Anda di halaman 1dari 7

Nama : Risaldi Alfauzie

NIM : 17.0104.0015

Program Studi : KPI.A

Resume 2

PEMIKIRAN DAN USAHA PEMBARUAN

SEBELUM PERIODE MODERN

Pada abad pertengahan, Dunia Barat telah maju, ditandai dengan beberapa kemajuan
dan penemuan teknologi modern seperti kaca lensa (1250), alat percetakan (1450) dan lain-
lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini disamping menimbulkan hal-hal
yang positif adapula yang negative. Sedangkan umat Islam di belahan bagian Timur sedang
bersimpuh di bawah penindasan dan juga terlena di bawah sisa kemegahan kurturnya di masa
silam yang telah sirna, namun di belahan Barat (Asia Barat) kurang lebih tahun 1300 telah
berdiri pula Kerajaan Turki, namun mereka kurang berbudaya.

A. Pembaharuan Masa Kerajaan Turki Usmani


1. Sultan Mahmud II
Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai didikan tradisional, antara
lain pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki
dan Persia. Ia diangkat menjadi Sultan di tahun 1807 dan meninngal di tahun 1839.
Di bagian pertama dari masa kesultanannya ia disibukkan oleh peperangan dengan
Rusia dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi
besar, peperangan dengan Rusia selesai di tahun 1812. Setelah kekuasaannya sebagai
pusat pemerintahan Kerajaan Usmani bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat
bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan yang telah lama
ada dalam pemikirannya.
Perubahan penting yang diadakan oleh Sultan Mahmud II dan yang
kemudian mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pembaharuan di Kerajaan
Usmani ialah perubahan dalam bidang pendidikan. Seperti halnya di Dunia Islam lain
di zaman itu, Madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan umum yang ada
di Kerajaan Usmani. Di Madrasah hanya diajarkan agama sedangkan pengetahuan
umum tidak diajarkan. Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan Madrasah
tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. Di masa
pemerintahannya orang kurang giat memasukkan anak-anak mereka ke Madrasah
dan mengutamakan mengirim mereka belajar keterampilan secara praktis di
perusahaan industri.
2. Tanzimat
Istilah tanzimat berasal dari bahasa Arab dari kata Tanzim yang berarti
pengaturan, penyusunan dan memperbaiki. Dalam pembaharuan yang diadakan pada
masa Tanzimat merupakan sebagai lanjutan dari usaha-usaha yang dijalankan oleh
Sultan Mahmud II yang banyak mengadakan pembaharuan peraturan dan perundang-
undangan. Secara terminology. Tanzimat adalah suatu usaha pembaharuan yang
mengatur dan menyusun serta memperbaiki struktur organisasi pemerintahan, sosial,
ekonomi dan kebudayaan, antara tahun 1839-1871 M. Tokoh-tokoh penting
Tanzimat antara lain : Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami, Mehmed Sadek Rif’at
Pasya dan Ali Pasya seperti yang dijelaskan berikut ini :
a. Mustafa Rasyid Pasya (1880-1858). Pemuka utama dari pembaharuan di zaman
Tanzimat. Usaha pembaharuannya yang terpenting ialah sentralisasi
pemerintahan dan modernisasi angkatan bersenjata pada tahun 1839.
b. Mustafa Sami Pasya (wafat 1855). Mustafa Sami Pasya mempunyai banyak
pengalaman di luar negeri antara lain di Roma, Wina, Berlin, Brussel, London,
Paris dan negara lainnya sebagai pegawai dan duta. Menurut pendapat Mustafa
Sami Pasya, kemajuan bangsa Eropa terletak pada keunggulan mereka dalam
lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Seorang pemuka tanzimat lain yang pemikirannya lebih banyak diketahui orang
adalah Mehmed Sadik Rif’at Pasya yang lahir pada tahun 1807 dan wafat tahun
1856 M.. Pokok-pokok pemikiran dan pembaharuannya ialah Sultan dan
pembesar-pembesar negara harus tunduk pada undang-undang dan peraturan-
peraturan lainnya. Negara harus tunduk pada hokum (negara hukum), kodifikasi
hukum, administrasi, pengaturan hak dan kewajiban rakyat, reorganisasi,
angkatan bersenjata, pendidikan dan keterampilan serta dibangunnya Bank
Islam Usmani pada tahun 1840. Ide-ide yang dicetuskan Sadik Rif’at pada
zaman itu merupakan hal baru karena orang tidak mengenal peraturan, hukum,
hak dan kebebasan.
d. Ali Pasya (1815-1871). Beliau lahir pada tahun 1815 di Istanbul dan wafat
tahun 1871, anak dari seorang pelayan took. Usaha pembaharuannya antara lain
: tentang pengakuan semua aliran spiritual pada masa itu, jaminan melaksanakan
ibadahnya masing-masing, larangan memfitnah karena agama, suku dan bahasa,
jaminan kesempatan belajar, sistem peradilan dan lain-lainnya.

Tanzimat yang dimaksudkan adalah suatu usaha pembaharuan yang


mengatur dan menyusun serta memperbaiki struktur organisasi pemerintahan tetapi
Tanzimat ini belum berhasil seperti yang diharapkan oleh tokoh-tokoh penting
Tanzimat, yaitu Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami, Mehmed Sadek, Rif’at Pasya
dan Ali Pasya.

Pembaharuan yang dilaksanakan oleh tokoh-tokoh pembaharuan di zaman


Tanzimat tidaklah seluruhnya mendapat dukungan bahkan mendapat kritikan baik
dari dalam atau di luar Kerajaan Usmani karena gerakan-gerakan tanzimat untuk
mewujudkan pembaharuan didasari oleh pemikiran liberalisme Barat dan
meninggalkan pola dasar syariat agama, hal ini salah satu sebab yang utama
sehingga gerakan tannzimat mengalami kegagalan dalam usaha pembaharuannya.

3. Usman Muda
Usmani Muda pada asalnya merupakan perkumpulan manusia yang didirikan
di tahun 1865 dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut kerajaan Usmani
menjadi pemerintahan konstitusional. Para tokoh Usmani Muda banyak yang
melakukan gerakan rahasia dalam menentang kekuasaan absolut Sultan. Beberapa
tokoh dari gerakan itu membawa angin baru tentang demokrasi dan konstitusional
pemerintahan yang menjunjung tinggi kekuasaan rakyat bukan kekuasaan absolut.
Diantara tokoh itu ialah : Zia Pasya, Nanik Kemal, dan Midhat Pasya.
a. Zia Pasya lahir pada tahun 1825 di Istanbul dan meninggal dunia pada tahun
1880. Ia anak seorang pegawai Kantor Beacukai di Istanbul. Usaha-usaha
pembaharuannya antara lain, kerajaan Usmani menurut pendapatnya harus
dengan sistem pemerintahan konstitusional, tidak dengan kekuasaan absolut.
Menurutnya negara Eropa maju disebabkan tidak terdapat lagi pemerintahan
yang absolut, semuanya dengan sistem pemerintahan konstitusional. Dalam
sistem pemerintahan konstitusional harus ada Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Midhat Pasya. Nama lengkapnya Hafidh Ahmad Syafik Midhat Pasya, lahir
pada tahun 1822 di Istanbul. Pendidikan agamanya diperoleh dari ayahnya
sendiri. Dalam usia sepuluh tahun ia telah hafal Al-Quran, oleh karena itu ia
digelari Al-Hafidh. Beberapa langkah pembaharuan itu, seperti memperkecil
kekuasaan kaum eksekutif dan memberikan kekuasaan lebih besar kepada
kelompok legislatif. Golongan ini juga berusaha menggolkan sistem konstitusi
yang sudah ditegakkan dengan memakai istilah terma-terma yang islami,
seperti musyawarah untuk perwakilan rakyat, bai’ah untuk kedaulatan rakyat
dan syariah untuk konstitusi. Dengan usaha ini sistem pemerintahan Barat
lambat laun dapat diterima kelompok ulama dan Syaikh Al-Islami yang
sebenarnya banyak menentang ide pembaharuan pada masa sebelumnya.
c. Namik Kemal. Beliau termasuk pemikir terkemuka dari Usmani Muda, lahir
pada tahun 1840 di Tekirdag. Dia berasal dari keluarga ningrat. Namik Kemal
berpendapat bahwa sistem pemerintahan konstitusional tidaklah merupakan
bid’ah dalam Islam. Di antara ide-ide lain yang dibawa Namik terdapat cinta
tanah air Turki, tetapi seluruh daerah kerajaan Usmani. Konsep tanah airnya
tidak sempit. Sebagai orang yang dijiwai ajaran Islam, ia melihat perlunya
diadakan persatuan seluruh umat Islam di bawah pimpinan Kerajaan Usmani,
sebagai negara Islam yang terbesar dan terkuat di waktu itu.

Kemudian dilanjutkan dengan pembaharuan Usmani Muda, dimana usaha-usaha


pembaharuannya adalah untuk mengubah pemerintahan dengan sistem konstitusional
tidak dengan kekuasaan absolut setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya
Usmani muda dilanjutkan dengan pembaharuan Turki Muda.

4. Turki Muda
Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi, mengambil bentuk
perkumpulan rahasia, di kalangan cendekiawan dan pemimpin-pemimpinnya lari ke
luar negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka dan gerakan di kalangan militer
menjelma dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi berbagai kelompok inilah
yang kemudian dikenal dengan nama Turki Muda. Tokoh-tokoh Turki Muda, antara
lain adalah Ahmad Riza (1859-1930), Mehmed Murad (1853-1912) dan Pangeran
Sahabuddin (1887-1948).
a. Ahmad Riza Ahmad Riza adalah anak seorang bekas anggota parlemen
bernama Injilis Ali. Pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Riza antara
lain adalah ingin mengubah pemerintahan yang absolut kepada pemerintahan
konstitusional. Karena menurutnya akan menyelamatkan Kerajaan Usmani
dari keruntuhan adalah melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan positif dan
bukan dengan teologi atau metafisika.
b. Mehmed Murad berasal dari Kaukasus dan lari ke Istanbul pada tahun 1873
yakni setelah gagalnya pemberontakan Syekh Syamil di daerah itu. Ia
mengusulkan didirikan satu Badan Pengawas yang tugasnya mengawasi
jalannya undang-undang agar tidak dilanggar oleh pemerintah. Di samping
itu diadakan pula Dewan syariat agung yang anggotanya tersusun dari wakil-
wakil negara Islam di Afrika dan Asia dan ketuanya Syekh Al-Islam
Kerajaan Usmani.
c. Pangeran Sahabuddin adalah keponakan Sultan Hamid dari pihak ibunya,
sedang dari pihak bapaknya adalah cucu dari Sultan Mahmud II, oleh karena
itu ia keturunan raja. Menurutnya yang pokok adalah perubahan sosial, bukan
penggantian Sultan. Masyarakat Turki sebagaimana masyarakat Timur
lainnya mempunyai corak kolektif, dan masyarakat kolektif tidak mudah
berubah dalam menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang tidak
percaya diri sendiri, oleh karena itu ia tergantung pada kelompok atau suku
sedangkan masyarakat yang dapat maju menurutnya adalah masyarakat yang
tidak banyak bergantung kepada orang lain tetapi sanggup berdiri sendiri dan
berusaha sendiri untuk mengubah keadaannya.
B. Pembaharuan Masa India (Syah Waliyullah)

Pada permulaan abad kedelapan belas kerajaan Mughal di india mulai memasuki
zaman kemunduran. Dari pihak Inggris telah mulai pula di perebesar usaha-usaha untuk
memperoleh daerah-daerah kekuasaan di india. Dalam pertempuran - pertempuran , utamanya
di plassey pada tahun 1757 dan Buxar tujuh tahun keemudian, inggris memperoleh
kemenangan. Daerah kekuasaan mughal kian lama kian mengecil.

Di antara sebab-sebab yang membawa kepada kelemahan umat islam, Syah


Waliyullah menurut pemikiranya pula, bahwa perubahan sistem pemerintahann dalam islam
dari sistem kekhalifahan menjadi sistem kerajaan. Sistem pertama bersifat Demokratif,
sedangkan sistem ke dua bersifat otokratis. Dalam sejarah , Raja-raja islam pada umumnya
mempunyai kekuasaan absolute. Perpecahan yang terjadi di kalangan umat islam, dalam
pendapatnya merupakan sebab lain bagi lemahnya umat islam. Perpecahan yang di maksdud
ialah perpeahan yang di timbulkan aliran-aliran dan mazhab-mazhab yang terdapat di dalam
Islam yaitu Syiah di pandang telah keluar dari Islam dan masuknya adat-istiadat dan ajaran-
ajaran bukan islam ke dalam keyakinan umat islam, di india islam banyak dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran Hindhu.

Dalam rangka pemikiran ajaran murni dan adat-istiadat yang masuk ke dalam islam,
Syah Waliyullah membedakan antara islam universal dan islam yang mempunyai corak lokal.
Islam universal mengandung ajaran-ajaran dasar yang konkrit dan islam lokal mempunyai
corak yang di tentukan oleh kondisi tempat yang bersangkutan. Selain itu pembaharuan lain
yang dilakuakan ialah merjemahkan Al Quran kedalam bahasa yang mudah dipahami orang
awam kareana pada waktu itu banyak orang membaca Al Quran tetapi tidak mengerti isinya.

C. Arabia

Di arabia timbul pula satu aliran, yaitu aliran Wahabiah, yang mempunyai pengaruh
pada pemikiran pembaharuan di abad ke- 19. Pembinanya adalah Muhammad Abd Al-
Wahhab (1703 -- 1787) yang berasal dari Nejd di Arabia. Pemikiran yang dicetuskan
Muhammad Abd Al - Wahhab untuk memperbaiki kedudukan umat islam timbul bukan
sebagai reaksi terhadap suasana politik seperti yang terdapat pada Kerajaan Usmani dan
Kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi faham tauhid yang terdapat di kalangan umat islam di
waktu itu. Kemurnian faham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran ajaran tarekat yang
semenjak abad ketiga belas memang tersebar luas didunia islam.

Ditiap negara islam yang dikunjunginya Muhammad Abd Al - Wahhab melihat


kuburan kuburan syekh tarekat bertebaran. Dari kuburan kuburan syekh yg dikuburkan
dijadikan untuk menyelesikan problema hidup mereka sehari hari ada yang minta supaya
diberi anak, supaya diberi jodoh, ada meminta supaya disembuhkan dari penyakit, dan ada
yang meminta supaya diberi kekayaan. Syekh dan wali yang meninggal di pandang yang
berkuasa untuk menyelesaikan segala persoalan yang di hadapi manusia. Keyakianan serupa
ini menurut paham Muhammad Abd Al - Wahhab telah merupakan syirik / politeisme

Usaha yang dilakuakan wahabiah antara lain :

a. Para wahabiah berusaha menghapuskan dan menghancurkannnya kuburan-kuburan


yang dijadikan untuk mencari syafaat.
b. Ditahun 1802 serang karbla karaen adis ana terdapat kuburan Al - Husain, yang
merupakan kiblat golongan syiah.
c. Kemudian serang Madinah dengan menghancurkan kuburan kuburan dan hiasan
hiasan yang ada di kuburan nabi
d. Dari Madinah menyerah Mekkah dengan merusak kiswah penutup Kabbah.
Referensi:
https://www.kompasiana.com/zihrulfauzi56/5bde83c612ae9436bb630e63/pemikiran-dan-
usaha-pembaharuan-islam-sebelum-periode-modern?page=all

https://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/pemikiran-pembaharuan-masa-kerajaan-
turki-usmani/

Anda mungkin juga menyukai