Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN


DAN KEPERAWATAN

DisusunOleh:KELOMPOK 1
1.AgusPriyanto E520173195
2.NoorhadiSuprayitno E520173222
3.Murwati E520173220
4.Susanti E520173233

PROGSUS S1 KEPERAWATAN RSUD DR LOEKMONOHADI KUDUS

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq dan
hidayah-NYA,sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Pendidikan
Kesehatan dan Keperawatan”ini tepat pada waktunya.Tak lupa sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita nanti-
nanti syafaatnya di akhir masa.Amin ya robbal’alamin.

Sebagai rasa terimakasih atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua
pihak,kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Supardi selaku dosen Pembimbing mata kuliah Pendidikan dalam


Keperawatan
2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Semoga Allah SWT selalu membalas segala kebaikan mereka dan selalu memberikan
berkah-Nya.Kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa penyusun dari makalah ini masih
belum sempurna dan pastinya ada kekurangan.Kesempunaan hanya pada Allah semata.

Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kebaikan
makalah ini mampu kedepannya Akhir kata,kami seluruh penyusun berharapagarmakalah
inimampu memberikan manfaat bagi kitasemua,khususnya bagi para pembaca dan di
lingkungan akademis.Amin ya robbal’alamin.

Kudus, Mei 2018

penyusun
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KEPERAWATAN

A. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20) pendidikan kesehatan adalah proses untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.

b. Tujuan pendidikan kesehatan

Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut
Machfoedz (2006) cit Azwar (1983: 18), membagi menjadi 3 macam, yaitu:

1).Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga
kader kesehatan mempunyai tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara
hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.

2)Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok,
dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat
dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu

Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo S, 2003:21).

C. Faktor – faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat mencapai sasaran
(Saragih, 2010) yaitu :

a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi


Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima
informasi baru.
c. Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang
tidak boleh diabaikan.

d.Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah
mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk


menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

BENTUK PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya.


Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku sasaran.

Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang
menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak
faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri


juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat
bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal maka faktor-faktor
tersebut harus bekerjasama secara harmonis.

Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan
cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu
pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan
sasaran individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa
(public).

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau
seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja memperoleh
/ mendengarkan penyuluhan kesehatan.

Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu hamil
tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Perorangan disini tidak
hanya berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan tetapi mungkin juga kepada suami atau
keluarga dari ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka
perlu menggunakan metode (cara ini).

Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :

1.1 Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)


Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut
akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).

1.2 Interview (Wawancara)


Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau kesadaran yang kuat. Apabila belum maka
perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan.

2.1 Kelompok Besar


Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :

2.1.1 Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :

2.1.1.1 Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :

a. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun

dalam diagram atau skema.

b. Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide,

transparan, sound system, dan sebagainya.

2.1.1.2 Pelaksanaan

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat
menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis),
penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan

gelisah.

b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

c. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.

d. Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.

e. Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.

2.1.2 Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
2.2 Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :

2.2.1 Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.

Pimpinan diskusi / penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan
ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota
kelompok ada kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.

Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan berupa


pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi
dari salah seorang peserta.

2.2.2 Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan
(cara pendapat).

Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi
komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.

2.2.3 Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian dilontarkan


suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang bergabung
menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

2.2.4 Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan
suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan
dicari kesimpulannya.

2.2.5 Memainkan Peranan (Role Play)

Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat
atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota
masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi / komunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.

2.2.6 Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli.
Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco
(penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan
sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.

3. Metode Pendidikan Massa (Public)

Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan


yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik maka cara yang paling
tepat adalah pendekatan massa.

Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka
pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat ditangkap oleh massa tersebut.

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran


masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan perubahan
perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh terhadap perubahan perilaku
adalah wajar.

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan
atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain :

a. Ceramah umum (public speaking)

Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri

kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat

untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah


satu bentuk pendekatan massa.

b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV

maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan

kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya

tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah

juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek

Dokter Herman Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.

d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan

pendidikan kesehatan massa.

e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya

jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk

pendekatan pendidikan kesehatan massa.

f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah

juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke Posyandu".

Ruang lingkup pendidikan kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:

1). Berdasarkan aspek kesehatan, dikelompokkan menjadi:

a) Pendidikan kesehatan pada aspek promotif, sasarannya adalah kelompok orang sehat.

Derajat kesehatannya adalah dinamis oleh karena itu meskipun seseorang telah dalam kondisi

sehat tetapi perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya.

b) Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan, dan ini mencakup tiga

upaya atau kegiatan yaitu :


(1) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention), sasarannya adalah kelompok

masyarakat yang beresiko tinggi (high risk). Misalnya: kelompok ibu hamil, para pekerja

seks, dan sebagainya. Tujuannya agar tidak terkena penyakit.

(2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention), sasarannya adalah para penderita

penyakit kronis. Misalnya: asma, diabetes militus, dan sebagainya. Tujuannya agar penderita

mampu mencegah penyakitnya menjadi tidak parah.

(3) Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention), sasaranya adalah kelompok pasien yang

baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya agar mereka segera pulih kembali kesehatannya.

2). Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat, dan dikelompokkan menjadi:

pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga), pendidikan kesehatan pada

tatanan sekolah, pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja, pendidikan di tempat-tempat

umum.

3). Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat

pencegahan dari Leavel dan Clark, sebagai berikut :

a) Promosi kesehatan (health promotion), Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan

misalnya dengan peningkatan gizi, kebiasaan hidup sehat dan sebagainya.

b) Perlindungan khusus (specific protection), Dalam program imunisasi sebagai bentuk

pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di

negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).

Dikarenakan rendahnya pengetahauan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan maka

sering sulit mendeteksi penyakit yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu pendidikan

kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.

d) Pembatasan cacat (disability limitation). Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran

masyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering tidak melanjutkan pengobatannya

sampai tuntas sehingga dapat mengakibatkan orang bersangkutan cacat.

e) Rehabilitasi (rehabilitation), setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang orang

menjadi cacat sehingga diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah

sembuh dari penyakit, kadang malu untuk kembali ke masyarakat dan masyarakat tidak mau

menerima mereka (Notoadmodjo, 2003).

Manfaat Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan memiliki beberapa manfaat dan tujuan antara lain pertama,

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan

memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada

individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental

dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut

WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan

atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

Jadi tujuan dan Manfaat pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.

Beberapa hal penting yang harus di perhatikan dalam manfaat kesehatan:

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian.

Anda mungkin juga menyukai