Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENDINGIN

“HEAT PUMP’’

Oleh Kelompok 5 :

Agung Setiawan 0317130044

Denny Arya Aditama 0317130045

Deby Rama FerdyAnto 0317130046

Dewangga Megantara 0317130047

PROGRAM STUDI D3 -TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2020
HEAT PUMP

1. Tujuan Praktikum
2. Mengetahui dan memahami sistem Pompa Kalor (HVAC-Refrigerasi)
3. Mengetahui dan memahami siklus kompresi uap dalam sistem Pompa Kalor
beserta diagram P-h untuk setiap jenis fluida kerja yang digunakan.
4. Menghitung performa/kinerja dari sistem Pompa Kalor
5. Memahami paramater-parameter kinerja dalam sistem Pompa Kalor (mencari
gejala penurunan kinerja sistem yang memerlukan perawatan)

2. Dasar Teori

Pompa Kalor (Heat Pump)


Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau
sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa
kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi
bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer,
pendingin ruangan, dan sebagainya.
Satu tipe yang paling umum dari pompa kalor dengan menggunakan sifat
fisik penguapan dan pengembunan suatu fluida yang disebut refrigeran. Pada
aplikasi sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin ruangan, pompa kalor merujuk
pada alat pendinginan kompresi-uap yang mencakup saluran pembalik dan penukar
panas sehingga arah aliran panas bisa dibalik. Secara umum, pompa kalor mengambil
panas dari udara atau dari permukaan tanah.

Sistem Kompresi Uap

Sistem refrigerasi kompresi uap adalah sistem refrigerasi yang menggunakan


kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, kondensor sebagai pelepas kalor dan
pengubah fasa refrigeran, alat ekspansi sebagai penurun tekanan sekaligus temperatur,
evaporator sebagai penyerap kalor dari produk yang akan didinginkan dan pengubah
fasa refrigeran.
Refrigeran yang berasal dari evaporator berupa uap bertekanan rendah
kemudian masuk ke kompresor untuk dikompresi hingga refrigeran tersebut
menjadi uap bertekanan dan bertemperatur tinggi. Dari kompresor, refrigeran
mengalir ke kondensor dan melakukan pelepasan kalor hingga refrigeran tersebut.

3. Bagian-bagian Heat Pump


Pompa kalor yang digunakan di laboratorium Teknik Energi adalah pompa
kalor P5670 dengan pembuat adalah G. Cussons Ltd., Manchester, England. Pompa
kalor ini mempunyai beberapa komponen-komponen penting, yaitu:
a. Kompresor
Adalah untuk menghisap uap refrijeran yang berasal dari evaporator dan
menekan uap refrijeran tersebut ke kondensor, sehingga tekanan dan
temperature meningkat.
b. Kondensor
Berfungsi sebagai alat pemindah panas. Panas dari uap refrijeran atau fluida
kerja dilepas ke media pendingin yaitu air, sehingga uap refrijeran akan
mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke
kondensor, refrijeran berfasa uap mempunyai tekanan dan temperetur tinggi.
Fluida yan keluar dari kondensor berfasa cair jenuh yang bertekanan dan
bertemperatur lebih rendah.
c. Evaporator
Berfungsi sebagai alat pemindah panas. Pada evaporator terjadi perpindahan
panas dari udara luar ke fluida kerja , sehingga terjadi perubahan fasa pada
fluida kerja yaitu dari fasa cair ke fasa uap.
d. HE
Sebagai alat pemindah panas dan mempunyai fungsi khusus. Fungsi khususnya
adalah meningkatkan kapasitas pendingin dengan cara menaikkan temperature
fluida kerja yang akan masuk ke kompresor, dan yang kedua menurunkan
temperature fluida kerja yang akan masuk evaporator.
e. Katup ekspansi
Sebagai alat yang secara otomatis mengatur jumlah aliran fluida kerja cair yang
masuk ke evaporator. Sambil mempertahankan gas panas lanjut pada akhir
evaporator. Karena tekanan di evaporator rendah, maka sebagian bahan
pendingin cair waktu melalui katup ekspansi masuk kedalam evaporator,
wujudnya kembali dari cair menjadi uap dingin.

4. Diagram Rangkaian
5. Perhitungan
Tabel data praktikum
Data hasil praktikum
Speed No Qc Tw7 Tw8 F2 TA1 TA2 TA3 TA4 ΔP
o o o o o o
(kW) ( C) ( C) (L/min) ( C) ( C) ( C) ( C) (mmHg)
1 0,929 26 28 12 28 28 25 25 8,2
I 2 0,930 26 28 12 28 28 26 25 8,1
3 0,922 26 28 12 28 28 26 25 8,2
1 0,935 26 29 12 28 29 26 26 11,8
II 2 0,926 26 29 12 28 28 26 26 11,6
3 0,946 26 29 12 29 29 27 26 11,8
1 0,957 27 29 12 28 28 27 26 14,5
III 2 0,962 27 29 12 28 28 26 26 14,8
3 0,950 27 29 12 28 28 26 26 14,6

Data hasil praktikum


Speed No Trata-rata h1 (kJ/kg) h2 (kJ/kg) ρu (kg/m3) Cp (kJ/kg.oC)
(oC)
1 26 89,8 76,9 1,13 4,178
I 2 26 89,8 76,9 1,13 4,178
3 26 89,8 76,9 1,13 4,178
1 26 93,5 80,5 1,126 4,178
II 2 26 93,5 80,5 1,13 4,178
3 26 94,5 79,5 1,125 4,178
1 27 89,8 79,5 1,13 4,178
III 2 27 89,8 80,5 1,13 4,178
3 27 89,8 80,5 1,13 4,178

PERHITUNGAN
Speed 1
 Qev = mo . Δh
= 0.083 x √𝜌 𝑥 ∆𝑝 x Δh
= 0,083 x √1,13 𝑥 8,2 x (h1 – h2)
= 0,083 x √1.13 𝑥 8,2 x (89,8 – 76,9)
= 3,386 kW
 Qkon = ṁ x Cp x ΔT
= F x ρair x Cp x ΔT
12 𝑥 10−3
= x 995,75 x 4,178 x (28 - 26)
60𝑠

= 1,66 kW
𝑄𝐸𝑣
 COP =
𝑄𝑘𝑜𝑚
3,386
= 0,926

= 3,64 kW
 Neraca Energi
Qevaporator + Qkompresor = Qkondensor + Qloss
3,386 + 0,926 = 1,66 + Qloss
Qloss = 2,652 kW

Tabel hasil perhitungan


Data hasil Perhitungan
Speed N Trata-rata QEvaporator Qkondenso Qkompresor Qloss COP
o (oC) (kW) r (kW) (kW) (kW)
1 26 3,386 1,66 0,929 2,652 3,64
I 2 26 3,239 1,66 0,93 2,509 3,48
3 26 3,259 1,66 0,922 2,521 3,53
1 26 3,9331 2,5 0,935 2,37 4,2
II 2 26 3,9 2,5 0,926 2,33 4,2
3 26 4,54 2,5 0,946 2,98 4,79
1 27 3,46 1,66 0,957 2,75 3,62
III 2 27 3,16 1,66 0,962 2,46 3,28
3 27 3,14 1,66 0,950 2,43 3,31
Grafik kinerja HVAC (COP) terhadap P

COP
6

3
COP
2

0
8.2 8.1 8.2 11.8 11.6 11.8 14.5 14.8 14.6

6. Analisa

Dari data praktikum, kita mengetahui semua parameter pengukuran. Disini kami
ingin menganalisa dan mengaudit performa dari HVAC. Sebelumnya kami mengukur
pada kecepatan – kecepatan tertentu dan membaginya menjadi 3 kecepatan (3 speed).
Setelah dipahami dan dihitung didapat nilai dari Qevaporator, Qkondensor, Qkompresor
dan Qloss, perbandingan antara Qevap dan Qkomp dinamakan COP (performa/kinerja
HVAC).

Setelah COP didapat kami mencoba membandingkan nilai cop berdasarkan P nya
lalu dibuatlah grafik COP VS P. Di grafik terlihat potret kinerja HVAC yang
berfluktuasi. Pada saat P maksimum ternyata nilai COP nya paling rendah dan saat
nilai COP maksimum P ada pada nilai pertengahan yakni 11,8. Dari grafik tersebut
ternyata nilai COP terpengaruhi oleh besarnya nilai Qkomp ataupun Q evap dan bisa
saja kinerja dari HVAC sudah menurun sehingga butuh pengefisienan dari komponen
alat yang berkaitan dengan HVAC.

Anda mungkin juga menyukai