Anda di halaman 1dari 5

Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk

Proteksi Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu


pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut:

 Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif
dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi,
 Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as
reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial,
yang dikenal sebagai azas optimasi,
 Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk
suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi.

Konsep untuk mencapai suatu tingkat serendah mungkin merupakan hal mendasar yang perlu
dikendalikan, tidak hanya untuk radiasi tetapi juga untuk semua hal yang membahayakan
lingkungan. Mengingat bahwa tidak mungkin menghilangkan paparan radiasi secara
keseluruhan, maka paparan radiasi diusahakan pada tingkat yang optimal sesuai dengan
kebutuhan dan manfaat dari sisi kemanusiaan.

Menurut Bapeten, nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja radiasi adalah 50 mSv (5
rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv (500 mrem). Menurut laporan penelitian
UNSCEAR, secara rata-rata setiap orang menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem) per tahun, berarti
seseorang hanya akan menerima sekitar setengah dari nilai batas dosis untuk masyarakat umum.

Ada dua catatan yang berkaitan dengan nilai batas dosis ini. Pertama, adanya anggapan bahwa
nilai batas ini menyatakan garis yang tegas antara aman dan tidak aman. Hal ini tidak seluruhnya
benar. Nilai batas ini hanya menyatakan batas dosis radiasi yang dapat diterima oleh pekerja atau
masyarakat, sejauh pengetahuan yang ada hingga saat ini. Yang lebih penting dari pemakaian
nilai batas ini adalah diterapkannya prinsip ALARA pada setiap pemanfaatan radiasi. Kedua,
adanya perbedaan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dan masyarakat umum. Nilai batas ini
berbeda karena pekerja radiasi dianggap dapat menerima risiko yang lebih besar (dengan kata
lain, menerima keuntungan yang lebih besar) daripada masyarakat umum, antara lain karena
pekerja radiasi mendapat pengawasan dosis radiasi dan kesehatan secara berkala.
Interaksi radiasi dengan materi biologi diawali dengan terjadinya interaksi fisik yaitu terjadinya
proses eksistasi dan atau ionisasi, yang terjadi lama waktu 10-15 detik setelah paparan radiasi.
Semua efek kerusakan biologis dimulai dengan rangkaian interaksi radiasi dengan atom yang
membentuk sel. Inti sel merupakan struktur dalam sel yang paling sensitif terhadap radiasi
karena kerusakan yang dapat terjadi pada DNA. Radiasi pengion dapat memutuskan ikatan
dalam molekul DNA yang mengakibatkan mutasi, kematian sel atau karsinogenesis.

Untuk mencapai tujuan proteksi dan keselamatan dalam pemanfaatan diperlukan prinsip utama
proteksi radiasi. Kerangka konseptual dalam prinsip proteksi radiasi ini terdiri atas pembenaran
(justifikasi), optimisasi proteksi, dan pembatasan dosis. Suatu pemanfaatan harus dapat
dibenarkan jika menghasilkan keuntungan bagi satu atau banyak individu dan bagi masyarakat
terpajan untuk mengimbangi kerusakan radiasi yang ditimbulkannya. Kemungkinan dan besar
pajanan yang diperkirakan timbul dari suatu pemanfaatan harus diperhitungkan dalam proses
pembenaran. Pajanan medik, sementara itu, harus mendapat pembenaran dengan menimbang
keuntungan diagnostik dan terapi yang diharapkan terhadap kerusakan radiasi yang mungkin
ditimbulkan. Keuntungan dan risiko dari teknik lain yang tidak melibatkan pajanan medik juga
perlu diperhitungkan. Jika prosedur pembenaran dan optimisasi telah dilakukan dengan benar,
sebenamya nilai batas dosis hampir tidak perlu diberlakukan. Namun, nilai batas ini dapat
memberikan batasan yang jelas untuk prosedur yang lebih subyektif ini dan juga mencegah
kerugian individu yang berlebihan, yang dapat timbul akibat kombinasi pemanfaatan. Nilai batas
dosis (NBD) adalah dosis terbesar yang diizinkan yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan
anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik
yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir. Prinsip pembatasan dosis tidak diberlakukan pada
kegiatan intervensi (kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghindari terjadinya atau
kemungkinan terjadinya pajanan radiasi) mengingat dalam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan
banyak pajanan radiasi yang tidak dapat dielakkan. Nilai Batas Dosis (NBD) yang saat ini
berlaku diberikan pada Tabel 3.1. Nilai pada aplikasi dosis efektif adalah NBD untuk penyinaran
seluruh tubuh, dan dimaksudkan untuk mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Sedang
nilai pada aplikasi dosis ekivalen tahunan adalah NBD untuk penyinaran organ atau jaringan
tertentu, dan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya efek deterministik pada organ atau
jaringan tersebut.
Jika lama operasi kerja sudah tertentu, upaya pengurangan bahaya radiasi eksterna dapat
dilakukan dengan bekerja sedapat mungkin pada jarak yang sebesar-besarnya dari sumber. Untuk
suatu sumber radiasi gamma berbentuk titik, atau jika jarak dari sumber gamma lebih dari
sepuluh kali dimensi linier sumber yang terbesar, variasi laju dosis dengan jarak diberikan secara
sederhana sebagai:

dengan dan adalah laju dosis di titik 1 dan 2, dan dan adalah jarak dari sumber di
titik 1 dan 2. Rumusan sederhana ini disebut sebagai hukum kebalikan jarak pangkat dua.

Proteksi Radiasi Eksternal

Proteksi radiasi eksternal adalah upaya proteksi terhadap segala macam sumber radiasi yang
berada di luar tubuh manusia, dan dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau beberapa
teknik berikut, yaitu membatasi waktu pajanan, memperbesar jarak dari sumber, dan
menggunakan penahan radiasi.

Waktu pajanan
Pembatasan waktu pajanan untuk mengurangi bahaya radiasi eksternal didasarkan pada asumsi
bahwa untuk suatu laju dosis yang konstan, dosis serap total sebanding dengan lamanya pajanan.
Atau,

Dengan demikian, jika harus bekerja pada medan radiasi yang tinggi, pembatasan waktu pajanan
harus dilakukan agar perkalian laju dosis dengan waktu pajanan tidak melebihi NBD yang
berlaku. Jika, misalnya, seorang operator pesawat sinar-X diagnostik harus melakukan pekerjaan
5 hari seminggu pada medan radiasi sebesar 0,12 mSv/jam, pajanan berlebih dapat dicegah
dengan membatasi waktu kerjanya hanya 40 menit per hari. Dengan pembatasan waktu kerja ini
maka dosis yang diterima dalam satu hari menjadi 0,08 mSv, sehingga NBD per tahun sebesar
20 mSv tidak dilampaui (1 tahun kerja diasumsikan sama dengan 50 minggu). Jika volume
pekerjaan membutuhkan waktu pajanan yang lebih panjang, maka hal tersebut dapat
dilaksanakan oleh dua orang pekerja secara bergiliran, atau operasi kerja harus diubah agar
intensitas medan radiasi dapat diturunkan.
Tugas Instrumentasi Biofisika
RADIASI PROTEKSI

Disusun Oleh:
Nama : Nazla Aulia Hisran
NIM : F1C316012

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019

Anda mungkin juga menyukai