Anda di halaman 1dari 15

BENDA PADAT, CAIR DAN GAS

A. Ciri-ciri Benda Padat


- Memiliki berat dan menempati ruang
- Volume dan bentuknya tidak mudah dirubah
- Partikel penyusunnya berdekatan dan bersentuhan sehingga sulit untuk
ditekan.
- Partikel penyusunnya sangat beraturan yang disebut dengan kristal
- Partikel penyusunnya bergerak pada titik tertentu namun tidak
berpindah tempat

B. Ciri-ciri Benda Cair


- Memiliki berat dan menempati ruangan
- Volumenya tetap dan bentuk sesuai dengan bentuk wadah
- Partikel penyusunnya berdekatan tapi tidak bersentuhan, susunannya
acak atau tidak beraturan, terdapat jarak antara partikel
- Permukaannya datar dan rata
- Gerakannya lebih cepat dan bebas dibandingkan dengan benda padat
- Mengalir dari tempat yang tinggi ke yang rendah

C. Ciri-ciri Benda Gas


- Memiliki massa/berat dan menempati ruangan
- Bentuknya sesuai dengan wadah, wadah harus tertutup
- Gerakan partikel penyusun lebih cepat dari benda cair
- Dapat ditekan sehingga volumenya bisa diperkecil

LARUTAN

Larutan :

Adalah sistem yang terdiri dari campuran dari 2 zat atau lebih yang
mempunyai komponen zat terlarut dan pelarut.

Larutan dibagi 2 yaitu ;

1. Larutan Homogen
Larutan yang terdiri campuran satu fase/ tidak ada bidang pemisah
1
2. Larutan Heterogen
Larutan lebih dari satu fase/memiliki bidang batas dalam campuran.

Larutan Berdasarkan jumlah zat terlarut :


1. Larutan Pekat
Larutan jumlah zat terlarut lebih dan sama 50%
2. Larutan Encer
Larutan jumlah zat terlarut kurang dari 50%

BENTUK-BENTUK LARUTAN

1. Larutan Cair
Campuran zat pelarut dan terlarut yang menghasilkan campuran dalam
bentuk cair dan tidak dapat dipisahkan lagi

2. Larutan Padat
Campuran zat pelarut dan terlarut dengan pemanasan suhu tinggi yang
menghasilkan campuran dalam bentuk padat dan tidak dapat dipisahkan.
Contoh :
- emas : Campuran 90% emas + 10% tembaga
- Kuningan : Campuran 67% tembaga + 33% seng
- Perunggu : Campuran 92% tembaga + 8% timah
- Petri : Campuran 67% timbal + 33% timah

3. Larutan Gas
Campuran zat pelarut dan terlarut yang menghasilkan campuran dalam
bentuk gas dan masing-masing zatnya dapat dipisahkan sesuai dengan
tekanan dan suhunya.

Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan

1. Jumlah Zat Terlarut


2. Jenis zat terlarut
3. Jumlah Pelarut
4. Jenis Pelarut
2
5. Permukaan Zat Terlarut
6. Suhu dan Tekanan
7. Perlakuan
8. Katalis.

KEADAAN GAS

A. GAS
1. Variabel – variabel yang menentukan keadaan gas adalah :
 Tekanan (P)
 Volume (V)
 Temperatur (T)
 Jumlah mol (n)

2. Hukum yang berlaku untuk Gas :

a. Hukum Boyle
Hubungan timbal balik antara tekanan dan volum gas disebut hukum Boyle.
Hukum ini menyatakan bahwa, “ pada suhu tetap volum sejumlah tertentu gas
berbanding terbalik dengan tekanan “

P1 V1 = C , dengan ketentuan jumlah mol(n) dan Suhu(T) tetap.

Di sini C = tetapan perbandingan dan indek 1 adalah keadaan gas sebelum berubah.
Setelah tekanan dan volum berubah menjadi P2 dan V2 pada suhu tetap dan jumlah
gas sama, harga C harus masih tetap sama.

P2 V2 = C , sehingga

P1 V1 = P2 V2

b. Hukum Charles dan Gay-Lussac

Hukum suhu-volum gas yang sering disebut Hukum Charles yang menyatakan
bahwa “ volum gas pada tekanan tetap berbanding lurus dengan suhu kelvin “
Dapat dirumuskan sebagai berikut,

3
𝑉
= C , dengan ketentuan jumlah mol (n) dan Tekanan (P) tetap dan C adalah
𝑇
bilangan tetap.

c. Hukum Avogrado

"Jika dua macam gas (atau lebih) sama volumenya, maka gas-gas tersebut sama
banyak pula jumlah molekul-molekulnya masing-masing, asal temperatur dan
tekanannya sama pula".
Dirumuskan sebagai,

𝑉
= C , dengan ketentuan Suhu (T) dan Tekanan (P) tetap.
𝑛

Volum Molar Gas dalam Keadaan Tertentu dan Keadaan Mengacu pada Keadaan Gas Lain serta
Definisi Molaritas Larutan
1. Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang Diketahui
Volume gas pada suhu dan tekanan yang diketahui dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan gas yang disebut persamaan gas ideal. Persamaan gas
ideal, yaitu PV = nRT, untuk menentukan volume gas menjadi:

dengan:

P = tekanan gas (atm)


V = volume gas (liter)
n = jumlah mol gas (mol)
R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K
T = suhu mutlak gas (K = 273 + suhu celcius)

2. Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain


Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas hanya bergantung pada jumlah
molnya. Misalkan gas pertama dengan jumlah mol n1 dan volume V1 dan gas
kedua dengan jumlah mol n2 dan volume V2, maka pada suhu dan tekanan yang
sama berlaku:

atau

4
contoh:

Tentukan volume dari 2 mol gas nitrogen jika diukur pada:


a. keadaan standar (STP)
b. keadaan kamar (RTP)
c. suhu 30 °C dan tekanan 1 atm
d. suhu dan tekanan yang sama di mana 0,5 mol gas oksigen mempunyai
volume 15
liter
Jawab:
a. Pada keadaan standar (STP),Vm = 22,4 liter/mol
V = n × Vm
= 2 mol × 22,4 liter/mol
= 44,8 liter
b. Pada keadaan kamar (RTP), Vm = 24,4 liter/mol
V = n × Vm
= 2 mol × 24,4 liter/mol
= 48,8 liter
c. Pada suhu 30 °C dan tekanan 1 atm, dihitung dengan PV = nRT
T = 273 + 30 = 303 K

V=49,692 liter

d. Pada suhu dan tekanan yang sama pada saat 0,5 mol gas oksigen volumenya 15 liter

Molaritas Larutan
Molaritas (M) adalah salah satu cara menyatakan konsentrasi atau kepekatan
larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Satuan molaritas (M) adalah mol/liter atau mmol/mL.

dengan: M = molaritas (mol/liter atau M)


5
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (liter)
Perlu diingat juga

Contoh:
1. Menentukan Molaritas Larutan
Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan 5,85 gram NaCl (Ar Na
= 23, Cl = 35,5) dalam 500 mL air?
Jawab:

2. Menentukan Massa Zat Terlarut dalam Larutan yang Diketahui Molaritasnya


Hitunglah massa NaOH (Ar Na = 23, O = 16, dan H = 1) yang harus dilarutkan untuk
membuat 100 mL larutan NaOH 0,1 M!
Jawab:

Massa NaOH = M × volume × Mr NaOH


= 0,1 mol/liter × 0,1 liter × 40 gram/mol
= 0,4 gram
catatan:
Massa (m)
m = n × Ar
m = n × Mr
Jumlah partikel (X)
X = n × 6,02 × 1023
Molaritas
Volume gas (V)
V = n × 22,4 liter (STP)
V = n × 24,4 liter (RTP)
PV = nRT

6
PENGGUNAAN GAS

Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.

Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
Biogas dan aktivitas anaerobik

Biogas yang dihasilkan oleh aktivias anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah
limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri
patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila
terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih
besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang
peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang
lebih berbahaya dalam pemanasan globalbila dibandingkan dengan karbon
dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer
oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah
jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.

Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari
limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi
mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Gas landfill

Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di landfill. Sampah
ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan diatasnya. Karena kondisinya
menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai dan gas landfill dihasilkan. Gas ini
semakin berkumpul untuk kemudian perlahan-lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi
berbahaya karena:

 Dapat menyebabkan ledakan


 Pemanasan global melalui metana yang merupakan gas rumah kaca
 Material organik yang terlepas (volatile organic compounds) dapat menyebabkan
(photochemical smog)

7
Rentang komposisi biogas umumnya

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas
landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju
dapat menghasilkan biogas dengan 55-75% CH4 .

Komposisi biogas
Komponen %

Metana (CH4) 55-75

Karbon dioksida (CO2) 25-45

Nitrogen (N2) 0-0.3

Hidrogen (H2) 1-5

Hidrogen sulfida (H2S) 0-3

Oksigen (O2) 0.1-0.5

Kandungan energi

Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah
liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun
bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Pupuk dari limbah biogas

Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk
organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-
unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk
kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan
padi.

8
Siloksan dan gas engines (mesin berbahan bakar gas)

Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses


pembakaran, silikon yang terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan dapat
bereaksi dengan oksigen bebas atau elemen-elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut.
Akibatnya akan terbentuk deposit (endapan) yang umumnya mengandung silika ( )
atau silikat ( ) , tetapi deposit tersebut dapat juga mengandung kalsium,
sulfur belerang, zinc (seng), atau fosfor. Deposit-deposit ini (umumnya berwarna putih) dapat
menebal hingga beberapa millimeter di dalam mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara
kimiawi maupun secara mekanik.

Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran internal), deposit pada piston
dan kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk
merusak mesin hingga perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan
yang terjadi serupa dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja
ringan. Deposit pada turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.

Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun deposit pada tabungnya dapat
mengurangi efisiensi.

Biogas terhadap gas alam


Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama
dengan gas alam. JIka hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke
jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai
kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika
terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut
dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. JIka biogas
harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas
alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai
kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui.

Penggunaan gas alam terbaharui

Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam.
Pemanfaatannya seperti distribusi melalui jaringan gas, pembangkit listrik, pemanas ruangan
dan pemanas air. Jika dikompresi, ia dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG) yang
digunakan pada kendaraan

9
SENYAWA KIMIA
TEORI ELEKTRON

Apabila sebatang plastik/ebonit kita gosok dengan rambut, setelah itu kita dekatkan pada
potongan 2 kertas yang kecil, maka tertariklah pototngan-potongan kertas tersebut. Demikian
pula halnya jika sebatang kaca kita gosok dengan sutera, maka batang kaca tersebut dapat
menarik potongan-potongan kertas juga. Batangan plastik maupun kaca itu dapat menarik
potongan-potongan kertas tersebut oleh karenanya setelah digosok tersebut menjadi
bermuatan listrik. Untuk menjelaskan peristiwa ini telah disusun suatu teori yang dianggap
benar. Teori tersebut adalah teori elektron, yaitu :
1. Tiap-tiap zat terdiri atas molekul-molekul. Moekul-molekul itu masih
mempunyai sifat yang sama dengan zatnya. Molekul air mempunyai sifat
yang sama dengan air.
2. Atom adalah bagian yang lebih kecil lagi. Sifat-sifat atom sudah tidak sama
dengan sifat zat aslinya. Suatu molekul air terdiri dari 2 atom hidrogen (zat
air) dan 1 atom oksigen (zat asam). Sifat dari atom hidrogen maupun oksigen
sangat berlainan dengan sifat dari molekul air maupun air. Hidrogen dan
oksigen adalah gas yang apabila dicampur dan dinyalakan dapat meledak
dengan hebat disertai dengan pengeluaran panas yang tinggi.
3. Setiap atom terdiri dari atas inti yang dikelilingi oleh satu atau lebih elektron.
4. Inti atom mengandung tenaga listrik positip (bermuatan listrik positip).
5. elektron mengandung tenaga listrik negatip (bermuatan listrik negati).
6. Inti terdiri atas proton yang mengandung tenaga listrik positip, dan neutron
tak bermuatan listrik (netral).
7. Pada sebuah atom yang netral (tak bermuatan listrik) muatan listrik proton-
protonnya sama dengan muatan listrik elektron-elektronnya. Kenetralan
tersebut dapat terjadi karena sifat muatan listrik positip dan negatip yang
saling menentang dan sama besarnya menjadi terhapus.
8. Pada setiap atom, satu atau lebih elektron-elektron berputar mengelilingi
intinya dengan kecepatan yang luar biasa, yaitu 300.000.000 ms.
9. Bila karena sesuatu hal satu atau lebih elektron-elektron itu meninggalkan
atomnya maka atom ini elektronnya menjadi berkurang.
10.Bila karena sesuatu hal sebuah atom menerima satu atau lebih elektron-
elektron, maka atom ini menjadi kelebihan elektron. Dengan demikian maka
muatan listrik negatipnya lebih besar dari muatan positipnya. Atom yang
demikian menjadi atom yang bermuatan negatip.
11.Ada zat-zat yang elektronnya mudah pindah dari atom yang lain. Misalnya
kawat tembaga, perak dsb. Zat yang mempunyai sifat demikian itu disebut
konduktor (penghantar). Sedangkan zat-zat yang elektron-elektron pada
atomnya sukar perpindah dari satu atom ke atom yang lain seperti ebonit,
kaca dsb. Zat yang mempunyai sifat demikian itu disebut isolator (penyekat).
10
Dengan teori tsb sekarang dapat dijelaskan tentang peristiwa plastik digosok dengan rambut
dan kaca digosok dengan sutera tsb. Adapun kaca dan ebonit dapat bermuatan listrik tsb
karena ada perpindahan elektron-elektron diantara benda-benda yang digosok dan yang
digunakan untuk menggosok. Karena itulah plastik maupun kaca tersebut menjadi tidak netral
lagi yang kita saksikan dapat menarik potongan-potongan kertas kecil.

Struktur Lewis
Struktur Lewis dituliskan dengan terlebih dahulu menentukan kerangka atau struktur molekul
yang cukup rasional yaitu dengan membedakan atom pusat dan atom terminal. Atom pusat
merupakan atom yang terikat pada dua atau lebih atom lain sedangkan atom terminal hanya
terikat pada satu atom lain. Molekul air mempunyai atom pusat oksigen dan atom hidrogen
bertindak sebagai atom terminal setelah mengetahui atom pusat dan atom terminal maka
selanjutnya adalah memberikan elektron-elektron valensi sampai diperoleh rumus Lewis
yang juga cukup rasional.

Struktur Lewis dapat dituliskan dengan metoda coba-coba dengan mempertimbangkan


beberapa hal berikut:

 Seluruh elektron valensi harus dituliskan dalam struktur Lewis


 Secara umum seluruh elektron dalam struktur Lewis berpasangan
 Secara umum semua atom mencapai konfigurasi oktet (kecuali duplet untuk hidrogen).
Beberapa atom mengalami penyimpangan aturan oktet.
 Ikatan rangkap atau rangkap tiga juga dapat terbentuk, umumnya untuk unsur-unsur karbon,
nitrogen, oksigen, fosfor dan sulfur.

Ikatan Logam
Kulit terluar unsur logam relatif kosong karena elektron valensinya berjumlah sedikit. Hal ini
memungkinkan berpindahnya elektron dari satu atom ke atom yang lain. Elektron valensi
mengalami penyebaran yang cukup berarti karena kemudahan untuk berpindah sangat besar.
Akibat penyebaran tersebut, elektron valensi menjadi berbaur dan menyeruapai awan
elektron atau lautan elektron yang membungkus ion positif di dalam atom. Sehingga struktur
logam dapat dibayangkan sebagai pembungkusan ion-ion positif oleh awan atau lautan
elektron.

Pembentukan ikatan logam

Struktur yang demikian dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat khas logam seperti
daya hantar listrik, daya tempa dan kuat tarik. Akibat awan elektron valensinya yang mudah
mengalir maka logam juga bersifat sebagai konduktor yang baik. Penyebaran dan pergerakan
11
elektron valensi yang cukup besar membuat logam ketika ditempa atau ditarik hanya
mengalami pergeseran pada atom-atom penysunnya sedangkan ikatan yang terbentuk tetap.

Tata Nama Senyawa Kimia


Bagaimana menyebutkan nama senyawa berdasarkan komponen penyusunnya? Apakah
semua senyawa yang telah ditemukan memiliki nama khusus?Dulu,senyawa dinamakan
sesuai asal ditemukannya,misalnya,asam etanoat diberi nama asam asetat yang berasal dari
cuka. Semakin banyaknya senyawa baru yang ditemukan,diperlukan suatu aturan penamaan
yang berlaku internasional. Lembaga yang berwenang untuk merumuskan tata nama senyawa
secara international adalah The International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC)

1.Penamaan Senyawa Biner Ionik

Untuk penamaan senyawa biner ionik yang dibentuk dari satu unsur logam dan satu
unsur bukan logam, mula-mula dituliskan nama logam tanpa modifikasi dan diikuti dengan
penamaan unsur bukan logam melalui pemberian akhiran 'ida'.
KCl : Kalium klorida
MgF2 : Magnesium fluorida
KO : Kalium oksida
Senyawa ion walaupun terdiri dari ion positif dan ion negatif tetapi secara keseluruhan
bermuatan nol. Satuan rumus harus mengandung ion positif dan ion negatif sedemikian
rupa sehingga jumlah muatan bersihnya : nol. Unsur-unsur tertentu dapat mempunyai lebih
dari satu bentuk ion. Untuk menyatakan perbedaan rumus dan nama-nama senyawa, dalam
hal ini kita tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur tersebut. Ada dua sistem penulisan yang
umum dipergunakan :

1. Penamaan dengan penulisan bilangan oksidasi memakai angka romawi (SISTEM


STOCK).
2. Penamaan dengan sistem akhiran 'O' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih
rendah, akhiran 'i' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
Contoh, Rumus Molekul Sistem Stock Sistem Akhiran
CrCl2 Kromium (II) klorida Kromo klorida
CrCl3 Kromium (III) klorida Kromi klorida
Pb2O Plumbum (I) oksida Plumbo oksida
PbO Plumbum (U) oksida Plumbi oksida
12
2. Penamaan Senyawa Biner Kovalen

Penamaan senyawa biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dengan unsur non-
logam, mula-mula dituliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif. Misalnya kita
tuliskan HCl bukannya CIH. Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang
menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan
mempergunakan
mono 1 hepta 7
di (bis) 2 okta 8
tri (tris) 3 ona 9
tetra (tetrakis) 4 deka 10
penta (pentakis) 5 undeka 11
heksa (heksakis) 6 dodeka 12
Awalan yang berada dalam kurung kini jarang dipergunakan dan lebih banyak dipakai
dalam penamaan senyawa kompleks. Jadi untuk dua oksida utama belerang dapat kita tulis
S02 : belerang dioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (IV) oksida
SO, belerang trioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (VI) oksida
Sistem awalan dapat menunjukkan hubungan antara nama dan rumus dengan tepat,
sedangkan sistem stock ternyata tak selalu dapat menampakkan hubungan nama dan rumus.
Beberapa contoh penamaan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Penamaan Senyawa Biner Kovalen

Rumus Sistem Awalan Sistem Stock


BCl3 Boron triklorida, Boron (III) klorida
CF4 Karbon tetrafluorida, Karbon (IV) fluorida
CO Karbon monooksida, Karbon (II) oksida
N2O3 Dinitrogen trioksida, Nitrogen (III) oksida
SF6 Sulfor heksafluorida, Sulfor (VI) fluorida

3. Penamaan Asam-asam Biner

Ada segolongan senyawa biner kovalen yang dalam keadaan tertentu dapat melepaskan
ion-ion hidrogen (H+) sehingga senyawa tersebut dikenal sebagai suatu 'asam'. Asam-
asam biner penting sangat terbatas jumlahnya. Penamaannya berdasarkan gabungan dari
awalan 'hidro' dengan nama bukan logam yang diberi akhiran 'at'.
13
Contoh:
HF asam hidrofluorat (asam fluorida)
HBr asam hidrobromat (asam bromat)
H2S asam hidrosulforat (asam sulfida)

4. PENAMAAN SENYAWA POLIATONIK

Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang mengandung ion poliatomik. Ion

poliatomik terdiri dari dua atom atau lebih yang terikat bersama. Anion poliatomik
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis kation pliatomik. Unsur yang banyak
terdapat pada anion pliatomik adalah oksigen. Oksigen yang terikat dengan atom bukan
logam lainnyadisebut oksoanion.. Sejumlah unsur tertentu membentuk deret oksoanion yang
mengandung jumlah atom oksigen yang berbeda-beda. Tabel kation dan anion

Tabel Anion

No Rumus Nama Ion No Rumus Nama Ion

1 NH4+ Amonium 19 AsO33- Arsenit

2 O2- Oksida 20 AsO43- Arsenat

3 F- Florida 21 SbO33- Antimonit

4 Cl- Klorida 22 SbO43- Antimonat

5 Br- Bromida 23 ClO- Hipoklorit

6 I- Iodida 24 ClO2- Klorit

7 CN- Sianida 25 ClO3- Klorat

8 S2- Sulfida 26 ClO4- Perklorat

9 CO32- Karbonat 27 MnO4- Permanganat

10 SiO32- Silikat 28 MnO42- Manganat

11 C2O42- Oksalat 29 CrO42- Kromat

12 CH3COO/C2H3O2- Asetat 30 Cr2O72- Dikromat

13 SO32- Sulfit 31 OH- Hidroksida

14
14 SO42- Sulfat 32 HSO3- Bisulfit

15 NO2- Nitrit 33 HPO42- Hidrogen Fosfat

16 NO3- Nitrat 34 H2PO4- Dihidrogen Fosfat

17 PO33- Fosfit 35 BO33- Borat

18 PO43- Fosfat

Tabel Kation

No Rumus Nama Ion No Rumus Nama Ion

1 Na+ Natrium 13 Pb2+ Plumbum/Timbal (II)

2 K+ Kalium 14 Pb4+ Plumbum/Timbal (IV)

3 Mg2+ Magnesium 15 Fe2+ Ferrum/Besi (II)

4 Ca2+ Kalsium 16 Fe3+ Ferrum/Besi (III)

5 Sr2+ Stronsium 17 Hg+ Hidrargium/Raksa (I)

6 Ba2+ Barium 18 Hg2+ Hidrargium/Raksa (II)

7 Al3+ Alumunium 19 Cu+ Cupper/Tembaga (I)

8 Zn2+ Zink / Seng 20 Cu2+ Cupper/Tembaga (II)

9 Ni2+ Nikel 21 Au+ Aurum/Emas (I)

10 Ag2+ Argentum / Perak 22 Au3+ Aurum/Emas (III)

11 Sn2+ Stanum/Timah (II) 23 Pt4+ Platina (IV)

12 Sn4+ Stanum/Timah (IV)

Penamaan senyawa poliatom bergantung pada muatan masing-masing ionnya. Contohnya


CaCO3 : Kalsium Karbonat
BaSO4 : Barium Sulfat

15

Anda mungkin juga menyukai