Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan bagi pembaca untuk mengetahui tentang lompat jauh dan lompat tinggi.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya lebih
baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu sayang harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat memabangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 11 Maret 2019


Nadira Belinda

P a g e 1 | 17
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
ISI.............................................................................................................................................................. 4
BAB III ....................................................................................................................................................... 16
PENUTUP .............................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17

P a g e 2 | 17
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Lompat jauh merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang populer dan sering
dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade. Lompat jauh adalah suatu gerakan
melompat ke depan atas dengan usaha agar badan melayang di udara yang dilakukan dengan cepat
dan dengan cara melakukan tolakan satu kaki untuk memperoleh jarak sejauh-jauhnya.

Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai ke batas terdekat dari letak titik
pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh.

Lompat tinggi adalah salah satu jenis olahraga cabang atletik dimana sang atlet harus
melakukan lompatan setinggi-tingginya melewati mistar tanpa bantuan alat dengan berbagai jenis
gaya yang diperbolehkan (gaya gunting, guling sisi, guling straddle, dan flop) atau gaya baru yang
tidak bertentangan dengan aturan internasional.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut latar belakang diatas, kita akan membahas :

a. Bagaimana sejarah lompat jauh?


b. Apa saja teknik dasar yang digunakan?
c. Apa saja gaya pada lompat jauh?
d. Bagaimana sejarah lompat tinggi?
e. Apa saja teknik dasar lompat dasar tinggi?
f. Apa saja gaya pada lompat tinggi?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini saya buat dalam rangka pemenuhan tugas Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan dalam materi lompat jauh dan lompat tinggi yang mencakup sejarah, teknik dasar, dan
gaya yang ada pada lompat jauh.

P a g e 3 | 17
BAB II
ISI

A. Sejarah Lompat Jauh

Bermula ketika 13 abad lalu, olahraga lompat jauh muncul tahun 708 Masehi saat ada
Olimpiade Kuno di Yunani. Sejarah mencatat bahwa olahraga ini juga pernah dilakukan oleh
peserta Spartadengan panjang lompatan 7,05 meter.

Awalnya event dalam Olimpiade Kuno diadakan untuk tujuan latihan militer perang.
Lompat jauh dipercaya bisa melatih ketangkasan prajurit perang dalam melompati rintangan
seperti jurang atau parit.

Dulu lapangan lompat jauh mungkin


tidak seperti ini. Tetapi jangan
disamakan teknik lompat jauh zaman
dahulu dan sekarang, karena pasti
berbeda. Lompat jauh zaman dulu
diawali dengan start lari pendek dan juga
para pelompat harus membawa beban di
kedua tangannya (dikenal dengan
nama halteres) yang mempunyai bobot
1-4,5 kg.

B. Teknik Dasar Lompat Jauh


Terbagi dalam 4 hal yaitu awalan, tolakan, melayang di udara, dan pendaratan.
1. Awalan

Teknik awalan lari yaitu dari lari perlahan ke lari cepat, dan harus terkendali dan
memungkinkan untuk melakukan tolakan. Jangan sampai melebihi garis tolakan yang sudah
ditetapkan.

P a g e 4 | 17
Disaat mendekati papan tolakan sekitar 3-5 langkah, kamu harus siap mengganti kecepatan
gerak lari ke kecepatan tolakan dengan langkah terakhir yang pendek.

2. Tolakan

Langkah berikutnya setelah awalan yaitu tolakan, tolakan bertujuan agar tubuh terangkat ke
atas dan melayang di udara. Tolakan berpengaruh besar terhadap jarak lompatan yang
diperoleh.

Perlu diperhatikan, saat melakukan tolakan usahakan kaki sedikit ditekuk, menapakkan kaki,
dan meluruskan tungkai untuk lepas landas. Gerakan tolakan yang baik membutuhkan
kekuatan, kecepatan, dan koordinasi gerakan yang memadai.

Cara melakukan tolakan/tumpuan:

1. Ayunkan paha dan kaki ke posisi horizontal dan dipertahankan.


2. Luruskan sendi mata kaki, lutut, dan pinggang pada saat melakukan tolakan.
3. Bertolak ke depan dan ke atas.
4. Sudut tolakan 45 derajat.

3. Melayang di Udara

P a g e 5 | 17
Di saat tubuh melayang di udara, usahakan agar tubuh tetap seimbang. Salah satu tips saat
kondisi ini yaitu gerakan kaki seperti berjalan. Sehingga berjalan selama melayang di udara
akan mempermudah kamu untuk melakukan pendaratan yang baik.

Hal yang perlu diperhatikan saat tubuh melayang di udara:

 Menjaga keseimbangan badan.


 Mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin.
 Mengusahakan melayang di udara selama mungkin.
 Mempersiapkan kaki untuk pendaratan.

4. Pendaratan

Hal terakhir dalam teknik dasar lompat jauh yaitu pendaratan. Pendaratan dilakukan dengan
cara menundukkan kepala, mengayunkan lengan, dan membawa pinggang ke depan.

Hal tersebut bertujuan agar anggota badan yang lain tidak mengenai pasir lebih belakang
daripada kaki.

Tips meningkatkan kemampuan teknik lompat jauh dan menghasilkan lompatan yang jauh.
Perhatikan beberapa faktor berikut.

 Penentuan jarak awalan yang tepat.


 Penentuan irama lari awalan.
 Kemampuan tolakan dan lepas landas.
 Kemampuan gerak melayang di udara.
 Kemampuan gerak saat pendaratan.

P a g e 6 | 17
C. Gaya pada Lompat Jauh

1. Gaya Jongkok (Ortodok)

Gaya yang sering dilakukan ketika badan melayang di udara ini berfungsi agar kamu bisa
memperoleh kecepatan maksimum ketika ingin melompat.

Disaat tolakan, kita biasa menggunakan kaki yang terkuat. Nah disaat kita sudah mulai
melayang maka mulai tekuk lutut ke atas. Disaat akan mendarat, awali dengan tumit kaki
yang sedikit ditekuk.

2. Gaya Menggantung (Schnepper)

Gaya lompat jauh ini tidak mengubah kecepatan ketika kaki akan bertumpu pada papan
tolakan dan cara melakukannya dengan cara badan tegap.

Gerakan kaki diayunkan ke belakang dan ke depan bersama dengan kedua lengan. Saat akan
melakukan pendaratan, kedua kaki diluruskan kedepan dan kedua tumit mendarat lebih
dahulu.

P a g e 7 | 17
3. Gaya Berjalan di Udara (Walking in the air)

Gaya ini cukup populer karena biasa digunakan oleh para atlet, sebutan kerennya
yaitu walking in the air. Cara melakukan gaya ini yaitu sebelum melakukan tolakan,
pinggang sedikit diturunkan, paha dan kaki diayunkan secara bebas, luruskan lutut, sendi
mata kaki, dan pinggang ketika melakukan tolakan.

Kemudian ketika melayang di udara, berjalanlah seperti saat berjalan di tanah. Ketika akan
mendarat, lengan dan tubuh ditarik ke depan dan bawah serta kaki diulurkan sesaat. Teknik
ini hampir mirip dengan teknik menggantung di udara.

D. Sejarah Lompat Tinggi

Lompat tinggi disinyalir telah ada dan dipertandingkan dalam olimpiade Yunani kuno pada tahun
776 SM.

Sayangnya catatan sejarah kurang lengkap untuk memastikan narasi sejarah kuno dari lompat
tinggi ini untuk mendapatkan beberapa informasi tentang bentuk, gaya, lapangan, peraturan dan
segala seluk beluk lompat tinggi sebagaimana yang telah ada sejak era modern.

Oleh karenanya, lompat tinggi dianggap sebagai cabang atletik modern yang dibuat dan
dipertandingkan dalam olimpiade Skotlandia untuk pertama kalinya pada ke 19.

Dan sejak saat itu, pada olimpiade berikutnya, lompat tinggi menjadi salah satu nomor dalam
cabang atletik yang dipertandingkan.

Pada abad ke 19 itulah lompat tinggi masih bisa dibilang tradisional, tanpa sarana dan prasarana
yang aman untuk menjamin keselamatan atletnya.

Betapa tidak, waktu itu lompat tinggi diperlombakan tanpa menggunakan matras sebagai alas
pendaratan dan hanya berupa tanah datar berumput. Tentu saja banyak atlet yang cidera akibat
olah raga tersebut.

Rekor terbaik pada waktu itu adalah lompatan setinggi 1,68 meter yang dilakukan dengan gaya
gunting (satu-satunya gaya dan merupakan gaya pertama dalam lompat tinggi yang berhasil
dipergunakan untuk melompat dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter).

P a g e 8 | 17
Selanjutnya pada abad ke 20, lompat tinggi telah dimodernisasi dan telah diorganisasikan dalam
organisasi atletik internasional IAAF (international Athletic Amateur Federation) yakni pada
tahun 1912.

Sejak saat itu atletik lompat tinggi tak lagi menggunakan tanah dan rumput sebagai tempat
pendaratan, melainkan matras sehingga atlet lompat tinggi bisa mendarat dengan menggunakan
punggungnya atau bagian tubuh yang lain.

Dengan adanya matras ini tingkat keamanan terjaga dan atlet lebih berani lagi untuk
mengembangkan teknik dan gaya lompat tinggi (Gaya Fosbury Flop) untuk menghasilkan rekor
baru.

Selain gaya gunting yang telah bertahan beberapa tahun sebagai gaya klasik dalam lompat tinggi,
akhirnya pada tahun 1895 seorang atlet dari Irlandia, Michael Sweeney berhasil menciptakan
gaya baru, yakni gaya gunting eastern cut off.

Gaya ini sedikit berbeda dengan gaya gunting, meski pengambilan lompatan masih bisa
disamakan dengan gaya gunting, namun dalam gaya ini atlet melakukan awalan dari sisi samping
mistar sehingga posisi tubuh menjadi dengan posisi sejajar dengan mistar sehingga menghasilkan
lompatan yang lebih ekonomis dan lebih tinggi dari gaya sebelumnya.

Selanjutnya dalam perkembangannya, telah lahir gaya baru dalam lompat tinggi, yakni gaya
guling sisi (wetern roll) yang diciptakan oleh George Horine dan pada tahun 1912 ia berhasil
melompat dengan ketinggian 2, 03 meter.

Selain gaya guling western roll, ada lagi satu jenis gaya guling yang masih dipergunakan hingga
sekarang, yakni gaya guling straddle yang dipelopori oleh Charles Dumas (rekor 2,13 meter,
pada tahun 1956), John Thomas (rekor 2,23 meter, pada tahun 1960), dan Valeriy Brumel (rekor
2, 28 meter pada tahun 1964).

Gaya yang terbaru setelah adanya matras adalah gaya fosbury flop dimana atlet lompat tinggi
mendaratkan tubuhnya dengan tumpuan punggung.

Gaya ini masih banyak dipakai terutama oleh atlet yang berbada tinggi dinilai cukup efektif
untuk menghasilkan lompatan tinggi.

Gaya ini dirintis oleh Dick Ricarod Fosbury yang memenangkan kejuaraan lompat tinggi pada
olimpiade Mexico di tahun 1968. Sejak saat itu gaya ini dipergunakan oleh banyak atlet karena
dinilai cukup unik dan efisien.

P a g e 9 | 17
E. Teknik Dasar Lompat Tinggi

1. Awalan

Dalam lompat tinggi tak ada ketentuan untuk atlet dalam melakukan awalan, namun demikian
sebagian besar atlet lompat tinggi melakukan awalan dengan cara berlari.

Dimulai dari lari dengan kecepatan rendah hingga kecepatan tertentu sesuai dengan
strateginya untuk melakukan ancang-ancang dalam melompat.

2. Tolakan

Tolakan atau melompat dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat agar seluruh tubuh
terangkat hingga menuju dan melewati mistar.

Tugas kaki tak hanya melakukan tolakan (dengan kaki terkuat) namun juga melakukan
ayunan (dengan kaki satunya) sehingga lompatan ini berhasil dilakukan untuk melewati mistar
sebagaimana lompat dan mengayun ini dilakukan dalam permainan lompat tali.

3. Melayang

Melayang dalam hal ini merupakan kondisi ketika tubuh atlet mulai terangkat untuk melewati
mistar. Pada tahap ini, atlet bisa melakukan teknik tertentu sesuai dengan gaya yang ia
gunakan dalam lompat tinggi.

4. Mendarat

Mendarat merupakan momen ketika tubuh telah melewati tiang mistar dan jatuh ke matras.

Ada dua bentuk pendaratan yang paling umum, yakni mendarat dengan menggunakan kedua
kaki atau mendarat dengan menggunakan tubuhnya.

P a g e 10 | 17
F. Gaya pada Lompat Tinggi

1. Gaya Gunting

Teknik :

a. Awalan

Awalan untuk memulai lompat tinggi dengan gaya gunting bisa dilakukan dengan cara
berlari agak menyerong dari mistar, yakni menyerong ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
tumpuan kaki yang akan dipergunakan untuk melakukan tolakan.

Jika tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka awalan dilakukan dengan berlari dari arah
yang agak serong ke kiri.

b. Tolakan

Tolakan biasanya dilakukan dengan kaki terkuat, baik kanan ataupun kiri sehingga arah lari
awalan menyesuaikan.

Tolakan dalam gaya gunting dilakukan ketika posisi tubuh sudah hampir mendekati mistar,
tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh agar posisi kaki yang akan mengayun
mendapatkan ruang yang pas

c. Melayang

Setelah melakukan tolakan dan tubuh terangkat ke atas, maka kaki yang berperan untuk
melakukan ayunan segera diangkat melewati mistar.

Segera setelah kaki ayun melampaui mistar, kaki tolakan melakukan ayunan susulan dan
posisi tubuh diputar pada arah yang sama dengan demikian seluruh tubuh berhasil melalui
mistar.

Gerakan kaki tersebut dilakukan dengan cara cepat dan hampir bersamaan sehingga terlihat
seperti gerakan gunting.

d. Mendarat
P a g e 11 | 17
Pendaratan dilakukan dengan menggunakan kaki yang sampai duluan pada matras dengan
posisi tubuh menghadap ke arah mistar.

Jika pendaratan berhasil dilakukan dengan berdiri, maka pendaratan ini merupakan
pendaratan sempurna.

Namun jika pendaratan dilakukan dengan posisi tubuh terjatuh maka pendaratan tersebut
masih sah dilakukan dan lompatan tetap dinilai.

2. Gaya Guling Sisi (Western Roll)

Teknik :

a. Awalan

Awalan dilakukan dari samping mistar dengan sudut serong sekitar 30-40 derajad. Arah
awalan ini, baik kiri ataupun kanan, bergantung pada kaki yang dipergunakan untuk
melakukan tolakan.

Jika tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka awalan yang dipergunakan dari arah
serong kanan dan begitu pula sebaliknya.

b. Tolakan

Tolakan dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat dengan jarak yang dekat dengan
mistar.

Setelah kaki melakukan tolakan, segera kaki ayun mulai beraksi, bergerak mengayun ke
atas dan menyilang melewati mistar dan segera disusul dengan kaki tolakan.
P a g e 12 | 17
c. Melayang

Setelah melakukan tolakan dan ayunan hingga tubuh melewati mistar, maka posisi tubuh
dibuat terlentang-melayang sejajar dengan mistar dan saat itu pula kepala segera diturunkan
agar seluruh tubuh mengikuti jatuhnya posisi kepala.

Posisi inilah yang sempat membut gaya guling sisi sempat dilarang karena posisi kepala
lebih rendah dari pinggul pada saat melayang.

d.Mendarat

Pendaratan dilakukan dengan menggunakan tumpuan kedua tangan yang segera disusul
dengan kaki untuk mengurangi beban tangan.

Posisi pendaratan ini merupakan posisi yang sulit dan berbahaya sehingga bagi pemula,
pendaratan dengan gaya ini baiknya dilakukan dengan menggunakan tumpan kaki.

3. Gaya Straddle

Teknik :

a. Awalan

Awalan ini dilakukan dengan cara yang sama dengan lompat gaya guling sisi, yakni jika
tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka arah serong yang dipergunakan untuk awalan
juga dari kanan dan begitupula sebaliknya.

b. Tolakan

Tolakan dilakukan dengan kaki terkuat dengan jarak yang dekat dengan mistar. Sementara
kaki satunya diayunkan keatas dan disilangkan mengangkang hingga melewati mistar. Hal
ini bersamaan dengan pundak dan kepala yang juga melewati mistar.

P a g e 13 | 17
c. Melayang

Pada saat kaki ayun, kepala, bahu melewati mistar, kaki tolakan diangkat dengan posisi
lururs sejajar dengan tubuh dan mistar.

Pada posisi ini, kepala dan bahu telah terlebih dahulu melewati mistar dan telah berada
dalam posisi meluncur ke bawah.

Selanjutnya, bagian tubuh atas yakni kepala, bahu dan dada diluncurkan ke bawah dan
sisanya seluruh anggota tubuh lainnya akan mengikutinya dan bersiap untuk melakukan
pendaratan.

d. Mendarat

Dalam gaya ini, pendaratan dilakukan dengan menggunakan punggung sebagai tumpuan.
Pada posisi jatuh, seluruh anggota tubuh yang telah melewati mistar dibalikkan menghadap
ke atas hingga tubuh kemudian mendarat di matras.

4. Gaya Flop

Teknik :

a. Awalan

Awalan dalam gaya flop dilakukan dengan cara berlari dengan kecepatan tinggi.

Arah lari adalah setengah lingkaran, yakni dari sudut pojok depan berlari serong menuju
mistar. Arah lari menuju mistar ini bisa dari sisi kiri atau kanan jalur awalan dan tidak
bergantung pada kaki yang akan melakukan tolakan.

Kecepatan lari menjadi penentu untuk ketinggian lompatan.

b. Tolakan

Tolakan dilakukan dengan kaki terkuat. Ketika kaki melakukan tolakan, posisi tubuh masih
sejajar dengan arah lari atau sejajar dengan mistar.

P a g e 14 | 17
Tentu tolakan ini tidak dilakukan di tengah mistar, melainkan agak ke pinggir dari arah lari
sehingga nantinya tubuh akan jatuh pada bagian tengah matras dengan kecepatan tinggi.

Tolakan kaki ini akan membuat tubuh melayang keatas melewati mistar.

c. Melayang

Pada saat melakukan tolakan, tubuh secara bersamaan diputar hingga membelakangi
mistar, posisi ini sejalan dengan posisi tubuh yang melayang sehingga tepat ketika tubuh
berada diatas mistar, posisi tubuh telah menghadap ke atas dan diikuti dengan kedua kaki
yang diangkat naik agar tidak menyenggol mistar.

d. Mendarat

Pendaratan pada gaya ini merupakan pendaratan yang paling berbahaya karena seluruh
teknik mulai dari awalan hingga mendarat dilakukan dengan kecepatan tinggi.

Usahakan untuk memilih tempat mendarat pada posisi tengah matras dan ketika tubuh telah
jatuh dengan menggunakan punggung sebagai tumpuan, bisa langsung dilanjutkan dengan
berguling kebelakang untuk meredam kecepatan.

P a g e 15 | 17
BAB III
PENUTUP

Demikianlah penjelasan saya mengenai lompat jauh dan lompat tinggi yang menjadi
bahan dasar pembuatan makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan disebabkan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau juga mungkin
referensi yang saya peroleh. Diharapkan dengan makalah ini, saya berharap kepada pembaca
yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya pada diri
saya sendiri.

Bogor, 11 Maret 2019


Nadira Belinda
P a g e 16 | 17
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.yuksinau.id/lompat-jauh/#!

2. www.latarbelakang.com/2014/03/teknik-dasar-lompat-jauh.html

3. www.tutorialolahraga.com/2015/11/macam-macam-gaya-lompat-jauh.html

4. https://gudangpelajaran.com/lompat-tinggi/#Sejarah_Lompat_Tinggi

P a g e 17 | 17

Anda mungkin juga menyukai