NPM : 1843700362
KELAS : SORE B
TUGAS PROJEK
1. Ny. D (70 th) mengalami Batuk berdahak tidak bisa keluar, sejak 1 hari sebelum
masuk puskesmas, leher keju, pusing ngeliyeung.
CTM 3x4 mg
Pertanyaan:
2. Pasien laki-laki usia 65 tahun, perokok sejak 20 tahun yang lalu mengalami
keluhan sesak nafas 4 hari yang lalu. Bebrapa hari yang lalu, pasien ini pernah
mengalami sesak nafas, tapi dapat terkontrol dengan combivent inhaler. Namun
pada 4 hari terkhir ini gangguan sesak nafasnya bertambah parah dan tidak bisa
lagi dikontrol dengan combivent inhaler. Pasien ini juga pada malam hari
disertai sputum kental dan mengalami demam. Pasien juga memiliki riwayat
rematoid artritis sejak 2 tahun yang lalu, dan diobati dengan natrium diklofenak
50 mg bid secara rutin. Test spirometri menunjukkan nilai FEV1/FEC post
bronkodilator ≤ 0,7 dan FEV1% pred 30-50
Pertanyaan:
a. Berdasarkan data-data di atas , penyakit apakah yang diderita oleh pasien ini?
b. Farmakoterapi apakah yang anda sarankan untuk pasien ini untuk mengatasi
sesak nafasnya?
c. Hasil evaluasi terapi menunjukkan penggunaan bronkodilator pada soal di
atas tidak menghasilkan respon klinik yang optimal, menurut saudara
bagaimanakah terapi terbaik selanjutnya untuk pasien ini?
d. Berdasarkan anamnesa pasien membutuhkan antibiotik, kriteria apa sajakah
yang harus dipenuhi agar pasien dapat diberikan antibiotik? e) Jika pasien
dirawat di ICU dan menggunakan ventilator, maka bronkodilator manakah
yang paling tepat untuk pasien ini?
3. Pasien perempuan, usia 21 tahun mengalami keluhan batuk dan sulit untuk
bernafas / sesak, pada beberapa malam hari. pasien sulit untuk tidur dan
mengalami batuk disertai dahak, sudah menggunakan obat batuk yang
mengandung ekspektoran namun tidak efektif. Frekuensi day simtomp adalah > 2
kali/minggu dan night symptomp adalah > 2 / bulan, PEF ≥ 80%
Pertanyaan:
a. Menurut pendapat saudara, apakah penyakit yang diderita pasien ini dan
bagaimanakah keparahan penyakit nya?
b. Farmakoterapi apakah yang rasional untuk pasien ini berdasarkan keparahan
penyakitnya?
c. konseling yang harus saudara berikan kepada pasien terkait dengan
penggunaan MDI kepada pasien:
d. Dalam kondisi bagaimanakah Leuktorien modifier dapat digunakan sebagai
pengganti ICS ? e) Apakah contoh obat dari golongan leukotrien modifier?
e. Seandainya pasien mengalami asthma dan tidak bisa diatasi dengan
kortikosteroid inhalsi (ICS) dosis tinggi, maka terapi apakah yang saudara
sarankan untuk pasien ini?
Jawaban
1. A. Penyakit yang di derita oleh nyonya D adalah batuk berdahak di sertai alergi
B. Rasionaltas terapi yang diterima oleh Ny D adalah kasus yang pertama dari di
iagnosis yang ada yaitu
Untuk penggunaan Anti biotic (Ampicilin inj dan Sefadroksil Caps) dan
penggunaan obat lain seperti Kaptopril kemungkinan merupakan penyakit
bawaan.
Interaksi
2. Jawaban.
a. Penyakit yang diderita pasien ini PPOK dengan factor resiko tambahan yaitu :
a. Perokok aktif
b. Sering terjadi kekambuhan di malam hari, disertai dengan sputum
kental dan mengalami demam.
1. Non Farmakologi,
2. Farmakologi
c. Dalam kasus ini penggunaan obat combivent inhailer (gol. Anti muskarinik)
sudah tidak di toleransi lagi oleh pasien, dan berdasarkan pengukuran
Spirometri, pasien berada pada tingkat III ( Severe/Parah) sehingga regimen
pemilihan obat di berikan inhalasi glokortikosteroid (Budesonide inhailer) 200-
1200 mcg/hari terbagi 2-4 dosis untuk regimen pemeliharaan 200-400 mcg 2x
sehari pagi dan malam.
3. Jawaban
a. Untuk pasien ini dapat dinyatakan menderita penyakit Asma dengan criteria
persisten ringan dimana presentasi FEV >80%
3. Berdiri dan pada posisi kepala tegak, pastikan memegang inhaler dengan
bagian mouthpiece (mulut inhaler) berada pada posisi bagian bawah.
4. Hembuskan nafas secara perlahan sampai tidak ada sisa udara yang dapat
dihembuskan.
f. Terapi yang digunakan jika kortikosteroid inhalasi (ICS) dosis tinggi sudah tidak
bisa diatasi adalah : inhalasi kortikosteroid dosis tinggi + bronkodilator rutin.
Inhalasi agonis beta-2 kerja pendek seperlunya bersama dengan inhalasi rutin
kortikosteroid dosis tinggi + inhalasi agonis beta-2 kerja panjang