Anda di halaman 1dari 17

Bab 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Praktikum sangat membantu dalam mendapatkan gambaran yang nyata
tentang alat / mesin yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dengan demikian
dalam praktikum pompa dan kompresor, mahasiswa (praktikan) selain dapat
melihat proses kerja yang sesungguhnya, mereka juga akan mendapatkan
ingatan yang tak mudah hilang tentang pompa dan kompresor. Pompa adalah
pesawat untuk memindahkan fluida misalnya bahan bakar, minyak pelumas air
tawar dan air laut. Kompresor adalah pesawat untuk memindahkan fluida
berupa gas. Fluida mengalir ketempat yang lebih tinggi apabila mendapatkan
tekanan tertentu, sehingga dengan pompa dan kompresor ini yang harus
menghasilkan tekanan tersebut.

1.2 TIU
 Setelah melaksanakan praktikum mahasiwa diharapkan dapat
melakukan bongkar pasang juga menganalisa kerusakan maupun
kecacatan pada kompresor tegak
1.3 TIK
 Mahasiswa mampu menganalisa kerusakan pada kompresor tegak dan
datar
 Mahasiswa dapat mengerti cara kerja kompresor tegak dan datar
 Mahasiswa mampu mengerti bagian – bagian dan kegunaan setiap
komponen dari kompresor tegak dan datar.
Bab 2
Dasar teori
2.1 Kompresor
Kompresor adlah alat untuk memompa bahan pendingin (refrigeran)
agar tetap bersirkulasi di dalam sistem. Fungsi dari kompresor adalah untuk
menaikkan tekanan dari uap refrigeran sehingga tekanan pada kondensor lebih
tinggi dari evaporatoryang menyebabkan kenaikan temperature dari
refrigerant.kompresor dirancang dan diproduksi untuk dapat dipakai dalam
jangka waktu yang lama, karena kompresor merupakan jantung utama dari
system refrigerasi kompresor uap dan dan juga kapasitass refrigerant. Suatu
mesin direfrigerasi tergantung pada kemampuan kompresor untuk memenuhi
jumlah gas refrigerant yang perlu disirkulasi. Kompresor berfungsi untuk
menghisap uap refrigerant yang berasal dari evaporator dan menekannya ke
kondensor sehingga tekanan dan temperaturnya meningkat ke suatu titik
dimana uap akan mengembun pada temperature media pengembun.
2.2 Kompresor Torak Resiprokal
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi
dengan torak yang bekerja bolak - balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara
diatur oleh katup masuk dan hisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup.
Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara didalam silinder mengecil,
sehingga udara luar akan masuk kedalam silinder secara alami. Pada saat gerak
kompresi padatorak bergerak ke titik mati bawah ketitik mati atas, sehingga
udara diatas torak bertekanan tinggi, selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung
penyimpan udara. Tabung penyimpan dilengkapi dengan katup satu arah,
sehingga udara yang ada dalam tangka tidak kembali ke silinder. Proses
tersebut belangsung terus menerus hingga diperole tekanan udara yang
diperlukan. Gerakan menghisap dan mengkompresi ke tabung penampung ini
berlangsung secara terus menerus, pada umumnya tekanan di dalam tabung
melebihi kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak
akan mati secara otomatis.
2.3 Prinsip Kerja Kompreslr Torak
Tenaga mekanik dari penggerak mula ditransmisikan melalui poros
engkol dalam bentuk gerak rotasi dan diteruskan kepala silang (croos head)
dengan perantaraan batang penghubung (connection rod). Pada kepala silang
gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi yang diteruskan ketorak melalui
batang torak (piston rod). Gerakan torak bolak balik didalam silinder
mengakibatkan perubahan volume dan tekanan sehingga terjadi proses
pemasukkan, kompresi, dan pengeluaran. Secara sederhana prinsip kerja,
perubahan tekanan dan volume dalam suatu kompresor torak simplex single
acting seperti gambar 2.1.
Gambar 2.1 P-V Kompresor Torak

Torak memulai kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan gas
dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2), pada titik ini tekanan di
dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan
di dalam pipa luar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka.
Jika torak bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan
tetap sebesar Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir
gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.

Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan
kepala silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya
harus sama dengan nol agar gas dapat dorong seluruhnya keluar silinder tanpa
sisa. Namun dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) diatas torak agar
tidak membentur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang – lubang
laluan pada katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri
langkah kompresinya, diatas torak masih ada sejumlah gas dengan volume
sebesar Vc dan tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah
hisapnya (bergerak kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas
diatas torak berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup
isap baru mulai terbuka dititik (4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan
isap Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini
berlangsung sampai titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa
volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs
melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titikmati bawah
(1) dan titik (4). Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan
men0urut tiga cara yaitu dengan prroses isothermal, adibatik reversible, dan
politropik.
0
 Kompresi Isothermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas
sehingga temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika
proses ini dibarengi dengan pendingin untuk mengeluarkan panas yang terjadi,
sehingga temperature dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan
kompresi isothermal (temperature tetap). Proses isothermal mengikuti hukum
Boyle, maka persamaan isothermal dari suatu gas sempurna adalah:
P v = tetap
Atau
P1 v1 = P2 v2
Dimana
P : Tekanan absolut
v : Volume spesifik
Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kegunaanya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak
mungkin untuk menjaga temperature yang tetap dalam silinder. Hal ini
disebabkan oleh cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali
permenit) di dalam silinder.

 Kompresi Adibatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi
akan berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam
gas. Proses semacam ini disebut adibatik. Dalam praktiknya proses ini tidak
pernah terjadi secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak dapat
sempurna pula. Namun proses adibatik reversible sering dipakai dalam
pengkajian teoritis proses kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume
dalam proses adibatik dapat dinyatakan dalam persamaan :

P . v k = tetap
Atau

P1 v1k = P 2 v2k = tetap


Cp
k=
Cv
Dimana :
k : Ratio panas jenis
Cp : Panas jenis pada tekanan tetap
Cv : Panas jenis pada volume tetap
Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isothermal dapat
dilihat bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adibatik akan
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isothermal. Karena
tekanan yang dihasilkan adibatik lebih tinggi dari pada kompresi isothermal
untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang diperlukan pada
kompresi adibatik juga lebih besar.
 Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isothermal, karena ada kenaikan temperature, namun bukan juga proses
adibatik karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi kompresi yang
sesungguhnya, ada diantara keduanya dan disebut kompresi politropik.
Hubungan antara P dan v pada proses politropik dapat dinyatakan dengan
persamaan :
P . v n = tetap
Atau
P1 v1n = P2 v2n = tetap
Dimana ∶
n : indek politropik
Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi
(kompresor sentrifugal pada umumnya), maka harga n > k. Bila ada
pendinginan pada ruang kompresi (pada kompresor torak), maka harga n
terletak antara 1 < n < k. perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan
kondisi adibatik reversible maupun kondisi politropik.
Daya yang dihasilkan kompresor dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
P=.g.Q.H
Dimana :
P = daya kompresor
 = massa jenis fluida mengalir
g = gravitasi
Q = debit fluida yang mengalir
H = head kompresor
Sedangkan motor penggerak kompresor biasanya menggunakan motor
listrik. Sehingga daya input kompresor dapat dihitung dengan rumus :
P=V.I
Dimana :
P : daya pompa
V : tegangan listrik
I : arus listrik
Sehingga effisiensi kompresor dapat dihitung dengan :
 = (P out)/(P in) x 100%
2.4 Kompresor Torak Tegak
`Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian
atas. Oleh sebab itu oleh kepala silinder (valve plate) terdapat dua katup yaitu
katup isap (suction) dan katup penyalur (discharge).
Pada saat piston bergerak keatas, ruangan daiatas piston volumenya
membesar tekanannya sehingga turun. Katup pemasukan bergerak membuka
sehingga refrigan terhisap masuk. Poros engkol yang berputar akan
menggerakkan piston untuk bergerak keatas, tekanan diatas piston naik dan
menyebabkan katup pengeluaran membuka sehingga refrigerant terdorong
keluar menuju ke kondensor.
Gambar 2.2 Kompresor Torak Tegak
Kompresor Tegak
1. Katup servis buang
Lubang keluarnya refrigerant menuju ke kondensor.
2. Katup servis hisap
Lubang masuknya refrigerant dari evaporator.
3. Torak
Mengkompresi refrigerant
4. Batang penghubung
Mentransmisikan daya dari poros engkol ke torak.
5. Poros engkol
Menggerakkan torak naik dan turun.
6. Katup buang
Saluran keluar refrigerant bertekanan tinggi dari dalam silinder.
7. Stopper katup
Membatasi katup buang pada saat terbuka.
2.5 Kompresor Torak Datar
Penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan
diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan beaban pendingin. Selain itu, pengaturan kapasitas yang
bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh oprasi kopling
magnetic (magnetic clutch).
Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi
gerakan bolak balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan
bantuan guide ball. Gerakan bolak balik ini selanjutnya diteruskan kepiston

melalui batang penghubung.


Gambar 2.3 Kompresor Torak Tegak
Kompresor Torak Datar
1. Suction connection
Lubang masuknya refrigerant dari evaporator.
2. Discharge connection
Lubang keluarnya refrigerant menuju ke kondensor.
3. Intake valve
Saluran masuknya refrigerant kedalam ruang silinder.
4. Outlet valve
Saluran keluarnya refrigerant dari ruang silinder.
5. Piston
Mengkompresi refrigerant
6. Wobble plate
Mengatur gerak piston naik dan turun secara berurutan.
BAB 3
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Alat
1. Pompa Piston
2. Kunci pas 1 set
3. Kunci ring 1 set
4. Kunci shock 1 set
5. Tracker
6. Palu keras dan palu karet
7. Jangka sorong
8. Obeng (+ dan -)
3.2 Langkah Kerja Pembongkaran Pompa
1. Menuliskan spesifikasi bagian yang tertera di alat.
2. Melepaskan baut – baut pada kompresor tegak dan datar.
3. Megamati bagian – bagian kompresor tegak dan datar.
4. Memotret bagian kompresor tegak dan datar.
5. Mempelajari prinsip kerja dari kompresor tegak dan datar.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mengidentifikasi bagian – bagian
a. Kompresor tegak
No. Nama Gambar Keterangan
1. Piston Untuk
mengkompresi
udara dengan cara
menekan fluida dan
menghisap

2. Poros Menghubingkan
Piston gerakan pda
crankshaft pada
piston

3. Seal Mencegah
terjadinya
kebocoran pada
pompa

4. Crank Mengibah gerak


shaft putar (rotasi)
menjadi gerak
bolak –
balik(tranlasi)
5. Body Perlindunhgan
Casing elemen berputar,
tempat kedudukan
diffuser, inlet dan
outlet nozzle

6. Seal Sebagai tumpuan


Plate poros engkol,
sebagai pengunci
antara crankshaft
dengan body
casing

7. Valve Sebagai jalan


Plate keluar masuk
fluida akibat gerak
piston

8. Valve Membantu kerja


Slopper pada valve suction
dan discharge,
karena T yang
tinggi dan P yang
tinggi pula.
Membentuk suatu
susunan yg
dilengkapi dengan
per.
9. Silinder Sebagai penutup
head compressor bagian
atas dan tempat
masuk keluarnya
fluida
b. Kompresor Datar

No. Nama Gambar Keterangan


1. Front Cover Pelindung bagian
depan

2. Rear Cover Sebagai penutup


bagian belakang
kompresor

3. Rotor Penggerak Sebagai penggerak


piston

4. Silinder Sebagai pelindung


dan tempat piston

5. Piston Menekan dan


mengkompresi
udara yang masuk
pada ruang silinder

6. Gasket Pemisah antar


komponen dan
sebagai pencegah
kebocoran
4.2 Data Hasil Pengukuran
a. Kompresor tegak

No. Nama Gambar Dimensi


1. Piston
D = 50 mm

P = 70 mm

2. Poros
Piston
D = 26.1 mm

3. Seal

L = 50mm

4. Crank
shaft
P = 200 mm
5. Body
Casing P = 145 mm

L = 135 mm

T = 160 mm

6. Seal
Plate D = 71 mm

7. Valve
Plate
P = 134 mm

8. Valve
Slopper
D = 45 mm

d = 32,5 mm

9. Silinder
head P = 136,5 mm

L = 125 mm
b. Kompresor Datar

No. Nama Gambar Dimensi


1. Front Cover
T = 22,2 mm

D = 120 mm

2. Rear Cover

D = 120 mm

3. Rotor Penggerak
T = 109 mm

D = 91,1 mm

4. Silinder
T = 129,5 mm

D = 105,8 mm

5. Piston

D = 10, 5 mm

6. Gasket

D = 118,5 mm
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktek pembongkaran dan pengamatan yang
telah kami lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
1. Fungsi kompresor sama dengan pompa yaitu untuk
mengalirkan fluida, tetapi dalam kompresor fluida yang
dialirkan adalah selain fluida cair.
2. Terdapat 2 jenis kompresor, yaitu kompresor tegak dan
kompresor datar.
3. Perbedaan Antara kedua kompresor tersebut terletak pada
ukuran, dimana ukuran kompresor datar lrbih kecil
dibandingkan dengan kompresor tegak.
4. Kompresor tegak dengan dua piston biasanya digunakan
untuk pendingin (AC) pada mobil yang memiliki CC besar
seperti mobil eropa yang memiliki CC 2000cc keatas dan
kendaraan besar seperti BUS dan Truk.
5. Sedangkan compressor datar yang memiliki lima piston
digunakan untuk pendingin (AC) pada mobil yang
memiliki CC dibawah 1500cc.
LAPORAN PRAKTIKUM
POMPA DAN KOMPRESOR
(608329A)

DENNY ARYA ADITAMA (0317130038)


LESESWI MAULANA PRASEYO (0317130039)

DOSEN
PRIYO AGUS S, ST., MT
MUHAMMAD SHAH

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK PEMESINAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK PEMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019

Anda mungkin juga menyukai