Anda di halaman 1dari 5

NAMA : WINDA ANGRAENI SUJIMAN

NPM : 1843700362
KELAS : SORE B
TUGAS PROJEK
1. Ny. D (70 th) mengalami Batuk berdahak tidak bisa keluar, sejak 1 hari sebelum
masuk puskesmas, leher keju, pusing ngeliyeung.

Selanjutnya pasien diterapi dengan

Ampisilin injeksi 500 mg/8 jam (hari pertama)

Kaptopril tab 3x25 mg

As. Mefenamat tab 3x500 mg

Bromheksin tab 3x4 mg

CTM 3x4 mg

Deksametason injeksi 1 ampul/8 jam

Difenhidramin HCl 1 ampul 10 mg/ml / 8 jam

Salbutamol tab 3x2 mg

Sefadroksil kapsul 3x500 mg (mulai hari kedua)

Pertanyaan:

a. Apakah penyakit yang diderita oleh Ny. D ?


b. Jelaskan rasionalitas dari terapi yang diterima oleh Ny. D ?

2. Pasien laki-laki usia 65 tahun, perokok sejak 20 tahun yang lalu mengalami
keluhan sesak nafas 4 hari yang lalu. Bebrapa hari yang lalu, pasien ini pernah
mengalami sesak nafas, tapi dapat terkontrol dengan combivent inhaler. Namun
pada 4 hari terkhir ini gangguan sesak nafasnya bertambah parah dan tidak bisa
lagi dikontrol dengan combivent inhaler. Pasien ini juga pada malam hari
disertai sputum kental dan mengalami demam. Pasien juga memiliki riwayat
rematoid artritis sejak 2 tahun yang lalu, dan diobati dengan natrium diklofenak
50 mg bid secara rutin. Test spirometri menunjukkan nilai FEV1/FEC post
bronkodilator ≤ 0,7 dan FEV1% pred 30-50

Pertanyaan:

a. Berdasarkan data-data di atas , penyakit apakah yang diderita oleh pasien ini?
b. Farmakoterapi apakah yang anda sarankan untuk pasien ini untuk mengatasi
sesak nafasnya?
c. Hasil evaluasi terapi menunjukkan penggunaan bronkodilator pada soal di
atas tidak menghasilkan respon klinik yang optimal, menurut saudara
bagaimanakah terapi terbaik selanjutnya untuk pasien ini?
d. Berdasarkan anamnesa pasien membutuhkan antibiotik, kriteria apa sajakah
yang harus dipenuhi agar pasien dapat diberikan antibiotik? e) Jika pasien
dirawat di ICU dan menggunakan ventilator, maka bronkodilator manakah
yang paling tepat untuk pasien ini?
3. Pasien perempuan, usia 21 tahun mengalami keluhan batuk dan sulit untuk
bernafas / sesak, pada beberapa malam hari. pasien sulit untuk tidur dan
mengalami batuk disertai dahak, sudah menggunakan obat batuk yang
mengandung ekspektoran namun tidak efektif. Frekuensi day simtomp adalah > 2
kali/minggu dan night symptomp adalah > 2 / bulan, PEF ≥ 80%

Pertanyaan:

a. Menurut pendapat saudara, apakah penyakit yang diderita pasien ini dan
bagaimanakah keparahan penyakit nya?
b. Farmakoterapi apakah yang rasional untuk pasien ini berdasarkan keparahan
penyakitnya?
c. konseling yang harus saudara berikan kepada pasien terkait dengan
penggunaan MDI kepada pasien:
d. Dalam kondisi bagaimanakah Leuktorien modifier dapat digunakan sebagai
pengganti ICS ? e) Apakah contoh obat dari golongan leukotrien modifier?
e. Seandainya pasien mengalami asthma dan tidak bisa diatasi dengan
kortikosteroid inhalsi (ICS) dosis tinggi, maka terapi apakah yang saudara
sarankan untuk pasien ini?
Jawaban

1. A. Penyakit yang di derita oleh nyonya D adalah batuk berdahak di sertai alergi

B. Rasionaltas terapi yang diterima oleh Ny D adalah kasus yang pertama dari di
iagnosis yang ada yaitu

Bromheksin 3x 4 mg /hari untuk batuk berdahak

CTM 3 x 4 mg dengan kemungkinan adanya alergi

Salbutamol 3 x 2 mg, kemungkinan terjadi sesak nafas dikarenakan terjadi


penumpukan sputum/dahak pada saluran pernafasan

Untuk penggunaan Anti biotic (Ampicilin inj dan Sefadroksil Caps) dan
penggunaan obat lain seperti Kaptopril kemungkinan merupakan penyakit
bawaan.

Interaksi

1. Salbutamol+ As.mefenamat dapat memperparah kambuhan Asma


2. As. Mefenamat + Kaptopril dapat menyebabkan nefrotoksik

2. Jawaban.

a. Penyakit yang diderita pasien ini PPOK dengan factor resiko tambahan yaitu :

a. Perokok aktif
b. Sering terjadi kekambuhan di malam hari, disertai dengan sputum
kental dan mengalami demam.

b. Farmakoterapi yang di sarankan untuk pasien ini, untuk mengatasi sesak


nafasnya adalah :

1. Non Farmakologi,

menghentikan kebiasaan rokok olahraga ringan, menghindari


penggunaan obat AINS, menghindari ALERGEN, perbaikan nutrisi,
menurunkan berat badan.

2. Farmakologi

Berdasarkan kasus diatas ditinjau dari hasil pemeriksaan nilai


FEV yang merupakan parameter untuk Asma dan PPOK, pasien juga
memliki riwayat rheumatoid arthritis dan di obati dengan Na.
diklofenak 50 Mg bid secara rutin. Mekanisme obat AINS (Na.
diklofenak) : Menghambat pembentukan COX, dimana COX ini yang
memodulasi pembentukan prostadglandin dan dapat berinteraksi dan
memperparah penyakit kambuhan PPOK. Sehingga dosisnya di
turunkan menjadi 25 mg perhari.

c. Dalam kasus ini penggunaan obat combivent inhailer (gol. Anti muskarinik)
sudah tidak di toleransi lagi oleh pasien, dan berdasarkan pengukuran
Spirometri, pasien berada pada tingkat III ( Severe/Parah) sehingga regimen
pemilihan obat di berikan inhalasi glokortikosteroid (Budesonide inhailer) 200-
1200 mcg/hari terbagi 2-4 dosis untuk regimen pemeliharaan 200-400 mcg 2x
sehari pagi dan malam.

d. Menurut regimen pengobatan. Pasien ini di sarankan menggunakan Antibiotik


karena demam, dan disertai sputum kental dan berwarna, dan disarankan
dilakukan tes laboratorium lebih lanjut.Berdasarkan regimen terapi tambahan
antibiotic Lini Pertama : Amoksisilin atau gol.Makrolida

e. Menurut gudline regimen pengobatan di gunakan inhailer turbular gol


Glukokortikosteroid

(Budesonide 200-1200 mcg/hari terbagi 2-4 dosis untuk regimen


pemeliharaan 200-400 mcg 2x sehari pagi dan malam.

3. Jawaban

a. Untuk pasien ini dapat dinyatakan menderita penyakit Asma dengan criteria
persisten ringan dimana presentasi FEV >80%

b. Untuk pengobatannya dapat di berikan gol Agonis Beta 2 adrenergik


(Salbutamol inhalasi aerosol (DPI/MDI) 100200 mcg 3-4 kali sehari.

c. Konseling yang di instruksikan untuk pasien dalam Penggunaan controller


MDI (inhailer) , Pertama-tama sterilkan tangan dengan mencuci tangan
terlebih dahulu, kemudian lakukan tahap-tahap di bawah ini.

1. Buka tutup inhaler

2. Kocok inhaler beberapa kali.

3. Berdiri dan pada posisi kepala tegak, pastikan memegang inhaler dengan
bagian mouthpiece (mulut inhaler) berada pada posisi bagian bawah.

4. Hembuskan nafas secara perlahan sampai tidak ada sisa udara yang dapat
dihembuskan.

5. Posisikan mulut inhaler mengarah ke rongga mulut yang terbuka. Dan


aliran udara tidak terganggu, dengan jalan lidah tidak menutupi bagian mulut
inhaler.
6. Tekan canister (ujung bagian atas inhaler) untuk mengeluarkan dosis, dan
pada waktu bersamaan mulailah menarik nafas dalam secara perlahan
(koordinasi)

7. Lanjutkan untuk bernapas perlahanlahan selama 4-5 detik

8. Tahan napas selama 10 detik

9. Hembuskan nafas secara perlahan lahan

Setelah penggunaan sebaiknya berkumur dengan air bersih untuk


menghindari tumbuhnya jamur dimulut dan plak pada gigi.

d. Leukotrin di gunakan pada Pasien Asma yang mengalami peradangan di tandai


dengan gejala nyeri di dada.

e. Contoh obat leukotrin modifier adalah : zafirlucast, montelucast, pranlucast dan


zileuton

f. Terapi yang digunakan jika kortikosteroid inhalasi (ICS) dosis tinggi sudah tidak
bisa diatasi adalah : inhalasi kortikosteroid dosis tinggi + bronkodilator rutin.

Inhalasi agonis beta-2 kerja pendek seperlunya bersama dengan inhalasi rutin
kortikosteroid dosis tinggi + inhalasi agonis beta-2 kerja panjang

Pada dewasa yang mengalami 6 minggu pengobatan : dapat digunakan salah


satu atau lebih dari pengobatan berikut : antagonis reseptor leukotrien teofilin
oral lepas lambat, Antagonis beta-2 oral lepas lambat

Anda mungkin juga menyukai