DAFTAR ISI.................................................................................................................................1
SOP DISTRIBUSI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN.................................................3
SOP IDENTIFIKASI B3..............................................................................................................5
SOP PELAPORAN B3 DAN INTESVIGASI TUMPAHAN, PAPARAN DAN INSIDEN
LAIN.............................................................................................................................................7
SOP PENGADAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)....................................10
SOP PENYIMPANAN BAHAN BAERACUN DAN BERBAHAYA (B3).............................13
SOP PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN...........................................................15
SOP TELAAH RESEP...............................................................................................................17
SOP PELAYANAN RESEP PELANGGAN RAWAT JALAN PERUSAHAAN....................19
SOP PELAYANAN RESEP PELANGGAN RAWAT JALAN UMUM DARI IGD...............21
SOP MEMINDAHKAN SEDIAAN OBAT DARI VIAL.........................................................23
SOP MEMINDAHKAN OBAT DARI AMPUL........................................................................25
SOP PENCAMPURAN OBAT SUNTIK...................................................................................27
SOP PERSIAPAN MELAKUKAN PENCAMPURAN OBAT SUNTIK.................................29
SOP PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN AKIBAT KECELAKAAN
KERJA........................................................................................................................................31
SOP MELEPAS APD (ALAT PELINDUNG DIRI)..................................................................33
SOP PENCAMPURAN SEDIAAN AMPUL/VIAL..................................................................35
SOP PENCAMPURAN SEDIAAN VIAL KERING.................................................................37
SOP PEMBUATAN RACIKAN PUYER..................................................................................40
SOP CARA PEMAKAIAN OBAT............................................................................................43
SOP PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN.....................................................................46
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT
INAP...........................................................................................................................................48
SOP PENCATATAN, PELAPORAN DAN PENGARSIPAN DISTRIBUSI OBAT DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI INSTALASI FARMASI...............................................50
SOP PELAYANAN RESEP CITO PASIEN RAWAT JALAN JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL................................................................................................................................52
SOP PELAYANAN RESEP CITO PASIEN RAWAT JALAN UMUM..................................54
SOP PELAYANAN RESEP CITO PASIEN RAWAT INAP....................................................56
SOP AUTOMATIC STOP ORDER.............................................................................................58
SOP ALUR DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
DARI INSTALASI FARMASI UNTUK PERSEDIAAN FLOOR STOCK DI RUANG
RAWAT INAP............................................................................................................................61
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT
INAPJKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL) DI DEPO FARMASI IGD....................63
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT
INAP REGULER DI DEPO FARMASI IGD............................................................................65
1
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT
JALAN JKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL) DI DEPO FARMASI IGD................67
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT
JALAN REGULER DI DEPO FARMASI IGD.........................................................................69
SOP PELAYANAN ANTAR OBAT.........................................................................................71
SOP PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO).......................................................................75
SOP PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN.....................................................................79
SOP PEMBUATAN ETIKET OBAT.........................................................................................81
SOP PEMBERIAN LABEL OBAT SEBELUM OBAT DIDISTRIBUSIKAN KE PASIEN..83
SOP PENYAMPAIAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP.......................................85
SPO DOUBLE CHECK OBAT GOLONGAN HIGH ALERT.................................................87
SOP PENDELEGASIAN WEWENANG APOTEKER IFRS KEPADA PERAWAT..............89
SOP PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN.....................................................................91
SOP VERIFIKASI PEMBERIAN OBAT..................................................................................93
SOP MONITORING EFEK SAMPING DAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN OBAT
BARU DALAM STANDARISASI OBAT RUMAH SAKIT...................................................96
SOP PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)..........................................................................98
SOP EVALUASI DAN PELAPORAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DI INSTALASI
FARMASI.................................................................................................................................101
2
SOP PENYIMPANAN OBAT
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI DI
GUDANG
No. Dokumen :
1
Alert, obat Lasa dan golongan lain.
4. Simpan perbekalan farmasi dan tempatkan pada rak dan
almari yang tersedia, lengkapi dengan kartu stok untuk masing-
masing perbekalan farmasi.
UNIT TERKAIT 1. Petugas Gudang
2
SOP DISTRIBUSI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
DISTRIBUSI BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
445.120/SPO/BLUD- 00 1/ 2
RSKONUT/I/2019
BLUD RUMAH SAKIT
KONAWEUTARA
Ditetapkan oleh :
Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe
Tanggal Terbit
Utara
STANDAR
PROSEDUR 07 Januari 2019
OPERASIONAL
3
menggunakan.
3. Pendistribusian bahan berbahaya dan beracun disertai
pemberian informasi dan MSDS kepada usernya dan apabila ada
masalah dalam penanganannya bisa menghubungi Pelayanan
Informasi Obat Instalasi Farmasi.
UNIT TERKAIT SemuaUnit
4
SOP IDENTIFIKASI B3
IDENTIFIKASI B3
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
445.121/SPO/BLUD- 00 1/2
RSKONUT/I/2019
BLUD RUMAH
SAKIT
KONAWEUTARA
Ditetapkan oleh :
Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe
STANDAR Tanggal Terbit Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL 07 Januari 2019
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penanganan bila terjadi kecelakaan
(emergency) akibat Bahan Berbahaya dan beracun (B3) adalah
kegiatan penanganan pertama (darurat) jika terjadi kecelakaan akibat
bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan ketentuan yang berlaku
TUJUAN 1. Memberikan penanganan darurat ketika terjadi kecelakaan akibat
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Menghindari kecelakan yang lebih fatal
3. Menjaga keamanan petugas, makhluk hidup dan lingkungan sekitar
akibat penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
KEBIJAKAN Peraturan Direktur No. 445.086/SK/BLUD-RSKONUT/I/2019 tentang
Pedoman Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
PROSEDUR 1. Pilah Bahan Beracun Berbahaya sesuai dengan potensi bahayanya
(mudah terbakar, mudah meledak, dan lain – lain)
2. Berikan penandaan (pelabelan) sesuai dengan potensi bahayanya.
3. Penyimpanan B3 harus disertai dengan Material Safety Data Sheet
(MSDS) atau Lembar Data Pengaman (LDP) yang memuat identitas
bahan, bahaya yang ditimbulkan, cara penanggulangan bila terjadi
tumpahan / kebocoran serta cara penanggulangan kedaruratan.
5
UNIT TERKAIT 1. Gudang Instalasi Farmasi
2. Semua Unit Pelayanan Farmasi
3. IPSRS
4. Instalasi Radiologi,
5. IGD
6. Instalasi Laboratorium
7. Insatalasi Rawat Inap
8. Poliklinik Rawat Jalan
6
SOP PELAPORAN B3 DAN INTESVIGASI TUMPAHAN, PAPARAN DAN INSIDEN LAIN
PELAPORAN B3 DAN INTESVIGASI TUMPAHAN,
PAPARAN DAN INSIDEN LAIN
No. Dokumen :
445.122/SPO/
No. Revisi : Halaman :
BLUD-RSKONUT/
BLUD RUMAH SAKIT 00 1/3
KONAWEUTARA
I/2019
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe
STANDAR Utara
PROSEDUR 07 Januari 2019
OPERASIONAL
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan
B3 adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
TUJUAN Mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja
karena pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah
bahan berbahaya dan beracun bagi pasien, keluarga pasien,
pengunjung dan petugas.
KEBIJAKAN 1. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 tahun 2008
tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya
dan Beracun
3. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor
445.086/SK/BLUD-RSKONUT/I/2019, tentang Pedoman
Pelayanan Kefarmasian Dan Penggunaan Obat
PROSEDUR 1. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi
potensial terjadi ataupun nyaris terjadi yang dibuat oleh
7
semua petugas rumah sakit yang pertama menemukan
kejadian atau terlibat dalam kejadian atau petugas yang
mendapat laporan dari pihak lain seperti tamu atau
pengunjung.
2. Pencegahan/penanganan segera dalam 24 jam apabila terjadi
insiden di rumah sakit untuk mengurangi dampak atau akibat
yang tidak diharapkan.
3. Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian
dengan mengisi formulir pelaporan insiden (pelaporan paling
lambat 2 x 24 jam).
4. Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke
Komite K3 apabila kejadian terjadi pada area-area netral
(koridor, taman, area parker). Laporan harus diserahkan pada
Komite K3.
5. Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segera setelah
laporan siterima dan dilakukan oleh tim investigasi insiden
(pelaksanaan investigasi paling lambat 2x24 jam). Laporan
insiden menggunakan formulir RCA
6. Pembentukan tim investigasi sesuai dengan kebutuhan, tim
investigasi dapat terdiri dari Komite K3 saja, atau
melibatkan satker terkait bila insiden termasuk kategori
accident/emergency.
7. Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Komite K3,
laporan investigasi harus dilengkapi dengan FTPP sesuai
prosedur FTPP.
8. Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung ke
area, dan area-area lain yang memiliki potensi bahaya yang
sama. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi insiden,
kejadian, dampak pada korban, hari dan tanggal tanpa perlu
menyebutkan nama yang bersangkutan untuk menghndari
kejadian serupa.
9. Peninjauan terhadap identifikasi bahya resiko setelah
melakukan RCA.
10. Pelaporan hasil RCA, Rekomendasi dan Pembelajaran kepada
Direksi.
11. “Perbaikan dan Pembelajaran” sebagai rekomendasi untuk
umpan balik kepada satuan kerja terkait.
12. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing
satuan kerja.
8
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
3. Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan RS
9
SOP PENGADAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Ditetapkan oleh :
Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe
STANDAR Tanggal Terbit Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL 07 Januari 2019
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Pengadaan / pembelian barang bahan berbahaya dan beracun
dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi atas usulan dari unit kerja yang
membutuhkan
TUJUAN 1. Adanya kejelasan proses pengadaan terutama pembelian agar
barang berbahaya tersebut dapat diadakan melalui proses yang
benar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan pengelolaan B3
2. Agar semua petugas terkait dapat memahami tugas serta tanggung
jawab masing - masing sehingga tidak terjadi keracunan dalam
melaksanakan tugas dan dapat terhindar dari bahaya akibat
barang-barang tersebut
3. Tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang di RS mulai
dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan serta penyaluran
penggunaannya
KEBIJAKAN Peraturan Direktur No. 445.086/SK/BLUD-RSKONUT/I/2019 tentang
Pedoman Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
PROSEDUR 1. Petugas Logistik medik Instalasi Farmasi menerima usulan
10
kebutuhan barang /obat/ alkes / jasa /Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dari Instalasi yang terkait (“user)
2. Daftar Usulan tersebut di olah / evaluasi menurut pedoman,
menjadi daftar usulan kebutuhan unit kerja
3. Petugas Instalasi Farmasi mengirim daftar usulan ke Bagian
Program dan Perencanaan
4. Daftar usulan tersebut diproses menjadi bagian dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
( DPASKPD )
5. Instalasi Farmasi mengusulkan daftar kegiatan ke Pejabat
Pelaksanan Tehnis Kegiatan (PPTK) untuk diadakan
6. PPTK meneruskan ke Panitia Pengadaan Barang Jasa BLUD
Rumah Sakit Konawe Utara
7. Panitia Pengadaan memproses daftar usulan sesuai PAGU
( anggaran / Dana yang tersedia)
8. Panitia Pengadaan memproses barang/obat-alkes/Bahan
Berbahaya dan beracun (B3) dengan ketentuan pengadaan sbb:
Nilai 1 – 5 juta SP
Nilai 5 – 50 juta PL (Penunjukan langsung)
Nilai > 50 juta Tender
Nilai 50 – 100 juta Pemilihan langsung Spesifik
Iridium (- tidak terbatas 1 M) Penunjukan langsung
Nilai 1M–5M
- Iridium
- Isotop Penunjukan langsung
- Gas Medik
9. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang (P2B) menerima barang
dan dokumen barang dari Distributor
10.P2B meneruskan ke Unit Logistik Medik Instalasi Farmasi
11
UNIT TERKAIT 1. Instalasi yang terkait
2. Bagian Perencanaan Program
3. Pejabat Pelaksanan Tehnis Kegiatan (PPTK)
4. Panitian Pengadaan Barang Jasa RS
5. Distributor
12
SOP PENYIMPANAN BAHAN BAERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Ditetapkan oleh :
Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe
STANDAR Tanggal Terbit Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL 07 Januari 2019
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan penanganan bila terjadi kecelakaan
(emergency) akibat Bahan Berbahaya dan beracun (B3) adalah
kegiatan penanganan pertama (darurat) jika terjadi kecelakaan akibat
bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan ketentuan yang berlaku
TUJUAN 1. Memberikan penanganan darurat ketika terjadi kecelakaan akibat
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Menghindari kecelakan yang lebih fatal
3. Menjaga keamanan petugas, makhluk hidup dan lingkungan sekitar
akibat penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
KEBIJAKAN Peraturan Direktur No. ................ tentang Pedoman Pelayanan
Farmasi di Instalasi Farmasi BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
PROSEDUR 1. Pilah Bahan Beracun Berbahaya sesuai dengan potensi bahayanya
(mudah terbakar, mudah meledak, dan lain – lain)
2. Berikan penandaan (pelabelan) sesuai dengan potensi bahayanya.
3. Penyimpanan B3 harus disertai dengan Material Safety Data Sheet
13
(MSDS) atau Lembar Data Pengaman (LDP) yang memuat
identitas bahan, bahaya yang ditimbulkan, cara penanggulangan
bila terjadi tumpahan / kebocoran serta cara penanggulangan
kedaruratan.
UNIT TERKAIT 1. Gudang Instalasi Farmasi
2. Semua Unit Pelayanan Farmasi
3. IPSRS
4. Instalasi radiologi
5. IGD
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Rawat inap
8. Instalasi Rawat Jalan
14
SOP PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN
15
PROSEDUR 1. Serahkan resep ke loket penyerahan resep obat rawat jalan di
Instalasi Farmasi
2. Lakukan pengkajian resep oleh apoteker, bila diperlukan
konsultasi dokter.
3. Bayar resep ke kasir oleh pelanggan.
4. Ambil tanda bukti pembayaran obat (warna merah), jadikan satu
dengan resep.
5. Siapkan dan racik obat, tempel etiket obat.
6. Lakukan telaah obat oleh apoteker.
7. Serahkan obat oleh apoteker atau asisten apoteker penyelia
kepada pelanggan disertai KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) yang diperlukan.
UNIT TERKAIT 1. Pelayanan farmasi rawat jalan
2. Pelanggan rawat jalan umum poli
16
SOP TELAAH RESEP
TELAAH RESEP
No. Dokumen :
17
i. Berat badan, untuk pasien anak-anak
4. Bubuhkan tanda tangan petugas yang melakukan telaah resep
5. Catat waktu sebagai waktu penerimaan resep secara manual
6. Bubuhkan paraf pada kolom terima R/ dilembar resep.
UNIT TERKAIT 1. Apoteker
18
SOP PELAYANAN RESEP PELANGGAN RAWAT JALAN PERUSAHAAN
PELAYANAN RESEP PELANGGAN RAWAT JALAN
PERUSAHAAN / ASURANSI LAIN DARI POLIKLINIK
RAWAT JALAN
No. Dokumen :
BLUD RUMAH
445.134/SPO/BLUD- No. Revisi : Halaman :
SAKIT
RSKONUT/I/2019 00 1/2
KONAWE
UTARA
Ditetapkan oleh :
Direktur BLUD Rumah Sakit
STANDAR Tanggal Terbit Konawe Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL 07 Januari 2019
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk pasien rawat jalan perusahaan /
asuransi lain dari poliklinik rawat jalan dengan tetap menjamin mutu,
stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu, pelayanan resep racikan
maksimal 60 menit dan resep non racikan maksimal 30 menit.
TUJUAN Pelayanan farmasi berjalan dengan baik untuk pelanggan rawat jalan
dari poliklinik rawat jalan.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : 445.081/SK/BLUD-RSKONUT/I/2019 tentang
Panduan Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
PROSEDUR 1. Serahkan resep ke loket penyerahan resep obat rawat jalan di
Instalasi Farmasi rawat jalan.
2. Beri nomor urut sesuai dengan jenis resep, ditulis di sudut kanan
19
atas resep (resep non racikan masuk kolom A, resep racikan masuk
kolom B).
3. Lakukan pengkajian resep oleh apoteker, apabila diperlukan
konsultasi dokter.
4. Entry resep lewat SIM RS berdasarkan nama atau nomor rekam
medik pasien, cocokkan dengan label identitas pasien pada lembar
resep.
5. Lakukan iur biaya obat, untuk obat yang tidak ditanggung
perusahaan atau asuransi lain.
6. Cetak etiket obat.
7. Bayar resep iur biaya ke kasir oleh pelanggan.
8. Ambil tanda bukti pembayaran obat, jadikan satu dengan resep.
9. Siapkan dan racik obat.
10. Lakukan telaah obat oleh apoteker.
11. Serahkan obat oleh apoteker atau asisten apoteker kepada
pelanggan disertai KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) yang
diperlukan.
UNIT TERKAIT 1. Pelayanan farmasi rawat jalan.
2. Pelanggan rawat jalan perusahaan/asuransi lain poliklinik
20
SOP PELAYANAN RESEP PELANGGAN RAWAT JALAN UMUM DARI IGD
PELAYANAN RESEP PELANGGAN RAWAT JALAN UMUM
DARI IGD
No. Dokumen :
Halaman :
445.135/SPO/BLUD- No. Revisi :
BLUD RUMAH 1/2
RSKONUT/I/2019 00
SAKIT
KONAWE UTARA
Ditetapkan oleh :
Direktur BLUD Rumah Sakit
STANDAR Konawe Utara
Tanggal Terbit
PROSEDUR
07 Januari 2019
OPERASIONAL
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk pasien rawat jalan umum dari IGD
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan
waktu, pelayanan resep racikan maksimal 60 menit dan resep non
racikan maksimal 30 menit.
TUJUAN Pelayanan farmasi berjalan dengan baik untuk pelanggan rawat jalan
umum dari IGD
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : 445.081/SK/BLUD-RSKONUT/I/2019 tentang
Panduan Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
21
PROSEDUR 1. Serahkan resep ke loket penyerahan resep obat rawat jalan di
Satelit Farmasi IGD.
2. Lakukan pengkajian resep oleh Apoteker/Tenaga Teknis
Kefarmasian, apa bila diperlukan konsultasi dokter.
3. Entry resep lewat SIM RS.
4. Cetak etiket obat.
5. Bayar resep ke kasir oleh pelanggan.
6. Ambil tanda bukti pembayaran obat (warna kuning), jadikan satu
dengan resep.
7. Siapkan dan racik obat.
8. Lakukan telaah obat oleh Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian.
9. Serahkan obat oleh Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian
kepada pelanggan disertai KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) yang diperlukan.
22
SOP MEMINDAHKAN SEDIAAN OBAT DARI VIAL
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
23
5. Bungkus penutup vial dengan kasa dan buang ke dalam kantong
buangan tertutup
6. Pegang vial dengan posisi 45 derajad, masukkan spuit ke dalam
vial
7. Masukkan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakkan perlahan-
lahan memutar untuk melarutkan obat
8. Ganti needle dengan needle yang baru
9. Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit
kosong sesuai volume yang diinginkan
10. Pegang vial dengan posisi 45 derajad, tarik larutan ke dalam
spuit tersebut
11. Untuk permintaan infus intra vena (IV), suntikan larutan obat ke
dalam botol infus dengan posisi 45 derajad perlahan-lahan
melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna
12. Untuk permintaan intra vena bolus, ganti needle dengan ukuran
yang sesuai untuk penyuntikan
13. Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi
jarum ke atas angkat jarum dan buang ke kantong buangan
tertutup
14. Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup degan luer
lock cap
15. Seka cap dan siringe dengan alkohol
16. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi
ke dalam kantong buangan tertutup
17. Petugas memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus
yang sudah berisi obat hasil pencampuran
18. Petugas membungkus dengan kantong hitam atau alumunium
foil untuk obat-obat yag harus terlindung dari cahaya
19. Petugas memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk
pengiriman
20. Petugas mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus
melalui pass box
21. Petugas membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam
wadah pembuangan khusus
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Rawat Inap
24
SOP MEMINDAHKAN OBAT DARI AMPUL
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
25
5. Petugas membuka ampul larutan obat dengan mematahkan bagian
atas ampul dengan arah menjauhi petugas. Pegang ampul dengan
posisi tersebut sekitar 5 detik
6. Petugas membungkus patahan ampul dengan kasa dan
membuangnya ke dalam kantong buangan
7. Petugas memegang ampul dengan posisi 45 derajad, lalu
memasukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh larutan dari
ampul, tutup nedle
8. Pegang ampul pada posisi 45 derajad, sesuaikan volume larutan
dalam siringe sesuai yang diinginkan dengan menyuntikkan
kembali larutan obat yang berlebih kembali ke ampul
9. Tutup kembali needle
10. Untuk permintaan infus intra vena, suntikkan larutan obat ke dalam
botol infus dengan posisi 45 derajad perlahan-lahan melalui dinding
agar tidak berbuih dan tercampur sempurna
11. Untuk permintaan intra vena bolus, ganti needle dengan ukuran
yang sesuai untuk peyuntikan
12. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke
dalam kantong buangan tertutup
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Rawat Inap
26
SOP PENCAMPURAN OBAT SUNTIK
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
27
- Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
- Petugas melakukan dekontaminasi dan desinfeksi area pencampuran
obat
28
SOP PERSIAPAN MELAKUKAN PENCAMPURAN OBAT SUNTIK
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
30
SOP PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Penanganan yang harus dilakukan jika terjadi paparan sediaan obat
akibat kecelakaan kerja
31
dengan air hangat
4. Petugas menyeka area yang terpapar dengan kasa yang dibasahi
larutan klorin 5% (jika kulit tidak sobek) atau dengan larutan
H2O2 3 % jika kulit sobek
5. Petugas mencatat jenis obat dan jika perlu menyiapkan antidot
khusus
6. Petugas menanggalkan seluruh pakaian pelindung
7. Petugas melaporkan kejadian ke Apoteker
8. Petugas mengisi form bila terjadi kecelakaan
32
SOP MELEPAS APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/1
BLUD RUMAH 1
SAKIT
KONAWE
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Tata cara dalam melepas APD setelah melakukan teknik aseptik
33
c. Ulangi prosedur dengan tangan lainnya
d. Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari berada di
bagian dalam sarung tangan
e. Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai
seluruhnya terangkat
f. Buang sarung tangan tersebut ke dalam limbah medis
2. Petugas menanggalkan baju pelindung dengan cara :
a. Buka ikatan baju pelindung
b. Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar terletak di
dalam
c. Tempatkan baju dalam wadah tertutup
3. Petugas menanggalkan tutup kepala dan meletakkannya dalam
wadah tertutup
4. Petugas menanggalkan sarung tangan dalam, bagian luar sarung
tangan tidak boleh menyentuh kulit kemudian membuangnya
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Rawat Inap
34
SOP PENCAMPURAN SEDIAAN AMPUL/VIAL
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/1
BLUD RUMAH 1
SAKIT
KONAWE
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
STANDAR UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
35
1. Petugas menyiapkan vial/ampul
2. Petugas mengupayakan tidak ada obat di leher
ampul dengan cara mengetuk-ngetuk bagian atas ampul
3. Petugas membersihkan ampul dengan alkohol
70%
2. Petugas mematahkan leher ampul dengan arah menjauhi petugas dan
PROSEDUR
menggunakan kasa saat memecahkan
3. Pada waktu menarik larutan dari ampul diusahakan posisi 45 derajad
4. Petugas membersihkan botol infus dengan alkohol 70% dan
mengeringkannya
2. Petugas menyuntikkan sediaan obat ke dalam botol infus
3. Petugas menutup botol infus dengan sealing (karbon hitam)
36
SOP PENCAMPURAN SEDIAAN VIAL KERING
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/1
BLUD RUMAH 1
SAKIT
KONAWE
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
37
sempurna
3. Petugas mengangkat jarum dari vial diusahakan secara perlahan-
lahan
4. Petugas memastikan tidak ada gelembung udara dalam siringe atau
infus bag
38
39
SOP PEMBUATAN RACIKAN PUYER
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
KONAWE UTARA
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
Pembuatan obat dalam bentuk sediaan puyer dengan cara yang baik
PENGERTIAN
dan tepat sesuai resep yang dikehendaki di Instalasi Farmasi
TUJUAN Memperoleh sediaan puyer yang baik dengan dosis yang tepat
KEBIJAKAN Pengelolaan sediaan farmasi, sediaan parenteral nutrisi dan BMHP
menggunakan prinsip-prinsip manajemen meliputi seleksi,
perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, distribusi, pelayanan
dan pemantauan penggunaan, penerimaan pencatatan pelaporan dan
pengarsipan distribusi sediaan farmasi dan BMHP
( Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor :
445/001.11/KEP/429.402/2018 Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
40
Farmasi )
PROSEDUR 1. Resep yang sudah diterima oleh Apoteker dan
atau asisten apoteker dibaca, diteliti, kemudiaan dihitung dosisnya
2. Bila dosisnya ternyata melebihi (over dosis) atau
under dosis, maka konsultasikan kepada dokter penulis resep
3. Namun bila dosisnya sudah sesuai, bisa langsung
dikerjakan tahap berikutnya
4. Hitung bahan-bahan yang dibutuhkan dan
tuliskan di samping nama obat yang diresepkan
5. Ambil bahan-bahan yang dibutuhkan :
- Bahan-bahan dalam bentuk sediaan jadi, ambil sesuai
kebutuhan
- Bahan berupa puyer, timbang secara tepat sesuai kebutuhan
6. Pertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
terjadinya interaksi / tidak tercampurnya antar bahan
2. Campur bahan-bahan sesuai urutan sebagai berikut : tablet yang
besar dan keras digerus terlebih dahulu baru tambahkan tablet lain
yang lebih kecil, kemudian tambahkan bahan-bahan dalam bentuk
puyer (apabila di gerus menggunakan cara manual).Apabila obat-
obatan yang digerus memiliki warna yang sama maka tambahkan
secukupnya zat/serbuk pewarna ( contoh : carmin ) yang tidak
mempengaruhi efek dan stabilitas obat untuk mengetahui
homogenitas puyer yang di buat. Gerus halus dan rata. Apabila
penggerusan menggunakan blender obat, obat atau bahan obat dapat
langsung di campur menjadi satu untuk di blender sampai halus dan
merata
3. Cek sekali lagi kehalusan dan homogenitasnya, kemudian dibagi
sesuai permintaan dan bungkus
4. Bila ada salut filmnya, maka sebelum dibagi diayak terlebih dahulu
2. Puyer homogen yang sudah jadi dibagi sesuai dengan resep,
usahakan dalam pembagian bisa sama rata
3. Bungkus puyer dengan benar dan rapi
4. Hitung kembali jumlah puyer yang di buat, cocokkan dengan resep
41
5. Masukkan kedalam plastic obat kemudian diberi etiket
42
SOP CARA PEMAKAIAN OBAT
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH
SAKIT KONAWE UTARA
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
43
Instalasi Farmasi )
PROSEDUR 1. Petugas farmasi menyiapkan obat dan mengelompokkan sesuai
dengan bentuk sediaannya
2. Petugas farmasi memberi penjelasan kepada pasien atau
keluarganya sesuai dengan bentuk sedian, untuk bentuk sediaan :
a. obat oral
- tablet dan kapsul ( S 3dd1 ac = sehari 3x 1 sebelum makan)
bersihkan tangan ,buka obat dari kemasan kemudian buka
mulut dengan kepala tengadah masukkan obat kemudian
minum dengan air putih hingga obat tertelan
- tablet kunyah, bersihkan tangan buka obat dari kemasan buka
mulut masukkan obat kemudiah dikunyah baru ditelan minum
air putih hingga obat masuk
- sirup ( S 3dd 1cth pc = sehari 3x 1 sendok teh sesudah
makan) buka tutup botol obat, tuangkan obat didalam sendok
takar, buka mulut dengan kepala tengadah kemudian
masukkan sendok yang berisi cairan obat ke dalam mulut
tuang cairan lalu telan dan minum air putih
- obat tetes oral ( S 3 dd gtt 2 = sehari 3x 2 tetes diminum)
dengan cara bersihkan tangan, buka tutup botol masukkan
pipet kedalam botol pijat pangkal pipet hingga cairan masuk,
buka mulut dengan kepala tengadah masukkan pipet yang
berisi cairan kedalam mulut sesuai dengan intruksi telan
hingga cairan habis, minum dengan air putih
b. Obat luar
- salep dan cream dioleskan dikulit yang sakit dengan
menggunakan cotton bad
- lotio dituang sedikit dikapas baru ditempel ditempat yang
sakit
- suppositoria dipakai dalam keaadan keras disobek
kemasannya dan dimasukkan didubur dengan cara
44
berjongkok kemudian obat dimasukkan dan berdiri kembali
untuk mengambil posisi berbaring selama 1 jam
- ovula dipakai dalam keadaan keras disobek kemasannya dan
dimasukkan kedalam lubang vagina dalam keadaan
terlentang dan berbaring selama 1 jam
- Tetes mata ( S 4 dd gtt 1 ed = sehari 4x 1 tetes mata atau
telinga ) dengan cara bersihkan tangan, siapkan obat bila perlu
hangatkan dg menggosok botol dengan kedua telapak tangan
sampai suhu sama dengan suhu tubuh, atur posisi kepala tengadah
dengan menggunakan kapas atau kasa tekan kelopak bagian
bawah hingga terlihat bagian dalam dari kelopak mata teteskan
obat pada kelopak mata sesuai dengan intruksi, biarkan mata
tertutup beberapa menit.
3. Petugas memastikan kalau pasien dan keluarga sudah mengerti
dari penjelasan yang telah disampaikan, bila pasien belum
mengerti maka petugas mengulangi kembali hingga pasien atau
keluarga mengerti.
45
SOP PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
KONAWE UTARA
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
46
Kefarmasian )
1. Petugas telah siap dengan obat yang akan diserahkan kepada
pasien
2. Petugas memanggil nama pasien sesuai prosedur identifikasi
pasien (nama, nomer RM, tanggal lahir pasien)
3. Pada saat penyerahan obat, petugas mengecek kembali
kesesuaian obat yang akan diserahkan dengan resep meliputi:
Nama Pasien
Nama Obat
Dosis Obat
Aturan pemakaian obat
PROSEDUR
Cara pemberian obat
Waktu Pemberian obat
Waktu Kadaluarsa obat
4. Petugas menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
5. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara pemberian
obat
6. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang sesuai,
aman dan jauh dari jangkauan anak-anak
7. Petugas mendokumentasikan kegiatan penyerahan obat di buku
penyerahan obat
Instalasi Farmasi rawat jalan, Instalasi Farmasi rawat inap
UNIT TERKAIT
47
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT INAP
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
STANDAR UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Tata cara dalam pendistribusian obat dan BMHP (bahan medis habis
PENGERTIAN
pakai) dari depo farmasi rawat inap ke pasien rawat inap
KEBIJAKAN Sistem distribusi sediaan farmasi terdiri dari : sistem resep perorangan
pada unit rawat jalan, sistem unit dosis ODDD ( One Day Dose
Dispensing ) pada unit rawat inap, sistem persediaan lengkap di
ruangan (floor stock ) pada ruang Unit Gawat Darurat, Ruang operasi,
Ruang bersalin, Poli rawat jalan, Nurse Station rawat inap,
Laboratorium, Radiologi, kotak emergensi dan Kamar Jenazah
48
(Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor:
445/001.11/KEP/429.402/2018 Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
Farmasi )
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Penunjang Klinik, Pelayanan Medis
49
SOP PENCATATAN, PELAPORAN DAN PENGARSIPAN DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI INSTALASI FARMASI
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
STANDAR UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
50
1. Petugas farmasi mencatat setiap obat dan BMHP yang masuk dan
keluar dari Instalasi Farmasi di kartu stok, di lembar perincian
pemakaian obat dan di komputer yang sesuai unit distribusinya
PROSEDUR 2. Petugas farmasi mengarsip kartu stok, lembar perincian pemakaian
obat dan nota print komputer di tempat yang sudah ditentukan
3. Petugas farmasi melaporkan data distribusi obat dan BMHP di
instalasi farmasi setiap bulan kepada Kepala Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Penunjang Klinik, Pelayanan Medis
51
SOP PELAYANAN RESEP CITO PASIEN RAWAT JALAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
STANDAR UTARA
Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Tata cara pelayanan resep cito pasien rawat jalan JKN (Jaminan
PENGERTIAN Kesehatan nasional) yang harus segera dilayani/didahulukan secepatnya
oleh Depo Farmasi Rawat Jalan JKN kepada pasien yang
membutuhkan
Melayani obat dan atau BMHP (Bahan Medis habis Pakai) yang
TUJUAN bersifat cito dan dibutuhkan secara cepat untuk mengatasi keluhan
penyakit pasien
KEBIJAKAN Sistem distribusi sediaan farmasi terdiri dari : sistem resep perorangan
pada unit rawat jalan
( Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor :
445/001.11/KEP/429.402/2018 Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
52
Farmasi )
1. Depo farmasi rawat jalan JKN menerima resep dokter dari pasien
atau perawat rawat jalan
2. Petugas memberi nomor resep dan melakukan pengecekan resep
3. Petugas mendapati pada resep yang di bawa pasien terdapat tulisan
‘cito’
4. Petugas mendahulukan melayani resep tersebut tanpa urut nomor
PROSEDUR
antrian resep yang sudah masuk terlebih dahulu
5. Petugas menyerahkan obat kepada pasien/perawat sesuai dengan
resep
6. Apabila ada pasien lain yang komplain dengan adanya kejadian
tersebut, maka petugas farmasi harus menjelaskan kepada pasien
sehingga tidak ada kesalahpahaman
53
SOP PELAYANAN RESEP CITO PASIEN RAWAT JALAN UMUM
SAKIT
KONAWE
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT KONAWE
STANDAR UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Tata cara pelayanan resep cito pasien rawat jalan umum yang harus
PENGERTIAN
segera dilayani/didahulukan secepatnya oleh Depo Farmasi Rawat
Jalan Umum kepada pasien yang membutuhkan
Melayani obat dan atau BMHP (Bahan Medis habis Pakai) yang
TUJUAN bersifat cito dan dibutuhkan secara cepat untuk mengatasi keluhan
penyakit pasien
54
1. Depo farmasi rawat jalan umum menerima resep dokter dari
pasien/keluarganya atau perawat rawat jalan
2. Petugas memberi nomor resep dan melakukan pengecekan resep
3. Petugas mendapati pada resep yang di bawa pasien/keluarganya
/perawat terdapat tulisan ‘cito’
4. Petugas mendahulukan melayani resep tersebut tanpa urut nomor
PROSEDUR antrian resep yang sudah masuk terlebih dahulu
5. Petugas menyerahkan obat kepada pasien setelah terlebih dahulu
menjelaskan biaya obat dan pasien membayar/ petugas menyerahkan
obat kepada perawat sesuai dengan resep, dan kemudian
menagihkannya kepada pasien atau keluarganya.
6. Apabila ada pasien lain yang komplain dengan adanya kejadian
tersebut, maka petugas farmasi harus menjelaskan kepada pasien
sehingga tidak ada kesalahpahaman
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi, Rawat Jalan
55
SOP PELAYANAN RESEP CITO PASIEN RAWAT INAP
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Tata cara pelayanan sediaan farmasi cito (obat/bahan medis habis pakai
yang bersifat life saving untuk keperluan penyelamatan jiwa pasien atau
PENGERTIAN
untuk mengatasi kegawatdaruratan pasien) yang harus segera
dilayani/didahulukan secepatnya oleh Instalasi Farmasi kepada ruang
rawat inap
TUJUAN Melayani obat dan atau alat kesehatan yang bersifat live saving dan
dibutuhkan secara cepat untuk menyelamatkan jiwa pasien
KEBIJAKAN Permintaan cito unit lain dilayani menggunakan resep atau permintaan
obat, bila tidak memungkinkan permintaan menggunakan resep, maka
resep dapat disusulkan maksimal 1x 24 jam sejak obat diserahkan
56
Farmasi )
57
SOP AUTOMATIC STOP ORDER
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
58
………………………………..Tentang Pedoman pelayanan
Kefarmasian )
59
60
SOP ALUR DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DARI INSTALASI FARMASI UNTUK PERSEDIAAN FLOOR STOCK DI RUANG RAWAT INAP
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
61
445/001.11/KEP/429.402/2018 Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
Farmasi )
62
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT INAPJKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL) DI DEPO FARMASI
IGD
ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI
PASIEN RAWAT INAP JKN (JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL) DI DEPO FARMASI IGD
Ditetapkan
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Tata cara dalam pendistribusian obat dan BMHP ( bahan medis habis
PENGERTIAN pakai ) dari Depo Farmasi IGD ke pasien rawat inap JKN
63
445/001.11/KEP/429.402/2018 Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
Farmasi )
1. Dokter atau perawat IGD meminta obat dan bahan medis habis
pakai kepada petugas farmasi depo IGD atau mengambil obat dan
BMHP yang ada di kotak Emergency kit di Depo IGD
2. Petugas Farmasi depo IGD menyerahkan obat dan BMHP yang
diminta kepada dokter atau perawat
3. Setelah tindakan selesai, perawat atau dokter IGD mencatat
penggunaan obat dan BMHP pada lembar cek list dan lembar
resep, kemudian menyerahkan kepada petugas farmasi depo IGD
PROSEDUR
4. Petugas farmasi depo IGD memeriksa kelengkapan resep,
mengambilkan obat oral, memberi etiket dan mengemas, memberi
harga pada lembar resep dan mengisi LRM20
5. Petugas farmasi depo IGD menyerahkan obat oral yang sudah
dikemas kepada pasien disertai KIE
6. Petugas farmasi memastikan seluruh dokumen resep dan lainnya
masuk ke RM pasien sebelum petugas IGD mengantar pasien
keruang rawat inap.
UNIT TERKAIT Instalasifarmasi, IGD
64
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT INAP REGULER DI DEPO FARMASI IGD
Ditetapkan
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Tata cara dalam pendistribusian obat dan BMHP ( bahan medis habis
PENGERTIAN pakai ) dari Depo Farmasi IGD ke pasien rawat inap Reguler
KEBIJAKAN Sistem distribusi sediaan farmasi terdiri dari: system resep perorangan
pada unit rawat jalan, sistem unit dosis ODDD (One Day Dose
Dispensing) pada unit rawat inap, system persediaan lengkap di
ruangan (Floor stock) pada ruang Unit Gawat Darurat, Ruang Operasi,
Ruang Bersalin, Poli Rawat Jalan, Nurse Station rawat inap,
Laboratoriom, Radiologi, Kotak Emergency, dan kamar jenazah.
65
Farmasi )
1. Dokter atau perawat IGD meminta obat dan bahan medis habis
pakai kepada petugas farmasi depo IGD atau mengambil obat dan
BMHP yang ada di kotak Emergency kit di Depo IGD
2. Petugas Farmasi depo IGD menyerahkan obat dan BMHP yang
diminta kepada dokter atau perawat
3. Setelah tindakan selesai, perawat atau dokter IGD mencatat
penggunaan obat dan BMHP pada lembar cek list dan lembar
resep, kemudian menyerahkan kepada petugas farmasi depo IGD
PROSEDUR 4. Petugas farmasi depo IGD memeriksa kelengkapan resep,
mengambilkan obat oral, memberi etiket dan mengemas, memberi
harga pada lembar resep dan mengisi LRM20
5. Petugas farmasi depo IGD menyerahkan obat oral yang sudah
dikemas kepada pasien disertai KIE
6. Petugas farmasi menempelkan print out obat dan BMHP juga
LRM20 ke RM pasien keruang rawat inap
7. Petugas farmasi menyimpan resep regular di Depo Farmasi
berdasarkan tanggal
UNIT TERKAIT Instalasi farmasi, IGD
66
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT JALAN JKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL) DI DEPO FARMASI IGD
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
67
1. Dokter atau perawat IGD meminta obat dan bahan medis habis
pakai kepada petugas farmasi depo IGD atau mengambil obat
dan BMHP yang ada di kotak Emergency kit di Depo IGD
2. Petugas Farmasi depo IGD menyerahkan obat dan BMHP yang
diminta kepada dokter atau perawat
3. Setelah tindakan selesai, perawat atau dokter IGD mencatat
penggunaan obat dan BMHP pada lembar cek list dan lembar
resep, kemudian menyerahkan kepada petugas farmasi depo IGD
PROSEDUR 4. Petugas farmasi depo IGD memeriksa kelengkapan resep,
mengambilkan obat oral, memberi etiket dan mengemas,
memberi harga pada lembar resep dan melakukan KIE pada
pasien rawat jalan JKN
5. Petugas farmasi depo IGD mendokumentasikan lembar resep
dan SEP (Surat Elegebilitas Peserta) lalu menempelkan
tembusan resep pada rekam medik pasien dan menyerahkan
resep asli dan SEP (Surat Elegebilitas Peserta) kepada petugas
administrasi JKN
UNIT TERKAIT Instalasi farmasi, IGD
68
SOP ALUR DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PASIEN RAWAT JALAN REGULER DI DEPO FARMASI IGD
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR
KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
69
2. Petugas Farmasi depo IGD menyerahkan obat dan BMHP yang
diminta kepada dokter atau perawat
3. Setelah tindakan selesai, perawat atau dokter IGD mencatat
penggunaan obat dan BMHP pada lembar cek list dan lembar
resep, kemudian menyerahkan kepada petugas farmasi depo IGD
4. Petugas farmasi depo IGD memeriksa kelengkapan resep,
mengambilkan obat oral, memberi etiket dan mengemas, memberi
harga pada lembarresep dan melakukan KIE pada pasien rawat
jalan Reguler
5. Setelah pasien membayar di UPP dan menyerahkan tanda/bukti
pembayaran kepada petugas farmasi di depo IGD, obat diserahkan
kepada pasien disertai KTP oleh petugas farmasi
6. Petugas farmasi mendokumentasikan kegiatan tersebut
UNIT TERKAIT Instalasi farmasi, IGD
70
SOP PELAYANAN ANTAR OBAT
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
71
berikut :
a. Bukan pasien baru yang periksa di BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
b. Alamat pasien tidak lebih dari 25 km radius dari BLUD
Rumah Sakit Konawe Utara
c. Bukan tergolong obat yang perlu disimpan di lemari es
(insulin, suppositoria, dll)
d. Bukan tergolong obat narkotika, psikotropika, dan
precursore
e. Bukan pasien VCT
f. Hanya untuk pasien PBI dan SPM
2. Perawat poliklinik memberi tanda “PANAH” pada lembar
resep pasien yang memenuhi kriteria diatas dan mengarahkan
ke depo farmasi rawat jalan.
3. Pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi di depo
rawat jalan.
4. Apabila memenuhi syarat, pasien mengisi form PANAH
secara lengkap diberikan kepada operator untuk di cek
biayanya,
B. Tata laksana skrining resep
1. Petugas farmasi melakukan skrining resep meliputi
administrasi, farmasetik dan klinis
2. Petugas farmasi melakukan pengentrian resep
B. Tata laksana edukasi kepada pasien
1. Petugas farmasi mengkonseling langsung terkait obat yang
akan diterima pasien, meliputi nama obat, indikasi, aturan
pakai, ESO mayor, cara penyimpanan obat
2. Petugas farmasi mempersilahkan pasien untuk pulang dan
menunggu obat di rumah
C. Tata laksana persiapan obat
Pelayanan resep dilakukan oleh petugas farmasi di depo rawat
72
jalan
D. Tata laksana pengecekan obat
1. Petugas farmasi depo rawat jalan menyerahkan kepada
apoteker rawat jalan obat yang siap diantar untuk diperiksa
kelengkapannya
2. Setelah lengkap dan memasukkan lembar edukasi kedalam
kemasan, apoteker menyerahkan kepada petugas depo farmasi
rawat jalan untuk mensegelnya dengan logo PANAH yang
sudah diinformasikan kepada pasien
A. Tata laksana pengantaran obat
1. Operator menghubungi mitra pengantaran obat melalui aplikai
online
2. Petugas farmasi menyerahkan obat yang sudah siap antar ke
Gojek dan melakukan serah terima.
Mitra pengantaran obat wajib menjaga keamanan dan stabilitas
obat sampai ke pasien
B. Tata laksana pengantaran obat
Saat menerima Note bahwa obat telah diantar oleh mitra
pengantaran obat, operator menghubungi pasien untuk
memastikan obat yang diterima benar sesuai resep atau pasien
mengirim sms kepada operator bahwa obat yang diterima benar
Instalasi Farmasi, Instalasi Rawat Jalan, Kabid Penunjang, Kasie
UNIT TERKAIT
Penunjang Klinik, Kabid Pelayanan, Kasie Pelayanan Medis,
73
SOP PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
74
informasi bagi KFT sehubungan dengan penyusunan
formularium, Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS),
Pendidikan berkelanjutan, melakukan penelitian
(Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor
…………………………. Tentang Panduan pelayanan
Kefarmasian )
1. Apoteker mengucapkan salam terhadap pasien atau profesi lain
yang ingin mendapatkan pelayanan PIO
2. Pastikan identitas penanya dengan benar serta tulis dalam
formulir PIO
3. Apoteker memperkenalkan diri dan tugasnya.
4. Tanyakan pada penanya tentang informasi obat yang
diperlukan/ diinginkan
5. Jelaskan secara lisan maupun tulisan tentang apa yang
diinginkan penanya sesuai pengetahuan yang berbasis
PROSEDUR
referensi.
6. Yang memerlukan referensi lanjutan, janjikan jawaban pada
waktu berikut nya.
7. Tanyakan kembali kepada penanya, apa jawaban sudah bisa
dimengerti, apabila sudah bisa dimengerti maka ucapkan
terima kasih, salam dan persilakan untuk meninggalkan tempat.
8. Isi formulir PIO secara lengkap dan arsipkan
9. Penanya per telpon lakukan hal seperti diatas tanpa tatap muka
75
SOP PENGKAJIAN RESEP (SCREENING RESEP)
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
KONAWE UTARA
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
76
tanda tangan atau paraf dokter, nama pasien, umur pasien, berat
badan, jenis kelamin, alamat pasien, nomor rekam medis
pasien, ruangan/poli asal resep
2. Petugas farmasi melakukan pengkajian terhadap persyaratan
farmasetika, yaitu : nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan,
stabilitas, inkompatibilitas, aturan dan cara penggunaan obat
3. Petugas farmasi mengkaji pertimbangan klinis, yaitu :
ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat, duplikasi
pengobatan, adanya alergi, dan Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD)
4. Petugas farmasi mengkonsultasikan kepada penulis resep
apabila terdapat masalah dalam resep.
77
SOP PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
78
pasien
2. Petugas memanggil nama pasien sesuai prosedur identifikasi
pasien (nama, nomer RM, tanggal lahir pasien)
3. Pada saat penyerahan obat, petugas mengecek kembali
kesesuaian obat yang akan diserahkan dengan resep meliputi :
Nama Pasien
Nama Obat
Dosis Obat
Aturan pemakaian obat
Cara pemberian obat
Waktu Pemberian obat
Waktu Kadaluarsa obat
4. Petugas menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
5. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara pemberian
obat
6. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang sesuai,
aman dan jauh dari jangkauan anak-anak
7. Petugas mendokumentasikan kegiatan penyerahan obat di buku
penyerahan obat
79
1. Petugas farmasi menerima resep dokter atau permintaan pesanan
obat dari unit lain
2. Petugas farmasi membuat etiket pada masing-masing obat ( warna
putih untuk obat dalam / melalui saluran pencernaan dan warna biru
untuk obat luar / sediaan topical, parenteral ) secara benar dan jelas
dengan cara:
a. Menuliskan nomor resep di kolom nomor resep
b. Menuliskan tanggal resep di kolom tanggal resep
PROSEDUR c. Menuliskan nama pasien
d. Menuliskan aturan pemakaian obat di kolom aturan pemakaian
obat
3. Menuliskan dosis obat di kolom dosis obat
4. Mencoret aturan tambahan (sebelum/bersama/sesudah makan) dan
menuliskan aturan tambahan lain seperti kocok dahulu, habiskan
serta fungsi obat di kolom yang tersedia
5. Etiket ditempel di obat / kemasan primer obat dan siap
didistribusikan ke pasien atau petugas terkait
80
SOP PEMBERIAN LABEL OBAT SEBELUM OBAT DIDISTRIBUSIKAN KE PASIEN
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN Tata cara pemberian label obat sebelum obat didistribusikan ke pasien
TUJUAN Tata cara pemberian label obat sebelum obat didistribusikan ke pasien
Obat-obatan yang disalurkan tidak dalam kemasan aslinya atau
disalurkan dalam bentuk/wadah yang berbeda ( dan obat tidak segera
diberikan) , maka obat obat harus diberi label dengan nama obat,
KEBIJAKAN dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan dan tanggal kadaluwarsa obat
( Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor :
……………………………. Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
Farmasi )
81
2. Petugas farmasi mengecek obat yang akan disiapkan
3. Apabila obat yang akan disiapkan masih berada di dalam kemasan
primernya atau pada obat masih tertera dengan jelas keterangan
meliputi : nama obat, kandungan obat, dosis obat, tanggal
kadaluwarsa obat dan nomor batch obat masih tertera dengan jelas,
maka petugas farmasi dapat langsung memberikan etiket pada obat
tersebut tanpa diberi label terlebih dahulu
4. Apabila ada obat-obatan yang harus diberikan diluar kemasannya
atau disalurkan dalam bentuk yang berbeda dan atau tidak segera
diberikan kepada pasien, maka petugas farmasi harus memberi label
obat dengan menuliskan : nama obat, dosis / konsentrasi obat
tanggal penyiapan obat dan tanggal kadaluwarsa obat tersebut.
5. Petugas farmasi mendistribusikan obat tersebut kepada pasien atau
petugas dari unit terkait yang meminta pesanan obat beserta etiket
obatnya
82
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 1/1
BLUD RUMAH
SAKIT KONAWE
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD RUMAH SAKIT
STANDAR KONAWE UTARA
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili, Sp.PD
NIP. 19811021 200903 2 005
Waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan untuk sediaan jadi
adalah 15 menit, sediaan racikan adalah 30 menit terhitung dari pasien
telah menyelesaikan administrasi/ pembayaran
KEBIJAKAN
( Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor :
…………………………………….. Tentang Panduan Pelayanan
Instalasi Farmasi )
83
tunggu obat, sementara itu petugas farmasi menyiapkan obat
4. Waktu tunggu sediaan obat jadi adalah 15 menit terhitung mulai
dari pasien menyelesaikan proses administrasi pembayaran obat.
5. Proses menyiapkan sediaan obat jadi meliputi: menyiapkan obat,
membuat etiket, memasukkan obat dalam plastik etiket
6. Waktu tunggu sediaan obat racikan (puyer, kapsul, salep dan
solutio) adalah 30 menit terhitung mulai dari pasien menyelesaikan
proses administrasi pembayaran obat
7. Proses menyiapkan sediaan obat racikan meliputi: menyiapkan
obat, membuat etiket, mencampur obat, membagi obat dalam dosis
terbagi, memasukkan dalam kemasan primer, menghitung kembali
jumlah sediaan yang dibuat, memasukkan dalam plastic
etiket/kemasan sediaan
84
SPO DOUBLE CHECK OBAT GOLONGAN HIGH ALERT
BLUD RUMAH
SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KONAWE
1/2
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp. PD
Pembina Tk.
NIP. 19811021 200903 2 005
PENGERTIAN
Proses pengecekan yang dilakukan oleh lebih dari 1 orang.
PROSEDUR 1. Pengecekan obat – obat golongan high alert minimal dilakukan oleh 2
orang yang berbeda.
2. Cek kesesuaian antara obat, etiket/label dan resep/rekam medis
85
pasien, meliputi : nama pasien, nama obat, dosis, aturan pakai, rute
pemakaian, expired date.
3. Cek kebenaran label dan posisi pelabelan pada kemasan obat.
4. Pengecekan ganda dilakukan saat :
Setelah penyiapan obat oleh petugas farmasi 1 dan farmasi 2.
Sebelum penyerahan obat keruangan oleh petugas farmasi 2 dan
perawat 1.
Sebelum pemberian obat oleh perawat 1 dan perawat 2 dan pada
saat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer
pasien oleh perawat 2 dan perawat 3.
5. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang
untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan,
antara lain : perawat, tenaga farmasi, dan dokter.
6. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, atau
perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan petugas pertama)
7. Pengecekan ganda untuk resep rawat jalan, dilakukan oleh petugas
berwenang, antara lain : tenaga farmasi (pengecek pertama tidak
boleh sama dengan pengecek kedua)
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT
2. Nurse Station
86
SOP PENDELEGASIAN WEWENANG APOTEKER IFRS KEPADA PERAWAT
BLUD RUMAH
SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
KONAWE 1/1
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp. PD
Pembina Tk.
NIP. 19811021 200903 2 005
87
Record pasien
3. Perawat melaksanakan pencampuran sediaan steril, obat high allert
dan obat oral dengan Sistem Unit Dose Dispensing (UDD)
4. Perawat memberikan obat kepada pasien sesuai instruksi dokter
dalam Rekam Medik Pasien atau yang tertera pada etiket obat dari
Apotek IFRS
5. Perawat mendokumentasikan pemberian obat kepada pasien dalam
Kartu Kontrol Pemberian Obat (KPO)
1. IFRS
UNIT TERKAIT
2. Semua unit terkait
88
SOP PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN
BLUD RUMAH
SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
KONAWE 1/2
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp. PD
Pembina Tk.
NIP. 19811021 200903 2 005
PROSEDUR 1. Petugas telah siap dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien
89
2. Petugas memanggil nama pasien sesuai prosedur idenlifikasi pasien
(nama, nomer RM, tanggal lahir pasien)
3. Pada saat penyerahan obat, petugas mengecek kembali kesesuaian
obat yang akan diserahkan dengan resep meliputi : .
Nama Pasien
Nama Obat
Dosis Obat
Aturan pemakaian obat
Cara pemberian obat
Waktu Pemberian obat
Waktu Kadaluarsa obat
4. Petugas menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
5. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara pemberian obat
6. Meminta pasien untuk rnenyirnpan obat di tempat yang sesuai, aman
dan jauh dari jangkauan anak-anak
7. Petugas mendokurnentasikan kegiatan penyerahan obat di buku
penyerahan obat
90
SOP VERIFIKASI PEMBERIAN OBAT
BLUD RUMAH
SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
KONAWE 1/3
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp. PD
Pembina Tk.
NIP. 19811021 200903 2 005
91
berwenang memberikan obat.
PROSEDUR 1. Cocokkan label obat yang akan diberikan dengan instruksi / catatan
pemberian obat oleh dokter.
2. Lakukan pemberian obat dengan sebelumnya memastikan
dilaksanakannya 7 benar :
a. Benar Pasien : Tanyakan nama pasien, tanggal lahir, cocokkan
dengan gelang pasien (nama, tanggal lahir dan nomer Rekam
Medik), cek nama dokter yang meresepkan pada catatan
pemberian obat, serta kartu obat
b. Benar Obat : Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama
dagang obat, pasien tidak alergi pada kandungan obat yang
didapat, memeriksa identitas obat dengan catatan.
c. Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang pemberian dosis untuk cara pemberian terebut, berat
badan dan umur klien, periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang sesuai pada catatan pemberian
obat. Lakukan perhitungan dosis secara akurat.
d. Benar waktu pemberian : Periksa waktu pemberian obat sesuai
dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat (misalnya
obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan pemberian
obat akan tertera waktu pemberian diminum setiap 12 jam).
e. Benar cara pemberian : Memeriksa label obat untuk memastikan
bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang
diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan
pemberian obat.
f. Benar Kadaluarsa : Memeriksa label obat untuk memastikan bahwa
obat tersebut belum atau tidak kadaluarsa
g. Benar Informasi / dokumentasi : Memberikan informasi mengenai
tentang cara pemakaian, kadaluarsa, bila terjadi efek samping obat
dan dokumentasi yang benar.
92
3. Fokuskan persiapan pada satu resep, siapkan obat pada baki obat
4. Hitung dosis, jumlah, dan item obat
5. Lakukan cross cek dengan petugas farmasi lain jika tidak yakin
dengan perhitungan yang telah dibuat.
6. Periksa kembali catatan pemberian obat / Instruksi dokter untuk
memastikan pasien menerima obat sesuai dengan yang telah
disiapkan.
7. Gunakan teknik aseptik saat mulai atau mengambil setiap obat,
setelah memeriksa label obat untuk kedua kalinya.
8. Tempatkan semua peralatan pada baki dan obat siap diberikan oleh
perawat.
9. Untuk obat yang diberikan dengan larutan infus, label setiap larutan
infus dicantumkan nama, nomor rekam medik, tanggal lahir / umur,
nama obat dan identitas lain yang diperlukan.yakinkan bahwa obat
sudah digunakan oleh pasien.
93
SOP MONITORING EFEK SAMPING DAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN OBAT BARU DALAM STANDARISASI OBAT RUMAH SAKIT
BLUD RUMAH
SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KONAWE
1/2
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp. PD
Pembina Tk.
NIP. 19811021 200903 2 005
94
dilaporkan maksimal 2 x 24 jam sejak kejadian ditemukan
( Keputusan Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara Nomor :
………………………………. Tentang Panduan Pelayanan Instalasi
Farmasi )
95
SOP PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp.PD
Pembina Tk. I
NIP. 19811021 200903 2 005
96
Kefarmasian )
PROSEDUR 1. Kondisi pasien yang perlu dilakukan PTO antara lain :
a. Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit
sehingga menerima poli farmasi
b. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan
ginjal
c. Pasien dengan kondisi khusus ( Geriatri, pediatric, pasien
hamil, pasien menyusui)
d. Pasien dengan perawatan intensif
e. Pasien yang menerima regimen yang kompleks, polifarmasi,
variasi rute pemberian, variasi aturan pakai, cara pemberian
khusus (contoh ; inhalasi, drip intravena), dll
f. Pasien yang menerima obat dengan resiko tinggi yaitu
Bila menerima :
1) Obat dengan indeks terapi sempit ( contoh : digoksin,
fenitoin)
2) Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh : gentamicin), dan
Hepatotoksik ( contoh ; OAT)
3) Obat Antikoagulan ( contoh : warfarin, heparin)
4) Obat yang sering menimbulkan ROTD ( contoh :
Metoklorpramide, AINS)
5) Obat Kardiovaskuler ( contoh : Nitrogliserin)
2. Metode Pelaksanaan Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah
dengan menggunakan kerangka SOAP sebagai berikut :
S = Subyektif ( Gejala yang dikeluhkan pasien)
O = Obyektif ( Gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan)
A = Assesment ( Analisa berdasarkan data S dan O)
P = Plans (Rencana untuk menyelesaikan masalah)
3. Setelah data terkumpul dilakukan analisa untuk identifikasi
adanya masalah terkait obat, antara lain :
a. Ada indikasi tetapi tidak di terapi
97
b. Pemberian obat tanpa indikasi
c. Pemilihan obat yang tidak tepat
d. Dosis terlalu tinggi
e. Dosis terlalu rendah
f. Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki ( ROTD)
g. Interaksi obat
4. Hasil identifikasi masalah terkait obat dikomunikasikan kepada
tenaga kesehatan terkait
Instalasi Farmasi rawat jalan, Instalasi Farmasi rawat inap
UNIT TERKAIT
98
BLUD RUMAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
SAKIT 1 ½
KONAWE
UTARA
Ditetapkan
Direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Dewi Sarli Tombili,Sp. PD
Pembina Tk.
NIP. 19811021 200903 2 005
99
meliputi kesalahan nama obat, nama pasien, dosis obat, aturan
pemakaian obat dan indikasi obat kepada pasien
2. Petugas farmasi mengecek ulang pemberian obat yang dimaksud
3. Apabila terbukti ada kesalahan pemberian obat, maka petugas harus
sesegera mungkin memperbaiki kesalahan yang dilakukan untuk
menghindari kejadian yang lebih fatal, melakukan klarifikasi dan
permohonan maaf kepada pihak yang sudah dirugikan
4. Apabila tidak terbukti adanya kesalahan pemberian obat seperti yang
dimaksud, maka petugas farmasi segera memberikan
penjelasan/klarifikasi kepada pihak terkait hingga jelas
5. Petugas farmasi melakukan evaluasi terhadap penyebab kesalahan
yang terjadi, apakah kesalahan prosedur kerja atau human error atau
penyebab lainnya sebagai bahan perbaikan proses agar tidak terjadi
kesalahan yang sama di masa yang akan datang
6. Petugas farmasi mencatat setiap kesalahan pemberian obat yang
terjadi dan dilaporkan setiap bulannya sebagai monev kepada
Direktur RS dan membuat laporan insiden keselamatan pasien ke
Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS )
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
100