Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM OPORTINISTIK

HIV DAN AIDS

OLEH :

KELOMPOK : 6

1. SAFERIANTI WULAN NINEF


2. SUORPI OTU
3. TONI NATONIS
4. YAKOBET SAE
5. YOHANA LAUATA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2018/2019

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan Kasih-Nya, Shingga Kami dapat menyelesaikan Makalah
ini sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh pihak Dosen Mata kulia

Doa serta salam semoga tetap tercurah kepada Junjungan Tuhan, segenap
keluarga, para Sahabat yang selalu mendorong kelompok kami dalam penyusunan
Makalah ini.

Kupang, 25 April 2019

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................1

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................4

1.1. Latar Belakang Masalah ..............................................................................4


1.2. Permasalahan ...............................................................................................4
1.3. Motivasi Penulisan Makalah ........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................6

2.1. Identifikasi Masalah/ Ciri-Ciri Masalah ......................................................6


2.2. Definisi HIV/AIDS ......................................................................................6
2.3. Sebab dan Dampak HIV/AIDS ....................................................................7
2.4. Pelayanan Pekerjaan Sosial untuk HIV/AIDS .............................................8
2.5. Potensi Mengatasi dan Mencegah HIV/AIDS .............................................10
2.6. Pendekatan-pendekatan untuk Pemecahan Masalah ....................................11

BAB III PENUTUP .......................................................................................................14

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................14


3.2. Saran ............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala
dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit infeksi HIV dan AIDS
hingga kini masih merupakan masalah global karena penderita penyakit ini dari tahun
ke tahun makin meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun
obat untuk benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ini.
Penyebab HIV / AIDS sendiri disebabkan diantaranya yaitu selama melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi yang darah, air
mani atau cairan vagina memasuki tubuh. Kedua transfusi darah, dalam beberapa
kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ketiga yaitu berbagi jarum, virus
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang
terinfeksi. Keempat dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi
selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui.
Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkat dan dampak yang
ditimbulkan dari HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan, karena sindrom ini
telah menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang sangat tinggi diantara usia
produktif. Masalah yang timbul juga sangat kompleks, bukan saja di bidang
kesehatan, tetapi juga ekonomi, sosial dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah mendasar yang dihadapi Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya, tetapi juga masih
banyak masyarakat belum bisa menerima keberadaan ODHA. Stigma terhadap
ODHA masih cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang menghakimi,
menjauhkan, mengucilkan, mendiskriminasi, bahkan sampai perlakuan yang tidak
hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga kriminal. Untuk itu diperlukan upaya
untuk mencegah stigma dan diskriminasi tersebut melalui program penyuluhan,
dukungan, perawatan,dan pengobatan yang melibatkan semua pihak yang terkait agar
ODHA dapat berfungsi sosial kembali.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana identifikasi/ ciri-ciri masalah HIV AIDS ?
1.2.2 Apa definisi dari HIV/AIDS ?
1.2.3 Apa penyebab dan dampak dari HIV/AIDS ?
4
1.2.4 Bagaimana pelayanan Pekerjaan Sosial untuk penderita HIV/AIDS ?
1.2.5 Apa saja potensi dan sistem sumber untuk mengatasi HIV/AIDS ?
1.2.6 Bagaimana rencana pemecahan masalah melalui pendekatan-pendekatan
pemecahan masalah?

1.3 Motivasi Penulisan Makalah


Adapun motivasi penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui identifikasi/ ciri-ciri masalah HIV AIDS
1.3.2 Mengetahui definisi dari HIV/AIDS
1.3.3 Mengetahui penyebab dan dampak dari HIV/AIDS
1.3.4 Mengetahui pelayanan Pekerjaan Sosial untuk penderita HIV/AIDS
1.3.5 Mengetahui apa saja potensi dan sistem sumber untuk mengatasi HIV/AIDS
1.3.6 Mengetahui rencana pemecahan masalah melalui pendekatan-pendekatan
pemecahan masalah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Masalah/ Ciri-Ciri Masalah

Berikut beberapa tanda gejala HIV AIDS :


1. Penurunan Berat Badan Dengan Cepat lebih dari 10 % tanpa ada alasan yang
jelas dalam 1 bulan.
2. Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Seseorang tersebut akan mengalami
demam yang berkelanjutan dan hilang timbul, biasanya demam mencapai lebih
dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah diberikan obat antipiretika
(penurun panas).
3. Diare Yang Tak Kunjung Sembuh selama 1 bulan.
4. Cepat Merasa Lelah. Karena jenis virus menyerang sistem kekebalan tubuh
maka penderita HIV AIDS ini akan cepat merasakan lelah walaupun dalam
aktifitas yang tak terlalu banyak.
5. Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
6. Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan dada

Masyarakat memandang HIV/AIDS sebagai penyakit yang membahayakan dan


sangat menakutkan. Karena, penyakit ini belum ada obatnya baik dalam bentuk
vaksin maupun imunisasi, Penyakit yang mematikan dengan penderitaan yang relatif
lama dan cara penyebaran cepat, sehingga jumlah pederita yang sebenarnya sulit
diketahui, juga sebagian besar orang yang terinfeksi virus HIV ternyata sebagai
penderitaan AIDS. Oleh sebab itu penyakit HIV/AIDS menjadi masalah sosial yang
harus ditangani

2.2 Definisi HIV/AIDS


Human Immuno Deficiency Virus (HIV) yaitu virus yang merusak system
kekebalan tubuh manusia. Sedangkan, Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan atau didapat karena
hilangnya kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit (Direktorat Rehabilitasi Tuna
Susila1995: 4).
ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) adalah seseorang yang telah terinfeksi
HIV. Jadi di dalam tubuhnya terdapat virus HIV. AIDS merupakan penyakit yang
oleh masyarakat umum dipandang sebagai suatu ancaman yang membahayakan dan
sangat menakutkan.AIDS dipandang menakutkan, karena apabila seseorang terserang
penyakit tersebut merupakan isyarat atau vonis kematiaan.

6
2.3 Sebab dan Dampak HIV/AIDS
2.3.1 Penyebab HIV/AIDS

Faktor-faktor yang menjadi penyebab HIV/AIDS:

1. Tingginya penyalahgunaan obat bius


2. Merajalelanya praktek pelacuran dan homoseksualitas
3. Rendahnya penggunaan kondom
4. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan berulang-ulang dipakai
5. Donor danar yang tidak melalui screening bebas HIV
6. Mobilitas penduduk
7. Lemahnya pengetahuan masyarakat tentang HIV
8. Ibu mengandung yang positif HIV
9. Ibu yang positif HIV yang sedang menyusui

2.3.2 Dampak HIV/AIDS


1. Dampak demografi
Dampak jangka panjang dari HIV adalah terdapat pada indikator
demografi, hal ini diakibatkan oleh tingginya penderita pada kelompok
umur yang relatif muda. Penderita-penderita muda tersebut akan
berdampak pada menurunnya angka harapan hidup. Kontribusi dalam
bidang ekonomi nasional dan perkembangan social yang diharapkan
kepada mereka menjadi semakin kecil.

2. Dampak terhadap system pelayanan kesehatan


Semakin banyaknya penderita, maka semakin banyak pula
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk menangani mereka. Masa
inkubasi HIV yang sangat lama (9-10 tahun) membutuhkan pelayanan
yang khusus bagi mereka. Lamanya perawatan tersebut membutuhkan
biaya perawatan yang tidak sedikit. Hal itu berakibat pada ekonomi
keluarga penderita yang terkuras hanya untuk perawat penderita HIV.

3. Dampak terhadap ekonomi nasional


Dengan banyaknya penderita HIV yang dari kelompok usia
produktif, mengakibatkan produktifitas Negara semakin menurun. Salah
satu akibat dari turunnya produktifitas Negara adalah kacaunya ekonomi
nasional. Anggaran Negara yang seharusnya banyak dialihkan untuk

7
kesejahteraan warganya akan berkurang hanya untuk mambantu
menangani masalah HIV, yang akan memperlambat laju ekonomi Negara.

4. Dampak terhadap tatanan social


Adanya stigma dan diskriminasi terhadap penderita akan
berdampak pada tatanan sosial masyarakat. Penderita HIV dapat
kehilangan kasih saying dan kehangatan pergaulan, pekerjaan dan sumber
penghasilan yang pada akhirnya menimbulkan kerawanan social.

2.4 Pelayanan Pekerjaan Sosial untuk HIV/AIDS

1. Pelayanan dan rehabilitasi di dalam lembaga


Pelayanan dan rehabilitasi di dalam lembaga ini dapat dilakukan di suatu
rumah, panti atau yayasan yang khusus untuk menangani masalah HIV/AIDS dan
juga dapat dilakukan di dalam Rumah Sakit yang menangani penderita HIV/AIDS
(ODHA). Pelayanan berbasis ini lebih terkontrol dan lebih intensif.
Pelayanan yang dilakukan oleh pekerja sosial di dalam lembaga mencakup :

1. Pembimbing perseorangan dan kelompok


a. Membantu seorang klien menyelesaikan persoalan karena tidak
dapat menerima keterbatasan yang disebabkan oleh penyakit
yang dideritanya.
b. Penderita bersama keluarga dibantu untuk bersama-sama
mengatasi dan memberikan pandangan tentang masalah yang
dihadapi klien.
2. Pendorong
a. Klien dibantu mengemukakan persoalan yang dihadapinya.
b. Pekerja sosial membantu klien menemukan beberapa alternatif
penyelesaian masalah.
3. Penghubung
a. Pekerja sosial meningkatkan pemahaman staf lain tentang
kapan sebaiknya dia diajak membantu penderita, misalnya
penderita yang sering menangis, atau tidak dikunjungi.
b. Pekerja sosial menjelaskan prosedur Rumah Sakit kepada
keluarga pasien.
c. Pekerja sosial merujuk pasien ke lembaga di luar Rumah Sakit.
4. Konsultan

8
a. Pekerja sosial memberi informasi ke lembaga di luar Rumah
Sakit.
b. Pekerja sosial memberi nasehat kepada karyawan Rumah Sakit
sehubungan dengan masalah pribadi pasien.
5. Pendidik
a. Pekerja sosial membimbing praktek calon pekerja sosial.
b. Pekerja sosial memberi kuliah dalam kursus perawat.

2. Pelayanan dan rehabilitasi di luar lembaga

Memberikan pelayanan di luar panti/tidak ditampung dalam asrama. Para klien


ODHA mendapat bimbingan sosial, keterampilan dan bantuan dalam
masyarakatnya masing-masing. Sistem ini sangat terbuka dan memberikan
kebebasan para klien untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, dan
memberikan edukasi mengenai HIV/AIDS dan bahayanya serta cara penularannya
kepada keluarga yang bersangkutan dan masyarakat sekitar, melakukan treatment
yang berbasiskan masyarakat serta sahabat karib dan keluarga.

Pelayanan lainnya yang dapat dilakukan antara lain


1. Pelayanan Promotif : Meningkatkan KIE tentang HIV AIDS.
a. Promosi Perilaku Seksual Aman (Promoting Safer Sexual Behavior).
b. Promosi dan distribusi kondom (Promoting and Distributing Condom).
c. Norma Sehat di Tempat Kerja : tidak merokok, tidak mengkonsumsi
Napza.
d. Promosi penggunaan alat suntik yang aman
2. Pelayanan Preventif
a. Peningkatan gaya hidup sehat (Reducing Vulnerability of Spesific
Pop).
b. Memahami penyakit HIV AIDS, bahaya dan pencegahannya.
c. Memahami penyakit IMS, bahaya dan cara pencegahannya.
d. Diadakannya konseling tentang HIV AIDS pada pekerja secara
sukarela dan tidak dipaksa.

3. Pelayanan Kuratif
a. Pengobatan dan perawatan ODHA
b. Pencegahan dan pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual)
c. Penyediaan dan Transfusi yang aman

9
d. Mencegah komplikasi dan penularan terhadap keluarga dan teman
sekerjanya
e. Dukungan sosial ekonomi ODHA

4. Pelayanan Rehabilitatif
a. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan
yang masih ada secara maksimal
b. Penempatan pekerja sesuai kemampuannya
c. Penyuluhan kepada pekerja dan pengusaha untuk menerima penderita
ODHA untuk bekerja seperti pekerja lain
d. Menghilangkan Stigma dan Diskriminasi terhadap pekerja ODHA oleh
rekan kerja dan pengusaha

2.5 Potensi Mengatasi dan Mencegah HIV/AIDS

Adapun upaya-upaya lain dalam mencegah HIV adalah:

1. Pencegahan HIV dari ibu ke anak, yaitu ibu yang sudah positif mengidap HIV
dilarang untuk memiliki keturunan.
2. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang rawan terjangkit HIV.
Contohnya WTS (wanita tuna susila).
3. Jangan melakukan hubungan seks anogenital.
4. Hindari hubungan seksual diluar nikah.
5. Hindari transfusi darah yang tidak jelas sumber asalnya.
6. Menggunakan alat-alat medis dan non medis yang dapat bersentuhan dengan
cairan tubuh yang steril. Contohnya suntik, jarum tato, alat pencukur rambut
(yang menggunakan pisau atau silet), dll.

Beberapa sistem sumber yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya HIV
adalah:

1. Dokter
2. Perawat
3. Tenaga ahli
4. Pekerja social
5. Keluarga
6. Lingkungan sekitar

10
2.6 Pendekatan-pendekatan untuk Pemecahan Masalah
2.6.1 Pendekatan Sosiologis
a. Pendekatan Agama
Upaya penanggulangan HIV/AIDS melalui sosialisasi penggunaan
kondom kepada pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum hanya akan
memicu tumbuhnya perilaku seks bebas. Sebagai solusi, pemerintah dan
seluruh masyarakat diminta untuk bersama-sama mengupayakan ketahanan
keluarga melalui penguatan nilai-nilai moral dan agama agar bangsa Indonesia
lebih bermoral dan bermartabat.
Cara terbaik untuk mencegah virus mematikan itu menyebar hanyalah
dengan cara memperkuat nilai moral dan agama setiap individu serta keluarga.
Semakin orang yakin akan ajaran agamanya, semakin efektif juga pendekatan
ini dilakukan. Melalui pendekatan agama ini diajarkan bahwa masalah sosial
timbul bila terjadi pelanggaran terhadap norma norma agama.

b. Pendekatan Hukum
Salah satu upaya pemecahan masalah HIV/AIDS dengan pendekatan
hukum yaitu dengan menggunakan strategi nasional. Strategi Nasional ini
merupakan kerangka acuan dan panduan untuk setiap upaya penanggulangan
HIV/AIDS di Indonesia, baik oleh pemerintah, masyarakat LSM, keluarga,
perorangan, universitas dan lembaga-lembaga penelitian, donor dan badan-
badan internasional agar dapat bekerja sama dalam kemitraan yang efektif dan
saling melengkapi dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing-masing
berdasarkan Pasal 5 Keputusan Presiden nomor 36 Tahun 1994. Kegiatannya
meliputi pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengedalian dan penyuluhan.

c. Pendekatan Jurnalistik
Melalui pendekatan ini masalah HIV/AIDS diuahakan untuk
dikenalkan pada masyarakat mengenai arti, sebab-akibat, serta cara-cara
menghadapinya. Pendekatan ini berperan penting dalam membangkitkan
kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS ini.
Tujuan dari pendekatan jurnalistik ini untuk mensosialisasikan bahaya
dari HIV/AIDS karena jangkauan dari pendekatan ini cukup luas sehingga bisa
menekan situasi panik dari masyarakat yang semula tidak faham akan
permasalahan ini. Juga memperkecil penyebarluasan penyakit HIV/AIDS ini

11
karena sudah disosialisasikan mengenai bahaya yang akan ditimbulkan dan
cara pencegahannya.

d. Pendekatan Seni
Upaya ini dilakukan oleh para pekerja seni dalam rangka membangun
simpati kemanusiaan sehubungan dengan situasi sosial yang bermasalah.
Contohnya, film tentang HIV/AIDS seperti “Mika Malaikatku” yang secara
tidak langsung memperkenalkan kita tentang dampak dari HIV/AIDS.
Pengedukasian melalui cara ini lebih mudah dicerna karena selain bertujuan
untuk mempersempit penyebarluasan HIV/AIDS juga bisa menghibur.
Selain melalui film, juga banyak lagu-lagu yg diciptakan para musisi
dengan lirik yang ringan namun bermakna. Juga iklan-iklan yang banyak
beredar di masyarakat. Karena fokus dari permasalahan ini lebih banyak
kepada generasi muda, maka pendekatan dengan cara seni ini bisa sangat
menolong untuk pencegahan.

2.6.2 Pendekatan Lain

a. Pendekatan Ekologi/Lingkungan
Metode ini didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi, dalam arti
menelaah masalah HIV/AIDS sebagai hasil interrelasi antara masyarakat
manusia dengan lingkungannya pada suatu ekosistem. Melalui pendekatan
ekologi, pertumbuhan masyarakat manusia di tempat-tempat tertentu, baik di
perkotaan maupun pedesaan dengan segala aspeknya dipelajari dan dikaji
pengaruhnya terhadap lingkungan setempat.

b. Pendekatan Pertumbuhan Eksponensial/Faktor Luar


Pendekatan yang menyebutkan bahwa pertumbuhan kuantitas dan
kualitas suatu gejala dari suatu tingkat ke tingkat berikutnya terjadi dengan
kelipatan dua. Berdasarkan analisa pertumbuhan eksponensial, kita dapat
mengetahui komponen mana yang terlalu cepat atau lambat pertumbuhnnya
dalam kerangka proses dinamikanya inilah yang menimbulkan
ketidakseimbangan sehingga menimbulkan masalah sosial.

c. Pendekatan Sistem
Pada konsep sistem, benda, gejala, atau peristiwa ditetapkan sebagai
satu keseluruhan dan satu kebulatan yang tidak terpisahkan dari bagian-
bagiannya. Kehidupan sosial manusia atau masyarakat merupakan suatu

12
sistem sebagai hasil interrelasi dan interaksi manusia dengan segala aspek
kehidupannya. Peninjauan dan pendekatan aspek kehidupan sosial manusia
dalam mengkaji masalah sosial dengan pendekatan sistem, tidak dilepaskan
satu sama lain, melainkan ditinjau sebagai satu kebulatan yang tidak terpisah.

d. Pendekatan Interdisipliner/Multidisipliner
Karena subsistem masalah sosial banyak jumlahnya, kita harus
menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari satu. Pada pendekatan
ini, masalah sosial didekati, dianalisa, dan dikaji dari berbagai disiplin ilmu
sosial secara serentak dalam waktu yang sama. Dalam mengkaji masalah
sosial yang kompleks melalui pendekatan interdisipliner perlu memiliki
kemampuan interdisipliner juga. Kemampuan tersebut baik yang ada dalam
diri kita maupun kerjasama dengan berbagai keahlian dari berbagai bidang
keilmuwan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala
dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit infeksi HIV dan AIDS
hingga kini masih merupakan masalah global karena penderita penyakit ini dari tahun
ke tahun makin meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun
obat untuk benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ini.

Masalah HIV/AIDS merupakan masalah yang kompleks mulai dari


penyebaran, penanganan, pencegahan dan bahkan untuk menghilangkan stigma
negatif masyarakat kepada ODHA. Masalah tersebut muncul karena alasan banyaknya
cara penyebaran HIV/AIDS yang secara tidak langsung dan tidak disadari telah
menjadi kebiasaan yang umum di masyarakat. Seperti banyaknya pengguna jarum
narkoba suntik, perilaku seks beresiko dengan berganti-ganti pasangan, serta
bersuami/beristeri dengan pengidap HIV positif.
Dalam praktek pekerjaan sosial di bidang HIV-AIDS seorang pekerja sosial
dapat melaksanakan tugas dan peranannya, bagaimana menangani seorang klien yang
berstatus HIV positif, memberikan solusi dan mendekatkan pada sistem sumber yang
ada sehingga tidak terbelennggu dalam menghadapi penyakitnya dan termotivasi
kembali dalam menjalani hidupnya dan juga mengubah stigma negatif masyarakat
terhadap pendertia penyakit HIV/AIDS ini.
3.2 Saran
Walaupun pergaulan bebas tidak terlepas dari pengawasan orang tua, namun
pergaulan dan lingkungan tempat anda bermain bisa menjadi faktor utama anda
melakukan pergaulan bebas itu sendiri. Maka yang berperan paling penting disini
adalah diri anda sendiri. Bagaimana anda bisa mengatur pergaulan anda secara cerdas
dan cermat, memilih teman dalam bergaul agar tidak terperosok ke hal-hal yang buruk
dan dapat merugikan diri anda.
Jika anda sudah mengerti konsep akan bahaya yang ditimbulkan dari
pergaulan bebas, maka anda akan terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri
anda tersebut. Sebaiknya anda dibekali oleh pengetahuan dan pemahaman dari
berbagai banyak hal agar anda bisa mengukur perbuatan yang anda lakukan

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Agustin, Risa. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Penerbit Serba Jaya


2. Hutapea, Ronald . 2003 . AIDS & PMS dan Perkosaan . Jakarta : PT Rineka Cipta
3. Santrock, John W. 2007. Remaja . Jakarta : Penerbit Erlangga
4. http://science-ipa8.blogspot.com/2012/05/i-pergaulan-bebas.html
5. http://infogreget.blogspot.com/2013/03/cara-mengatasi-pergaulan-bebas-di.html

15

Anda mungkin juga menyukai