oleh
Kelompok 8
Kelas B 2016
oleh
Nova Febriani N. NIM 162310101066
Audrei Jody T. NIM 162310101076
Tania Lestari NIM 162310101090
Wulan Dinni K. NIM 162310101097
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV AIDS
dengan judul “Pencegahan Transmisi HIV : ARV dan Sirkumsisil”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV AIDS pada
Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu menyelesaikan tugas ini diantarnya:
1 Ns. Ahmad Rifai, S.Kep, M.S, selaku penanggung jawab mata kuliah
Keperawatan HIV AIDS.
2 Ucapan terimakasih penulis kepada teman-teman yang telah mendukung.
Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................. 2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 2
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4
2.1 Menjelaskan Masing-Masing Strategi Pencegahan
Penularan HIV Pada Level Nasional dan Global ........ 4
2.2 Menjelaskan Keefektifan dan Keberhasilan
Program ........................................................................... 5
2.2.1 ARV ........................................................................... 5
2.2.2 Sirkumsisi................................................................... 7
2.3 Menganalisis Kelemahan Program Yang Telah
Dijalankan........................................................................ 8
2.3.1 ARV ............................................................... 8
2.3.2 Sirkumsisi ...................................................... 9
2.4 Menjelaskan Kontribusi Perawat Pada Masing-
Masing Strategi/Program dan Inovasi Yang Bisa
Dilakukan ........................................................................ 9
BAB 3. PENUTUP ................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ...................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun
tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-
obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV
pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.
Menurut World Health Organization (WHO) antiretroviral sudah digunakan
pada 46% pasien HIV di berbagai negara. Penggunaan ARV tersebut telah
berhasil menurunkan angka kematian terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun
2010 menjadi 1,1 juta pada tahun 2015. Antiretroviral selain sebagai antivirus
juga berguna untuk mencegah penularan HIV kepada pasangan seksual, maupun
penularan HIV dari ibu ke anaknya. Hingga pada akhirnya diharapkan
mengurangi jumlah kasus orang terinfeksi HIV baru di berbagai negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menetapkan beberapa rumusan
masalah, diantaranya sebagai berikut :
1. Menjelaskan masing-masing strategi pencegahan penularan HIV pada
level nasional dan global ?
2. Menjelaskan keefektifan dan keberhasilan program ?
3. Menganalisis kelemahan program yang telah dijalankan ?
4. Menjelaskan kontribusi perawat pada masing-masing strategi/ program
dan inovasi yang bisa dilakukan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang strategi pencegahan
penularan HIV, dan mengetahui sejauh mana keefektifan,
keberhasilan, dan kekurangan pengobatan ARV pada pasien dengan
HIV/AIDS.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan masing-masing strategi pencegahan penularan HIV
pada level nasional dan global
2. Menjelaskan keefektifan dan keberhasilan program
3
2.2.2 Sirkumsisi
Sirkumsisi berpengaruh baik terhadap IMS ataupun non IMS.
Sirkumsisi dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kencing pada
laki-laki. Umumnya sirkumsisi menjadi tindakan medis untuk
mengatasi masalah atau kelainan bawaan pada alat kelamin laki-laki
seperti phimosis, paraphimosis dan halanitis. Pada laki-laki yang tidak
dikhitan akan berdampak pada kondisi atau kelembaban di area bawah
prepusium akan menjadi tempat yang cocok untuk proses replikasi
virus. Saat melakukan aktivitas seksual, daerah ini menjadi rawan utuk
terjadinya mikroabrasi dan menyebabkan peradangan, diskontuinas
mukosa, serta memberikan jalan masuk bagi organisme patogen.
Daerah prepusium mengandung banyak sel langerhans yang
merupakan sel target dari HIV itu sendiri (Fitria, 2014)
Professor Robert C. Bailey dari Universitas Iilionis megungkapkan
bahwa vaksin AIDS tidak pernah satu kali suntikan, harus diulang,
efektivitasnya dalam menekan penularan HIV belum mencapai 50%.
Sedangkan sirkumsisi hanya dilakukan satu kali seumur hidup dan
berlaku seterusnya dengan efektifitas penekanan transmisi sebesar
60%. Di Indonesia, premi untuk sirkumsisi tergolong murah. Prosedur
sirkumsisi dengan smart clamp berkisar dua ratus ribu rupiah dengan
luka yang langsung dapat mengering. Prosudur manual pun hanya
berkisar seratus ribu, hanya saja dengan luka yang tidak langsung
mengering. Harga tersebut tidak menjadi soal menhingat banyak yang
bisa didapat dari sunat. Sirkumsisi pada laki-laki termasuk strategi
prevalensi HIV yang paling efisien secara ekonomi di Afrika
subsahara. Sirkumsisi menghemat biaya dan menyelamatkan DALYs
(Disability Adjusted Life Years) dalam jumlah yang besar. Pada
daerah dengan angka infeksi HIV 25%, program sirkumsisi untuk
seluruh laki laki yang memenuhi syarat, tiap seribu sirkumsisi akan
mencegah 308 infeksi HIV dalam 20 tahun. Biaya setiap kasus yang
8
BAB 3. PENUTUP
1. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiecy Virus) adalah retnovirus golongan
RNA yang menyerang sistem immune/kekebalan tubuh manusia.
Penurunan sistem kekebalan tubuh menyebabkan timbulnya AIDS. HIV
tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat
namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara
berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang
diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal
terjadinya AIDS. Pengobatan antiretroviral (ARV) merupakan terapi
terbaik bagi pasien terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
hingga saat ini. Tujuan utama pemberian ARV adalah untuk menekan
jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status imun pasien
dengan HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik.
Ketidakberhasilan mencapai target disebut sebagai kegagalan. Kegagalan
virologis merupakan pertanda awal dari kegagalan pengobatan satu
kombinasi obat ARV.
Sirkumsisi berpengaruh baik terhadap IMS ataupun non IMS.
Sirkumsisi dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kencing pada laki-
laki. Sirkumsisi pada perempuan tidak ada bukti atau teori yang kuat yang
menjelaskan manfaat secara pasti dapat mengurangi transmisi HIV
12
2. Saran
Banyak hal yang harus dilakukan seseorang ketika mengalami HIV
jika ingin segera disembuhkan dan ditangani secara cepat dan tepat, tetapi
pada dasarnya penyakit ini hanya bisa diperlambat dan tidak bisa
sepenuhnya dihentikan. Maka dari itu untuk menunda awal terjadinya
HIV/AIDS seseorang yang mengalami HIV harus segera melakukan
pengobatan dan mengkonsumsi obat ARV secara tepat dan teratur.
Masyarakat masih sangat membutuhkan edukasi dan perhatian lebih
mengenai HIV dan pengobatannya serta bagaimana cara mencegah
penularan penyakit HIV/AIDS. Orang dengan HIV/AIDS sangat
membutuhkan dukungan dan perhatian lebih terutama dari keluarga dan
pemerintah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Fitria. 204. Peran Sirkumsisi dalam infeksi menular seksual. Kedokteran Syiah
Kuala, 14, pp, 43-49