan tida6 ada depresi pernapasan. Refle6s patella menghilang pada 6adar #% mEJl
"antara @8#2 mgdl' dan pada 6adar plasma lebih dari #% mEJl a6an timbul depresi pernapasan dan
henti napas dapat teradi pada 6adar plasma #$ mEJl atau lebih. MgSO > sebagai terapi to6oliti6 
dimulai dengan dosis a=al >89 gr secara intra<ana !ang diberi6an selama #&82% menit dan dii6uti
dengan dosis $8> gram selama $> am. &7A7@7$27$& selama terapi to6oliti6 dila6u6an 6onsentrasi serum
ibu biasan!a dipelihara antara >8@ mgdl.

ntu6 meminimalisir atau mencegah teradin!a into6si6asi seperti hal di atas ma6a perlun!a
disedia6an 6alsium glu6onas # gr sebagai anti dotum dari
MgSO>. A7@7$27$&

). E*$k T$r+a%a, I'

Elliot merupa6an salah satu dari !ang pertama 6ali menggambar6an efe6 samping

maternal !ang dapat timbul pada pasien !ang menerima magnesium sulfat untu6 menghambat
 persalinan prematur. Pada 2&& pasien dengan diagnosis persalinan prematur !ang diterapi dengan
magnesium sulfat setelah diruu6 dari rumah sa6it lain7 efe6 samping muncul pada 3? pasien7 dan
$? diantaran!a perlu dihenti6an pemberiann!a. (ompli6asi !ang terlihat berupa edema pulmonal7
n!eri dada7 nausea berat atau 6emerahan7 mengantu67 dan pandangan 6abur. *amun7 secara
6eseluruhan7 efe6 samping terhadap ibu arang teradi. Pada studi ini7 magnesium sulfat uga
dianggap sebagai obat !ang berhasil7 murah dan relatif non to6si6 dengan efe6 samping !ang sedi6it.
-an!a6 pen!elidi6 telah meng6onfirmasi penemuan ini7 membuat magnesium sulfat menadi obat
to6oliti6 !ang umum diguna6an. &7@7#A7$27$&

Efe6 samping !ang paling signifi6an dari terapi magnesium sulfat adalah ber6embangn!a edema
 pulmonal. Elliot menemu6an insiden sebesar #7#? pada pasien !ang menerima to6oliti6 magnesium
sulfat. Resi6o ini lebih 6ecil pada magnesium sulfat i6a dibanding6an dengan B8adrenergi6 agonis.
Edema pulmonal merupa6an 6ompli6asi !ang serius dan berpotensi memati6an a6ibat 6ompli6asi
terapi to6oliti6. )rmson menge<aluasi dinami6a ibu8anin selama terapi to6oliti6 dengan 6edua obat
ini7 men!impul6an bah=a retensi natrium tampa6n!a menadi pen!ebab utama e6spansi <olume
 plasma pada pasien. E6spansi <olume selama terapi magnesium sulfat mung6in ber6aitan dengan
o<erhidrasi intra<ena. E6spansi atau o<erload cairan merupa6an me6anisme utama untu6 teradin!a
edema pulmonal selama terapi to6oliti6. Ginal merupa6an alur e6sresi utama dari magnesium. 5i6a
timbul fungsi ginal !ang buru67 atau rata8rata infus magnesium terlalu tinggi7 ma6a hipermagnesia
dengan se6uele !ang signifi6an dan serius tida6 han!a untu6 pasien namun uga untu6 aninn!a
dapat timbul. Efe6 samping termasu6 penurunan refle6s patella7 depresi pernafasan7 perubahan
6ondu6si mio6ardium7 henti nafas7 dan henti antung. Pada pasien !ang menerima magnesium sulfat
intra<ena7 6adar magnesium serum dan 6eseimbangan cairan harus dia=asi 6etat. &7@7#%7$2
;enti nafas dapat muncul pada pasien dengan miastenia gra<is dan diterapi dengan magnesium
sulfat. (arena resi6o ini7 pasien dengan miastenia gra<is harusn!a tida6 menerima bai6 magnesium
sulfat atau B8adrenergi6 agonis sebagai obat
to6oliti6. @7#%7#A7$27$&

D. E*$k T$r+a%a, Janin %an N$onat's

Sebagian besar7 penggunaan terapi infus magnesium sulfat intra<ena han!a memili6i resi6o !ang
sedi6it terhadap anin dan neonatus. $2

Terapi to6oliti6 magnesium sulfat terbu6ti aman dan bermanfaat terhadap anin dan ibu. *amun7
 perubahan tulang !ang terlihat melalui rontgen terlihat pada neonatus dari pasien !ang menerima
infus magnesium sulfat ang6a panang "lebih dari # minggu'. Perubahan8perubahan ini termasu6 
abnormalitas tulang secara radiografi seperti perubahan dari tulang panang7 penipisan tulang
 parietal7 dan mineralisasi tulang !ang abnormal.$2

,aporan 6asus telah men!ata6an bah=a beberapa obat7 6eti6a diguna6an dengan magnesium
sulfat7 dapat menga6ibat6an 6ompli6asi. Penggunaan magnesium sulfat dengan gentamisin dan
aminogli6osida lain telah men!ebab6an potensiasi 6elemahan neuromus6uler7 selain itu magnesium
!ang ditambah nifedipin dapat men!ebab6an efe6 hipotensif !ang berma6na 6arena potensiasi
nifedipin terhadap a6si penghambatan neuromus6ular dari magnesium. &797##7$2

(eti6a magnesium sulfat diguna6an dengan hati8hati sebagai obat to6oliti67 efe6 sampingn!a
terhadap ibu7 anin dan neonatus biasan!a sedi6it dan tida6lah serius atau merusa6. $2

III. PERANAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER  NI"EDIPINE0 SEBAGAI

TOKOLITIK 
)ntagonis 6alsium merupa6an rela6san otot polos !ang menghambat a6ti<itas uterus dengan
mengurangi influ6s 6alsium melalui 6anal 6alsium !ang bergantung pada
<oltase. Terdapat beberapa 6elas antagonis 6alsium7 namun sebagian besar pengalaman 6linis adalah
dengan nifedipin.$9
)=al #@9%an nifedipine diguna6an sebagai anti angina dan uga merupa6an salah satu obat anti
hipertensi !ang sudah lama diguna6an pada ibu hamil maupun tida6 hamil. Pada saat ini obat ini uga
di6etahui memili6i peran di bidang obstetri dan gine6ologi 6hususn!a pada penanganan persalinan
 prematur.&7$97$3
Obat ini populer 6arena murah7 mudah penggunaann!a dan sedi6it insiden teradin!a efe6 
samping. Obat ini terbu6ti menadi obat to6oliti6 !ang efe6tif bai6 6eti6a dibanding6an dengan
 plasebo atau obat8obat lainn!a. -an!a6 penelitian !ang men!ata6an bah=a efe6ti<itas obat ini sama
dengan ritodrin dalam mencegah persalinan prematur.&7$9

A. "ar#akokin$tik 
 *ifedipin diabsorbsi cepat di saluran pencernaan setelah pemberial oral ataupun sublingual.
(onsentrasi ma6simal pada plasma umumn!a dicapai setelah #&8@% menit setelah pemberian oral7
dengan pemberian sublingual 6onsentrasi dalam plasma dicapai setelah & menit pemberian. ,ama
6era obat pada pemberian dosis tunggal dapat sampai 9 am dan tida6 teradi efe6 6omulatif pada
 pemberian oral setiap 9 am. )bsorpsi secara oral tergantung dari 6easaman lambung. *ifedipine
dimetabolisme di hepar7 3%8A%? hasil metabolismen!a die6sresi6an 6e ginal dan sisan!a melalui
feses.&7$9

B. Kontrain%ikasi %an P$n&&'naan K(inik 


Dosis nifedipine untu6 terapi pada persalinan prematur pada percobaan 6lini6 ber<ariasi. Dosis
inisial 2%mg per oral atau 2%mg ditambah $%mg peroral dalam @% menit atau #%mg sublingual setiap
$% menit7 dengan dii6uti oleh > dosis tambahan seban!a6 $%mg peroral setiap >8A am untu6 terapi
to6oliti6. Sebagai dosis pera=atan #%8$%mg setiap >8#$ am. $9
Pemberian nifedipine di6ontraindi6asi6an untu6 penderita pen!a6it hati dan
hipotensi. &7@78##7$#7$9

). E*$k T$r+a%a, I'


 *ifedipin menghasil6an hipotensi sistemi6 dengan men!ebab6an <asodilatasi perifer. Obat ini
telah diguna6an dalam terapi hipertensi selama 6ehamilan atau post partum. Secara 6linis7 6eti6a
diguna6an untu6 terapi persalinan prematur7 obat ini memili6i efe6 terhadap 6ardio<as6ular !ang
minimal.$9
/erguson melapor6an to6oliti6 nifedipin berhubungan dengan hemodilusi !ang dapat
mening6at6an resi6o edema pulmonal non 6ardiogeni6. Obat ini tida6 memili6i efe6 terhadap
ele6trolit plasma. *ifedipin !ang diguna6an dengan magnesium sulfat menghasil6an blo6ade
neuromus6ular dan i6a timbul7 a6an terlihat 6elemahan otot !ang berat7 !ang dapat di6ore6si i6a
magnesium dihenti6an. Magnesium adalah obat penghambat neuromus6uler dan efe6 ini dapat
diperoleh uga dengan pema6ain nifedipin. ,aporan8laporan 6asus mengenai intera6si obat ini dapat
diumpai7 namun 6emunculan intera6si arang diumpai. ;ipotensi !ang signifi6an muncul 6eti6a
6edua obat ini diguna6an bersamaan sehingga harus hati8hati i6a mengguna6an pen!e6at 6anal
6alsium dengan magnesium sulfat.&7##7$9

Mes6ipun pen!e6at 6alsium han!a diguna6an pada studi8studi pen!elidi6an di masa lalu7 obat ini
diguna6an secara luas. (eti6a diguna6an secara 6linis7 arang diumpai efe6 samping !ang signifi6an
terhadap ibu7 namun dapat diumpai ta6i6ardia7 6emerahan pada 6ulit7 sa6it 6epala7 pusing7 nausea7
<asodilatasi7 dan hipotensi !ang arang teradi pada pasien hipo<olemi67 !ang dapat diterapi secara
efe6tif dengan mengurangi dosis obat. ;epatoto6sisitas maternal !ang diindu6si oleh obat telah
dilapor6an 6eti6a nifedipin diguna6an untu6 terapi persalinan prematur sehingga menga6ibat6an
dihenti6ann!a pemberian obat ini. ;al ini arang muncul namun tes fungsi hepar a=al dan periodi6 
mung6in diindi6asi6an untu6 dila6u6an 6eti6a nifedipin diguna6an untu6 periode !ang lama. &7@7#37$#7$9

D. E*$k T$r+a%a, Janin %an N$onat's


Mes6ipun beberapa fa6ta memperlihat6an bah=a pen!e6at 6anal 6alsium menani6an beberapa
harapan sebagai obat to6oliti6 6arena efe6 samping terhadap ibu !ang lebih sedi6it7 beberapa
 perhatian muncul men!ang6ut efe6n!a terhadap
 anin. Studi8studi he=an dengan berbagai spesies !ang dilapor6an telah memperlihat6an adan!a
 penurunan aliran darah uteroplasenta7 te6anan darah7 hiper6apnia7 asidosis7 hipo6semia7 dan
6ematian anin. Studi8studi he=an baru8baru ini telah diiringi dengan pengamatan terhadap anin
=anita hamil.#37$#7$9

 *amun7 han!a terdapat studi8studi 6linis !ang dipubli6asi6an dalam umlah !ang terbatas !ang
mengguna6an pen!e6at 6anal 6alsium. Obat ini mencapai 6epopuleran sebagai obat to6oliti6 lini
6edua 6eti6a terapi lini pertama gagal. Tida6 terdapat morbiditas anin atau neonatus !ang signifi6an
dari penggunaan 6linis nifedipin sebagai obat to6oliti6. *amun7 studi8studi lebih lanut diperlu6an
6arena arangn!a data !ang tersedia sebelum obat dire6omendasi6an untu6 dapat diguna6an lebih
luas. ntu6 saat ini7 obat ini tampa6n!a diindi6asi6an dan bermanfaat 6eti6a obat !ang lain gagal. Di
masa depan7 obat ini dapat merupa6an obat to6oliti6 !ang bernilai dan bermanfaat dengan efe6 
samping !ang lebih sedi6it. $9

I1. PERANAN ANTAGONIS OKSITOSIN SEBAGAI TOKOLITIK 


)ntagonis o6sitosin salah satu contohn!a adalah atosiban dapat menadi obat to6oliti6 di masa
depan. Obat ini merupa6an alternatif menari6 terhadap obat8obat to6oliti6 saat ini 6arena
spesifisitasn!a !ang tinggi dan 6urangn!a efe6 samping terhadap ibu7 anin atau neonatus. )tosiban
adalah obat sinteti6 baru pada golongan obat ini dan telah mendapat iKin penggunaann!a sebagai
to6oliti6 di Eropa. )tosiban menghasil6an efe6 to6oliti6 dengan mele6at secara 6ompetitif dan
memblo6 reseptor 

o6sitosin. #827##7$A7$@

A. "ar#ako(o&i Atosian
)tosiban "L#8deamino8$8D8T!r"Oet'8>8Thr8A8Orn8o!tosin' adalah antagonis reseptor o6sitosin7
!ang di6embang6an untu6 terapi persalinan prematur. )tosiban merupa6an antagonis 6ompetitif dari
o6sitosin !ang menghambat o6sitosin mengindu6si teradin!a 6ontra6si uterus. Selama persalinan
 pening6atan respon miometrium terhadap o6sitosin disebab6an ban!a6n!a umlah reseptor o6sitosin
di miometrium7 dimana 6onsentrasi reseptor o6sitosin lebih ban!a6 di 6orpus uteri
dibanding6an di segmen ba=ah rahim atau ser<i6s. )tosiban memblo6 6era o6sitosin pada reseptor 
ini. Rata8rata dosis tetap pasien !ang mendapat6an infus atosiban adalah >>$F32 ngml "mean F SD'7
dengan dosis tetap tersebut diperoleh # am sesudah infus dimulai. Sesudah terapi infus selesai
6onsentrasi plasma menurun cepat dengan =a6tu paruh a=al #A F 2 menit. $7$A7$@

B. K$$*$kti*an Atosian s$a&ai Toko(itik 


Penggunaan )tosiban sebagai to6oliti6 telah resmi dipa6ai di (. Dosis !ang diberi6an dan
 ad=al pemberian adalah sebagai beri6ut: dosis pertama bolus 973& mg atosiban selama lebih dari #
menit7 dilaut6an infus #A mgam selama 2 am dan 9mgam selama >& am. ,ama pemberian tida6 
 boleh melebihi >A am7 dan total dosis pemberian tida6 melebihi 22% mg.$72

Menurut Romero d66 dan MoutJuin d66 pema6aian atosiban sebagai to6oliti6 dengan dosis
dimulai bolus intra<ena 973& mg dalam %.@ ml isotoni6 cairan sodium 6lorida7 dii6uti dengan
 pemberian infus 2%% Ngrmenit dalam de6strosa &? untu6 2 am pertama7 dan #%% Ngrmenit selama
#A am. Pada a6hir terapi atau 9 dan #$ am sesudah terapi dimulai7 6emauan persalinan dinilai7
 berdasar6an $ dari 2 6riteria !ang ada7 !aitu adan!a > 6ontra6si uterus dalam # am7 pening6atan
 pembu6aan ser<i6s # cm dari pembu6aan a=al sebelum terapi dimulai7 dan pendataran ser<i6s
$&? dari pengu6uran a=al. 5i6a persalinan mau atau timbul efe6 samping !ang tida6 bisa
ditoleransi pada ibu terapi dihenti6an7 dan to6oliti6 lain bisa diguna6an. $
)tosiban telah dibanding6an dengan tiga macam B8adrenergi6 agonis lain "ritodrin7 salbutamol
dan terbutalin' dalam penelitian multisenter !ang besar "322 =anita'. Tampa6 perbedaan !ang 6ecil
6era to6oliti6 tersebut dalam menunda persalinan. Pada =anita !ang mendapat6an atosiban 2#329#
"AA?' persalinan tida6 teradi pada >A am7 sedang6an pada agonis beta 22%23$ "A@?' "RR %7@@
@&? 1+ %7@>8#7%>'. Pada hari 6e83 $A329#"A%?' tida6 teradi persalinan pada pema6aian atosiban
dibanding6an dengan $AA23$ "33?' "RR #7%2@&? 1+ %7@&8#7##'. $72
)tosiban lebih mahal dibanding6an B8adrenergi6 agonis dan nifedipin. ;arga obat untu6 
 pema6aian #@ am pada atosiban sebesar $>% poundsterling7 dibanding6an
 bia!a !ang di6eluar6an untu6 =a6tu !ang sama pema6aian ritodrin >%8A% poundsterling7 dan #38$&
 poundsterling untu6 pema6aian nifedipin. #82

). E*$k Sa#,in&
Efe6 samping !ang dilapor6an sampai saat ini dan telah dibanding6an dengan golongan beta
agonis seperti n!eri dada "#? <s &?'7 palpitasi "$? <s #9?'7 ta6i6ardi "9? <s 39?'7 hipotensi "2?
<s 9?'7 d!spneu "%72? <s 3?'7 mual "#$? <s #9?'7 muntah " 3? <s $$?' dan sa6it 6epala "#%? <s
#@?' serta satu 6asus dengan edema pulmonum !ang mana =anita tersebut uga mendapat terapi
to6oliti6 salbutamol selama 3 hari dibanding6an dengan grup B agonis terdapat $ orang !ang
menderita edema pulmonum. #82
+nsidensi teradin!a efe6 samping 6ardio<as6ular pada pema6aian atosiban dibanding6an ritodrin
 auh lebih rendah ">? dibanding A>7A?7 pQ%7%%#'. Rata8rata penurunan nadi pada pema6aian
atosiban7 han!a sedi6it dan tida6 berma6na "dari AA m7 menadi A> m'. Pada pema6aian ritodrin
terdapat pening6atan nadi !ang n!ata pada 9 am pertama pemberian to6oliti6 "dari A3 m menadi
##3 m'7 sesudah terapi selesai nadi menurun namun masih melebihi nadi a=al "#%&  m7
 pQ%7%%%#'. Pada pema6aian ritodrin dan atosiban tida6 didapat6an 6ematian anin7 6ematian neonatal
!ang teradi pada 6eduan!a sama7 namun tida6 disebab6an oleh efe6 dari pemberian obat tetapi
a6ibat imaturitas "Q$9 minggu'. (eadian bradi6ardia dan fetal distress pada 6edua 6elompo6 sama7
sedang6an den!ut antung anin pada 6elompo6 atosiban menurun tida6 berma6na "dari #>$
6alimenit menadi #2A 6alimenit'7 pada ritodrin mening6at dari #>$ 6alimenit menadi #&&
6alimenit "pQ%7%%%#'.$72
)ntagonis o6sitosin mempun!ai efe6 inhibisi pada pengeluaran air susu pada he=an men!usui.
)6an tetapi7 efe6 samping pada masa post partum hampir tida6 ada 6arena =a6tu paruhn!a !ang
relatif pende6 "#97>  $7$ menit pada =anita !ang tida6 hamil' dan sifatn!a !ang re<ersibel.
Pengaturan sentral reseptor8reseptor uterus !ang berhubungan dengan paparan ang6a panang
terhadap atosiban belum di6etahui. )tosiban tida6 mengubah sensiti<itas miometrium 6ehamilan
terhadap o6sitosin.$72

D. T$ra,i ,$#$(i+araan Atosian s$a&ai toko(itik 


Terapi pemeliharaan pada atosiban diberi6an mengguna6an 2 ml pompa infus sub6utan7 dengan
dosis secara 6ontin!u 9 m,am "2%Ngmenit'. Terapi pemeliharaan dihenti6an pada umur 6ehamilan
29 minggu7 persalinan7 atau 6emauan persalinan menimbul6an perlun!a diberi6an to6oliti6 dengan
cara lain. Penelitian secara randomisasi buta ganda7 pada &#3 =anita !ang sudah mendapat6an
atosiban dan dilanut6an terapi pemeliharaan pada $&$ menerima plasebo dan $A# =anita
mendapat6an ine6si atosiban sub6utan7 didapat6an hasil timbuln!a tanda persalinan preterm
6embali pada 6elompo6 !ang mendapat6an terapi atosiban lebih lama muncul dibanding6an plasebo
"rata8rata 2$79 hari7 dibanding $379 hari7 p%.%$'. Proporsi pasien !ang membutuh6an terapi ulang
dengan atosiban intra<ena lebih besar pada pasien !ang mendapat6an terapi pemeliharaan plasebo.
Efe6 samping pemberian terapi pemeliharaan dengan atosiban dan plasebo sebanding7 6ecuali
tentang munculn!a rea6si pada lo6asi sunti6an7 !ang lebih sering teradi pada 6elompo6 atosiban. $

1. KESIMPULAN
-erbagai macam obat telah diguna6an untu6 mene6an 6ontra6si uterus7 termasu6 di dalamn!a  β 
agonis, calcium channel blockers, prostaglandin synthetase inhibitor, magnesium sulfat, antagonis
receptor oxytocin !ang masing8masing mempun!ai 6eunggulan dan 6e6urangan sebagai preparat
to6oliti6.
Penggunaan terapi to6oliti6 tida6 mengurangi ang6a 6elahiran prematur dan pening6atan luaran
 ba!i tetapi berfungsi 6eti6a a6an meruu6 pasien 6e tempat ruu6an untu6 lebih mendapat6an
 pela!anan !ang sempurn dan untu6 pemberian terapi 6orti6osteroid selama >A am untu6 
 pematangan paru.
Selain itu pentingn!a penga=asan terhadap ibu selama pema6aian terapi to6oliti6 untu6 
menghindari efe68efe6 !ang dapat timbul bai6 pada ibu maupun pada ba!i.
Tin2a'an P'staka

#. Groom (M7 -ennett PR. Tocol!sis for the Treatment of Preterm ,abour 4 ) 1linicall! -ased
Re<ie=. The Obstetrician  G!naecologist. $%%>.

$. Sulistiari R. )tosiban Sebagai To6oliti6.: -agian Obstetri dan Gine6ologi /a6ultas


(edo6teran ni<ersitas Gaah Mada. Uog!a6arta

2. Dra!cott T57 Mahmood T)7 /is6 *7 Marlo= *7 Tuffnel D57 0an Po. Tocol!tic Drug for 
0omen in Preterm ,abour: 1linical guidelines no. #"-'7 Ro!al 1ollege of Obstetricians and
G!necologists. $%%$.
>. Ganla (M7 Shroff S)7 Desail S7 -hinde )G.) Prospecti<e 1omparison of *ifedipine and
+sosuprine for Tocol!sis. *o=rosee 0adia Maternit! ;ospital7 Parel7 Mumbai. Research
)rticle. $%%%.
&. 0inarta +M7 Peranan )ntagonis (alsium Sebagai Ti6oliti6. ,abSM/ +lmu (ebidanan dan
Pen!a6it (andungan /( *DRS Sanglah. Denpasar. $%%$.

9. 1ararach V7 Palacio M7 MartineK S7 Deulofeu P7 SancheK M7 1obo T7 1oll O. *ifedipine


<ersus Ritodrine for Suppression of Preterm ,abor 1omparison of Their Efficac! and
Secondar! Effects. European 5ournal of Obstetrics  G!necolog! and Reproducti<e -iolog!.
$%%9#$3:$%&8%A.
3. -oggess (). Pathoph!siolog! of Preterm -irth: Emerging 1oncepts of Maternal +nfection.
1lin Perinatol. $%%&2$:&9#89@.

A. ;uddleston 5/7 Ramos ,S7 ;uddleston (0. )cute Management of Preterm ,abor. 1lin
Perinatol. $%%22%:A%28A$>

@. )merican )cadem! of /amil! Ph!sician. Preterm ,abor: Diagnosis and Treatment. #@@A
#%. )merican 1ollege of Obstetricians and G!necologist. Ph!sicians +nsurance. Preterm
,abor.#@@&

##. 1unningham /G. (elahiran Preterm. Obstetri 0illiams. Edisi $#7 5a6arta : Penerbit -u6u
(edo6teran EG17 $%%9 : 3928A%A
#$. ;impunan (edo6teran /etomaternal. POG+. Persalinan Preterm. $%%>  29>8A2
#2. 0ani MP7 -ara6Kai *7 Graham +7 Gl!cer!l Trinitrate <s Ritodrine for the Treatment of 
Preterm ,abor. +nternational 5ournal of the Obstetrics  G!necolog! and Reproducti<e.
$%%>A&:#9&893.
#>. ;ill 01. Ris6 and 1omplication of Tocol!sis. 1linical Obstetrics and G!necolog!. #@@&
2A:3$&8>%
#&. -o!le 5G. -eta8)drenergi6 )gonist. 1linical Obstetrics and G!necolog!. #@@& 2A:9AA8@9
#9. ;ernandeK DM7 Ri<era M57 Ocampo )*7 Palma 5)7 ,opeK ;S. Drug Therap! and )d<erse
Drug Reactions to Terbutaline in Obstetric Patient: ) Prospecti<e 1ohort Stud! in
;ospitaliKed 0omen. -M1 Pregnanc! and 1hildbirth. $%%$.
#3. -er6man *D7 Thorp 5M7 ,ohr (*7 1are! TS7 ;artmann (E7 Ga<in *+7 ;asselblad V7 +dicula
)E. Tocol!tic Treatment for the Management of Preterm ,abor: ) Re<ie= of the E<idence.
)m 5 Obstet G!necol. $%%2#AA:#9>A8&@.
#A. Management of Preterm ,abor. R,: http:===.guideline.go<. Do=nloaded from *ational
Guideline 1learinghouse7 /ebruar! #$7 $%%9.

#@. Gordon M17 Samuel P. +ndomethacin. 1linical Obstetrics and G!necolog!. #@@& 2A:9@383%&
$%. SuareK RD7 Grobman 0)7 Parilla -V. +ndomethacin Tocol!sis and +ntra<entricular 
;emorrhage. Department of Obstetrics and G!necolog!7 *oth=estern Memorial ;ospital.
1hicago7 +llinois. $%%# @3:@$#8$&.
$#. *S0 Pregnanc!  *e=born Ser<ices *et=or6. Protocol for )dministration of Tocol!tic
)gent for Threatened Preterm ,abour. $%%$.

$$. Sa6ai M7 Tanebe (7 Sasa6i U7 Momma (7 Uoneda S7 Saaito S. E<aluation of the Tocol!tic
Effect of ) Selecti<e 1!cloo!genase8$ +nhibitor in ) Mouse Model of ,ipopol!saccharide8
+nduced Preterm Deli<er!. Molecular ;uman Reproduction. $%%#3:&@&89%$.
$2. Gordon M17 +ams 5D. Magnesium Sulfat. 1linical Obstetrics and G!necolog!. #@@& 2A:3%98
#$
$>. Tan T17 De<endra (7 Tan ,(7 Tan ;(. Tocol!tic Treatment for the Management of Preterm
,abour: ) S!stematic Re<ie=. Singapore Med 5. $%%9.
$&. )merican Medical )ssociation. Terbutaline Pump and Tocol!tic Therap!. $%%&.
$9. D!son D7 Ra! D. 1alcium 1hannel -loc6ers. 1linical Obstetrics and G!necolog!. #@@&
2A:3#28$#
$3. Papatsonis *M7 ,o6 )R7 -os 5M7 Gein ;P7 De66er G). 1alcium 1hannel -loc6ers in the
Management of Preterm ,abor and ;!pertension in Pregnanc!. European 5ournal of 
Obstetrics  G!necolog! and Reproducti<e -iolog!. $%%#@3:#$$8>%.
$A. Shubert P5. )tosiban. 1linical Obstetrics and G!necolog!. #@@& 2A:3$$8$>
$@. Reinheimer TM7 -ee 0;7 ResendeK 517 Me!er 5(7 ;alus6a G57 1hellman G5. -arusiban )
 *e= ;igl! Potent and ,ong8)cting O!tocin )ntagonist: Pharmaco6inetic and
Pharmacod!namic 1omparison =ith )tosiban an ) 1!nomolgus Mon6e! Model of Preterm
,abor. The 5ournal of 1linical Endocrinolog!  metabolism @%. $%%&>:$$3&8A#.
2%. Tosun /7 Gonenc )7 Simse6 -. 1omparison of the tocol!tic Effects of Ritidrine and 1a 
1hannel -loc6ers on Serum Oestradiol and Progesterone ,e<els. Department of 
-iochemistr!7 /acult! of Pharmac!7 GaK! ni<ersit!7 )n6ara8Tur6e!. Research )rticle. $%%#.
2#. 1unningham /G. Gangguan ;ipertensi dalam (ehamilan. Obstetri 0illiams. Edisi $#7
5a6arta : Penerbit -u6u (edo6teran EG17 $%%9 : 99#89&.

Anda mungkin juga menyukai