PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
1
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
2
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Unit
Stress
Unit Strain
3
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Pada pengujian tarik, spesimen diberi beban yang semakin besar secara kontinu
dengan arah tegak lurus penampang melintangnya, Sebagai akibat pembebanan
tersebut, spesimen mengalami perubahan panjang. Perubahan beban (P) dan
perubahan panjang ( ) akan tercatat pada mesin uji tarik berupa grafik yang
merupakan fungsi beban dan pertambahan atau lebih dikenal sebagai grafik P- .
Dari gambar 2.4 di atas tampak bahwa sampai titik p perpanjangan sebanding
dengan pertambahan beban. Pada daerah inilah berlaku Hukum Hooke, sedangkan
titik p merupakan batas berlakunya hukum tersebut. Oleh karena itu titik p disebut
juga batas proporsional. Sedikit di atas titik p terdapat titik e yang merupakan batas
elastis dimana bila beban di hilangkan maka belum terjadi pertambahan panjang
permanen dan spesimen kembali ke panjang semula. Daerah di bawah titik e
disebut daerah elastis. Sedangkan di atasnya disebut daerah plastis.
Di atas titik e terdapat titik y yang merupakan titik yield (luluh) yakni dimana
logam mengalami pertambahan panjang tanpa pertambahan beban yang berarti.
Dengan kata lain titik yield merupakan keadaan dimana spesimen terdeformasi
dengan beban minimum. Deformasi yang yang dimulai dari titik y ini bersifat
permanen sehingga bila beban dihilangkan masih tersisa deformasi yang berupa
pertambahan panjang yang disebut deformasi plastis. Pada kenyataannya karena
perbedaan antara ketiga titik p, e dan y sangat kecil maka untuk perhitungan teknik
seringkali keberadaan ketiga titik tersebut cukup diwakili dengan titik y saja. Dalam
kurva titik y ditunjukkan pada bagian kurva yang mendatar atau beban relatif tetap.
Penampakan titik y ini tidak sama untuk semua logam. Pada material yang ulet
seperti besi murni dan baja karbon rendah, titik y tampak sangat jelas. Namun pada
umumnya penampakan titik y tidak tampak jelas. Untuk kasus seperti ini cara
menentukan titik y dengan menggunakan metode offset.
Metode offset dilakukan dengan cara menarik garis lurus yang sejajar dengan garis
miring pada daerahproporsional dengan jarak 0,2% dari regangan maksimal. Titik y
didapat pada perpotongan garis tersebut dengan kurva P- (gambar 2.5)
4
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Kenaikan beban lebih lanjut akan menyebabkan deformasi yang akan semakin
besar pada keseluruhan volume spesimen. Beban maksimum ditunjukkan dengan
puncak kurva sampai pada beban maksimum ini.Deformasi yang terjadi masih
homogen sepanjang spesimen. Pada material yang ulet (ductile), setelahnya beban
maksimum akan terjadi pengecilan penampang setempat (necking) sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 2.6. Setelah necking, beban turun sampai akhirnya
spesimen patah. Sedangkan pada material yang getas (brittle), spesimen akan patah
sesaat setelah tercapai beban maksimum.
5
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
t = P/Ao …………………………………………………………..(2.1)
t 100........…………………….……..…………..…..(2.2)
dimana : t =tegangan teknik (kN/mm2, MPa, psi)
=
'
2) Tentukan skala beban (p) dan skala pertambahan panjang pada grafik
P . Untuk menentukan skala beban bagilah beban maksimal yang
didapat dari mesin dengan tinggi kurva maksimal, atau bagilah beban yield
(bila ada) dengan tinggi yield pada kurva. Sedangkan untuk menentukan skala
pertambahan panjang, bagilah panjang setelah patah dengan panjang
pertambahan panjang plastis pada kurva. Nilai pertambahan panjang plastis
adalah pertambahan panjang total dikurangi pertambahan panjang elastis
(Pertambahan panjang sampai titik p atau titik y). Dari perhitungan tersebut
akan didapatkan data skala :
a. Skala beban (P) 1 mm : ............................. kN
Contoh : Skala beban 1 mm : 10 kN (baca : 1 mm panjang P pada
kurva P senilai dengan beban 10 kN)
7
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
= tg ………..................………………………………….…….(2.4)
t t setelah titik ultímate, kurva akan turun sampai patah di titik f (fracture),
sedangkan pada grafik s s kurva akan terus naik sampai patah di titik f.
Kenaikkan tersebut disebabkan tegangan yang terjadi diperhitungkan untuk luas
penampang sebenarnya sehingga meskipun beban turun namun karena tingkat
pengecilan penampang yang terjadi lebih besar, maka tegangan yang terjadi juga
lebih besar. Hubungan tegangan teknik dan tegangan sebenarnya serta regangan
teknik (σt) dan tegangan sebenarnya (σs) dinyatakan pada persamaan 2.5 dan 2.6 :
s t (1 t ) .............................................................................(2.5)
s ln( 1 t ) .............................................................................(2.6)
Adapun langkah-langkah untuk mengkonversikan garfik t t ke dalam grafik
9
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
persamaan berikut:
𝑠 = P/As …………………………………………………………………………………….(2.7)
1)
Tegangan Tarik Yield y
y Py A
.
11
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
6) Resilien (Ur)
Resilien didefinisikan banyaknya energi yang diperlukan untuk meregangkan
satu satuan volume bahan hingga sampai batas elastik. Dimana:
Gambar 2.9 Grafik Stress – Strain Dan Proses Deformasi Pada Spesimen
12
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
2.3 Alat
1) 1 set Mesin uji tarik.
2) 1 Kikir.
3) 1 Jangka sorong.
4) 1 Ragum.
5) 1 Penitik.
6) 1 Timbangan digital
7) 1 Palu
2.4 Bahan
1) 1 spesimen uji tarik plat.
2) 1 spesimen uji tarik round bar.
3) 1 spesimen uji tarik deformat.
4) 1 lembar kertas milimeter.
13
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
W = V.ρ
W = (A0.L).ρ
A0 = W/(L.ρ)
Jawab : A0 = W/(L.ρ)
0,12685
A0 = (0,271 x 7.850)
A0 = 5,805 x 10-5 m2
A0 = 58,05 mm2
Untuk mencari diameter (D)
1
A0 = 4x 3,14 x D2
1
58,05 mm2 = 4x 3,14 x D2
D2 = 73,9490 mm2
D = 8,59 mm
15
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
17
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
c. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada lembar
pengamatan.
d. Ambil spesimen round bar yang telah mengalami tensile test, satukan
lagi tepat pada patahannya, kemudian ukur dengan jangka sorong .
e. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada
lokasi yang berbeda, rata-rata hasilnya serta catat pada lembar
pengamatan.
f. Ukur gauge length setelah patah dan cata hasilnya pada lembar
pengamatan.
g. Ambil spesimen deformat yang telah menglami tensile test, satukan lagi
tepat pada patahannya, kemudian ukur dengan jangka sorong.
h. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada
lokasi yang berbeda, rata-rata hasilnya serta catat pada lembar
pengamatan.
i. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada lembar
pengamatan
18
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
19
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Skala beban (y) = Sudah diatur pada mesin uji tarik sebesar
1 mm ≈ 0,5 kN
Pertambahan setelah spesimen patah
Skala perpanjangan (x) = Pertambahan panjang plastis pada kurva P− Δℓ
12.80 𝑚𝑚
= 52,50 𝑚𝑚
= 0,244 mm 1 mm ≈ 0,244 mm
20
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Grafik σ - ɛ PLAT
700.00
600.00
500.00
Stress (MPa)
400.00
300.00
200.00
100.00
Beberapa sifat mekanik yang di dapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik
plat adalah sebagai berikut :
1) Penghitungan di daerah Elastis
= 5.8%
e) Modulus elastisitas y
=𝜀
(E) 𝑦
196,18 MPa
= mm
𝟎,𝟎𝟔
mm
= 3.269,67 MPa
f) Resilien (Ur ) 1
= 2 x 𝜎𝑡𝑦 𝑥 𝜀𝑡𝑦
1 mm
= x 196,18 MPa x 0,06
2 mm
= 5,8854 MPa
22
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
= 328,54 MPa
b) Reduksi penampang (R A ) (Ao−A′)
= Ao
x 100%
(137.73−69,69) mm2
= 137.73 mm2
x 100%
= 49,4 %
c) Tegangan tarik maksimum sebenarnya Pf
= A′
(𝑠𝑚𝑎𝑘𝑠 ) 35 kN
= x 1000
69,69 mm2
= 502,224 MPa
d) Regangan maksimum teknik (𝜀𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 ) Δℓmaksimum
= Lo
12,92 mm
= 49,15 mm
X 100%
= 0,263 mm/mm
= 26,3%
23
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Skala beban (y) = Sudah diatur pada mesin uji tarik sebesar
1 mm ≈ 0,5 kN
Pertambahan setelah spesimen patah
Skala perpanjangan (x) = Pertambahan panjang plastis pada kurva P− Δℓ
12.80 𝑚𝑚
52,50 𝑚𝑚
= 0,323 mm 1 mm ≈ 0,323 mm
24
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Grafik σ - ɛ Spesimen
RoundBar
750.00
700.00
650.00
600.00
550.00
500.00
450.00
TEGANGAN (STRESS)
400.00
350.00
300.00
yield
250.00
yield
200.00
150.00
100.00
50.00
Series1
0.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40
REGANGAN (STRAIN)
25
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Beberapa sifat mekanik yang di dapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik
Round Bar adalah sebagai berikut :
1) Penghitungan di daerah Elastis
= 7,47 %
e) Modulus elastisitas (E) y
=𝜀
𝑦
269,06 MPa
= mm
𝟎,𝟎𝟖
mm
= 3.363,25 MPa
f) Resilien (Ur ) 1
= 2 x𝜎𝑡𝑦 𝑥 𝜀𝑡𝑦
1 mm
= 2 x 269,06MPa x 0,0776 mm
= 10,439 MPa
26
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
=399,51 MPa
b) Reduksi penampang (R A ) (Ao−A′)
= Ao
x 100%
(122,656−52,142) mm2
= 122,656 mm2
x 100%
= 57,49 %
c) Tegangan tarik maksimum sebenarnya = Pf
A′
(𝑠𝑚𝑎𝑘𝑠 ) 37,00 kN
= 52,142 mm2 x1000
= 709,6 MPa
d) Regangan maksimum teknik (𝜀𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 ) Δℓmaksimum
= Lo
14,86 mm
= 50,00 mm
X 100%
27
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Skala beban (y) = Sudah diatur pada mesin uji tarik sebesar
1 mm ≈ 0,5 kN
Pertambahan setelah spesimen patah
Skala perpanjangan (x) = Pertambahan panjang plastis pada kurva P− Δℓ
20,7𝑚𝑚
= 89,50 𝑚𝑚
= 0,231 1 mm ≈ 0,231 mm
Skala Skala Δl P σᵼ ɛᵼ σѕ ԑѕ
No X Y A˳(mm²) L˳ A̕ (mm²)
X Y (mm) (kN) (MPa) (mm/mm) (MPa) (mm/mm)
0 0,00 0,00 0,23 0,50 0,00 0,00 57,63 68,35 0,00 0,00 57,63 0,00 0,00
1 2,25 8,00 0,23 0,50 0,52 4,00 57,63 68,35 69,41 0,01 56,66 70,60 0,01
2 5,06 18,00 0,23 0,50 1,17 9,00 57,63 68,35 156,17 0,02 56,13 160,33 0,02
3 7,88 28,00 0,23 0,50 1,82 14,00 57,63 68,35 242,93 0,03 55,93 250,33 0,03
4y 9,00 32,00 0,23 0,50 2,08 16,00 57,63 68,35 277,63 0,03 55,74 287,03 0,03
5 10,00 31,00 0,23 0,50 2,31 15,50 57,63 68,35 268,96 0,03 55,02 281,70 0,03
6 14,00 31,50 0,23 0,50 3,24 15,75 57,63 68,35 273,30 0,05 54,85 287,17 0,05
7 15,00 31,00 0,23 0,50 3,47 15,50 57,63 68,35 268,96 0,05 54,50 284,43 0,05
8 17,00 32,00 0,23 0,50 3,93 16,00 57,63 68,35 277,63 0,06 54,23 295,01 0,06
9 18,50 31,00 0,23 0,50 4,28 15,50 57,63 68,35 268,96 0,06 54,15 286,25 0,06
10 19,00 32,00 0,23 0,50 4,39 16,00 57,63 68,35 277,63 0,06 53,98 296,42 0,06
11 20,00 31,00 0,23 0,50 4,63 15,50 57,63 68,35 268,96 0,07 53,89 287,61 0,07
12 20,50 32,50 0,23 0,50 4,74 16,25 57,63 68,35 281,97 0,07 52,97 306,78 0,07
13 26,00 35,00 0,23 0,50 6,01 17,50 57,63 68,35 303,66 0,09 51,37 340,65 0,08
14 36,00 38,00 0,23 0,50 8,33 19,00 57,63 68,35 329,69 0,12 49,15 386,59 0,11
15 51,00 40,00 0,23 0,50 11,80 20,00 57,63 68,35 347,04 0,17 47,24 423,37 0,16
16 65,00 41,00 0,23 0,50 15,03 20,50 57,63 68,35 355,72 0,22 44,76 458,03 0,20
17u 85,00 41,50 0,23 0,50 19,66 20,75 57,63 68,35 360,06 0,29 43,84 473,36 0,25
18 93,00 41,00 0,23 0,50 21,51 20,50 57,63 68,35 355,72 0,31 40,00 512,50 0,27
19 96,00 38,00 0,23 0,50 22,20 19,00 57,63 68,35 329,69 0,32 27,00 703,70 0,28
20 98,00 35,00 0,23 0,50 22,67 17,50 57,63 68,35 303,66 0,33 21,00 833,33 0,29
21f 99,00 33,00 0,23 0,50 22,90 16,50 57,63 68,35 286,31 0,33 26,64 619,49 0,29
28
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
700.00
650.00
600.00
550.00
500.00
450.00
400.00
350.00
300.00
250.00yield
200.00 yield
150.00
100.00 Teg-Reg TEKNIK
50.00
0.00
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40
REGANGAN (STRAIN)
29
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
Beberapa sifat mekanik yang di dapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik
Deformat adalah sebagai berikut :
1) Penghitungan di daerah Elastis
= 2,95 %
e) Modulus elastisitas (E) y
=𝜀
𝑦
277,63 MPa
= mm
𝟎,𝟎𝟑
mm
= 9.254,3 MPa
f) Resilien (Ur ) 1
= 2 x𝜎𝑡𝑦 𝑥 𝜀𝑡𝑦
1 mm
= 2 x 277,63 MPa x 0,03 mm
= 4,164 MPa
30
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
= 360,05 MPa
b) Reduksi penampang (R A ) (Ao−A′ )
= x 100%
Ao
(57,63−26,68) mm2
= 57,63 mm2
x 100%
= 53,7 %
c) Tegangan tarik maksimum sebenarnya = Pf
A′
(𝑠𝑚𝑎𝑘𝑠 ) 16,50 kN
= 2 x1000
26,68 mm
= 618,44 MPa
d) Regangan maksimum teknik (𝜀𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 ) Δℓmaksimum
= Lo
19,66 mm
= 68,35 mm
x 100%
= 0,287 mm/mm
= 28,7%
31
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
2.8 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.4 Sifat Mekanik
No Spesimen σty (MPa) σtu(MPa) E (MPa) (𝜀𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 %) RA (%)
1 Plat 196,18 328,54 3269,67 26,3 49,4
2 Round bar 269,06 399,51 3363,27 29,7 57,49
3 Deformat 277,63 360,05 9254,3 28,7 53,7
Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa spesimen 2 (Round bar)
mempunyai keuletan paling besar, karena mempunyai regangan paling besar
(29,7%). Spesimen yang mempunyai kekakuan paling tinggi adalah spesimen 3
(Deformat), karena mempunyai nilai Modulus Elastisitas paling tinggi (9254,3
MPa). Spesimen yang mempunyai kekuatan paling besar adalah spesimen 2 (Round
bar), karena mempunyai nilai ultimate paling tinggi (399,51 MPa).
32
POLITEKNIK D3-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA
PRAKTIKUM UJI BAHAN 603211A2
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Metalurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin
FTI. ITS
M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik
Bangunan Kapal. PPNS
Prasojo Budi, ST.,MT. 2012. Modul Ajar Ilmu Pengetahuan Bahan, Jurusan
Teknik Perpipaan. PPNS
Prasojo Budi, ST. 2002. Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal. PPNS
33