Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KELOMPOK 8
1. Hendra Pranata NIM 15-216
2. Fitriani NIM 16-052
3. Vania Putri W NIM 16-055
4. Nova Febriani N NIM 16-066
5. Roihana Jannatil F NIM 16-079
6. Nia Nofilia W NIM 16-101
 BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic
Life Support) adalah tindakan penanganan
yang dilakukan dengan sesegera mungkin
dan betujuan untuk menghentikan proses
yang menuju kematian.
1. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
oksigenasi organ – organ vital (seperti otak,
jantung, paru – paru)
2. Mempertahankan hidup dan mencegah
kematian
3. Melindungi orang yang tidak sadar
4. Mencegah berhentinya sirkulasi atau
berhentinya respirasi
5. Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung melalui resusitasi
jantung paru (RJP)
1. Verify Scene Safety (Dangers/Bahaya) :
Memeriksa lingkungan penolong dan
korban
2. Cek Respon : Panggil korban dengan suara
dengan menepuk bahu korban
3. Jika tidak ada respon segera aktifkan sistem
emergency (Aktivasi code blue)
4. Melakukan prosedur BHD: C-A-B
1. Perhatikan napas (tidak bernapas atau
bernapas tidak normal (gasping= napas
satu – satu) dan periksa nadi karotis
2. Periksa napas dan cek nadi karotis dengan
bersamaan (tidak lebih dari 10 detik)
Raba dengan menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah mulai
dari meraba tulang krikoid

Geser ke arah lateral jangan


melewati muskulus
sternokledomastoideus
Jika tidak ada nadi lakukan RJP (High quality CPR)
1. Lakukan kompresi dada 100 – 120 x/menit
2. Kedalaman minimal 5-6 cm(tidak lebih dari 6 cm)
3. Push hard, push fast; beri kesempatan dada untuk
mengembang (recoil), do not lean on the chest after
each compression
4. Meminimalisisr intruksi saat kompresi dada
5. Jangan berikan nafas terlalu cepat dan banyak
6. Ganti kompresor setiap 2 menit atau 5 siklus
7. Jangan menghentikan kompresi jika tidak perlu,
interupsi kompresi tidak lebih dari 10 detik pada :
a. Cek irama atau nadi
b. Melakukan Defibrilasi
c. Pergantian penolong ( antara kompresor dan
ventilator)
d. Pemasangan advance airway (ETT)
1. Beri napas buatan sebanyak 2 kali sampai dada terlihat
mengembang ( visible chest rise) untuk mendapatkan 500 –
600 cc
2. Jangan memberikan napas terlalu cepat dan banyak karena
dapat mengakibatkan : distensi lambung -> muntah ->
aspirasi; meningkatkan tekanan intratorakal
3. Pemeberian napas lebih dari 1 detik tiap napas
4. Perbandingan kompresi dan ventilasi 30:2
5. Apabila telah kembali ke sirkulasi spontan, pemberian
napas setiap 5 – 6 detik ( 10 – 12 x/menit), evaluasi setiap
2 menit

Anda mungkin juga menyukai