Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN EVALUASI KERUSAKAN BANGUNAN

“LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH KAMPUS ITS MANYAR”

Dosen Pembimbing :
Nur Achmad Husin, ST., MT.

Disusun oleh :
Hermawan Syahirul Alim (10111610000092)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2019
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga saya sebagai mahasiswa D4 Teknik Infrastruktur
Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini. Segala bentuk hambatan dan rintangan telah saya hadapi selama proses penyusunan laporan
ini dan hal tersebut telah menjadi sebuah pelajaran bagi saya untuk meningkatkan kinerja
sehingga diharapkan laporan yang telah saya susun menjadi laporan yang baik.

Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kerja keras yang tentunya tidak lepas
dari pengarahan dan pembinaan dari beberapa pihak, dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih
kepada bapak dosen yang telah membantu saya selama proses penyusunan laporan ini hingga
selesai.
Saya berharap laporan ini bermanfaat bagi para pembaca untuk mengetahui tentang
evaluasi kerusakan visual laboratorium ilmu ukur tanah. Tetapi saya juga menyadari
banyaknya kekurangan pada laporan yang telah saya kerjakan. Karena semua kesempurnaan
yang ada di alam semesta ini hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu saya selalu
menerima kritik dan saran bagi para pembaca yang tentunya sangat bermanfaat bagi saya untuk
kedepannya.

Surabaya, 25 April 2019

Penyusun

2
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan sarana bangunan pada umumnya adalah merupakan salah satu tujuan
antara guna mewujudkan tujuan akhir fungsi bangunan tersebut digunakan, salah satu di
antaranya adalah Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Kampus ITS Manyar. Di dalam
perkembangannya ilmu pengetahuan tentang bangunan gedung berlangsung dengan cepat,
namun demikian tidak akan meninggalkan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah
kerusakan pada bangunan gedung. Masalah kerusakan infrastruktur adalah suatu hal yang
sangat penting namun sering kurang mendapatkan perhatian yang utama dari
pengelola/pemakai setelah pelaksanaan proyek/pembangunan selesai dilaksanakan. Kerusakan
pada suatu bangunan terjadi setelah bangunan tersebut digunakan. Oleh karena itu diperlukan
suatu analisis terhadap bangunan untuk meminimalisir fungsi kurang maksimal dari suatu
bangunan.
Analisis bangunan yang paling dasar dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara visual.
Pemeriksaaan visual merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan penyelidikan
yang di lakukan di lapangan yang bertujuan memperkirakan dan mengelompokkan jenis dan
tingkat kerusakan berdasarkan kondisi visual. Di dalam pemeriksaan visual pada bangunan
Laboratorium IUT ini dilakukan dengan mengamati titik-titik pada bangunan yang telah
mengalami kerusakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kerusakan yang terjadi pada bangunan Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Kampus ITS Manyar?
2. Bagaimana penyebab dalam kerusakan bangunan Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Kampus ITS Manyar?

1.3 Batasan Masalah


Untuk memudahkan rumusan masalah, untuk ini membatasi pada masalah-masalah :
1. Komponen yang diamati secara visual meliputi komponen struktural.
2. Data yang digunakan untuk analisis didapatkan dari pengamatan/penelitian di lapangan

3
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

serta data sekunder berupa foto-foto dokumentasi.

1.4 Tujuan Pemeriksaan


Tujuan pemeriksaan terhadap bangunan Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Kampus ITS
Manyar adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi serta penyebab apa sajakah
yang mengakibatkan kerusakan tersebut.

1.5 Manfaat Pemeriksaan


Manfaat dalam pemeriksaan terhadap bangunan Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Kampus ITS Manyar adalah untuk digunakan dalam perbaikan yang nantinya akan dilakukan
terhadap bangunan tersebut dan skala prioritas perawatan bangunan.

4
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Pemantauan pemeliharaan bangunan sipil adalah suatu kegiatan pemantauan untuk
mengetahui perilaku konstruksi bangunan sipil. Beberapa pemantauan yang sering dilakukan
antara lain pada konstruksi bangunan adalah retakan (creck), perilaku air, dan laju sedimentasi
yang meliputi pengukuran, pemrosesan data, dan intepretasi. Sehingga didapat parameter-
parameter yang berhubungan dengan perilaku konstruksi tersebut. Di dalam pemantauannya
terdapat tiga jenis yaitu :
1. Pemantauan Harian (Daili Pratolling)
Pemantauan harian adalah kegiatan pemantauan pemeliharaan bangunan sipil pada daerah
bangunan guna mengamati secara visual semua struktur bangunan sipil dan daerah
sekelilingnya dengan rute tertentu secara harian.
2. Pemantauan Periodik
Pelaksanaan pemantauan ini dilaksanakan secara periodic dalam kurun waktu tertentu, contoh
: mingguan, bulanan, semester, atau tiap tahun.
3. Pemantauan seketika
Dilaksanakan jika diperlukan yang pada dasarnya pada bagian atau seluruh struktur bangunan
sipil serta fasilitasnya dengan hasil yang dicatat pada laporan periodic pemantauan, juga dapat
dilakukan sesaat setelah terjadinya suatu keadaan yang tidak bias yang dilaporkan oleh pihak
di luar team pemantauan.

5
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan pemeriksaan kerusakan bangunan Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Kampus
ITS Manyar dilakukan pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 25 April 2019
Pukul : 09.30 s.d 10.30 WIB
Tempat : Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Kampus ITS Manyar

Lokasi

3.2 Peralatan dan Bahan


Di dalam pemeriksaan ini hanya membawa alat dokumentasi (hp/kamera digital).

3.3 Prosedur Pemeriksaan


1. Menentukan lokasi (Laboratorium IUT Kampus ITS Manyar).
2. Menentukan bagian yang akan dilakukan pemeriksaan.
3. Menyiapkan alat dokumentasi (hp/kamera digital).
4. Melakukan pemeriksaan visual dan mendokumentasikan.
6
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN

4.1 Bagian Kolom dengan Dinding Bata

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

 Analisa
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium IUT, terlihat terjadi retak
pada bagian kolom dengan dinding bata. Terlepasnya dinding bata dari kolom merupakan
kerusakan yang banyak terjadi pada bangunan, namun jika dibiarkan dapat membahayakan
bangunan itu sendiri. Retak ini terjadi akibat dari kekakuan kolom dengan dinding bata yang
berbeda seperti yang terlihat pada Gambar 1,2, dan 3. Gambar 1 dan 2 adalah keretakan yang
terjadi pada bagian Lab. IUT (Uji Kayu), sedangkan Gambar 3 pada bagian ruangan dosen.
Sebagian besar bangunan mengalami kerusakan bangunan ini dikarenakan juga oleh factor
gempa. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dinding bata harus mempunyai angkur yang
cukup pada kolom untuk mencegah agar dinding tidak terlepas dan jatuh menimpa bagian
bangunan.
 Perbaikan
Dalam kerusakan ini, dapat dilakukan perbaikan retak ini dapat dilakukan dengan cara
mengisi material perbaikan semen rendah susut (grouting and injection) yang diisikan kedalam
celah retak. Kemudian bagian yang telah terisi, bagian permukaan diplaster dan di cat ulang.

7
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.2 Bagian Balok dengan Dinding Bata

Gambar 4

Gambar 5

 Analisa
Retak antara balok dengan dinding bata yang terjadi di Laboratorium IUT, merupakan
retak yang memiliki sebab hampir sama dengan bagian sebelumnya. Dalam hal ini, kekauan
antara balok berbeda dengan kolom. Oleh karena itu angkur antara kolom dengan balok harus
cukup. Gambar 4 adalah retak yang terjadi di Lab IUT yang hampir sama dengan kerusakan
yang terjadi di balok kantilever. Dikarenakan ikatan tulangan balok kantilever dengan balok
induk-anak tidak kuat. Selain itu juga dikarenakan beban yang menumpu pada bagian atas.
Gambar 5 pada bagian dekat dengan toilet. Hal tersebut terjadi selain karena sambungan yang
kurang, bisa juga dikarenakan kondisi tanah yang menurun sehingga mengakibatkan
sambungan-sambungan diatasnya retak.
 Perbaikan
Perbaikan retak ini sama dengan perbaikan retak kolom dengan dinding yaitu dengan
cara mengisi material perbaikan semen rendah susut (grouting and injection) yang diisikan
kedalam celah retak. Kemudian bagian yang telah terisi, bagian permukaan diplaster dan di cat
ulang.

8
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.3 Bagian Keretakan Massal

Gambar 6

Gambar 8

Gambar 7

 Analisa
Pada bagian ini (Gambar 6,7,8) terletak di bagian gudang samping toilet. Terlihat sekali
bahwa terjadi keretakan yang berat. Hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor. Tidak terlihat
tulangan terbuka yang mengakibatkan korosi, sehingga kerusakan ini bisa disebabkan karena
mutu beton yang kurang baik. Antar sambungan yang tidak kuat juga menjadi pemicu terjadi
kerusakan ini. Selain itu, pondasi yang tidak kuat juga mengakibatkan kerusakan ini. Hal ini
mengakibatkan bagian balok kolom dan dinding terjadi kerusakan yang cukup parah sehingga
terlihat hamper tidak menyatu dan terlepas.
 Perbaikan

Perbaikan retak ini perlu dilakukan pada semua bagian dengan memberikan penyangga
sementara dan memperbaiki bagian tersebut dengan cara memberikan penambahan ukuran
maupun hingga mengganti balok kolom yang baru. Perbaikan yang lebih spesifik harus
dilakukan oleh kontraktor perbaikan dan mengganti dengan yang baru.

9
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.4 Bagian Dinding dengan Dinding

Gambar 9 Gambar 10

Gambar 11 Gambar 12

 Analisa
Pada Gambar 9 dan 10 adalah keretakan yang terjadi pada ruangan dosen. Sedangkan
Gambar 11 dan 12 pada ruangan Lab. Kayu. Keretakan ini bisa terjadi dikarenakan pondasi
yang terlalu lemah dan tidak kuat menahan beban di atasnya. Pergerakan tanah juga menjadi
pemicu terjadinya keretakan ini. Dikarenakan terlihat bahwa retakan terjadi pada dinding, tidak
pada kolom. Kerusakan ini jika dibiarkan akan menjadi berbahaya karena bisa semakin lebar
dan parah.
 Perbaikan

Perbaikan keretakan ini bisa dilakukan dengan penambalan pada dinding (patching)
menggunakan material struktur dasar polymer. Atau bisa menggunakan campuran semen dan
air. Setelah itu ditutup lagi dengan cat.

10
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.5 Bagian Bawah Dinding (Terkelupas)

Gambar 13 Gambar 14

Gambar 15

 Analisa
Kerusakan ini terjadi diakibatkan oleh kondisi basah atau lembab. Air yang berada di
luar dan bawah bangunan dengan mudah untuk masuk ke bagian dinding sehingga
mengakibatkan jamur dan lapisan terkelupas. Campuran semen yang tidak terlalu baik bisa
mengakibatkan kerusakan ini. Selain itu bisa juga terjadi karena tidak adanya trasram beton.
Gambar 13 dan 14 terjadi di bagian Lab. Kayu sedangkan Gambar 15 terjadi di ruangan dosen.
 Perbaikan
Perbaikan kerusakan ini dilakukan dengan cara mengelupas lapisan yang mengalami
kerusakan. Sebelumnya berikan penyangga terlebih dahulu di samping kanan kiri. Kemudian
dilakukan penambalan dengan semen dan air.

11
D4 TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Kampus ITS Manyar dapat disimpulkan bahwa :
1. Perlu dilakukan penelitian/pengecekan ulang terhadap pondasi bangunan apakah
termasuk pondasi yang sudah kuat atau tidak. Kualitas struktur pondasi tampaknya
kurang baik sehingga mengakibatkan dinding, kolom, dan balok mengalamu keretakan.
Perbaikan yang akan dilakuan perlu dievaluasi apakah hendak mengembalikan kondisi
laboratorium kepada keadaan semula atau diperlukan perkuatan agar bangunan lebih
aman untuk digunakan.
2. Material bahan bangunan dan cara pelaksanaan pembangunan diduga tidak memenuhi
kaidah standar. Ini terlihat dari material beton yang kurang kuat. Demikian pula angkur-
angkur pasangan bata ke konstruksi beton perlu mendapatkan perhatian lebih.
3. Kondisi tanah pada bangunan tampaknya kurang stabil sehingga perlu dilakukan
pengecekan terhadap data tanah.
4. Evaluasi bangunan dan tindakan perkuatan yang lebih intensif masih perlu dilakukan
untuk menghadapi masalah kerusakan yang mungkin terjadi pada masa depan.

12

Anda mungkin juga menyukai