Ambarwati, S.Kep.Ns
PENGERTIAN
• AIDS (Acquired Immune Deficiency Sindrome)
merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus
yang disebut HIV.
• Kerusakan prograsif pada system kekebalan
tubuh menyebabkan ODHA (Orang Dengan HIV /
AIDS) amat rentan dan mudah terjangkit
bermacam-macam penyakit.
• Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya
pun lama kelamaan akan menyebabkan sakit
parah bahkan meninggal.
ETIOLOGI
• AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai
beberapa nama yaitu HTLV III; LAV, RAV, yang
nama ilmiahnya disebut HIV yang berupa agen
viral yang dikenal dengan retrovirus yang
ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang
kuat terhadap limfosit T.
PATOFISIOLOGI
• Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel
imun) adalah sel-sel yang terinfeksi HIV dan terkonsentrasi
dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang.
• HIV menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein
perifer, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen
grup 120.
• Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun,
maka HIV menginfeksi sel T4 yang dipengaruhi respon imun
sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel
yang terinfeksi.
• Dengan menurunnya jumlah sel T4, maka sistem imun
seluler makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya
fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong.
Lanjutan patofisiologi
• Seseorang yang terinfeksi HIV dapat tetap tidak
memperlihatkan gejala (asimtomatik) selama
bertahun-tahun selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat
berkurang dari sekitar 1000 sel per ml darah sebelum
infeksi mencapai sekitar 200 – 300 per ml darah, 2 – 3
tahun setelah infeksi.
• Sewaktul sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi
(herpes zooster dan jamur aportunisik) muncul, jumlah
T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru
akan menyebabkan virus berproliferasi.
• Akhirnya terjadi infeksi yang para seorang di diagnosis
mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh di bawah
200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi
opurtunistik, kanker atau AIDS. (www.aids_rspiss.com)
MANIFESTASI KLINIS
A. Medis
• Tes Eliza (Enzym linked imunosorbent assay) bereaksi
terhadap adanya antibodi dalam serum dengan
memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila
terdeteksi anti virus dalam jumlah besar.
• Western Blot Assay
• Dilakukan setelah tes Eliza, mengkonfirmasi
diagnosa HIV.
Terapi medis
1. Terapi AZT (Antiretrovial Azidotimidin) untuk
menghambat replikasi antiveral HIV
2. Terapi Antiveral Baru (menghambat replikasi
virus / memutuskan rantai reproduksi virus
pada prosesnya) contoh :
–Didanosine
– Dicdoxfcydine
–Ribavirin
Keperawatan
• Hygene
Gejala : Tidak menyelesaikan ADL, tidak rapi, kurang
perawatan diri.
• NeurosensorI
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status
mental, kerusakan status indra, kelemahan otot,
tremor, perubahan penglihatan.
• Nyeri / Kenyamanan
• Gejala : Nyeri umum / lokal, rasa terbakar, sakit
kepala, Bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan,
penurunan rentan gerak.
Lanjutan pengkajian
• Pernapasan
Gejala : napas pendek progresif, batuk, sesak,
distress pernapasan, perubahan bunyi napas,
adanya sputum.
• Keamanan
Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka,
transfusi darah, penyakit difisiensi umum,
demam berulang, berkeringat malam,
menurunnya kekuatan umum.
Lanjutan pengkajian
• Sexualitas
Gejala : Riwayat berperilaku seks beresiko
tinggi, menurunnya libido, penggunaan pil
pencegah kehamilan, Kehamilan, herpes
genetalia.
• Interaksi Sosial
Gejala :isolasi, kesepian, perubahan interaksi.
Diagnosa Keperawatan
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d. peningkatan Metabolisme tubuh
(proses infeksi virus)
• Resiko penularan infeksi pada janin b.d adanya
virus HIV di dalam tubuh ibu hamil.
• Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik,
menurunnya imunitas.
• Ansietas b.d kurang pengetahuan persiapan
kelainan janin/ perkembangan janin.