Anda di halaman 1dari 47

CORPORATE

GOVERNANCE

Dr. Regina J. Arsjah, SE, Ak, Msi, CA, CPA (Aust.)

1
KULIAH HARI INI
1. CG BACKGROUND, CONCEPT,
DEFINITION
2. GOVERNANCE SYSTEM (STRUCTURE,
MECHANISM, PRINCIPLES)
3. THEORIES: CORPORATE, CG
4. CG: BENEFITS, IMPACT
5. CG IMPLEMENTATION STAGES
6. CG IN ASIA
7. CG IMPACT ON SHARES
8. FINAL REMARK

2
LATAR BELAKANG MASALAH
CG
 Development of capital market industry
◦ Nilai saham jauh di atas nilai ekonomi
◦ Insider trading
 Development of corporation
◦ Terbentuknya konglomerasi : skala dan kompleksitas yang tinggi
 Development of audit market
◦ Makin global,kompetitif, standar akuntansi makin kompleks, dibayar
untuk independen
 Increasing demand of transparency and
independency
◦ Mulai dibutuhkannya komisaris independen, Komite audit
 Financial Crisis - Asia 1997-1998
◦ Lemahnya praktek CG

3
CORPORATE
 Asal kata corporate adalah ‘corpus’ (bahasa Latin)
yang artinya adalah ‘badan/lembaga’. Corpus adalah
lembaga yang didalamnya terdiri dari sejumlah orang.
 Corporate (selanjutnya) didefinisikan sebagai
perusahaan dalam hal ini yang berbentuk korporasi
atau perseroan terbatas (PT).
 Korporasi adalah mekanisme yang dibangun agar
berbagai pihak dapat memberikan kontribusi berupa
modal, keahlian, dan tenaga, demi manfaat bersama.

4
GOVERNANCE
 To govern = to steer :
◦ Rule : untuk menjalankan kekuasaan atau otoritas atas sesuatu.
◦ Preside over : untuk memimpin.
◦ Reign over : untuk memerintah.
◦ Control : untuk mengendalikan.
◦ Be in charge of : bertanggung jawab atas sesuatu.
◦ Command : untuk memberikan perintah yang otoritatif.
◦ Lead : untuk memimpin
◦ Dominate : untuk menguasai

 Governance : tindakan untuk mengarahkan dan mengendalikan


dengan penuh tanggungjawab (= bonafide/ amanah)

 Governance berasal dari kata Latin ‘gubernare’ yang artinya ‘steer’

5
Konsep CG
 Tindakan untuk mengarahkan dan
mengendalikan dengan penuh tanggung jawab
dalam sebuah korporasi dimana berbagai
pihak memberikan kontribusinya, yaitu baik
yang berupa modal, keahlian, atau pun tenaga;
demi manfaat bersama.

6
Definisi Corporate Governance
" Corporate Governance berkaitan dengan upaya-upaya
untuk menjamin adanya keseimbangan antara tujuan
ekonomi dan tujuan sosial, dan antara tujuan individu
dan tujuan publik. Kerangka corporate governance
adalah untuk (1) mendorong penggunaan sumber
daya yang efisien dan (2) untuk meminta
pertanggungjawaban atas kepengurusan sumber
daya yang adil. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan
sedekat mungkin kepentingan individu, perusahaan
dan masyarakat "
(Sir Adrian Cadbury in 'Global Corporate Governance Forum', World Bank,
2000)

7
Sistem Corporate Governance
Sistem CG terdiri dari:

Struktur Mekanisme

Prinsip

8
Struktur CG 1
 Struktur CG = struktur korporasi. Struktur korporasi di Indonesia sesuai
dengan UUPT No 40/2007, mengikuti ‘two tier system’ yang dipengaruhi
oleh Civil Law system.
 Struktur CG terdiri dari tiga organ utama:
RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang
Rapat Umum tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam
Pemegang Saham batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran
dasar.

• Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara


Dewan Komisaris umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada Direksi

organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh


atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai
Direksi dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan,
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar

9
STRUKTUR CG 2
 Dipengaruhi hukum dan budaya
◦ Common law → one tier system (AS, Jepang)
◦ Civil law → two-tier system (Jerman, Belanda,
Indonesia)
◦ Mixed Governance structure (Inggris, Perancis,
Australia)
 Struktur CG adalah struktur hubungan pertanggungjawaban dan
pembagian peran di antara organ-organ utama perusahaan.
 Struktur CG sebuah korporasi dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama:
◦ teori korporasi yang dianut,
◦ budaya, dan
◦ sistem hukum yang berlaku.

10
STRUKTUR CG 3
 PURE ONE-TIER
◦ One body - Board
◦ Non-executive Directors & Executive Directors
◦ Chairman & CEO – one person
 MIXED ONE-TIER
◦ One body - Board
◦ Non-executive Directors & Executive Directors
◦ Chairman as the head of Non-executive Directors
◦ CEO is the head of Executive Directors
 TWO-TIER
◦ Two bodies : BOC and BOD
◦ BOC – overseer = non-executive directors; the head is Chairman
◦ BOD – executive directors; the head is CEO

11
STRUKTUR CG 4
 WHOIS THE CGO (CORPORATE
GOVERNANCE OFFICER)?
◦ TWO TIER – the Chairman
◦ MIXED ONE TIER – the Chairman
◦ PURE ONE TIER – the Lead Director. Who
is he/she?

12
MEKANISME CG 1
Alijoyo & Zaini
 Mekanisme tata kelola adalah mekanisme aksi
dan interaksi yang sebenarnya antara organ
perusahaan (Direksi, Komisaris & RUPS).
ASHUROV (2010)
 Mekanisme corporate governance adalah kompleks elemen penggerak
hubungan sosial dan ekonomi, hukum dan organisasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan pihak perusahaan.
 Mekanisme corporate governance didorong untuk memastikan tanggung
jawab Dewan Pengawas sebelum pemegang saham, manajemen perusahaan
sebelum Dewan Pengawas, pemegang blok besar saham sebelum pemegang
saham minoritas, perusahaan sebelum karyawan dan pelanggan, dan sebelum
masyarakat keseluruhan.
 CG perusahaan difokuskan pada semua kelompok-kelompok dan lembaga tsb
agar melaksanakan fungsi mereka untuk manfaat terbaik, sementara tetap
menjaga keseimbangan kepentingan di antara mereka.
 Mekanisme CG terus ditingkatkan atas dasar prinsip-prinsip CG terbaik pada
saat mengelola aktivitas entitas bisnis.
13
MEKANISME CG 2
 Mekanisme CG adalah:
“Suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara
pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang akan
melakukan pengawasan terhadap keputusan tersebut”.

 MEKANISME INTERNAL:
◦ Struktur board (one tier, two tier, mixed)
◦ Kepemilikan (perorangan, perusahaan, pemerintah, keluarga)

 MEKANISME EKSTERNAL:
◦ Blockholders
◦ Kreditur
◦ Pemegang saham institusional (dialog konstruktif, pemberian
suara, focus list, shareholders proposal)
◦ Aktivisme pemegang saham
14
Tax Interest Rate
CG
Pemerintah Creditors STRUCTURE
Business
Climate Debt

Dividend
RUPS DEKOM Capital

Pemegang
saham
DIREKSI CG in
Equity Capital
broader
sense
Market Price

Suppliers
Manager Manager Manager
Material & CG in narrow
Services
Market Price sense
CSR PEGAWAI
Masyarakat Pelangggan
Corporate Image Goods &
Services

Stakeholders Corporate
Lainnya Management
Hubungan Antar Teori dan Pengaruhnya
Terhadap Governance Structure
EQUITY THEORY

Proprietary Enterprise
Entity Residual Fund
Theory (1) Theory (5)
Theory (2) Theory (3) Theory (4)

Agency Stewardship
Theory (2.1) Theory (2.2)

Mix-Governance Structure One-tier System


Two-tier system
(One-tier & Two-tier)
TEORI KORPORASI
 Equity Theory
◦ Landasan semua teori, pada intinya menjelaskan tentang model hubungan
antara perusahaan dan pemilik.
 Proprietary Theory
◦ Berasumsi bahwa pemilik (proprietor) dan perusahaan adalah identik.
 Entity Theory
◦ Sudah mengasumsikan adanya pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik
ekuitas dengan entitas bisnisnya, teori ini paling banyak dirujuk.
 Agency Theory
 Stewardship Theory
 Residual Equity Theory
◦ Antara proprietary theory dan entity theory.
 Fund Theory
◦ Mensubstitusikan suatu unit operasional ke aktivitas, sebagai dasar akuntansi.
 Enterprise Theory
◦ Memandang bahwa korporasi merupakan suatu institusi sosial yang beroperasi
utk memberikan manfaat bagi banyak kelompok.

17
CG THEORY
TEORI CG
AGENCY THEORY
 Teori keagenan menjelaskan hubungan antara prinsipal dan agen
dalam bisnis.
 Teori keagenan terkait dengan penyelesaikan masalah yang bisa
muncul dalam hubungan/masalah keagenandi; yaitu, antara
prinsipal (misalnya pemegang saham) dan agen dari prinsipal
(misalnya, eksekutif perusahaan).
 Dalam masalah keagenan = manajer diasumsikan akan bertindak
bagi kepentingan diri mereka sendiri dengan mengorbankan
kepentingan pemegang saham
 Teori Keagenan diterima secara luas sebagai pengembangan latar
belakang Corporate Governance.
STEWARDSHIP THEORY
 Teori Stewardship adalah teori bahwa manajer, jika dibiarkan
sendiri, maka akan bertindak sebagai pengurus yang penuh
tanggung jawab atas aset dalam kendali mereka.
 Teori ini merupakan pandangan alternatif dari teori keagenan.

18
TEORI AGENSI
 Terdapat kemungkinan konflik dalam hubungan antara Prinsipal
dengan Agen. Agency conflict timbul pada hal-hal berikut:
◦ Moral Hazard : manajemen memilih investasi yang paling sesuai dengan
kemampuannya bukan yang paling menguntungkan perusahaan.
◦ Earning Retention : manajemen cenderung mempertahankan tingkat
pendapatan perusahaan yang stabil, sementara Pemegang Saham lebih
suka distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi
internal yang positif.
◦ Risk Aversion : manajemen cenderung cari posisi aman dalam
berinvestasi.
◦ Time-Horizon : manajemen cenderung hanya memperhatikan
cashflow perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka → bias
dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada short term high
accounting return project dan kurang pada proyek jangka panjang dengan
return NPV positif yang jauh lebih besar.
 Asumsi dasar agency theory adalah agency problem.
19
Pengaruh Teori, Hukum, dan Budaya terhadap
Governance Structure
Stewardship Agency
Theory Theory
BUDAYA

HUKUM

Common
Civil
Law
Law

One-tier Mix Governance Two-tier


System Structure System

AS Inggris Jerman
Jepang Perancis Belanda
Australia Indonesia
TUJUAN GCG

Good Corporate
SUSTAINABILITY
Governance
OF THE COMPANY
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi GCG

➢ Sistem hukum yang baik dan efektif.


EXTERNAL ➢ Tata kelola pemerintahan yang baik
(uncontrollable) ➢ Praktek standar profesional.
➢ Sistem nilai sosial.

➢ Budaya perusahaan.
➢ Aturan dan ketertiban
perusahaan
INTERNAL
➢ Manajemen berbasis risiko.
➢ Efektif audit-internal dan audit
(controllable)
eksternal
➢ Akuntansi dan pengungkapan
yang akurat dan transparan
PRINSIP/ASAS GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (KNKG, 2006)
 Setiap perusahaan harus memastikan bahwa
asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis
dan di semua jajaran perusahaan.
 Asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran
dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai
kesinambungan usaha (sustainability)
perusahaan dengan memperhatikan pemangku
kepentingan (stakeholders).

23
PRINSIP-PRINSIP CG
Transparency
Accountability

Responsibility

Independency

Fairness
TRANSPARANSI
 Keterbukaaninformasi di dalam proses
pengambilan keputusan dan di dalam
mengungkapkan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan.

25
Prinsip Dasar Transparansi
 Prinsip Dasar
 Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan
bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi
yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan.
 Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya.
26
AKUNTABILITAS
 Kejelasan
fungsi, struktur, sistem dan
prosedur pertanggung-jawaban organ
perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif

27
Prinsip Dasar - Akuntabilitas
 Perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar.
 Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain.
 Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan.
28
RESPONSIBILITAS
 Kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip korporasi
yang sehat serta peraturan perundangan
yang berlaku.

29
Prinsip Dasar - Responsibilitas
 Perusahaan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good
corporate citizen.

30
INDEPENDENSI
 Pengelolaansecara profesional,
menghindari benturan kepentingan dan
tekanan pihak manapun sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.

31
Prinsip Dasar - Independensi
 Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG,
perusahaan harus dikelola secara independen
sehingga masing-masing organ perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain.

32
FAIRNESS
(KEWAJARAN/KESETARAAN)

 Perlakuanyang adil dan setara di dalam


memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundangan yang berlaku

33
Prinsip Dasar - Fairness
 Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan
harus senantiasa memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan.

34
DAMPAK CG
◼ Memperkokoh kepercayaan investor dan kreditur terhadap
perseroan.
◼ Mempermudah memperoleh pembiayaan dan menurunkan
biaya modal.
◼ Meningkatkan kinerja usaha yang berkelangsungan.
◼ Meningkatkan nilai saham sekaligus citra/reputasi perusahaan.
◼ Mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan
efektif.
◼ Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab organ perseroan
dalam rangka menjaga kepentingan perseroan.
◼ Menjaga organ perusahaan memenuhi kewajiban fidusia
◼ Menciptakan dukungan stakeholder terhadap perusahaan.
◼ Menurunkan informasi asimetri dan biaya agency.
◼ Menurunkan risiko legal.
TAHAPAN IMPLEMENTASI CG
1. Tahap Persiapan

Awareness
Awareness Assessment
GCG Assessment CG
GCGManual
ManualBuilding
Building
Kesadaran Penilaian DevelopmentCG manual
Pembentukan

2. Tahap Implementasi

Socialization Implementation Internalisation


Sosialisasi Implementasi Internalisasi

3. Tahap Evaluasi
Independent
CG Audit CG Scoring/ Rating
Audit CG Independen Pemeringkatan CG
STRATEGI IMPLEMENTASI TRANSFORMASI
PERUSAHAAN DALAM MENERAPKAN GCG

Visi, Misi, Nilai Panduan, Strategi Strategi Bisnis &


Nilai, Kepemimpinan, Pengembangan Kebijakan Perusahaan
Etika Bisnis SDM terpadu - Sistem, struktur, proses
dan Informasi Teknologi

Strategi Bisnis untuk mencapai sukses


& pengembangan citra “GCG”

Komunikasi terbuka, Monitoring evaluasi,


Penilaian internal Kepedulian Sosial
Permberdayaan &
(self-assessment). Korporasi (CSR)
Pendelegasian, Audit Finansiil & Proses.
Keterlibatan “stakeholders” Survei eksternal

Source: TII
STRATEGI IMPLEMENTASI
TRANSFORMASI PERUSAHAAN
DALAM MENERAPKAN GCG
1. Kepemimpinan yang dapat menjadi panutan & mempunyai komitmen
yang tinggi
2. Penentuan Visi & Misi yang jelas dan fokus.
3. Harus didukung dengan prinsip-prinsip pedoman yang disampaikan
secara mengalir dari atasan ke bawahan (cascading) yang menghasilkan
perubahan pola pikir. Penentuan Etika Bisnis Korporasi.
4. Penentuan Strategi Bisnis & Kebijakan Perusahaan.
5. Implementasikan Strategi SDM terpadu yaitu rekrutmen, pelatihan,
remunerasi, pengembangan karir /suksesi, penilaian berdasarkan kinerja
(reward & punishment). Pengembangan “Capability &
Competency“ manajemen.
6. Tentukan/kembangkan proses organisasi yang mengacu kepada
optimasi pelayanan pelanggan (Proses Organisasi yang Efektif)
STRATEGI IMPLEMENTASI TRANSFORMASI
PERUSAHAAN DALAM MENERAPKAN GCG

7. Usahakan adanya sistem komunikasi terbuka, pemberdayaan, nilai, panduan,


serta pendelegasian yang efektif, untuk peningkatan pengetahuan serta
keterlibatan semua “stakeholders”.
8. Sangat penting adanya sistem monitoring dan evaluasi yang efektif.
- evaluasi internal (self-assesssment) yang terus menerus (untuk
mengetahui tingkat perubahan dari nilai menjadi perilaku sehari-
hari)
- monitor /evaluasi dari proses serta hasil finansial (audit internal)
- survei eksternal (yaitu survei mengenai tingkat kepuasan pelanggan).
9. Kembangkan Citra “GCG” melalui pelayanan pelanggan / semua
stakeholders yang optimal serta rasa perduli terhadap masyarakat serta
pada lingkungan sekitar kita.
INDIKASI TRANSFORMASI
PERUSAHAAN YANG SUKSES
➢ Pimpinan tertinggi (Pres Dir) didukung oleh seluruh Dewan Direksi/
Komisaris, yang memimpin transformasi.
➢ Perubahan mencakup seluruh aspek dari bisnis secara bersama-sama.
➢ Perubahan nilai budaya dan sistem didahulukan sebelum perubahan struktur
/organisasi.
➢ Digariskan secara jelas dalam Visi yang berkait dengan strategi bisnis.
➢ Nilai budaya, kepatuhan dan perilaku sudah digariskan sebelumnya.
➢ Diadakan analisa kemajuan secara berkala – digunakan survei untuk
memonitor evolusi.
➢ Semua karyawan ikut terlibat dan ikut berpartisipasi didalam proses
transformasi.
➢ Komunikasi dan pelatihan merupakan hal yang sangat penting.
➢ Perubahan ini merupakan evolusi, meskipun Visi yang akan dicapai adalah
revolusioner.
CG PROBLEM IN ASIA
MASALAH CG DI ASIA
❑ CG is an issue mainly for minority
stockholders, in a firm controlled by the
managers where there are no significant
stockholders that can easily work together.
❑ In Asia, the CG problem is between:
❑Minority vs Majority Stockholders (Family/BUMN)

❑ In the US/UK, the CG problem is between:


❑Shareholders vs Management

41
KARAKTERISTIK
PASAR MODAL ASIA
 Perusahaan publik milik keluarga.

 Badan usaha milik negara atau badan


usaha yang dipengaruhi megara yang
merupakan perusahaan publik.

◦ Dua situasi di atas, memiliki tantangan CG yang


berbeda kepada pemilik, investor, regulator, dan
manajer yang terlibat.

42
PERUSAHAAN PUBLIK MILIK
KELUARGA
 Setelah pemilik-pengusaha telah memutuskan untuk menjual
saham ke pasar modal → sering terjadi perbedaan antara
tujuan dari pemegang saham dominan (mantan pemilik atau
pemilik keluarga) dan pemegang saham lainnya (pemegang
saham minoritas).
 Jika mantan pemilik-pengusaha terus beroperasi seolah-olah
tidak ada yang berubah, pemilik dapat melakukan transaksi
yang tidak diketahui oleh investor.
 Hal lainnya adalah adanya transaksi dengan pihak berelasi
yang memindahkan uang yang diperoleh dari publik ke tangan
pribadi, dan ini jelas bukan apa yang diinginkan oleh investor
publik.

43
PERUSAHAAN PUBLIK YANG BERBENTUK BADAN
USAHA MILIK NEGARA ATAU BADAN USAHA YANG
DIPENGARUHI NEGARA

 Prioritas CG menjadi kurang jelas di negara-negara di


mana perusahaan publik yang berbentuk BUMN diminta
untuk melakukan 'nasional-service', investasi tersebut bisa
saja merupakan proyek yang kelayakan keuangannya
lemah, namun bisa jadi penting secara politis atau
merupakan agenda pembangunan bangsa.
◦ Korea Selatan: bank tampaknya telah diminta oleh
pemerintah untuk membantu merestrukturisasi industri
perbankan tanpa memperhatikan untuk kepentingan terbaik
bagi pemegang saham publik mereka, dengan alasan bahwa
'layanan nasional' mengharuskan mereka melakukannya.

44
DOES GOOD GOVERNANCE MAKE A DIFFERENCE?
RELATIVE PREMIUM ON CG
(MCKINSEY INVESTOR OPINION SURVEY 1999-2000)

 Asia  Europe, US
◦ Indonesia 27% ◦ Italy 22%
◦ Thailand 26% ◦ France/Germany 20%
◦ Malaysia 25% ◦ Spain 19%
◦ S Korea 24% ◦ Switzerland/UK/US 18%
◦ Japan/Taiwan 20%  Latin America
◦ Venezuela 28%
◦ Colombia 27%
◦ Brazil 23%
◦ Mexico 22%
◦ Argentina/Chile 21%

45
FINAL REMARK
 Good Corporate Governance does not only mean to apply rules
and to meet requirements, Good Corporate Governance is
definitely more than that.

 Although there is no widely accepted definition or model of


Corporate Governance, good Corporate Governance can only be
achieved with :
 top representatives as role models,

 demonstrating credibility and integrity on a daily basis .


 These are the determining elements that constitute sustainability in
Corporate Governance.
TERIMA KASIH
Email : regina992001@yahoo.com
Mobile phone: 0816-806955

47

Anda mungkin juga menyukai