PENDAHULUAN
1
Mengingat beberapa keunggulan dari material baja dibandingkan dengan
material yang lain, maka material jembatan yang akan dibuat, menggunakan
bahan baja.
Tipe rangka jembatan yang digunakan menggunakan jembatan tipe
Through howe Truss. Pemilihan tipe imi karena dengan menggunakan tipe
jembatan rangka Truss lebih mudah dalam pengerjaan di lapangan dan juga
untuk mencari bahan lebih mudah dan sudah teruji dalam pembebanannya.
Jembatan Truss sangat ekonomis ntuk membangun karena pengunaan bahan
yang efisien.
2
2. Jembatan Penyeberangan (foot bridge)
Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari
jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati
jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta
mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.
4. Jembatan Darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat
untuk kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara.
Umumnya jembatan darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru
3
dimana jembatan lama harus dilakukan pembongkaran, dan jembatan
darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat berfungsi.
4
2. Jembatan Gelagar (beam bridge)
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang
terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini
dirangkai dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu
secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas. Jembatan ini
digunakan untuk variasi panjang bentang 5 – 40 meter.
3. Jembatan cable-stayed
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul
lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower.
Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu
atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang.
Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah
posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah
dengan resiko gempa dan digunakan untuk variasi panjang bentang 100 -
600 meter.
5
4. Jembatan Gantung (suspension bridge)
Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main
cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu
lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar,
karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel. Apabila terjadi
beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus
lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi
kendaraan dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan
gantung dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel
sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan
ini umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai 1400 meter.
6
karena analisa 11 penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan
jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.
6. Jembatan Rangka (truss bridge)
Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar
berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya
sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
Jembatan rangka merupakan salah satu jembatan tertua dan dapat dibuat
dalam beragam variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana, lengkung atau
kantilever. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50 –
100 meter.
7
diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar
pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang
bentang 20 – 40 meter.
1. Jembatan kayu
Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai
panjang relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan.
Meskipun pembuatannya menggunakan bahan utama kayu, struktur
dalam perencanaan atau pembuatannya harus memperhatikan dan
mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika). Ilmu mekanika tersebut
mengikat ilmu mekanika bahan dan analisa struktur akan jambatan kayu
tersebut guna memebentuk struktur jembatan yang kuat menerima
beban. Selain itu juga bahan kayu harus memperhatikan kualitas mutu
kelas kayu yang digunakan.
8
2. Jembatan pasangan batu dan batu bata
Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang
konstruksi utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat
jembatan dengan batu dan bata umumnya konstruksi jembatan harus
dibuat melengkung. Seiring perkembangan jaman jembatan ini sudah
tidak digunakan lagi.
4. Jembatan baja
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan
bentang yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti
9
halnya beton prategang, penggunaan jembatan baja banyak digunakan
dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang
yang panjang biayanya lebih ekonomis.
5. Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang
sama atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari
masing – masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan
menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien. Jembatan ini
digunakan guna memanfaatkan kelebihan mekanika setiap bahan –
bahan yang digunakan. Sehingga menghasilkan jembatan yang kuat dan
efisien.
10
simbol dari Pantai Barat Amerika Serikat. Meski sudah mulai dibuka
pada tahun 1937, namun ia mampu menjadi tujuan paling menarik di
San Fransisco, Amerika Serikat. Apalagi ditambah dengan pemandangan
teluk yang ada di sekitarnya. Tentu menambah alasan bagi para
pengunjung untuk mendatanginya.
11
Pelabuhan Sydney. Salah-satu kebanggan Australia ini jadi jalur penting
bagi mereka yang hendak pergi dari Pantai Utara ke pusat bisnis kota,
begitupun sebaliknya. Ia jadi simbol bagi Sydney. Keindahan kota ini
makin kentara saja dengan pemandangan di sekitar pelabuhan, serta dari
bentuk Sydney Opera House-nya yang popular. Membuat langit kota
makin semarak saja.
4. Jembatan Brooklyn
Jembatan gantung ini termasuk salah-satu yang tertua di Amerika
Serikat, mengingat ia selesai terbentuk pada tahun 1883. Jembatan ini
menghubungkan Manhattan dan Brooklyn di atas East River. Rentang
utamanya mencapai 1.595,5 kaki atau sekitar 486,3 meter. Dari mulai
dibuka pada tahun 1903, jembatan ini pun selalu masuk dalam daftar
jembatan terpanjang di dunia. Berbagai keistimewaannya membuat
jembatan ini masuk jadi salah-satu ikon kota New York. Banyak para
pengunjung yang terkagum-kagum, apalagi ketika mampu menikmati
bagaimana meriahnya langit Manhattan.
12
5. Jembatan Ponte Vecchio
Sering juga dijuluki sebagai “jembatan tua”. Penampilannya berbatu
dan melengkung. Jembatan ini begitu popular, sekaligus memiliki
banyak toko di sekitarnya. Dahulu, para pedagang daging yang memiliki
toko-toko itu. Namun kini berubah. Para pemiliknya mayoritas
merupakan pedagang souvenir, berlian dan juga barang kesenian. Meski
demikian, “Ponte Vecchio” jadi salah-satu spot menarik di Florence,
Italia.
13
BAB II
PROSES PERENCANAAN JEMBATAN
2.1. UMUM
Struktur jembatan adalah kesatuan di antara elemen-elemen konstruksi
yang dirancang dari bahan-bahan konstruksi yang bertujuan serta
mempunyai fungsi menerima beban-beban di atasnya baik berupa beban
primer, sekunder, khusus dan lain-lain. Kemudian diteruskan atau
dilimpahkan hingga ke tanah dasar. Secara umum, konstruksi jembatan
dibagi menjadi struktur atas dan struktur bawah (Zainuddin, 2010).
Konstruksi bangunan jembatan sebagai pelengkap sarana trasportasi jalan
yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat
dilintasi oleh sesuatu benda bergerak misalnya suatu lintas yang terputus
akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara melompati rintangan
tersebut tanpa menimbun / menutup rintangan itu dan apabila jembatan
terputus maka lalu lintas akan terhenti. Lintas tersebut bisa merupakan jalan
kendaraan, jalan kereta api atau jalan pejalan kaki, sedangkan rintangan
tersebut dapat berupa jalan kenderaan, jalan kereta api, sungai, lintasan air,
lembah atau jurang.
14
diperlukan relatif mahal dan berpengaruh pada kelancaran lalu lintas pada
saat pelaksanaan pekerjaan. Jembatan dibangun dengan umur rencana 100
tahun untuk jembatan besar, minimum jembatan dapat digunakan 50
tahun.Ini berarti, disamping kekuatan dan kemampuan untuk melayani
beban lalu lintas, perlu diperhatikan juga bagaimana pemeliharaan jembatan
yang baik.
15
Dengan adanya gaya horizontal pada pondasi, maka gaya geser vertikal pada
tanah pondasi bisa diimbangi oleh gaya horizontal, sehingga bahaya longsor
dapat dikurangi.
16
f. Bentang yang direncanakan adalah yang terpendek
g. Perencanaan abutment yang dihindari terlalu tinggi.
17
Gambar 2.1Tipikal Struktur Jembatan
(Sumber: Chen & Duan, 2000)
18
2.4. RANGKA BAJA
Rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang-
batang baja yang di hubungkn satu dengan yang lain. Beban atau muatan
yang di pikul oleh struktur ini akan di uraikan dan disalurkan kepada batang-
batang baja struktur tersebut, sebagai gaya-gaya tekan dan tarik, melalui
titik-titik pertemuan batang ( titik buhul ). Garis netral tiap-tiap batang yang
bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja,untuk
menghindari timbulnya titik sekunder (Asiyanto,2008).
Rangka Jembatan yang beban suprastruktur terdiri dari truss dinamakan
jembatan truss. Truss ini adalah struktur elemen terhubung membentuk unit
segitiga. Unsur-unsur yang terhubung (biasanya lurus) dapat ditekankan dari
ketegangan, kompresi, atau baik respon terhadap beban dinamis. Jembatan
truss adalah salah satu jenis tertua dari jembatan modern. Jenis dasar
jembatan truss memiliki desain sederhana yang dapat dengan mudah
dianalisis oleh para enggineer. Jembatan truss sangat ekonomis untuk
membangun karena penggunaan bahan yang efisien.
Sifat truss memungkinkan analisis struktur menggunakan beberapa
asumsi dan penerapan hukum Newton tentang gerak sesuai dengan cabang
fisika yang dikenal sebagai statika. Untuk keperluan analisis gulungan di
asumsikan pin bersendi dimana komponen lurus bertemu. Asumsi ini bahwa
anggota truss (chords, vertical, dan diagonal) akan bertindak hanya dalam
ketegangan atau kompresi. Sebuah analisa lebih kompleks diperlukan di
mana sendi kaku memaksakan beban lentur signifikan terhadap usur-unsur,
seperti dalam truss vierendeel.
19
BAB III
BAGAN ALIR PERENCANAAN
Survey Data
Desain Awal:
Penentuan:
Type struktur
Bahan struktur
Data Umum Jembatan
Data Teknis Jembatan
Hitungan awal
Penentuan Desain
Penentuan:
Desain Struktur
Penentuan Profil
Perhitungan Beban Modifikasi
Tidak
Analisis SAP 2000
OK
Desain Akhir:
Penentuan:
Modifikasi akhir
Model struktur akhir
Hitungan akhir
Gambar
20
BAB IV
PERHITUNGAN PEMBEBANAN
H= 900 mm
B= 300 mm
t1 = 16 mm
t2 = 28 mm
r= 28 mm
A= 3098 mm2
Ix = 411000 cm4
Iy = 12600 cm4
Zx = 9,140 cm3
21
Tabel 2. Penampang profil baja IWF 800.300.14.26
H= 800 mm
B= 300 mm
t1 = 14 mm
t2 = 26 mm
r= 28 mm
A= 2355 mm2
Ix = 201000 cm4
Iy = 10800 cm4
Zx = 5,760 cm3
H= 400 mm
B= 400 mm
t1 = 13 mm
t2 = 21 mm
r= 22 mm
A= 2187 mm2
Ix = 66600 cm4
Iy = 224 cm4
Zx = 3,330 cm3
22
Tabel 2. Penampang profil baja L 130.130.9.9
H= 130 mm
B= 130 mm
t1 = 9 mm
t2 = 9 mm
A= 2274 mm2
Ix = 336 cm4
Iy = 336 cm4
Zx = 38.7 cm3
Zy = 38.7 cm3
4.2. PEMBEBANAN
Perhitungan pembebanan berdasarkan SNI 1725 : 2016 “Pembebana Untuk
Jembatan”, sedangkan untuk beban gempa berdasarkan SNI 2833 : 2016
“Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa”.
4.2.1. Beban Mati Tambahan (DL)
Beban mati adalah beban yang terdiri dari berat masing – masing
bagian struktural dan elemen – elemen non-struktural,beban mati yang
berasal dari bagian jembatan yang sifatnya tetap disebut beban mati berat
sendiri, sedangkan beban mati yang berasal dari bagian jembatan yang
sifatnya bisa dihilangkan atau sementara disebut beban mati tambahan.
Pada program SAP 2000, berat sendiri struktur sudah diperhitungkan
secara otomatis, sehingga tidak perlu melakukan input beban ke SAP.
Beban mati tambahan, nilainya ditentukan tergantung dari jenis material
yang digunakan dan beban mati tambahan harus diinput secara manual ke
dalam program SAP 2000. Perhitungan beban mati tambahan jembatan
dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6. Perhitungan Beban Mati Tambahan
No Jenis Beban Mati Tebal Bj W
Tambahan (m) (kN/m³) (kN/m²)
1 Lap. Aspal & overlay 0,05 22 1,10
23
2 Railing, light, dll 0,1 0,10
3 Air Hujan 0,05 10 0,50
Q DL pada lantai jembatan 1,70
24
= 32,6 kN/m
PTD = (1+ DLA) p . s
= (1+0,4) 49 x 4
= 72.03
b. Beban Kendaraan
Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban pejalan kaki dan beban
bergerak (kendaraan). Beban kendaraan yang diperhitungkan adalah truk
Sesuai SNI 1725-2016 pasal 8.4.1 seperti ditunjukan pada gambar 3.
c. Gaya Rem
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya
dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas
25
lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung
panjang total jembatan:
H TB = 250 untuk L ≤ 80 m
H TB = 250 + 2,5 (L – 80) untuk 80 m < L < 180 m
H TB = 500 untuk L 180 m
26
Beban pada trotoar , Qp = 5 – 0,033 x (37 - 10 )
= 5 – 0,033 x (37 - 10)
= 4,109 kN/m2
3. Beban Angin (EW)
Tekanan angin yang diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan
kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Beban angin harus
diasumsikan terdistribusi secara merata pada permukaan yang terekspos oleh
angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua komponen,
termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap arah angin.
Arah ini harus divariasikan untuk mendapatkan pengaruh yang paling berbahaya
terhadap struktur jembatan atau komponen-komponennya. (Sumber : SNI 1725-
2016 Pasal 9.6 Hal 55).
Dengan,
PB = tekanan angin dasar
Tabel 7. Tekanan Angin Dasar
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m pada
bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan
pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
a. Tekanan angin horizontal (VDZ)
= 101 Km/jam
27
b. Beban angin (EWs)
= 0,00304 N/m
= 3,04 kN/m < 4,4 kN/m
Hasil perhitungan tekanan angin rencana kurang dari 4,4 kN/m, maka
beban angin yang digunakan adalah sebesar 4,4 kN/m pada bidang tekan,
dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap. c. Beban angin perjoit rangka jembatan
1) Beban angin tekan
Beban angin tekan = EWs tekan . L = 4,4 kN/m x 37 m = 162,8 kN
Jumlah joint rangka (n) = 26 joint
Beban angin tekan perjoint rangka = 176 kN / 17 = 10,35 kN
2) Beban angin hisap
28
Lokasi = Yogyakarta
Jenis Tanah = Tanah Sedang (SD)
29
Berat struktur (Wt)
Wt = 266,27 kN
Faktor modifikasi respon (R)
R = 1,5 (Tabel 6 hal 19)
C. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban adalah penjumlahan jenis beban kerja yang diperkirakan
dapat berkerja bersamaan dengan jenis beban lain dalam waktu yang sama.
Kombinasi beban yang digunakan untuk analisis struktur Jembatan adalah seperti
pada Tabel 8.
3 1,2DL + 1LL + 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
4 1,2DL + 1LL + 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
5 1,2DL + 1LL – 1EQX + 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
30
6 1,2DL + 1LL – 1EQX – 0,3EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
7 1,2DL + 1LL + 0,3EQX + 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
8 1,2DL + 1LL + 0,3EQX - 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
9 1,2DL + 1LL – 0,3EQX + 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
10 1,2DL + 1LL – 0,3EQX - 1EQY Beban mati berat sendiri (DL) + Beban
Hidup (LL) + Beban gempa arah sumbu-x
(EQX) + Beban gempa arah sumbu-y
(EQY)
31