Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA

Topik : Anemia

Sasaran : Remaja

Tempat : SMP N 13 Siantan Hulu Pontianak

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Februari 2019

Waktu : 1 x 15 menit

Pelaksana : Mahasiswa Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan Penyuluhan selama 15menit, peserta mampu memahami tentang
penyakit diabetes mellitus.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian Anemia
b. Menyebutkan penyebab Anemia
c. Menyebutkan gejala Anemia
d. Menjelaskan pengobatan Anemia
e. Menyebutkan komplikasi Anemia
B. MATERI
1. Pengertian Anemia
2. Klasifikasi Anemia
3. Penyebab Anemia
4. Gejala Anemia
5. Pengobatan Anemia
6. Komplikasi Anemia
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. ALAT DAN MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
E. SUSUNAN ACARA PENYULUHAN

KEGIATAN
NO TAHAP
Penyuluh Peserta
1. Menyampaikan salam pembuka 1. Menjawab Salam
Pembukaan 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
1
2 menit 3. Menyampaikan tujuan penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Kontrak waktu
1. Menggali pengetahuan peserta tentang
diabetes mellitus
2. Menyampaikan materi tentang :
1. Menjawab
Pelaksanaan a. Pengertian anemia
pertanyaan
2 8 menit b. Klasifikasi anemia
2. Memperhatikan dan
c. Penyebab anemia
mendengarkan
d. Gejala anemia
e. Pengobatan anemia
f. Komplikasi anemia
Diskusi dan 1. Tanya jawab tentang materi yang telah
Evaluasi diberikan
3 menit 2. Menanyakan kepada peserta : Bertanya dan menjawab
3
a. Pengertian
8 m anemia pertanyaan
b.Klasifikasi
e anemia
c. Penyebab
n anemia
d.Gejala ianemia
e. Pengobatan
t anemia
f. Komplikasi anemia
1. Menyimpulkan kegiatan penyuluhan
Terminasi 2. Mengucapkan terima kasih atas peran
1. Mendengarkan
4 2 menit serta peserta
2. Menjawab salam
3. Menyampaikan salam penutup

F. PENGORGANISASIAN
Pembimbing :
Moderator : Eprina Utami
Penyaji : Anisyah Pohan
Observer : Dwi Ardyana R, Andina Kartika P.S
Fasilitator : Al kusyairu, Aditya Purwanto

G. DESKRIPSI PENGORGANISASIAN
1. Moderator
a. Mengatur jalannya penyuluhan
b. Menyampaikan judul materi
c. Mengatur kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
e. Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka
2. Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan dan
b. Menjawab pertanyaan dari peserta
3. Observer : Mengamati dan menilai proses penyuluhan
4. Fasilitator : Menstimulasi peserta yang tidak aktif

H. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan Puskesmas Telaga Biru
c. Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum peserta penyeluhan diseleksi.
d. SAP dan leaflet dibuat 3 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta yang hadir minimal 10 orang.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian anemia
b. Peserta dapat menyebutkan klasifikasi anemia
c. Peserta dapat menjelaskan penyebab anemia
d. Peserta dapat menjelaskan gejala anemia
e. Peserta dapat menjelaskan pengobatan anemia
f. Peserta dapat menjelaskan komplikasi anemia
MATERI PENYULUHAN “ANEMIA”

A. Pengertian Anemia
Secara definisi, anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat
besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai
dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi
(jenuh) transferin menurun, mampu ikat besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam
sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Gultom, 2003).
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan
kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi)
sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).

Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit per
milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006). Menurut Ahmad
Syafiq, dkk (2008) Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena
kondisi patologis. Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998) Anemia adalah suatu penyakit di
mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.

B. Faktor penyebab Anemia


Faktor penyebab Anemia
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,
2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan [remaja],
kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang sangat cepat disertai
dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu akan meningkatkan kebutuhan besi,
3. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di negara yang
sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan latar be lakang pendidikan
yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang
banyak mengandung zat besi,
4. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan
makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi,
5. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan, dan
6. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya melalui feses
(tinja)

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal
berikut ini:

a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh
darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap Anemia

C. Tanda Dan Gejala Anemia


Mungkin tidak tampak, namun ada beberapa gejala umumnya antara lain; warna kulit yang
pucat, mudah lelah, peka terhadap cahaya, pusing, lemah, nafas pendek,lidah kotor, kuku
sendok, selera makan turun, sakit kepala (biasanya bagian frontal).
Defisiensi zat besi mengganggu proliferasi dan pertumbuhan sel.Yang utama adalah sel
dari sum-sum tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala
anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:
1. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah
menghilang.
2. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
3. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.
4. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam menelan, pada
defisiensi zat besi jangka panjang.
5. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari lapisan
kuku.
6. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat dari lapisan
kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical danmenjadi cekung sehingga
mirip seperti sendok.
7. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.
8. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
D. Dampak Anemia pada Remaja
· Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
· Menurunkan kemampuan fisik dan kebugaran.
· Mengakibatkan muka pucat

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb Remaja Putri

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja yaitu :

1. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi


3. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
4. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.
5. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang teratur,
misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur.
6. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan

(Wijanarka, 2007).

F. Pengaruh Anemia Terhadap Kemampuan Kognitif

Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai


kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan seseorang
memperoleh pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar,
memecahkan masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian
yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi
kognitif antara lain:

1. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah dan


berbagai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis, perdagangan,
pengaturan rumah tangga.
2. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal matematika,
bahasa asing.
3. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan dalam
ingatan secara sistematis atau tidak.
4. Kemampuan berbahasa.
5. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan sosial.
7. Gaya belajar.
8. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.

Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi meningkatkan makna
kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong bahwa besi memegang peranan penting dalam
perkembangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi selama proses perkembangan susunan
saraf terutama pada masa bayi akan mengakibatkan gangguan kognitif yaitu kontrol motorik,
memori, dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah, meningkatnya problem tingkah laku dan
disiplin.
DAFTAR PUSTAKA

Anthony S. Fauci, 2008. Harrison’s Internal Medicine, 17th Edition, USA, McGraw – Hill

Colledge, N.R., Walker, B.R. and Ralston, S.H. 2006. Davidson’s Principles and Practise of
Medicine. 20th Ed. Edinburgh : Churchill Livingstone

Gilby, S 2007.Endocrinology. In : Longmore, M., Wilkinson, I., Turmezei, T.et al . Oxford


Handbook of Clinical Medicine . 7th Ed. New york : Oxford University Press Inc.
Kumar, P.P.J. and Clark, M.L. 2005. Kumar & Clark : Clinical Medicine . Edinburgh
: Saunders Ltd

World Helath Organization (WHO) 2006 Definition And Diagnosis Of Anemia, diakses pada
tanggal 27 Januari 2019
di<http://www.who.int/diabetes/publications/Definition%20and%20diagnosis%
20of%20diabetes_new.pdf>

Anda mungkin juga menyukai